Cinta Terhalang Masa Lalu

Cinta Terhalang Masa Lalu

BAB 1 ~ Asal Mula ~

Mikho tergesa-gesa masuk ke ruang OSIS, keringat mengalir di pelipisnya. Meski begitu, sedikit pun tak mengurangi ketampanan cowok yang satu itu. Justru menambah kesan seksi di wajahnya.

"Baiklah cukup sekian, untuk lebih lanjutnya silahkan baca sendiri pada materi yang udah saya bagikan tadi," ucap Celine sambil meninggalkan ruang OSIS.

Semua anggota OSIS tertawa tertahan, ini bukan pertama kalinya kejadian seperti ini. Mikho adalah ketua OSIS sementara Celine adalah Wakil Ketua OSIS. Namun mereka tak pernah bertemu, Mikho datang Celine langsung pergi.

"Gila lu, Mikho baru datang, lu langsung cabut. Nggak ada basa-basinya," ucap Tiara mengiringi langkah Celine

Celine tak berkomentar sedikit pun ucapan Tiara, gadis itu selalu mengabaikan ucapan-ucapan atau pendapat-pendapat orang tentang ketidak akuran antara dirinya dan sang Ketua OSIS. Namun kali ini Tiara tak mau tinggal diam lagi. Dia harus tahu penyebab Celine begitu membenci Mikho.

"Lu mesti cerita ke gue sekarang, penyebab kenapa lu membenci Mikho separah ini," tanya Tiara.

"Kenapa? Kenapa mau tau urusan orang?" jawab Celine cuek.

"Ya iyalah, kita ini satu organisasi kalau ada perpecahan, gimana organisasi bisa berjalan dengan baik?" tanya Tiara.

"Selama ini baik-baik aja tuh," jawab Celine.

"Nggak! Lu nggak liat orang-orang ngetawain Mikho? Di mana wibawa dia sebagai Ketua kalau Wakilnya aja nggak menghargai dia, organisasi ini udah nggak sehat," ucap Tiara berapi-api.

Celine menghela nafas, ucapan Tiara akhirnya mengusik pikirannya.

"Tapi tetap aja gua nggak bisa cerita," jawab Celine.

Celine masuk ke kelas dan langsung duduk di bangkunya. Sementara Tiara lanjut berjalan sendiri menuju kelasnya. Mereka adalah para pengurus OSIS di SMU itu.. Namun, tak sekelas begitu juga dengan pengurus OSIS lainnya. Beruntung Celine dan Tiara alumni SMP yang sama jadi mereka sudah saling mengenal.

Mikho masih terduduk di ruang OSIS, lagi-lagi Celine menghindarinya. Di depan semua anggota, gadis itu kembali mempermalukannya. Tunggu sebentar saja, hanya untuk menghargai kedatangannya, gadis itu benar-benar tidak mau.

Apa kesalahanku? Kenapa dia begitu membenciku? batin Mikho dalam hati.

Mikho termenung, berpikir keras apa kira-kira yang membuat gadis itu marah padanya. Sejak bertemu di sekolah itu hanya sekali gadis itu tersenyum padanya. Itu juga karena tidak sengaja. Begitu sadar detik itu juga senyumnya menghilang. Semua itu terjadi saat nama-nama mereka terpampang menjadi pengurus OSIS dan pertama kalinya berkumpul untuk saling mengenal, karena mereka adalah utusan dari kelas masing-masing.

Mikho tersenyum pada semua pengurus yang terpilih dan tentu saja pada Celine. Gadis itu yang awalnya tertawa ceria saat dia dan sahabatnya Tiara terpilih jadi pengurus OSIS. Langsung terdiam saat Mikho berdiri di depan memperkenalkan diri sebagai Ketua.

Raut wajah gadis itu berubah, Mikho yang tersenyum padanya merasakan perubahan suasana hati gadis itu. Tapi tidak tau apa sebabnya hingga saat ini.

Aku harus menanyakannya sekarang, harus! jerit hati Mikho.

Mikho melangkah menuju kelas Celine, gadis itu terlihat sedang membaca buku. Masih ada waktu beberapa menit lagi sebelum kelas dimulai. Mikho berdiri di samping meja Celine. Gadis-gadis di kelas itu langsung berbisik-bisik. Mendapat kesempatan memandang Mikho dari jarak dekat. Selama ini para gadis di SMU itu hanya bisa memandang pemuda tampan itu dari jauh atau hanya bisa sekedar menggosipkan Mikho.

Mereka selalu bertanya-tanya siapa cewek yang bisa memenangkan hati idola sekolah itu. Seketika kelas terasa riuh dengan bisik-bisik dan sapaan gadis-gadis di kelas itu. Celine terusik, gadis itu melihat siapa yang berdiri di samping mejanya. Terkejut karena mendapati Mikho telah berdiri diam memandanginya.

Mikho menarik tangan gadis itu dan membawanya keluar kelas. Mikho tak tahan lagi diperlakukan seperti itu. Dia benar-benar ingin mengetahui alasan Celine bersikap dingin padanya.

"Apa salahku padamu?" tanya Mikho tanpa basa-basi.

Celine membuang muka tak mau menatap wajah Mikho. Mikho semakin kesal, laki-laki itu menangkup wajah Celine memaksa gadis itu untuk memandang wajahnya.

"Jawab pertanyaanku?" tanya Mikho semakin gusar.

Celine menatap mata Mikho tajam, hanya itu yang dilakukannya. Sedikitpun gadis itu tidak mau mengeluarkan suaranya untuk laki-laki itu. Mikho terpaku, menatap tatapan itu, tatapan yang seperti pernah dikenalnya. 

Ada perasaan aneh yang muncul saat melihat tatapan mata itu. Mikho justru merasa merindukan tatapan itu. Mikho yakin mengenal tatapan itu, tapi di mana, kapan. Mikho masih terpaku, Celine menarik kedua tangan Mikho untuk melepaskan tangan laki-laki itu dari wajahnya. Masih dengan tatapan dingin Celine melangkah kembali ke kelasnya meninggalkan Mikho begitu saja.

Celine duduk tertunduk di bangkunya. Bulir bening jatuh di pangkuannya. Seisi kelas riuh, gadis-gadis di kelas itu langsung bergosip. Tiara menatap Celine yang hanya tertunduk. Gadis itu tadinya ingin meminjam buku catatan Celine tapi justru melihat adegan itu.

Kalau gitu nanti malam gue harus ke rumahnya, bisik hati Tiara.

Sementara Mikho melangkah ke kelasnya dengan langkah gontai, tak lama kemudian bel berbunyi kegiatan belajar mengajar pun dimulai.

Di kediaman Celine, terdengar ibunya memanggil dari balik pintu kamar. "Sayang, ada Tiara di bawah," ucap mama Celine setelah masuk ke kamar anak gadisnya.

"Malam-malam begini?" tanya Celine heran.

"Baru jam 7 sayang, ya udah sana samperin," ucap mamanya sambil keluar kamar.

Celine mengambil ponselnya, lalu menekan kontak Tiara.

"Ke atas aja sih," ucap Celine singkat meminta Tiara langsung ke kamarnya saja.

"Tok, tok!" ucap Tiara sambil tersenyum.

"Ada apa, malam-malam gini datang ke sini mau ngapel lu?" tanya Celine mengingat malam ini adalah akhir pekan.

"Mau minjam catatan," jawab Tiara.

"Kan bisa di sekolah, tinggal telpon besok gue bawain" sahut Celine.

"Sebenarnya sekalian pengen ngomong sih, gue pengen tau kenapa sih lu benci banget sama Mikho?" tanya Tiara dengan wajah serius. Sementara itu Celine langsung memalingkan wajahnya.

"Tadi gue liat dia nyamperin lu, gue kasian liat dia. Napa sih lu tega? Gue nggak pernah liat lu sekejam itu sama siapa pun," lanjut Tiara.

Celine tertunduk, gadis itu berdiri dari kursi belajarnya, bergerak ke ranjang dan duduk di samping Tiara. Raut wajahnya terlihat murung.

"Gue sakit hati karena ucapannya," jawab Celine tertunduk.

"Kapan? Gue bahkan nggak pernah liat kalian bicara," tanya Tiara heran.

"Dulu, waktu kelas 6 SD," jawab Celine.

"Apa? Kelas 6 SD, lu udah kenal dia sejak kelas 6 SD?" teriak Tiara kaget.

Celine mengangguk. Teringat saat pertama kali berbaris di lapangan. Saat itu Celine baru saja naik ke kelas 6. Gadis kecil itu melihat seorang anak laki-laki yang belum pernah dilihatnya. Berbaris di barisan anak laki-laki di kelasnya.

"Itu siapa, anak baru ya?" tanya Celine iseng.

Itu saja, hanya bertanya itu saja. Sejak itu Celine di ledek teman-teman sekelasnya. Celine dituduh naksir anak baru itu, setiap hari anak- anak di kelas itu menjodohkan mereka.

Celine merasa frustasi, malu. Apalagi laki-laki itu terlihat tak peduli padanya. Anak laki-laki itu seperti tak menyukai dijodohkan oleh  teman-temannya. Celine bahkan menangis meminta teman-temannya untuk berhenti menjodohkan mereka. Celine takut laki-laki itu semakin membencinya, merasa terganggu oleh olokan teman-teman sekelasnya.

...~  Bersambung  ~...

Terpopuler

Comments

FILM INDONESIA

FILM INDONESIA

Haiiii

2022-10-14

1

Sis Fauzi

Sis Fauzi

awal yg bagus

2022-08-18

0

👑Ria_rr🍁

👑Ria_rr🍁

minum vitamin apa ya dia kok bisa mengingat masa SD Sampek masa SMA, boleh kasih resepnya agar aku tidak melupakan kisah di masa lalu

2022-08-09

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 ~ Asal Mula ~
2 Bab 2 ~ Kisah Masa Lalu ~
3 Bab 3 ~ Mati Kutu ~
4 Bab 4 ~ Debat ~
5 Bab 5 ~ Berangkat ~
6 Bab 6 ~ Naik ~
7 Bab 7 ~ Kenangan ~
8 Bab 8 ~ Menjemput ~
9 Bab 9 ~ Mencari ~
10 Bab 10 ~ Kembali ~
11 Bab 11 ~ Mouth to Mouth ~
12 Bab 12 ~ Rival ~
13 Bab 13 ~ Menghilang ~
14 Bab 14 ~ Membela ~
15 Bab 15 ~ Maaf ~
16 BAB 16 ~ Bahagia ~
17 Bab 17 ~ Menolak Percaya ~
18 Bab 18 ~ Ternyata Rencana ~
19 Bab 19 ~ Perpisahan ~
20 Bab 20 ~ Kembali ~
21 BAB 21 ~ Menjenguk ~
22 BAB 22 ~ Sadar ~
23 BAB 23 ~ Curhat ~
24 BAB 24 ~ Menyatakan ~
25 BAB 25 ~ Keputusan ~
26 BAB 26 ~ Memohon ~
27 BAB 27 ~ Pergi ~
28 BAB 28 ~ Rutinitas ~
29 BAB 29 ~ Bertemu ~
30 BAB 30 ~ Demi Seseorang ~
31 BAB 31 ~ Menjemput ~
32 BAB 32 ~ Masa Lalu dan Masa Sekarang ~
33 BAB 33 ~ Siapa Evita? ~
34 BAB 34 ~ Mengundang ~
35 BAB 35 ~ Mempertahankan ~
36 BAB 36 ~ Berubah ~
37 BAB 37 ~ Pilihan ~
38 BAB 38 ~ Tertolak ~
39 BAB 39 ~ Keputusan yang Disesalkan ~
40 BAB 40 ~ Pasrah ~
41 BAB 41 ~ Rencana ~
42 BAB 42 ~ Terungkap ~
43 BAB 43 ~ Pertahankan ~
44 BAB 44 ~ Bersedia atau Tidak ~
45 BAB 45 ~ Kecurangan ~
46 BAB 46 ~ Cinta Pertama dan Terakhir ~
47 BAB 47 ~ Kenangan ~
48 BAB 48 ~ Memutuskan dan Bertemu ~
49 BAB 49 ~ Dokter vs Guru ~
50 BAB 50 ~ Terjebak Hujan ~
51 BAB 51 ~ Bukti ~
52 BAB 52 ~ Pulang ~
53 BAB 53 ~ Penyelamatan ~
54 BAB 54 ~ Ditangkap ~
55 BAB 55 ~ Keraguan ~
56 BAB 56 ~ Berangkat ~
57 BAB 57 ~ Penguntit ~
58 BAB 58 ~ Terungkap ~
59 BAB 59 ~ Percaya ~
60 BAB 60 ~ Ingin Bicara ~
61 BAB 61 ~ Cantik Palsu dan Sejati ~
62 BAB 62 ~ Memaafkan ~
63 BAB 63 ~ Pulang ~
64 BAB 64 ~ Persiapan ~
65 BAB 65 ~ Berakhir ~
66 BAB 66 ~ Keputusan ~
67 BAB 67 ~ Demi Nama Baik ~
68 BAB 68 ~ Cinta yang Kembali Terhalang ~
69 BAB 69 ~ Berakhir ~
70 BAB 70 ~ Pergi ~
71 BAB 71 ~ Menyendiri ~
72 BAB 72 ~ Kehidupan Baru ~
73 BAB 73 ~ Bertemu Lagi ~
74 BAB 74 ~ Cinta yang Tak Sia-Sia ~
75 BAB 75 ~ Rumah di Desa ~
76 BAB 76 ~ Menyusul ~
77 BAB 77 ~ Hilang Kesadaran ~
78 BAB 78 ~ Pasrah ~
79 BAB 79 ~ Terhalang Kembali ~
80 BAB 80 ~ Keputusan yang Salah ~
81 BAB 81 ~ Kembali dengan Kecewa ~
82 BAB 82 ~ Kenyataan Sebenarnya ~
83 BAB 83 ~ Berani Menemui ~
84 BAB 84 ~ Menerima ~
85 BAB 85 ~ Tidak Perawan Lagi ~
86 BAB 86 ~ Bulan Madu ~
87 BAB 87 ~ Di Kebun ~
88 BAB 88 ~ Akhirnya Bersatu Kembali ~
89 BAB 89 ~ Berkunjung ~
90 BAB 90 ~ Menolong ~
91 BAB 91 ~ Perjalanan ke RS ~
92 BAB 92 ~ Kenangan ~
93 BAB 93 ~ Ditakdirkan Bersatu ~
94 BAB 94 ~ Bersama Selamanya ~
95 BAB 95 ~ Ditakdirkan Bersatu ~
96 BAB 96 ~ Lupakan Masa Lalu ~
97 BAB 97 ~ Pamit ~
98 BAB 98 ~ Bertahanlah Untukku ~
99 BAB 99 ~ Mengakui ~
100 BAB 100
101 Bab 101 ~ Curiga ~
102 Bab 102 ~ Pura-pura Mencintai ~
Episodes

Updated 102 Episodes

1
BAB 1 ~ Asal Mula ~
2
Bab 2 ~ Kisah Masa Lalu ~
3
Bab 3 ~ Mati Kutu ~
4
Bab 4 ~ Debat ~
5
Bab 5 ~ Berangkat ~
6
Bab 6 ~ Naik ~
7
Bab 7 ~ Kenangan ~
8
Bab 8 ~ Menjemput ~
9
Bab 9 ~ Mencari ~
10
Bab 10 ~ Kembali ~
11
Bab 11 ~ Mouth to Mouth ~
12
Bab 12 ~ Rival ~
13
Bab 13 ~ Menghilang ~
14
Bab 14 ~ Membela ~
15
Bab 15 ~ Maaf ~
16
BAB 16 ~ Bahagia ~
17
Bab 17 ~ Menolak Percaya ~
18
Bab 18 ~ Ternyata Rencana ~
19
Bab 19 ~ Perpisahan ~
20
Bab 20 ~ Kembali ~
21
BAB 21 ~ Menjenguk ~
22
BAB 22 ~ Sadar ~
23
BAB 23 ~ Curhat ~
24
BAB 24 ~ Menyatakan ~
25
BAB 25 ~ Keputusan ~
26
BAB 26 ~ Memohon ~
27
BAB 27 ~ Pergi ~
28
BAB 28 ~ Rutinitas ~
29
BAB 29 ~ Bertemu ~
30
BAB 30 ~ Demi Seseorang ~
31
BAB 31 ~ Menjemput ~
32
BAB 32 ~ Masa Lalu dan Masa Sekarang ~
33
BAB 33 ~ Siapa Evita? ~
34
BAB 34 ~ Mengundang ~
35
BAB 35 ~ Mempertahankan ~
36
BAB 36 ~ Berubah ~
37
BAB 37 ~ Pilihan ~
38
BAB 38 ~ Tertolak ~
39
BAB 39 ~ Keputusan yang Disesalkan ~
40
BAB 40 ~ Pasrah ~
41
BAB 41 ~ Rencana ~
42
BAB 42 ~ Terungkap ~
43
BAB 43 ~ Pertahankan ~
44
BAB 44 ~ Bersedia atau Tidak ~
45
BAB 45 ~ Kecurangan ~
46
BAB 46 ~ Cinta Pertama dan Terakhir ~
47
BAB 47 ~ Kenangan ~
48
BAB 48 ~ Memutuskan dan Bertemu ~
49
BAB 49 ~ Dokter vs Guru ~
50
BAB 50 ~ Terjebak Hujan ~
51
BAB 51 ~ Bukti ~
52
BAB 52 ~ Pulang ~
53
BAB 53 ~ Penyelamatan ~
54
BAB 54 ~ Ditangkap ~
55
BAB 55 ~ Keraguan ~
56
BAB 56 ~ Berangkat ~
57
BAB 57 ~ Penguntit ~
58
BAB 58 ~ Terungkap ~
59
BAB 59 ~ Percaya ~
60
BAB 60 ~ Ingin Bicara ~
61
BAB 61 ~ Cantik Palsu dan Sejati ~
62
BAB 62 ~ Memaafkan ~
63
BAB 63 ~ Pulang ~
64
BAB 64 ~ Persiapan ~
65
BAB 65 ~ Berakhir ~
66
BAB 66 ~ Keputusan ~
67
BAB 67 ~ Demi Nama Baik ~
68
BAB 68 ~ Cinta yang Kembali Terhalang ~
69
BAB 69 ~ Berakhir ~
70
BAB 70 ~ Pergi ~
71
BAB 71 ~ Menyendiri ~
72
BAB 72 ~ Kehidupan Baru ~
73
BAB 73 ~ Bertemu Lagi ~
74
BAB 74 ~ Cinta yang Tak Sia-Sia ~
75
BAB 75 ~ Rumah di Desa ~
76
BAB 76 ~ Menyusul ~
77
BAB 77 ~ Hilang Kesadaran ~
78
BAB 78 ~ Pasrah ~
79
BAB 79 ~ Terhalang Kembali ~
80
BAB 80 ~ Keputusan yang Salah ~
81
BAB 81 ~ Kembali dengan Kecewa ~
82
BAB 82 ~ Kenyataan Sebenarnya ~
83
BAB 83 ~ Berani Menemui ~
84
BAB 84 ~ Menerima ~
85
BAB 85 ~ Tidak Perawan Lagi ~
86
BAB 86 ~ Bulan Madu ~
87
BAB 87 ~ Di Kebun ~
88
BAB 88 ~ Akhirnya Bersatu Kembali ~
89
BAB 89 ~ Berkunjung ~
90
BAB 90 ~ Menolong ~
91
BAB 91 ~ Perjalanan ke RS ~
92
BAB 92 ~ Kenangan ~
93
BAB 93 ~ Ditakdirkan Bersatu ~
94
BAB 94 ~ Bersama Selamanya ~
95
BAB 95 ~ Ditakdirkan Bersatu ~
96
BAB 96 ~ Lupakan Masa Lalu ~
97
BAB 97 ~ Pamit ~
98
BAB 98 ~ Bertahanlah Untukku ~
99
BAB 99 ~ Mengakui ~
100
BAB 100
101
Bab 101 ~ Curiga ~
102
Bab 102 ~ Pura-pura Mencintai ~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!