Semua siswa yang ikut wisata mendaki gunung telah bersiap sedia berkumpul di lapangan. Mereka berkumpul sambil bercanda dengan perlengkapan masing-masing di tumpuk di beberapa tempat. Terlihat wajah-wajah ceria para peserta yang ikut. Begitu banyak hingga memenuhi lapangan itu.
Celine menatap para peserta yang terlihat antusias ikuti wisata mendaki gunung ini. Setelah memeriksa semua kelengkapan, Celine melihat sekilas peserta-peserta yang ikut. Tiba-tiba Celine merasakan pundaknya ditepuk. Gadis itu sontak menoleh.
"Banyak yang ikut ya?" tanya Tiara.
Aku pikir siapa, kaget aku, batin Celine.
Gadis itu hanya tersenyum. Sementara Tiara ikut berdiri bersamanya.
"Mungkin memang karena loe pilih gunung itu jadi banyak yang merasa tertantang. Sementara yang pemula bisa sampai pesanggrahan sama seperti usul Mikho kemarin … ngomong-ngomong loe serius mau sampai puncak?" tanya Tiara.
"Namanya juga target, kalau nggak tercapai mau gimana lagi?" tanya Celine.
"Nggak bisa gitu dong Cel, kalau nggak kuat emang bisa turun sendiri?" tanya Tiara.
"Ra, loe ikut ma gue ke lanjut puncak ya, jangan sampai pesanggrahan aja," ajak Celine.
"Nggak ah, nggak kuat, gue mau liburan bukan mau capek, apalagi mau mati," jawab Tiara.
"Iih, loe ini nggak dukung banget sih," ucap Celine.
"Emang gitu, mau gimana lagi? Gue mau wisata cuma buat happy-happy, kumpul-kumpul bikin tenda, ketawa-ketawa nggak punya target apa-apa. Nggak punya niat sampai puncak mana pun. Lagian loe ngasal sih menentang Mikho, sekarang susah sendiri kan? Kalau loe sendirian cewek yang naik gimana? Mikho nggak ikut lho dia mesti ngawal peserta-peserta yang di pesanggrahan," ungkap Tiara panjang lebar.
Celine tercenung, entah kenapa hatinya sedikit menciut. Saat mendengar Mikho tak ikut naik hingga ke puncak. Celine merasa kehilangan orang yang akan melindunginya.
Eh, kenapa mesti mengharapkan dia sih? Kenapa harus bergantung padanya? Aku kan anti sama dia. Ah biarin aja dia nggak ikut.
"Nggak ada urusan, mau dia naik atau enggak itu bukan urusan gue, yang penting gue target mau ke atas. Lagian yang bisa nemenin gue bukan cuma dia doang. Justru gue nggak suka kalau dia ikut, nyebelin," ungkap Celine.
"Hati-hati jangan terlalu benci nanti jadi benar-benar cinta lho," ucap Tiara lalu tertawa.
Celine ingin mencubit tapi Tiara mengelak dan bahkan lari. Celine ingin mengejar namun Mikho berdiri menghadangnya. Celine kesal karena Mikho yang tiba-tiba muncul hingga gadis itu menabrak tubuhnya. Dengan tatapan mata yang tajam Celine melanjutkan langkahnya melewati Mikho tapi cowok ganteng itu justru menggenggam lengannya.
"Jangan naik ya?" ucap Mikho setengah memohon.
"Ih apa sih loe, ngatur-ngatur gua?" tanya Celine sambil berusaha melepas genggaman tangan Mikho.
"Suhu di atas nggak menentu, bahaya buat kamu," ungkap Mikho yang terlihat begitu khawatir.
Hati Celine sedikit menciut tapi ego nya tak ikut menciut. Mendengar nada bicara Mikho yang seperti memohon itu justru membuat dia semakin ingin bertahan dengan ucapannya.
"Bahaya buat aku? Kalau orang lain bisa kenapa a-ku tidak bisa?" tanya Celina menekankan ke akuanya.
Terlihat keegoisan Celine semakin menjadi. Mikho tak bisa berbuat apa-apa lagi. Begitu khawatirnya laki-laki itu hingga memanggil Celine dengan panggilan yang lebih serius tapi Celine justru mempertegas keakuanya.
"Terserah! Kalau terjadi apa-apa a-ku tidak akan peduli," ucap Mikho yang akhirnya terlihat kesal dengan cara bicara Celine.
Laki-laki itu meninggalkan Celine seorang diri. Ada rasa takut menjalar di hatinya, tapi sudah terlanjur. Celine tak bisa mundur lagi. Dengan perasaan yang dibuat sebahagia mungkin Celine bergabung dengan teman-teman sekelasnya. Mikho hanya bisa melihat Celine dari kelompok kelasnya. Rifo menepuk bahu sahabatnya itu yang dari tadi melihat Mikho terlihat risau.
"Udah! Jangan dipikirkan lagi, banyak yang akan naik. Mereka pasti bisa jagain dia," ucap Rifo sambil tersenyum menghibur sahabatnya.
Mikho tetap diam meski berusaha untuk tersenyum tapi raut wajah khawatir masih tetap terlihat. Mikho ingin ikut naik ke atas untuk menemani gadis itu tapi tanggung jawabnya terhadap peserta hanya sampai di pesanggrahan seperti yang sudah ditetapkan. Itu tak boleh ditinggalkannya.
Ditambah lagi, Mikho yang melihat anggota sispala yang naik bersama Celine nanti membuat Mikho jadi berpikiran buruk pada mereka.
Celine cantik, dia cantik banget malah. Gimana kalau mereka nggak bisa menahan diri dan punya niat buruk padanya? Celine nggak akan bisa melawan mereka. Ya ampun, aku jadi berpikiran buruk pada orang lain, batin Mikho.
Wajar jika Mikho khawatir, karena dia tak begitu mengenal anak-anak siswa pencinta alam yang akan naik hingga sampai puncak gunung itu. Laki-laki itu menghembuskan napas berat. Baru kali ini dia merasa begitu khawatir dan merasa sebuah acara wisata terasa tidak menyenangkan.
Tak lama kemudian bus pariwisata yang membawa mereka ke lokasi menyalakan mesinnya. Mereka kasak kusuk bersiap-siap. Setelah mendengar aba-aba dari penanggung jawab transportasi. Mereka pun beranjak menuju bus yang telah ditetapkan sesuai kelas itu.
Celine baru saja mau melangkahkan kaki naik ke atas bus ketika tiba-tiba Mikho menarik tangannya.
Apa lagi ini? batin Celine bertanya.
Gadis itu menatap lurus ke mata Mikho, menunggu apa yang ingin dibicarakan lagi oleh laki-laki tampan itu. Namun, Mikho hanya diam menatapnya. Kali ini Celine melepaskan tangan Mikho tidak dengan hentakan tapi menggeser tangan laki-laki itu dengan tangannya yang lain.
Celine melanjutkan naik ke atas bus, Mikho melihat gadis itu yang berjalan sambil tersenyum menuju bangku yang telah ditetapkan untuknya. Mikho menatapnya dengan raut khawatir semua itu tak lepas dari penglihatan Tiara.
Mikho sepertinya khawatir sekali sama Celine. Dia kayaknya cinta banget sama Celine. Loe beruntung Cel, belum ada yang bisa mengusik hati Mikho selama ini, batin Tiara.
Tiara naik ke atas bus seusai dengan kelasnya. Meski satu jurusan dengan Mikho tapi mereka lain kelas. Tiara sudah langsung mengamati laki-laki tampan itu sejak menginjakkan kaki di SMA itu. Merasa dekat karena sejurusan? Tak bisa diharapkan, Mikho terkenal ramah pada semua orang tapi tak ada satu pun gadis yang istimewa baginya.
Kecuali sekarang-sekarang ini, Mikho sepertinya suka sama Celine. Seperti itukah cara mengusik hati seorang Mikho. Bertentangan dengannya, bersikap ketus dan kasar padanya. Seperti itukah caranya meraih perhatian darimu? Aku menyukaimu sejak dulu. Tapi dalam pandanganmu aku sama seperti seorang laki-laki, semua teman bagimu. Cowok, cewek semua teman bagimu. Tapi pada Celine, kenapa kamu berbeda? Batin Tiara sambil terus memandangi Mikho yang berdiri di bawah bus yang menjadi bus kelas Celine.
Melihat Celine duduk, Mikho pun melangkah ke arah bus yang membawa kelasnya. Dengan hati risau laki-laki itu melangkah naik ke atas bus dan duduk di bangku yang telah ditetapkan untuknya.
Kenapa perasaanku seperti ini, begitu khawatir. Rasanya aku nggak rela dia pergi, kenapa Celine? Kenapa kamu bikin hatiku risau, rasanya ingin menyekapmu di kelas biar nggak usah ikut sekalian, batin Mikho.
Laki-laki itu menghempaskan tubuhnya di sandaran bangku. Perjalanan itu terasa begitu menyiksa baginya karena setiap detik berjalan semakin mendekatkan apa yang dikhawatirkannya.
...~ Bersambung ~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Astuty Nuraeni
acieee
2022-08-11
1
👑Ria_rr🍁
mampus Miko mau di embat
2022-08-09
1
Mustika Aira
nex Nex,,,, semangat Thor 💪🏻💪🏻
2022-05-22
1