"Gimana acara reuni nya kemarin?" Tanya Ganesh
"Ya gitu-gitu aja si, seperti reuni sebelum-sebelumnya"
Saat ini kami sedang berada di dalam mobil. Seperti biasa, Ganesh akan menjemputku setiap pagi untuk berangkat bersama ke perusahaan.
Ganesh mengangguk kecil "Emm.. Weekend ini kita gak jadi jalan ya"
Aku langsung menoleh ke arahnya, bingung kenapa tiba-tiba Ganesh membatalkan acara akhir pekan kita yang selalu kita habiskan bersama.
"Kenapa?"
Ganesh melirik sekilas ke arahku "Ada acara keluarga di Bogor. Jadi kita jalan-jalannya ke sana aja"
Aku tersenyum mendengarnya. Aku kira tidak jadi jalan berdua, padahal 'kan akhir pekan adalah waktu kita bersama lebih lama. Biasanya Ganesh selalu sibuk dengan pekerjaan, aku juga begitu.
"Ohh begitu, baiklah"
Ganesh tersenyum sambil mengelus kepalaku dengan sayang. Aaa.. Dia memang selalu bisa membuatku tersanjung dengan segala sikapnya. Dia begitu mencintaiku dan aku pun begitu.
"Oh ya, ada acara apa di Bogor?"
"Kakek ingin liburan di sana, kami memiliki villa disana dan sengaja sekalian acara kumpul keluarga besar" jelas Ganesh
Aku menangguk mengerti, keluarganya memang keluarga besar. Jika kumpul keluarga seperti ini, sudah di pastikan akan sangat ramai.
Mobil telah terparkir di parkiran perusahaan. Ganesh turun lebih dulu dan membukakan pintu mobil untuk ku. Segera turun dari mobil dengan tersenyum manis pada pria yang sangat aku cintai setelah ayahku.
"Semangat bekerja Sayang"
Aku memberinya semangat dengan kecupan lembut yang aku berikan di pipi putih nya itu. Ganesh tersenyum mendapatkan kecupan hangat dariku, aku tahu jika dia selalu merasa lebih bersemangat jika aku sudah memberinya ciuman bahkan hanya sekedar kecupan. Terlihat dari matanya yang selalu berbinar memancarkan kebahagiaan.
Ganesh mengusap kepalaku dengan gemas, aku suka ekspresinya yang seperti ini. Merasa gemas dengan tingkahku, dia terlihat begitu mencintaiku.
Kami berjalan dengan bergandengan tangan, tidak ada kata malu atau apapun itu saat Ganesh menggandeng tanganku yang hanya seorang karyawan di perusahaan miliknya. Dan aku merasa begitu berharga untuknya.
Sudah menjadi rahasia umum bagi semua karyawan perusahaan GE tentang hubunganku dengan Ganesh.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Akhir pekan telah tiba, nanti sore aku akan pergi ke villa keluarga Ganesh di daerah Bogor. Bahagia,, tentu saja karena Ganesh sama sekali tidak menyembunyikan hubungan kami dari siapapun. Termasuk dari keluarga dan rekan kerja lainnya.
"Ayo berangkat Ra" ajak Ayah kepadaku yang masih duduk di sofa menunggu mereka siap untuk pergi beribadah ke tempat kami menyembah tuhan kami.
Aku mengangguk dan segera berdiri, mengikuti langkah Ayah dan Ibu yang sudah berjalan keluar rumah. Masuk ke dalam mobil dan siap berangkat ke tempat tujuan kami.
Seperti biasa, setiap di akhir pekan aku akan menjalankan ibadah seperti seemestinya. Menyembah Tuhan kami, dengan segala keyakinan yang keluargaku miliki.
Selesai dengan kegiatan beribadah kami, aku berserta Ayah dan Ibu segera kembali ke rumah. Ayah seorang kepala devisi di sebuah perusahaan yang cukup terkenal juga di negara ini. Sementara Ibuku seorang guru sekolah dasar, dia mengajar di sekolah khusus untuk agama kami bersekolah.
"Nanti sore kamu akan pergi dengan Ganesh?" Tanya Ayah
Aku mengangguk "Iya, ada acara keluarga di Bogor. Kayaknya aku juga nginep di sana Yah"
Ayah mengangguk sambil tetap fokus dengan kemudinya "Baiklah, salam saja untuk keluarganya"
"Iya Yah, nanti aku sampaikan"
"Masih mau bertahan Sayang?"
Suara lembut Ibu yang membuat aku terdiam, aku tentu tahu maksud dari perkataan Ibu. Namun, aku masih belum siap untuk membahas semua ini. Meski sudah tiga tahun lamanya, tapi aku masih takut menghadapi kenyataan dalam hubungan kami.
"Jangan dulu membahasnya Bu, aku masih belum siap untuk membicarakan nya"
Aku masih ingin memungkiri kenyataan ini, kenyataan jika aku dan Ganesh berbeda. Kami tak sama, aku ingin melupakan perbedaan itu untuk sesaat. Bahkan jika bisa aku ingin menghancurkan Benteng Penghalang Kita yang bahkan sangat sulit untuk kita gapai.
Terdengar Ibu menghela nafas "Kita dan keluarganya berbeda Ra, kamu harus memikirkan itu baik-baik"
"Iya Bu" jawabku dengan suara lemah, jelas aku tidak suka dengan pembahasan ini. Kami yang berbeda selalu menjadi tofik obrolan yang aku hindari sejak dulu. Aku hanya ingin Ganesh dan hidup bersama Ganesh.
Mobil telah sampai di pekarangan rumah kami, aku segera turun tanpa berkata apapun lagi. Aku selalu sensitif dengan pembahasan hubunganku dengan Ganesh yang terlalu banyak perbedaan.
Aku naik ke lantai atas dan masuk ke dalam kamarku. Menjatuhkan tubuhku di atas tempat tidur, menyembunyikan wajahku di atas bantal.
Hiks..Hiks..
Akhirnya pecah juga tangisanku, bagaimana aku bisa kuat tanpa Ganesh. Bagaimana aku bisa hidup bahagia tanpa Ganesh. Aku sangat mencintainya, dia adalah yang terbaik untuk ku.
Hiks..Hiks..
"Kenapa harus aku Tuhan? Apa aku tidak boleh mencintainya? Dia yang berbeda denganku"
Rasanya aku ingin menyalahkan takdir saat ini. Kenapa? Kenapa perbedaan di antara kami terlalu jauh dan tidak akan bisa untuk di satukan. Benteng Penghalang Kita terlalu tinggi untuk bisa di gapai.
Aku memukul kasur dengan kesal dan penuh dengan rasa marah yang terpendam.
Hiks..Hiks..
Kenapa harus seperti ini? Kenapa kami harus berbeda? Aku mencintainya, sangat mencintainya. Tapi semuanya terasa sulit untuk bisa kami lewati.
Drett..Drett..
Ponsel yang bergetar di dalam tas selempangku menghentikan tangisanku. Aku bangun dan duduk di pinggir tempat tidur. Mengambil tas yang tergeletak di atas tempat tidur. Merogoh ke dalamnya dan mengambil ponsel yang terus berdering dan bergetar.
Ganeshku
Nama yang aku berikan di nomor telepon Ganesh dengan emotikon love di belakangnya. Aku mengusap air mataku dan segera mengangkat telepon itu.
"Ha-hallo"
"Ada apa dengan suaramu? Apa kamu menangis?"
Tangisan kembali pecah saat aku mendengar suara Ganesh. Betapa kami saling mencintai dan selalu merasakan perasaan satu sama lain.
"Kenapa? Ada apa Ra?"
"Ibu.. Selalu membahas soal itu"
Terdengar helaan nafas berat di sebrang sana, mungkin Ganesh juga sama terbebani dengan keadaan ini.
"Yasudah, jangan terlalu di fikirin. Nanti kita bicarakan solusinya"
"Iya" jawabku lemah, solusi apa? Jelas tidak ada solusi untuk hal ini. Perbedaan kami terlalu jauh, Ganesh hanya membuat ku sedikit merasa tenang dengan masalah yang sedang kami hadapi.
"Sudahlah, kau siap-siap ya. Nanti aku jemput. Kakek dan keluargaku sudah berangkat"
"Baik"
Bersambung
Jangan lupa dukungannya.. like komen di setiap chapter.. kasih hadiahnya dan votenya juga..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ
apa ya kira" perbedaan nya itu🤔
2022-09-25
0
Rahayu Wijayanti
ini pasti perbedaan keyakinan,,karena yg ibadah hanya hari weekend kan non-islam...
kalo di realita nyata,banyak yg pihak cw ikut agama cowoknya misal Islam,kalo cw yg Islam pasti murtad ikut suaminya..
ini kisah nyata atau fiktif belaka...
2022-05-23
0
Adinda Wulandari
jujur aku kurang suka Thor kalo pake sudut pandang orang pertama, maaf ya kalo aku ngga jadi baca
2022-05-22
0