Malam Kelam Princess Somplak
"Aaaaa..."
Inces berteriak saat sebuah tangan menariknya ke sebuah kamar Hotel di mana pesta pernikahan temannya di adakan, dia baru keluar dari ruangan make Up calon mempelai wanita yaitu sahabatnya Nindy yang akan melangsungkan resepsi pernikahan di Hotel tersebut.
Sebuah tangan kekar membekap mulutnya dengan nafas memburu seakan-akan siap menerkamnya kapan saja, Inces memberontak tapi tenaganya tidak sebanding dengan tenaga pemuda itu.
Pemuda itu mengendongnya dan menghempaskan tubuh Inces di king side di dalam kamar itu lalu menindihnya.
"Lepasin gue, mau apa lo hah ..! Bentaknya sambil mendorong tubuh pemuda itu hingga dia terpental ke bawah ranjang. Inces segera memelintir tangan pemuda itu
"Tolong gue ," ucap pemuda itu masih dengan nafas memburu, wajahnya merah padam seperti menahan hasrat yang sangat besar.
"Panas..." ucapnya
"Lo kenapa?
" Gue di jebak, ada yang ngasih gue obat perangsang di minuman gue, tolong gue.." Inces segera membawa pemuda itu ke dalam kamar mandi lalu menghidupkan shower sehingga pemuda itu basah kuyup. Sesaat pemuda itu mulai tenang tapi kemudian dia kembali mengerang .
"Aduh gimana ini, apa gue rendam saja dia di batup ya," ucap Inces
Inces pun mengisi air memenuhi batup itu dan membaringkan pemuda itu di sana. Usaha Inces berhasil sesaat kemudian pemuda itu kembali tenang.
Inces binggung bagaimana caranya dia keluar dari sana sedangkan pakaian yang dia pakai sudah basah semuanya. Inces berusaha mencari pakaian ganti di dalam kamar itu, saat dia hendak membuka lemari sebuah teriakan membuatnya kaget.
"Aaaaaa
pemuda itu berteriak sehingga membuat Inces buru-buru masuk ke kamar mandi itu lagi, Dan betapa kagetnya dia melihat pemuda itu sudah dalam keadaan polos hanya menyisakan pakaian yang hanya menutup bagian keramat nya saja di tubuhnya.
Gleek...
Inces menelan salivanya saat melihat pemandangan indah tersebut, tubuh pemuda itu yang nyaris sempurna itu dengan kotak-kotak kekar di perutnya sehingga membuatnya semakin seksi di mata Inces.
Pemuda itu langsung menarik tubuh Inces lalu mengukungnya kemudian tanpa aba-aba langsung menyambar bibir ranum Inces sehingga Inces melayang di buatnya.
Melihat Inces yang susah bernafas pemuda itu melepaskannya sejenak kemudian dia semakin menggila, perlahan bibirnya turun ke leher jenjang Inces dan meninggalkan jejak disana, entah setan apa yang merasuki Inces sehingga dia membiarkan saja apa yang di lakukan Pemuda itu padanya.
Di saat pemuda itu hendak membuat karyanya yang kedua kalinya Inces tersadar lalu mendorong tubuh pemuda itu dan hendak pergi dari sana.
"Please tolongin gue, kalau gak gue bisa mati" ucapan pemuda itu membuat langkahnya terhenti.
"Apa separah itu ?" Tanya Inces polos
"Gue janji gue akan tanggung jawab," ucapnya serak seperti menahan rasa sakit yang luar biasa.
"Dari mana gue tau kalau lo gak bohong, sedangkan gue saja gak kenal sama lo, nama lo saja gue gak tau,"ucap Inces masih belum percaya.
"Gue Arvan, Arvan Sujono, please gue gak bisa nahan lagi...uughh" ujarnya melenguh panjang. Inces jadi merasa kasihan melihat Arvan kesakitan begitu.
"Apa gue tolongin aja ya dia, hitung-hitung cari pahala, tapi ini sih bukan pahala yang gue dapat tapi malah dosa besar, tapi kalau gak gue tolongin dia.. dia bisa mati, gue harus gimana dong ?,,batin Inces
"Aaaaa" Arvan kembali berteriak kepanasan.
" Semoga keputusan gue adalah yang terbaik dan tidak membuat gue menyesal nantinya," ucapnya mantap lalu menghampiri Arvan .
Melihat itu Arvan langsung menubruknya dan mencumbunya sehingga membuat Inces serasa terbang di atas awan di perlakukan seperti itu oleh Arvan.
Ini adalah pengalaman pertama bagi Inces sehingga dia gak tau harus gimana tapi permainan Arvan seperti sudah seperti seorang propesional saja yang bisa membuat Inces melenguh kenikmatan yang tiada tara.
Arvan mengendong Inces dan membawanya ke king side yang berada dalam kamar itu lalu melepaskan pakaian Inces dan melemparnya ke sembarang tempat, dia mulai mengecup apa saja yang dia lewati sehingga membuat Inces kejang-kejang karena kenikmatan.
"Aaaahhh"
Sebuad ******* yang keluar dari mulut Inces yang membuat Arvan semakin semangat buat melanjutkan aksinya itu.
Sesaat Inces merasakan kalau ada sesuatu di bawah sana yang hendak menerobos masuk ke dalam gua licin miliknya, dia langsung menahan tubuh Arvan sambil mengigit bibir bawahnya.
"Pelan-pelan ya," ucap Inces lalu membiarkan benda itu mencari-cari pintu masuk ke sana, Arvan pun sangat kewalahan menekan kode Pin pintu itu karena masih tersegel rapi dan pada akhirnya kode Pin pintu itu terbuka dan benda itu menerobos masuk kedalam gua itu yang membuat pemiliknya berteriak kesakitan di buatnya.
"Maafin gue," ucap Arvan Lirih, Seketika air mata Inces mengalir di pipinya yang mulus itu. Dia tidak menyangka kalau nasib keperawanannya seperti ini, padahal dia sudah menjanganya dengan baik dan akan dia persembahkan buat suaminya kelak, tapi nasi sudah menjadi bubur tak mungkin bisa di ubah lagi, dia harus menerima kenyataan pahit kalau dia sekarang sudah tidak perawan lagi hanya karena niatnya menolong orang.
"Aduuhh..." pekiknya saat sebuah mangga muda jatuh tepat di kepalanya, Inces merasa pusing karena mangga muda itu sedikit besar. Inces mengelus dan menekan-nekan kepalanya yang benjol itu.
Dia bangkit dari duduknya lalu mengambil mangga muda itu dan langsung memakannya.
"Ini akibatnya kalau lo resek, gue lagi melamun lo main jatuh-jatuh aja, malah bikin kepala gue kayak gini lagi," ujarnya seakan berbicara pada mangga muda itu.
Tak tau kenapa mangga muda tersebut sangat nikmat di lidahnya. Padahal semua tau kalau dia paling benci sama yang namanya mangga apalagi mangga muda seperti itu.
Princes Prayoga, itu nama panjang inces. Dia sekarang kuliah di sebuah kampus elite di Jakarta, karena sekarang dia sudah semester akhir makanya kegiatannya semakin banyak saja sehingga membuat Inces pusing tujuh keliling.
Hari ini Inces genap berusia 23 tahun dan seperti biasa tidak ada yang memberi ucapan selamat padanya karena memang dia tidak punya teman selain Nindy, tapi sekarang Nindy lagi bulan madu mana mungkin dia memberi ucapan selamat padanya. Dan mengenai Orang tua Inces sudah lama dia menganggapnya tiada, Semenjak Almarhum nyokapnya meninggal Inces gak pernah merasakan kasih sayang lagi dari bokapnya yang sekarang sibuk sama istri mudanya itu.
Saking mudanya ibu tirinya itu usianya hampir sama dengan Inces, bisa dibilang dia adalah musuh bebuyutannya Inces waktu di sekolah dulu. Sekarang sudah lima tahun dia menikah sama bokapnya Inces dan kelakuannya seperti nyonya besar saja di rumah itu sehingga membuat Inces muak melihatnya.
Awalnya Inces anak tunggal tapi setelah perempuan itu melahirkan anak laki-laki perhatian bokap sama Inces sama sekali gak ada lagi, Dia tidak pernah membayar uang kuliah Inces apa lagi memberikan uang jajan kepadanya karena semua pendapatannya di berikan semuanya kepada wanita ular itu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Jangan lupa tinggalkan jejak ya Readers...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Maya●●●
aku mampir thor😁
2022-07-30
0
Wahyuni
Aku lihat daftar ehh ku baca ini deh kayaknya yang seru thor
2022-07-30
1
WR ξκύαε
hai kak aku mampir kesini sambil nunggu novel "Dendam sang pewaris"
2022-07-20
0