...Lucas Pradipta...
"Aku lebih menyukai sebuah pisau lipat kecil tapi berujung tajam ketimbang senjata, why? Karena bila aku menggunakan senjata kepada musuhku mereka pasti akan mati lebih cepat dan aku sendiri nantinya tidak akan merasa puas. Jadi aku lebih menyukai menggunakan sebuah pisau kecil dari pada senjata. Karena pisau kecil yang tajam mampu menyiksa lawanku dengan sangat baik, itulah mengapa aku sangat menyukai sebuah pisau lipat kecil"
...*****...
"Sinyal merah! Lucifer sedang dalam bahaya. Cepat semuanya bersiap" Teriak seseorang dengan nada memerintah kepada semua anak buahnya.
Orang yang berteriak tadi adalah orang yang habis menemui Ersya di pantai yang baru saja memberikan sebuah informasi data kepada Ersya, entah dari mana ia bisa mengetahui bahwa Ersya sedang dalam bahaya hingga ia memerintahkan seluruh anak buahnya untuk bersiap dan bergegas menuju tempat Ersya saat ini.
"Prince, sinyal king tiba-tiba menghilang!" Panik salah satu anak buah orang tersebut kepada pria yang dipanggil "Prince" olehnya.
"Sialan!! Cepat kita pergi ketitik terakhir king berada" Marah pria tersebut lalu pergi begitu saja diikuti oleh seluruh anak buahnya dibelakang.
"Baik prince"
*****
"Bunda bisakah kau membelakangiku?" Pinta Ersya dengan suara pelan karena dirinya kini tengah bersembunyi bersama dengan Zenitha.
"Untuk apa Er?" Tanya Zenitha dengan mengerutkan keningnya.
"Bunda ikuti saja ucapanku" Tutur Ersya.
Zenitha yang mendengar itupun langsung saja mengangguk kecil dan langsung saja membalikkan badannya membelakangi Ersya, dan ketika Zenitha membelakangi Ersya tiba-tiba saja Zenitha pingsan secara mendadak detik itu juga.
Bruuukkk
"Maaf bunda" Kata Ersya pelan.
Pingsan? Yaa, Ersya secara tiba-tiba menyuruh Zenitha untuk membelakanginya hanya untuk membuat Zenitha tidak sadarkan diri, tepat ketika Zenitha membelakanginya Ersya langsung saja memukul teguk leher Zenitha hingga membuat Zenitha pingsan dan tidak sadarkan diri.
Setelah membuat Zenitha pingsan ditempat, Ersya langsung saja pergi dengan terburu-buru meninggalkan Zenitha! Untuk pergi menemui orang yang telah berani berniat untuk menembak Zenitha.
"Keluar" Kata Ersya dengan lantangnya berteriak.
"Ternyata hanya anak kecil, berani sekali kau nak! Dimana orang tuamu? Apa kau tidak takut dengan kami" Tanya orang tersebut yang tadi berniat untuk menembak Zenitha tapi terhalang olehnya.
Dengan dua temannya, pria tersebut pun perlahan mendekat kearah Ersya dengan sebuah pistol ditangannya dan juga sebuah katana yang begitu tajam.
"Paman, mengapa kau membawa mainanku?" Tanya Ersya dengan menunjukan wajah imutnya.
"Mainanmu? Ini bukan mainan anak tampan! Tapi bila kau ingin memegangnya tidak masalah. Paman akan meminjamkannya untukmu" Kata pria tersebut dengan tersenyum manis.
"Bos, apa kau yakin ingin memberikan senjatamu kepada bocah ini?" Bisik salah satu pria yang ada disitu yang ternyata anak buahnya dan bukan temannya.
"Tentu saja. Lagi pula dia tidak akan berbuat apa-apa kepada kita! Dia hanyalah seorang bocah yang tak tau apa-apa" Balas pria tersebut.
"Tapi, bos!"
"Diam dan tutup mulutmu! Rahasiakan ini dari king. Jika kau memberitahu king, maka aku akan membunuhmu hari ini juga" Tegas pria tersebut.
"Bos, tapi misi kita adalah membunuh seorang perempuan yang bernama Zenitha itu dan juga anaknya" Celetuk salah satu dari ketiganya.
"Diam!!"
"Dia sudah pergi, lagipula--" Ucap pria tersebut tapi terpotong.
"Paman, aku ingin memegangnya" Potong Ersya dengan menunjukan ekspresi imutnya, tapi di dalam hatinya sebenarnya ia sudah muak dengan pembicaraan antara ketiganya itu.
"Ini"
"Pegang dengan benar pedang ini! Untuk tembak-tembakan ini. Nanti saja" Ujar pria tersebut dengan bodohnya patuh terhadap Ersya lalu memberikan katananya kepada Ersya begitu saja. Sedangkan pistolnya ia simpan di saku celananya.
"Apa ini tajam?" Tanya Ersya kembali.
"Tentu saja. Berhati-hatilah agar kau tidak terluka oleh pedang ini! Jika kau terluka paman tidak akan menanggungnya" Tutur pria tersebut.
"Benarkah?"
"Sepertinya kalian yang harus berhati-hati saat ini! Terutama dengan ku, paman!" Kata Ersya dengan nada dingin dan datar.
Ketiga orang yang berada didepannya pun terkejut seketika ketika mendengar nada bicara Ersya yang berubah dari lembut dan imut menjadi datar dan dingin, bahkan Ersya kini memberikan sebuah tatapan tajam kearah ketiganya.
"Mengapa tiba-tiba saja nada bicaranya berbeda?" Bisik salah satu pria tersebut kepada temannya.
"Nak, kemari dan kembalikan katana milik paman" Pinta pria tersebut dengan lembut.
"Mimpi"
"Kau bertiga sudah berani menargetkan bundaku dan berniat membunuhnya! Jadi... Mengapa aku harus mengembalikan barang yang sudah berada di tanganku ini kepada kalian? Bukankah kalian sudah memberikannya kepadaku? Tidak baik mengambil apa yang sudah kalian berikan kepada orang lain" Ujar Ersya dengan tersenyum devils.
"Jadi kau adalah putranya?" Tanya pria tersebut dengan nada marah.
"Yaps, sesuai tebakanmu... Karena kalian sudah berniat untuk membunuh bundaku maka aku akan membalas KEBAIKAN kalian dengan mengirim kalian ke atas sana" Balas Ersya..
"Tangkap bocah sialan itu" Titah pria tersebut.
Srekkkkk
Srekkkkk
"Mimpi" Ucap Ersya yang langsung saja berlompat dan menebas kedua kepala anak buah pria tersebut dengan begitu ahlinya.
Pria tersebut dibuat melongo oleh tindakan Ersya yang menurutnya sangat menakjubkan, sekali mengangkat katana miliknya Ersya sudah membunuh dua anak buahnya dalam satu tebasan saja.
"BAGAIMANA MUNGKIN!! KAU HANYALAH SEORANG BOCAH. BAGAIMANA BISA KAU MEMBUNUH KEDUA ANAK BUAH KU DALAM HITUNGAN DETIK SAJA?" Teriak pria tersebut dengan nada tak percaya.
"Siapa kau sebenarnya?"
"Tidak ada yang tidak mungkin untukku di dunia ini, apapun yang aku inginkan akan aku dapatkan! Berani menargetkan orang ku maka harus berani kehilangan nyawamu" Jawab Ersya dengan tersenyum miring menatap remeh kearah pria yang ada didepannya itu.
"Dialog itu... Apa kau... Apa kau seorang? Seorang--"
Srekkkkk
"Banyak berbicara"
Karena tidak lagi ingin memperlama waktu, Ersya langsung saja menebas kepala pria yang ada di hadapannya itu dengan sekali tebasan. Dengan sekali tebasan itu mampu membuat nyawa seseorang melayang dalam waktu singkat sepeti barusan yang terjadi.
"Lucifer, maksudku king. Apa kau baik-baik saja?" Tanya seseorang dengan nada cemas terhadap Ersya. Dengan nafas tak karuan karena berlari menghampiri Ersya saat ini.
"Bereskan mereka! Berikan aku tisu basah, ada darah bajingan yang nempel di wajahku" pinta Ersya dengan melempar katana milik pria yang dibunuhnya itu kepada pria yang dipanggil "Prince" oleh anak buahnya.
"Saya akan mengambilnya di mobil terlebih dahulu king" Kata salah satu anak buahnya itu dengan hormat laku terburu-buru mengambil sebuah tisu basah didalam mobilnya.
"Bunda"
"Queen sudah berada ditempat yang aman king! Saya sudah memindahkannya" Jawab pria tersebut (Prince).
"Salah satu dari kalian, antarkan aku kembali pulang kerumah bersama queen" Pinta Ersya datar.
"Mari king, Saya akan mengantar anda dan queen kembali pulang" Jawab salah satu anak buahnya itu.
"Hmmm"
"Kau prince, bereskan dengan baik! Jangan sampai kehilangan jejak. Buang kepala-kepala babi itu, bila perlu berikan saja kepada serigala-serigala peliharaan ku" Titah Ersya.
"Baik, king"
"Mari"
"Mari king"
...*****...
..."Aku tidak akan membunuhmu. Aku hanya akan menyakitimu dengan sangat buruk"...
...Ersya Melviano Ravindra...
..."Manis seperti gula, keras seperti es. Sakiti aku sekali, aku akan membunuhmu dua kali"...
...Virendra Haitham Victor...
...*****...
...Akhir kehancuran ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
🍒Marniselv🍒
lnjt
2022-06-12
0
Fika Fina Fidia
sereruuu pakai bingit....lanjut Thor 💪💪💪
2022-05-22
2
Eliza_lizee
lanjutt
2022-05-21
0