"Ini ? Ya rujak lah, apa lagi ," ucap Ferdi, Ferdi adalah sahabatnya Arvan dan merangkap sebagai asistennya.
"Bukan itu maksud gue, katanya tadi rujaknya habis, tapi kok kamu bawa rujaknya juga.
"Ini Rujak paling mahal sejagat raya khusus buat Pak Arvan," ucap Ferdi, Arvan mengerutkan keningnya
"Maksud lo apa sih gue gak faham," ucap Arvan binggung
" Iya..demi rujak ini gue harus ngeluarin uang satu Juta," jelasnya
"Uhuuk..uhuuuk..."Arvan tersedak, Ferdi memberikan minuman ke Arvan
"Apa...! apa gue gak salah dengar, emangnya siapa sih yang jual rujak semahal itu ? Ini pemerasan namanya, kita harus ngelaporin ini sama pihak yang berwajib." Ucapnya
" Sudahlah gue ikhlas kok, gak apa-apa lah, hitung-hitung gue kasihin uang itu ke pacar gue, lagian cewek tadi cantik juga," ujar Ferdi sambil membayangkan wajah subringah gadis itu saat menerima uang darinya.
"Tumben lo baek, biasanya lo juga perhitungan orangnya, dan Mila lo mau bawa kemana kalau semua cewek cantik lo anggap sebagai pacar," ujar Arvan
" Eh kok bawa-bawa cewek centil itu sih, gue tegasin sama lo ya kalau gue gak ada apa-apa sama Mila," ucap Ferdi kesal
" Tapi yang gue lihat lo itu ada rasa sama dia, lo gak usah bohongin diri lo sendiri nanti kalau lo sudah kehilangan baru lo menyadarinya, jangan sampai lo menyesal akhirnya," ucap Arvan dengan wajahnya yang langsung berubah sedih , Ferdi yang melihatnya langsung merubah topik pembicaraan.
" Ayo di makan rujaknya, gue udah bela-belain beli rujak semahal itu malah di lihatin saja," ujarnya
"Lagian siapa yang nyuruh lo beli rujak semahal itu sih, kita kan bisa cari di tempat lain saja ," ucap Arvan sambil memakan rujak itu dengan lahapnya, dia dari tadi sudah menahan air liurnya yang keluar akibat bau rujak yang sangat enak itu.
"Abisnya gue kasian aja sama lo, kan lo kepengen makan rujak yang di jual di situ dan gue tau kalau lo gak bisa makan rujak itu pasti mood lo akan jelek dan gue juga kan yang kena imbasnya," ujarnya
"Makasih ya bro, lo emang sahabat sekaligus asisten yang terbaik," puji Arvan dengan rujak yang masih memenuhi mulutnya.
"Sama-sama, tapi di transfer ya," ucapnya saat melihat rujak itu sudah ludes di makan Arvan.
"Uhuuk..uhuukkk...
Arvan tersedak lagi mendengar ucapan Ferdi itu, lalu mengambil air dan meminumnya. Dia menatap lekat ke arah Ferdi
"Apa maksud lo ?
"Iya..rujak itu kan udah lo habisin nih, saatnya lo harus ganti uang gue, secara lo kan CEO perusahaan ternama, masak sih uang satu juta itu berat buat lo, Lagian lo makan rujak udah kayak orang kesambet aja, gue aja lihatnya jadi ngilu," ujar Ferdi
"Gak tau nih sudah dua hari mulut gue rasanya gak enak, pengen makan yang seger-seger mulu," ucapnya
"Lo kenapa, sakit ?
"Gak tau nih gue, sepertinya sih bukan, tapi gak tau lah, nanti gue coba periksa ke Dokter." Ucapnya
"Oh ya Fer, lo sudah menemukan belom gadis itu ?"
" Belom, orang-orang kita belom dapat menemukannya karena CCTV yang ada di kamar hotel waktu itu dan di sekitarnya seperti ada yang sengaja ngerusaknya, sepertinya semuanya sudah di rencanakan," ujar Ferdi
"Lo harus segera menemukannya, gue gak mau kalau dia hamil anak gue dan terlantar begitu saja tanpa ada gue di sampingnya ," ucapnya Frustasi.
"Lagian lo, kenapa sih sampai lo terjebak malam itu, bukankah lo sudah biasa berurusan sama hal semacam itu," tanya Ferdi
"Gue juga gak tau,mungkin ini takdir gue harus bertemu dengan gadis baik itu," ucapnya sambil tersenyum membayangkan saat gadis itu dengan suka rela menyerahkan keperawanannya hanya demi menyelamatkannya dari pengaruh obat perangsang itu.
Ferdi tersenyum melihatnya, seorang Arvan yang terkenal Dingin sama cewek tersenyum hanya dengan mengingat momentnya sama seorang gadis yang tak di kenalnya itu.
" Suadh lama sekali gue gak melihat senyuman itu semenjak Zera meninggal seakan-akan senyum Arvan terkubur bersama jasad kekasihnya itu, Tapi sekarang gue lihat senyum itu kembali menghiasi bibir Arvan.Gue harus segera menemukan gadis itu agar Arvan kembali seperti duku lagi,, Batin Ferdi
Ferdi keluar dari jok belakang dan duduk di balik kemudi dan akhirnya mereka meninggalkan tempat itu menuju ke perusahaannya.
Sementara Inces telah kembali ke kampusnya untuk mengikuti kelas terakhirnya hari ini, suasana di luar kelas sangat sepi menandakan kalau kelas sudah di mulai. Inces mengendap-ngendap mengintip ke dalam kelas, dia bernafas lega karena dia melihat tidak ada dosen di ruangan kelas itu, Lalu Inces dengan santainya memasuki ruangan itu.
Dia segera menuju ke tempat duduknya, akan tetapi di sana sudah duduk seorang pemuda yang tidak di kenal olehnya sebelumnya.
"Hei itu tempat duduk gue, lo cari tempat lain saja," bentak Inces , semua melihat ke arahnya dengat tatapan kaget mereka.
"Pemuda itu hanya tersenyum kearahnya tapi belum beranjak dari sana.
"Heh lo denger gak sih apa yang gue bilang, sepertinya lo tuli ya," ucap Inces masih dengan nada tinggi.
"Inces..." pangil Nely yang berada di belakangnya.
"Apa sih lo manggil-mangil gue, gue lagi marahin ni anak," ujar Inces
"Ces..dia itu dosen baru mata kuliah ini," ujar Nely yang membuat mata Inces melotot dan memandang ke arah pemuda itu.
"Oke..buat yang lain kalian kerjakan tugas yang saya berikan itu dan buat kamu selama saya mengajar kamu tidak boleh masuk kelas saya, dan kamu boleh keluar sekarang," ujar Pemuda itu
"Gak bisa gitu dong pak, saya kan tidak tau kalau bapak itu Dosen mata kuliah ini," ujarnya membela diri dan sekarang nada suaranya terdengar lembut merayu.
"Walaupun saya bukan Dosen, kamu tetap tidak boleh bersikap seperti itu sama siapapun juga, saya sangat tidak pernah mentoleril sikap seperti itu di kelas saya, dan oleh karena selama saya mengajar kamu tidak boleh ikut otomatis kamu gak lulus di mata kuliah saya tahun ini," ucapnya bangkit dari duduknya menuju ke depan kelas.
Inces terduduk lemas di sana, dia tidak menyangka kalau dia gak bisa lulus mata kuliah itu karena kebodohannya sendiri.
" Ini gak bisa di biarin, gue gak terima di giniin, gimana pun caranya gue harus bisa lulus mata kuliah ini,, Batinnya
" Hei Kenapa masih bengong di sana, cepat keluar dari kelas saya," ujar Pak Dosen muda itu.
Inces dengan berat hati meninggalkan kelas itu dan menuju ke taman Kampus.
"Gue harus cari cara agar bisa kembali mengikuti kelas itu lagi, gue gak rela usaha gue selama ini buat cepat lulus tersedat karena satu pelajaran saja," ujarnya setelah berada di taman kampus itu.
Inces kemudian duduk di bawah sebatang pohon yang berada di sana dan bersandar, tak lama kemudian dia tertidur pulas di sana.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Favoritin dong say...😁😁😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
pensi
kirain beneran beli rujak satu juta 🤭
2022-06-23
0
pensi
laper mungkin 🤭
2022-06-23
0
🦋⃟ℛ★KobeBlack★ᴬ∙ᴴ࿐ 🐍Hiatus🐍
mampir kak 🤗
2022-05-24
2