...Zenitha Merlina Revandra...
"Putraku adalah segalanya bagiku. Putraku bagiku adalah sebuah permata yang sangat langkah di dunia ini. Tidak ada permata yang bisa ditandingi oleh putraku! Bila pun ada itu pasti hanya akan berada di dalam mimpi saja"
"Tidak ada kisah yang benar-benar berakhir bahagia. Mereka hanya tidak memperlihatkan kepada dunia episode menyedihkannya, menyakitkannya, serta mengecewakan dari hidupnya. Akan aku tegaskan sekali lagi bahwa tidak ada yang namanya HAPPY ENDING"
*****
Keesokan harinya...
Ruang rawat
Hentakan langkah kaki seseorang mampu mengusik telinga anak laki-laki tersebut yang kini masih setia menutup matanya. Dan dengan perlahan-lahan anak laki-laki tersebut pun membuka kedua matanya, dengan pandangan yang kabur dan silauan cahaya lampu yang tajam menyorot jelas kearah kedua matanya, hingga mampu membuat anak laki-laki tersebut kembali menutup matanya dengan cepat, karena pantulan cahaya lampu yang menyakiti kedua matanya membuat anak laki-laki tersebut pun menutup kembali kedua matanya.
Hingga beberapa menit kemudian, anak laki-laki tersebut pun mencoba kembali membuka kedua matanya secara perlahan dan keseluruhan. Ketika kedua matanya sudah terbuka dengan sempura anak laki-laki tersebut perlahan menatap sekitarnya dan mengamati setiap benda yang ada di dekatnya itu.
"Dimana ini?" Tanya anak laki-laki tersebut dengan nada serak sambil menatap sekitarnya.
"Akhirnya kau sudah sadar, bagaimana perasaan mu? Apa kau merasa sakit di bagian perutmu atau kepalamu. Katakan padaku agar aku bisa membantumu" Celetuk wanita tersebut dengan tersenyum manis menatap anak laki-laki tersebut yang kini tengah menatapnya dalam.
"Kau yang menolongku?" Tanya anak laki-laki tersebut dengan pelan dan untungnya masih bisa di dengar oleh wanita cantik tersebut.
"Benar, aku yang membawamu kemari dan mengobati lukamu" Jawab wanita tersebut.
"Terimakasih"
"Sama-sama, hmmm... Bisakah kau mengatakan padaku siapa namamu? Agar kedepannya aku bisa memanggilmu dengan lebih akrab" Tanya wanita tersebut kembali.
"Nama? Aku tidak mempunyai nama" Ujar anak laki-laki tersebut dengan menggelengkan kepalanya pelan.
"Siapa namamu?"
"Namaku Zenitha Merlina Revandra, panggil saja aku Nitha" Balas wanita cantik tersebut dengan mengungkapkan namanya yang bernama-- Zenitha Merlin Revandra.
"Bunda"
"Ha?" Bengong Zenitha ketika mendengar panggilan yang diberikan oleh anak laki-laki yang ada di depannya saat ini.
"Terimakasih, bunda! Tolong berikan aku sebuah nama" Pinta anak laki-laki tersebut kepada Zenitha dengan wajah tersenyum kecil.
"Mengapa kau memanggilku bunda?" Kata Zenitha dengan bertanya kepada anak laki-laki tersebut sambil mengangkat salah satu alisnya keatas.
"Apa tidak boleh?"
"Kau ingin menjadi anak ku?"
"Jika diizinkan, bila tidak... Tidak masalah, tapi tolong kembalikan aku ketempat dimana kau menemukanku" Tutur anak laki-laki tersebut.
Mendengar perkataan anak laki-laki tersebut Zenitha justru malah diam dan tak membalas kembali ucapan anak kecil yang ditolongnya itu namun sedetik kemudian iapun tersadar kembali dari lamunannya.
"Ersya Melviano Ravindra, apa kau suka?" Pungkas Zenitha dengan bertanya.
"Itu... Untukku?"
"Benar, apa kau suka?"
"Aku suka, terimakasih" Balas anak laki-laki tersebut yang telah bernama-- Ersya Melviano Ravindra.
"Mulai sekarang dan seterusnya kau adalah putraku! Kemana pun bunda pergi kau harus mengikuti bunda. Kau mengerti Er?" Tegas Zenitha dengan tersenyum manis sambil memeluk pelan tubuh mungil Ersya.
"Izinkan aku menangis"
"Tentu, peluklah aku dan menangislah sesuka hatimu untuk sekarang. Namun kedepannya, aku takkan mengizinkan mu kembali menangis! Putraku"
Tangis haru dan bahagia pun akhirnya keluar begitu saja dibibir mungil milik Ersya. Karena dirinya benar-benar sangat-sangat terharu dengan apa yang terjadi hari ini. Dimana ia kini telah diangkat oleh seorang wanita cantik yang memiliki hati mulia dan mau berbaik hati menolongnya dari maut. Air mata bahagia pun tidak bisa kembali dibendung oleh Ersya lagi. Hingga membuat dirinya kini menangis saking bahagia dan terharunya.
Ini kali pertama ia bahagia dan menangis dalam kebahagiaan!.
"Terimakasih hikssss... Terimakasih karena bunda sudah mau menerimaku!" Tangis Ersya diliputi oleh rasa bahagia dan haru karena Zenitha benar-benar telah penolong dalam hidupnya.
"Jangan menangis lagi" Lirih pelan Zenitha.
"Izinkan aku untuk selalu bersamamu bunda, dimanapun dan kapanpun" Tutur Ersya dengan memeluk erat tubuh Zenitha walau dirinya masih berbaring ditempat tidur.
"Tentu"
*****
Tiga tahun kemudian...
"Bunda" Panggil Ersya yang kini sudah berusia lima tahun.
Setelah tiga tahun terakhir ini, hidup Ersya sanglah baik dari segi apapun. Bahkan kini Ersya mulai banyak yang menyukainya di sekolah karena memiliki wajah yang tampan, bulu mata yang lentik dan warna mata yang hitam pekat! Yang mampu memikat anak-anak kecil, remaja bahkan orang dewasa sekalipun berkat ketampanan yang ia miliki itu.
Tapi wajah tampannya itu di kelilingi oleh aura datar dan dingin, tapi bila Ersya tengah bersama Zenitha ia hanya akan menunjukkan ekspresi imut dan lucunya disertai senyuman dan tawa manis darinya, berbeda bila sedang diluar ketika bertemu orang luar lainnya.
"Kau sudah pulang Er? Apa kau ingin makan" Tanya Zenitha sambil tersenyum manis dan berjongkok menyeimbangi tubuh tinggi Ersya.
"Tidak bunda, aku ingin membersihkan tubuhku terlebih dahulu. Setelah itu baru makan bersamamu" Jawab Ersya dengan menggelengkan kepalanya kecil.
"Hahahaha, baiklah-baiklah bunda menunggumu. Cepat sana bersihkan tubuhmu yang sudah bau asam ini" Titah Zenitha dengan menutup hidungnya pelan sambil tertawa geli melihat tingkah putranya itu.
Ersya memang bukan pura kandungnya, tapi Zenitha... ia sangat menyayanginya bak putra kandung. Zenitha selama ini bahkan sangat mencintai dan menyayangi Ersya karena ia berkata bahwa Ersya adalah putra kandungnya. Ia tidak pernah menganggap bahwa Ersya adalah putra angkat yang ia temui karena ia lebih menyukai bahwa status Ersya adalah putra kandungnya.
"Terimakasih tuhan, karena kau sudah mempertemukanku dengan anak setampan Ersya. Aku tidak akan pernah menyia-nyiakan pemberianmu karena pemberianmu yang satu ini sangatlah berharga bagiku!"
"Dia mungkin bukan putra kandungku, dan bukan aku yang melahirkannya. Tapi setelah aku bertemu dengannya ia kini menjadi putraku. Putra kandungku yang aku lahirkan tepat ketika aku bertemu dengannya" Gumam Zenitha dengan tersenyum kecil.
"Dia adalah putra kandungku! Hari ini esok atau nanti... Kedepannya atau kebelakangnya ia tetap putraku" Tegas Zenitha kembali.
"Bunda" Panggil Ersya kembali yang kini sudah selesai membersihkan tubuhnya dan mengganti pakaiannya.
"Tampannya anak bunda, kemari sayang! Bunda ingin mencium mu" Pinta Zenitha dengan memerintah kepada Ersya untuk mendekat kearahnya.
Ersya dengan patuhnya langsung saja mendekatkan dirinya ke arah sang bunda dan ketika sudah sampai, benar saja! Zenitha benar-benar menciumnya dengan sangat gemas.
"Muachh"
"Untuk yang terakhir" Kata Zenitha dengan tersenyum kecil.
"Terimakasih bunda"
...*****...
...Kisah yang sebenarnya...
..."Bila ada seseorang yang memperlakukanmu layaknya boneka! Maka patuhi dia tapi jadilah boneka Annabelle untuknya"...
..."Hiduplah seperti aspal, diam walaupun di injak-injak, tetapi bisa melukai walau tanpa bergerak"...
...Ersya Melviano Ravindra...
..."Rasa sakit yang abadi adalah pertanda bahwa kau memiliki keberanian yang besar. Tersenyumlah dan tipu dunia bahwa kau baik-baik saja"...
...Zenitha Merlina Revandra...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Arwa Ingin Setia
anakku umur 2 th belum bisa ngomong jelas, masih bahasa planet.... 🤭.
Ersya sudah ngomong lancar seperti jalan tol 👍.
2023-04-04
1
Xyzbca_
Kata savage-nya Suga Bts
2023-03-31
1
🍒Marniselv🍒
next
2022-06-12
0