Pertarungan Leo dan si gendut hanya berlangsung beberapa menit dengan kekalahan dari Leo.
"Leo aku menginap rumah lagi ya" pinta Lin Fan.
Setelah beberapa jam disekolah, pembelajaran pun telah usai dan para siswa diperbolehkan pulang atau berlatih disekolah.
Mengingat bahwa ibunya pasti menunggu untuk membersihkannya, Lin Fan sangat takut untuk pulang.
"Ahaha..apa gunanya, bibi pasti tahu kau berada dirumah ku. Lebih baik menjadi lelaki sejati menghadapi masalah secara langsung"
Leo sangat senang melihat sahabat nya ini menderita. Rumah Leo hanya beberapa blok jauhnya dari rumah Lin Fan. Jadi mereka sering tidur bersama dan saling menginap.
Lin Fan yang mendengar jawaban Leo hanya bisa pasrah. Mengingat ia jiwa dari dunia lain merasa aneh tiba-tiba merasa takut dengan hal seperti ini.
Mungkin naluri masa lalu pemilik tubuh sebelumnya masih tersimpan didalam pikiran dan hati tubuh ini.
"Ya sudah aku duluan. Selamat menderita hahahah" ejek Leo.
"Huh hanya mendengar ocehan yang tidak penting apa menakutkan nya"
Bulan yang cerah telah muncul seolah sangat bahagia hari ini. Tapi tidak dengan satu orang. Setelah sampai di rumah, Lin Fan harus mendengarkan ceramah ibunya lebih dari 5 jam.
Saat ini masih terngiang-ngiang di telinga Lin Fan. 'Jangan pernah kasar dengan seorang gadis. Jangan pernah membentak wanita. Sayangi dan hargai perjuangan wanita. jangan biarkan wanita menangis'.
Jika bukan itu ibunya mungkin Lin Fan telah menyumbat mulutnya dengan kotoran.
"Huhuhu apa kah tubuh ini bukan anak kandungnya?" tanya Lin Fan dengan getir.
"Baiklah semoga besok suara iblis ini menghilang dari telinga ku" gumam Lin Fan yang kemudian pergi tidur.
Saat memejamkan matanya, Lin Fan merasakan angin semilir mengenai kulitnya. Dengan kegembiraan yang terlampau Lin Fan membuka matanya dan melihat pemandangan yang mengisi otaknya sepanjang hari yaitu Padang rumput.
Lin Fan telah muncul lagi di padang rumput tempat terakhir kali dia membunuh kelinci. Melihat sekeliling, tidak menemukan makhluk apapun dalam jangkauan penglihatannya.
Merasa kesepian, Lin Fan mulai berjalan ke depan karena ia melihat danau kecil di sana. Setelah beberapa saat berjalan, ia melihat danau yang sangat jernih.
Banyak tumbuhan aneh didalamnya. Ada juga beberapa ekor ikan besar dan makhluk yang tak pernah ia lihat sebelumnya.
"Hmm apa ikan ini bisa dimakan"
Seolah mendengar gumaman Lin Fan, ikan tersebut langsung menunjukkan gigi taringnya dan melompat ke arah Lin Fan.
Melihat ini, Lin Fan tidak panik dan menghindari gigitan ikan besar ini.
Merasa usahanya sia-sia ikan tersebut langsung kabur ke tengah danau. Lin Fan tidak membiarkan nya kabur, mengingat fragmen yang ia dapati semalam Lin Fan langsung melompat ke dalam danau untuk mengkap ikan tersebut.
Ikan besar itu terus berenang ke tengah danau. Lin Fan merasa bahwa ini akan menjadi buruk jika dia mengikuti mulai menyerah dan kembali ke atas.
Sosok panjang dan besar menyelinap ke kaki Lin Fan. Pengalaman di militer tidak bisa di anggap remeh. Lin Fan yang merasakan bahaya di sekitar nya langsung berlari ke tempat yang lapang.
Ternyata ular besar seperti anakonda muncul di depannya. Panjang melebihi 10 meter dengan diameter lingkaran tubuh sekitar 80 cm.
Merasakan kekuatan lawan, Lin Fan merasa ular ini sebanding dengan prajurit tingkat 4. Apalagi fisik yang besar ini menjadi keuntungan tersendiri bagi dirinya.
Mengambil keuntungan dari Lin Fan yang ling lung ular itu langsung melancarkan serangan pertama nya.
Ekor yang berat mencapai beberapa ton ini dihempaskan ke arah Lin Fan. Walaupun sudah mengelak tapi angin yang dihasilkan oleh nya tak bisa di atasi oleh Lin Fan.
Lin Fan menggunakan kekuatan spiritual nya untuk mengendalikan angin yang menerpa nya. Karena kurang terbiasa menggunakan kekuatan aura ini, Lin Fan agak kaku dan hanya bisa terbawa arus angin.
"whosss booom"
Membentur pohon di samping danau, Lin Fan mengeluarkan darah disudut bibirnya.
"Oi oi kau membuat ku marah bocah besar" Teriak Lin Fan.
Menggunakan kekuatan spiritual dikakinya Lin Fan bergegas ke arah ular itu. Merasa tertantang, ular tersebut juga bersiap untuk menyerang Lin Fan.
Memanipulasi auranya, ular tersebut dapat menggunakan elemen tanah untuk bertahan dan menyerang Lin Fan.
Ular itu membentuk dinding tanah untuk bertahan dari serangan Lin Fan. Dan juga membentuk duri tanah disekitarnya.
Lin Fan juga memanipulasi auranya untuk memperkuat tubuh fisiknya. Ini di dapat dari fragmen yang diberikan kelinci semalam.
Kekuatan fisik Lin Fan langsung melonjak menjadi 3 kali lipat dari sebelumnya.
"boom...."
Kaki Lin Fan dengan mudah menghancurkan dinding tanah itu. Dan tak sampai disitu, kaki Lin Fan juga mengenai kepala ular tersebut.
"Whooooos...boom"
Lin Fan tak membiarkannya bersiap, langsung meluncurkan serangan untuk ke dua kalinya, ke tiga kalinya ke empat, ke lima dan sampai yang ke 10 ular itu sudah tak berbentuk.
"Huh Huh huh... rasakan bocah besar"
Dengan beberapa tarikan nafas, fisik Lin Fan kembali normal. Duduk dan meditasi untuk menambah kekuatan spiritual yang telah habis.
Melihat tubuh ular yang perlahan menghilang, Lin Fan menjadi semangat. Fragmen mulai muncul seperti kemarin tapi sekarang menambah warna baru yaitu cokelat.
Lin Fan sudah menduga ini pasti elemen tanah yang digunakan bocah ular besar ini tadi. Melihat berbagai fragmen, hati Lin Fan sangat puas seolah berjumpa dengan kekasih lamanya.
Mengambil semua fragmen, Lin Fan melanjutkan meditasi untuk menambah kekuatan spiritual.
Setelah 2 jam berlalu, Lin Fan telah tiba di Padang rumput yang sangat luas. Ada beberapa kelinci di sana.
Menimbang kekuatan kelinci semalam dan kekuatan nya sekarang, Lin Fan merasa ia hanya sanggup untuk melawan 2 kelinci.
Dengan beberapa ide, Lin Fan berhasil menarik perhatian 2 kelinci di sana. Kelinci tersebut mulai perlahan mendekati Lin Fan seolah tidak merasa terancam.
"Hehehe sini lah mendekat anak ku. Papa punya permen lezat" Lin Fan yang menyeringai tak membuat kelinci menaruh curiga padanya.
Setelah berjarak hanya 2 meter, Lin Fan langsung melancarkan perangnya sebagai serigala yang lapar.
Kekuatan spiritual yang besar langsung dikumpulkan pada tangan kanannya. Melihat kekuatan yang besar ini, kelinci hanya bisa pasrah menyerahkan hidupnya.
Kelinci disebelah nya langsung menjauh dari Lin Fan. Mendengar beberapa gerakan, kelinci yang lain pun mulai mendekat.
Karena membutuhkan beberapa waktu untuk memperoleh fragmen, Lin Fan hanya bisa mulai bertarung dengan sekelompok kelinci ini.
Kelinci yang menjauh tadi langsung melancarkan serangannya menggunakan kaki imut nya.
Kelinci lain pun juga ikut menyerang Lin Fan. Melihat banyak serangan yang datang ke arahnya, Lin Fan menggunakan penguatan fisik yang digunakan melawan bocah ular tadi.
----next----
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
LEO
👍👍👍
2022-06-06
0