**
Musim panas sudah masuk di bulan juli, pekerjaan masih di tahap penyempurnaan pembuatan basement dan lantai satu.
Ardi masih tenggelam dalam pekerjaannya, dan meresapi ulang akan perasaannya untuk sofi.
Setelah kedatangan sofi tiga minggu lalu, dan sikap kasar ardi saat menghadapi sofi.
Hati ardi langsung dicuri oleh setiap senyuman dari sofi.
Ardi memang tidak pernah berusaha ramah dengan sofi, tapi sofi tidak pernah berhenti tersenyum untuk ardi.
Hal itu membuat ardi tidak pernah bisa menghalau sofi dari pikirannya.
Setelah hatinya mulai dicuri oleh sofi, ardi dengan ragu mulai sering menatap sofi.
Bukan hanya mencuri, tapi sofi juga menciptakan debaran di hati ardi setiap hari.
Ardi hanya punya pilihan untuk menyembunyikan debaran di hatinya dari sofi.
Penjelasan bu maria mengenai sofi yang akan menggantikan dia mengawasi project, sebagai perwakilan dari kantornya, disambut ardi dengan nafas beratnya.
Selama tiga minggu terakhir, ardi mencoba bersikap selayaknya rekan kerja sofi, tapi ardi mengambil tugas darko sebagi juru bicara mereka, untuk menjelaskan proggres pekerjaan pada sofi.
Sebaik mungkin ardi menahan emosinya setiap dia harus menghadapi sofi.
Ardi terkadang mendapati dirinya hanya menatap sofi, saat sofi berbicara.
Binar mata ardi juga tidak bisa dengan mudah ardi sembunyikan, saat sofi di dekatnya.
Ardi ingin lebih dekat dengan sofi, dan memastikan perasaanya untuk sofi nyata, tapi ardi tidak berani melangkah lebih jauh, karena bagi ardi, sofi hanya mimpi indahnya.
Debaran yang ardi miliki untuk sofi, dengan cepat berubah menjadi cinta, yang ingin ardi persembahkan untuk sofi.
Ardi menyembunyikan perasaannya dengan sempurna, ardi memilih untuk mencintai sofi dalam diam.
Terlintas keinginan untuk ardi bisa merasakan canda mesra dari sofi, tapi ardi selalu menghalau keinginannya, dan menyebut keinginanya, keserakahan di siang bolong.
**
Dua bulan terlewati, sofi sudah memamerkan senyumnya untuk ardi dari juni ke agustus.
Ardi seperti anak kecil yang melihat pesawat terbang, setiap dia mengharap cinta sofi.
Ardi hanya bisa berteriak dalam hati, karena sofi begitu tinggi, tak terjangkau, dan hanya bisa ardi kejar dalam angannya.
Ardi menyembut sofi di hatinya dengan sofiku.
Sofi sudah menjalar di setiap denyut nadi ardi.
Sofi tidak pernah membiarkan ardi untuk beristirahat dari mencintainya.
Meski ardi sangat fokus dengan pekerjaannya, tapi ardi bisa langsung merasakan langkah sofi, saat sofi memasuki area konstruksi.
Tubuh, hati, dan pikiran ardi selalu siap melihat senyum sofi, atau mendengar pertanyaan sofi.
Refleks yang ardi punya untuk sofi, membuat ardi terkadang malu saat dilihat oleh pekerja lainnya.
Sofi sangat dekat dengan darko, meski sofi baru bergabung selama dua bulan.
Sofi beradaptasi dengan mudah, dan mengambil hati semua orang.
Sofi dan darko memang seusia, mungkin karena itu mereka dekat, dan ardi mulai merasa iri dengan kedekatan mereka.
Komunikasi ardi dengan sofi hanya saat ardi bekerja di shift pagi, untuk memberikan laporan proggres konstruksi, atau hanya saat ardi menawarkan teh dingin untuk sofi, begitu sofi kembali ke office kit dari panasnya lokasi konstruksi.
Sofi selalu datang ke lokasi konstruksi pagi menjelang siang, dan pulang sore sebelum malam.
Tugasnya cukup mudah, mengawasi pekerja, melihat proses pekerjaan, menerima proggres pekerjaan, serta membuat ardi mencintainya.
Hanya rutinitas sebatas bicara mengenai pekerjaan, yang ardi bicarakan, untuk bisa dekat dengan sofi.
Selebihnya, ardi hanya bisa menatap sofi untuk menyenangkan hatinya, atau memberi sedikit perhatian untuk sofi yang tidak mencolok.
Darko sendiri sudah punya kekasih di jogja, kekasihnya baru saja menyelesaikan kuliah, dan selalu meminta darko untuk menikahinya.
Sementara darko masih begitu semangat meniti karirnya sebagai enginer.
Rasa cemburu menghinggapi ardi, saat ardi melihat sofi dan darko berbincang dengan kekasih darko melalui video call.
Kecemburuannya bukan karena ardi khawatir sofi akan menyukai darko, tapi ardi cemburu karena sofi selalu tertawa dengan lelucon darko.
Bukan hanya rasa cinta yang ardi miliki untuk sofi, yang ardi harus sembunyikan, tapi juga rasa cemburunya, ardi harus menyimpannya dengan baik.
Ardi berusaha untuk terlihat tidak tertarik, dan mengacuhkan kedekatan darko dan sofi, tapi ardi selalu melihat mereka dengan senyuman tipisnya.
**
Siang di bulan september, ardi baru sampai office kit untuk shift malamnya, dan ardi langsung memasang pengaman untuknya sebelum keluar ke lapangan.
Sofi membuka pintu, lalu duduk di bawah ac, dengan wajah merah karena terik matahari, saat ardi selesai memasang pengaman di tubuhnya.
"Pak ardi itu di cari darko mengenai tiang pancang", ujar sofi, sambil melihat ke arah ardi.
Ardi langsung memakai helm projectnya dan bergegas keluar dari office kit.
Ardi tidak mengambil kesempatan untuk berdua dengan sofi meski hanya sepuluh menit, ardi lebih memilih melakukan permintaan sofi, untuk bergegas keluar dari office kit dan menemui darko.
"Pak ardi memang nggak bisa ya sekedar bilang, iya sofi, oke sofi" ujar sofi, komplain ketika merasa tidak di tanggapi.
"Iya sofi, terimakasih" jawab ardi, kemudian ardi membuka pintu dan keluar dari office kit.
Sofi tersenyum sambil melihat ardi berlalu dan kembali menutup mata, sambil meraskan angin dari ac menghalau panas di wajahnya.
Saat ardi sudah ada di dekat darko dan melihat situasi yang terkendali, ardi langsung mengeryitkan dahi.
"Kenapa ko tiang pancangnya", tanya ardi pada darko.
"Bukan mas, ini subcont salah pasang instalasi listrik di basement, kalau di bongkar makan waktu nggak ya", ujar darko dengan wajah khawatir.
"Kalau memang salah, bongkar aja, paling makan waktu dua hari", jawab ardi dengan yakin.
Setelah ardi periksa, kesalahannya memang tidak begitu fatal, hanya salah di penempatan saja, keyakinan ardi langsung terjawab.
"Nanti sofi komplain lagi gimana", tanya darko.
"Nanti saya yang jelaskan, minta sama subcont supaya lebih memperhatikan gambar", jawab ardi.
Darko merasa lega, karena ardi akan menyelamatkan darko dari ceramah sofi.
Setelah memberikan arahan pada darko, ardi bergegas ke lantai dua, untuk bergabung dengan timnya.
Akhir pekan ini, ardi dan darko akan bergantian untuk libur.
Ardi di hari sabtu dan darko di hari minggu.
Sementara sofi, dia selalu ada di paviliun setiap akhir pekan.
Sebelum jam kerja sofi berakhir, ardi menemuinya untuk menjelaskan permasalahan hari ini, sekaligus ardi menyerahkan laporan proggres mingguan.
"Sof, ini ada yang harus di bongkar, mungkin proggres bulan ini akan delay dua hari", ujar ardi sambil melihat sofi yang masih sibuk dengan laptopnya.
"Hmmm, dua hari ya", ujar sofi yang membuat ardi sedikit gugup.
"Nggak akan ganggu proggres bulan depan kok sof", ujar ardi meyakinkan sofi.
"Oke deh nggak masalah", jawab sofi santai.
Sofi sedikit lebih lunak dari bu maria dan lebih mudah untuk diminta pengertian, tapi yang jelas, sofi lebih susah untuk ardi hadapi.
Sofi beranjak dari tempat duduknya, kemudian memakai jaketnya dan mengambil laptopnya, bersiap untuk pulang ke paviliun.
"Ada lagi yang perlu di sampaikan", tanya sofi pada ardi, karena ardi masih berdiri di dekat mejanya.
Ardi menggeleng dan memberi ruang untuk sofi berjalan.
Ardi tidak menyangka, kalau dia akan sekuat itu, menghadapi sikap cuek sofi, dan menyimpan seluruh perasaannya untuk sofi.
Bagaimana mungkin hati ardi yang selalu terbakar dengan tatapan mata sofi, terlihat tidak berarti untuk sofi.
Ardi hanya tersenyum sambil menggigit ujung bibirnya melihat sofi berlalu, ardi kemudian duduk di mejanya, dan melepas helm projectnya.
Perasaan ardi berkembang sangat cepat untuk sofi.
Dari hanya rasa sedikit kagum akan kecantikan sofi, lalu mulai menyukai sofi karena pribadi hangatnya, menjadi kobaran api karena ingin memiliki sofi.
Tapi untuk sofi, ardi hanya sebatas rekan kerjanya.
Kadang ardi merasa sakit di hatinya, karena harus mencintai sofi dalam diam.
Ardi bahkan harus menahan diri, dari keinginannya, untuk sekedar memegang tangan sofi.
Keinginan yang harus ardi halau, karena ardi tidak ingin menghancurkan hati sofi dengan kondisinya.
Ardi hanya ingin tetap bisa memiliki rasa cinta untuk sofi, sampai pada akhirnya nanti ardi harus merelakannya.
Ardi memang terdengar seperti prajurit pengecut, yang enggan ke medan perang, dimana ardi pasti gugur karenanya.
**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments