Sudut Ardi 2

**

Manado, salah satu kota besar yang terletak di ujung sulawesi.

Semenjak lulus kuliah dan mulai bekerja, ini pertama kalinya ardi mendatangi kota tersebut.

Udara yang manado tawarkan terasa segar, dan langit juga cerah saat ardi menginjakkan kakinya untuk pertama kali di kota manado.

Ardi sudah di tunggu oleh transportasi yang akan membawa ardi ke tujuan selanjutnya.

Mobil yang membawa ardi, berjalan tanpa hambatan, dan tidak ada kemacetan yang terlihat di sepanjang jalan yang ardi lewati.

Ardi sangat menikmati perjalanannya, dia kemudian membuka jendela kaca mobil di sampingnya.

"Ini mobil untuk akomodasi di project atau hanya sewaan harian pak", tanya ardi pada pengemudi mobil yang ia tumpangi.

"Untuk akomodasi project pak, sudah di sewa selama tiga bulan dari rental tempat saya bekerja", ujar si pengemudi dengan ramah.

Pak dante namanya, dia asli penduduk yang lahir dan besar di kota manado.

Setelah obrolan selama lima belas menit dengan pak dante, sampailah ardi di penginapan yang akan dia tinggali selama project berjalan.

"Sangat dekat ya dengan bandara", ujar ardi pada pak dante.

"Iya pak dekat memang, lokasi project bapak juga hanya lima menit berjalan kaki dari sini", ujar pak dante menjelaskan pada ardi dengan logat khas manado.

"Yang dari jogja sudah datang semua pak", tanya ardi lagi.

"Belum pak, pak ardi yang pertama saya jemput, sisanya agak sore, tapi di lokasi project sudah rame pak, pegawai borongan sama karyawan kontrak sudah disana", jawab pak dante, sambil membantu ardi menurunkan koper dari bagasi mobil.

Ardi kemudian mengucapkan terimakasih pada pak dante, dan berjalan sambil melihat sekeliling penginapan.

Kehijauan pohon menjadi pemandangan pertama saat ardi turun dari mobil.

Suasana masih terasa sunyi, begitu ardi berjalan lima langkah, ardi bisa melihat sebuah bangunan menyerupai paviliun yang keseluruhannya terbuat dari kayu.

Bangunannya masih traditional, mengingatkan ardi pada pendopo tari di kampusnya dulu.

Langkah ardi di sambut dengan meja makan yang panjang di tengah ruangan.

Kamar-kamar mengelilingi bagian luar ruang paviliun tersebut.

Lokasi paviliun masih sepi, hanya ada bibi yang bertugas memasak serta membersihkan paviliun.

Dia tidak sendiri, ada dua lagi penduduk sekitar yang membantunya.

Ardi memilih kamar nomer sembilan, dengan kunci yang masih menggantung di pintunya.

Begitu masuk ke dalam kamar, ada lorong kecil dan pintu kamar mandi yang menyambut ardi.

Ada cermin berukuran besar di depan kamar mandi, serta ada meja kecil di bawah cermin.

Tempat tidur dengan ukuran luas menghadap langsung ke televisi yang menggantung di dinding.

Meja kecil dengan lampu tidur di atasnya, terletak di setiap sisi tempat tidur.

Jendela kecil juga menghiasi setiap sisi televisi.

Begitu ardi membuka tirai jendela, ardi langsung melihat taman kecil yang ada di samping kamar.

Ardi tersenyum puas dengan kamar yang dia pilih.

Ardi kemudian membereskan koper dan tasnya, lalu menggantung baju miliknya di lemari yang ada di samping jendela kamar sebelah kiri.

Setelah semua beres, ardi langsung ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Begitu merasa segar, ardi berusaha untuk tidur, tapi meski badan ardi lelah, mata ardi enggan untuk terpejam.

Ardi memilih untuk keluar dari kamar dan melihat sekitar.

Meja panjang yang tadi ardi lihat kosong, kini sudah berjejer makanan dengan asap yang masih mengepul.

Ardi mendekat, dan bibi menjelaskan rasa penasaran ardi dengan setiap makanan yang ada di meja.

Menurut bibi, semuanya adalah masakan bibi.

Makanan yang bibi masak, seluruhnya adalah masakan khas manado.

"Ayo silahkan duduk pak, makan dulu", pinta bibi saat ardi hanya berdiri sambil mendengar penjelasan dari bibi.

"Terimakasih bi", jawab ardi.

Ardi menarik kursi dan mulai mengambil lauk yang membuatnya penasaran.

Masakan bibi sesuai selera lidah ardi, meskipun agak pedas tapi ardi enggan untuk komplain.

Ardi sudah lama bekerja di industri konstruksi, ardi memang selalu penasaran untuk mencoba keunikan masakan dari setiap daerah yang ardi kunjungi.

Setelah ardi selesai makan, ardi berkesimpulan, meskipun masakan bibi enak, tapi menurut ardi, masakan ibunya masih yang terbaik.

Ardi kemudian ingat penjelasan mila saat meeting, mengenai kamar di pavilliun yang akan karyawan tinggali.

Mila mengatakan kalau design setiap kamar di penginapan, dibuat seperti hotel bintang tiga.

Mila bilang itu akan menjadi tempat yang sangat nyaman untuk istirahat, setelah seharian penuh debu di lokasi project.

Semua yang mila ucapkan sesuai, kamar di paviliun memang sangat nyaman.

Ardi kemudian mengirim pesan pada mila, memuji dan menuliskan pesan kalau penginapan yang mila pilih sempurna.

**

Menurut penjelasan mila saat meeting, sepuluh kamar di paviliun akan di sediakan untuk tim pak imam.

Lima kamar sisanya akan di gunakan oleh pihak investor dan perencana, sebagai pengawas project.

Pihak karyawan borongan dan karyawan kontrak akan menempati rumah di belakang lokasi project.

Hal tersebut sangat lumrah, mereka umumnya laki-laki, dan mereka harus tinggal di dekat lokasi konstruksi, karena mereka harus bekerja secara shifting dan memulainya dari pagi.

Jumlah tenaga kerja borongan yang akan mendukung ardi sebanyak dua puluh enam orang, tapi itu belum terhitung dengan bagian mekanikal engineering.

Pihak karyawan dari kantor ardi, berjumlah enam orang.

Pak imam dan sinta hanya akan datang seminggu sekali, untuk mengawasi progress pekerjaan.

Ardi dan darko yang akan ada di lokasi project setiap hari, untuk mengawasi project, serta memastikan kalau rumah sakit akan dibangun sesuai design pak imam.

Mila dan dito dari management kantor, juga akan mendampingi ardi.

Mereka yang akan memastikan dan memberi instruksi untuk tim pendukung pekerjaan.

Seperti keamanan, administrasi project, material project, konsumsi serta akomodasi, sepenuhnya merupakan tanggung jawab mila dan dito.

Pak imam menekankan kepada mereka berdua untuk bekerja secara detail, jangan sampai ada yang ketinggalan, supaya project berjalan sesuai harapan, dan tanpa adanya hambatan.

Hal yang paling ardi suka dari pekerjaannya adalah, tantangan yang berbeda dari setiap project pembangunan.

Masing-masing unik, dan sejauh ini, selama enam tahun ardi bekerja sebagai engineer, pekerjaan ardi tidak pernah membuat ardi bosan.

**

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!