Hipnotis Sofi

**

Rumah Sakit Tikala Manado, pagar pembatas yang tiga hari lalu kosong, kini sudah terpasang stiker.

Terdapat plang segi empat yang terpasang di tiga titik, salah satunya di pintu masuk project.

PT Mahakam, tertulis di sudut atas plang tersebut, dan ada keterangan ijin pembangunan di bawahnya.

Hari senin sudah datang, saatnya memulai pertempuran.

Mungkin terdengar sedikit berlebihan, tapi itulah yang berkecamuk di hati ardi.

Semua sudah bersiap, para pekerja terlihat hilir mudik memasang dan mempersiapkan alat, pekerjaan awal adalah pemasangan pondasi.

Kebisingan sudah mulai terdengar di sekitar project.

Pak imam berjalan menuju office kit memimpin ardi dan timnya.

Pak imam selaku kepala arsitek, mengumpulkan semua pekerja untuk berdoa bersama, sebelum memulai pekerjaan.

Begitu doa selesai, briefing juga dipimpin oleh pak imam.

Pak imam menjelaskan, setiap satu enginer akan di dampingi oleh lima pekerja, untuk pemasangan pondasi.

Pekerjaan pemadatan lahan, ground anchor, instalasi tandon dan lainnya, sudah dikerjakan satu bulan sebelumnya oleh sub kontraktor.

Pondasi yang akan di gunakan adalah pondasi rakit seperti permintaan investor, biasanya pondasi tersebut di gunakan untuk gedung lebih dari lima belas lantai.

Rawan gempa di sulawesi, yang menjadi alasan pihak investor bersikukuh dengan jenis pondasi tersebut.

Rumah sakit tikala hanya gedung berlantai lima, tapi pihak investor memaksa untuk membangun rumah sakit dengan pondasi jenis tersebut.

Ardi, darko dan andri kemudian bersiap untuk prosedur pemasangan pondasi.

Hanya ardi dan darko saja sebenarnya cukup, dengan sepuluh pekerja sipil di dalam tim mereka, tapi dengan hadirnya andri, di harapkan bisa mempercepat pekerjaan.

Ardi di dampingi oleh lima karyawan sipil, mereka bukan kali ini saja bekerjasama dengan ardi, tapi sudah kesekian kali.

Pak tono memang selalu memilih mereka, untuk mendampingi ardi mengerjakan design pak imam.

**

Satu minggu sudah terlewati, pondasi sudah mulai terpasang dengan kokoh.

Kalkulasi awal untuk jadwal pemasangan pondasi adalah satu bulan, tapi dengan andri bergabung, ada kemungkinan pekerjaan pemasangan pondasi bisa berjalan lebih cepat.

Pekerjaan di mulai dari jam delapan pagi dan berakhir di jam sepuluh malam.

Ardi dan darko akan bekerja di pagi hari, dan andri yang akan meneruskan pekerjaan mereka di malam hari.

Di office kit, pak imam masih sibuk melihat design yang dia buat, sementara dito masih berkutat dengan jadwal masukknya barang.

"Pastiin jadwalnya sesuai dit", ujar pak imam,

"Baik pak", jawab dito.

Sosok perempuan paruh baya, dengan usia sedikit lebih muda dari pak imam, berdiri di depan pintu sambil tersenyum.

"Maria", teriak pak imam terkejut, kemudian mereka bersalaman dan berpelukan.

"Kamu yang ditugaskan disini sama big boss", tanya pak imam sambil mempersilahkan wanita bernama maria tersebut untuk duduk.

"Office kitnya oke juga mam", ujar bu maria, tak menjawab pertanyaan pak imam.

"Yah lumayanlah untuk sepuluh orang", ujar pak imam sambil melihat meja-meja yang masih kosong,

"Dua meja itu nanti untuk pengawas dari kantormu sama dari perencana", ujar pak imam sambil menunjuk dua meja di sudut dekat jendela.

"Sebulan ini, aku yang akan awasin kalian bekerja, jadi jangan sampai delay pekerjaannya ya", ujar bu maria mencoba terlihat serius.

Dito hanya tersenyum dan pak imam langsung terkekeh.

"Kenapa tidak sampai project selesai", tanya pak imam.

"Big boss masih diluar, nanti kalau sudah balik ke jakarta, aku harus kembali dan mendampingi dia, nanti ada yang gantikan", ujar bu maria.

"Dari tim perencana siapa yang mewakili", tanya pak imam.

"Tito, sore nanti dia baru sampai", jawab bu maria.

Mereka hanya berbincang singkat, karena pak imam harus kembali melihat detail dari designnya, dan bu maria langsung ke lapangan menghampiri enginer yang bertugas.

Bu maria dan pak imam punya cerita, meski hanya sedikit yang tersebar, tapi cukup terkenal di kantor ardi.

Bu maria dan pak imam merupakan kawan di sekolah menengah atas, mereka sama-sama bersekolah di bandung.

Pak imam menaruh hati pada bu maria saat mereka masih SMA.

Hanya saja, sampai mereka lulus, pak imam tidak pernah menyampaikan perasaanya ke bu maria.

Pak imam tahu, kalau hatinya bu maria sudah di miliki oleh pria lain.

Berjalannya waktu, pak imam akhirnya merelakan harapannya untuk bersama bu maria, dan pak imam memilih untuk menjadi sahabat bu maria hingga kini.

Bu maria merupakan putri dari salah satu konglomerat di jakarta.

Meski keluarganya sangat kaya raya, tapi keluarga mereka sangat tertutup.

Tidak banyak yang tahu mengenai keseluruhan dari keluarga tersebut, tapi cerita tentang mereka selalu membuat orang-orang penasaran untuk membicarakannya.

Perusahaan keluarga bu maria sudah lama bergerak di bidang investasi.

Perusahaan tersebut sangat tertutup untuk publik, karena itu merupakan perusahaan keluarga.

Meski begitu, perusahaan yang kini dikelola oleh bu maria sangat terkenal di kalangan kontraktor.

Banyak perusahaan kontraktor yang berlomba-lomba menjadi relasi mereka, tapi hanya sedikit yang berhasil.

Berkat persahabatan yang pak imam jaga dengan bu maria, perusahaan pak sadam, menjadi salah satu perusahaan, yang sering mendapat kepercayaan dari perusahaan keluarga bu maria.

**

Hari berganti, tak terasa sudah masuk pertengahan bulan juni.

Ardi melihat jam di tangannya, lalu bergegas ke office kit untuk meletakkan perlengkapan konstruksinya, kemudian pamit ke pak satpam yang bertugas, untuk menuju paviliun.

Ini shift malam ardi setelah andri di tarik oleh pak tono.

Andri di tarik oleh pak tono minggu lalu, setelah mereka menyelesaikan pekerjaan pondasi.

Andri di minta pak sadam untuk mempelajari project selanjutnya, dan menemani pak tono, menggantikan ardi untuk ground breaking project bulan depan.

Persiapan project di manado, memang awal mulanya hanya untuk ardi dan darko, jadi tidak begitu berpengaruh ketika andri harus pergi.

Begitu sampai paviliun, ardi langsung makan malam, kemudian membersihkan diri.

Setelahnya, ardi membuat sambungan video dengan adiknya.

Rasya namanya, dia adalah resident kedokteran tahun pertama.

Rasya bertugas di salah satu rumah sakit di jogja, dia selalu terlihat kelelahan, bahkan dia lebih sering tinggal di rumah sakit, daripada pulang ke rumahnya.

Rasya hanya pulang ke rumah dua kali dalam seminggu.

Seusai menanyakan kabar ibu, dan memastikan kesehatan mereka berdua, ardi mematika telvon, kemudian beranjak untuk tidur.

Ardi terbangun di pagi hari, saat waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi.

Ardi kemudian turun dari tempat tidur, dan membuka tira jendela, mematikan ac, lalu bermain video game di handphonenya.

Setelah ardi merasa lapar, ardi keluar dari kamarnya, dan berjalan ke arah meja panjang di tengah paviliun.

Meja panjang itu, dari awal memang berfungsi sebagai meja makan dan tempat berkumpul.

Berbagai hidangan makanan dan camilan sudah tertata rapi di setiap piring di atas meja makan.

"Bi kok sarapannya warna warni", tanya ardi saat dia melihat banyaknya piring berisi makanan di atas meja.

"Iya, pak imam dan bu sinta semalam datang, yang dari jakarta juga sudah pada datang pak", jawab bibi yang terlihat sibuk.

Ardi hanya mengambil roti gulung dan berjalan di sekitar paviliun, sambil menikmati udara segar yang di tawarkan oleh kota manado.

Ardi memilih untuk duduk kembali, setelah lima menit hilir mudik.

Bibi kemudian keluar dari dapur, membawa panci dengan bau sangat harum, saat ardi baru duduk di meja makan.

Ardi dengan rasa penasaran melihat apa yang bibi bawa, ternyata soto daging buatan bibi, yang membuat perut ardi langsung berbunyi.

Ardi kemudian mengambil mangkuk, dan meracik soto yang baru bibi keluarkan dari dapur, dengan mulut ardi yang masih mengunyah roti gulungnya.

Pak imam kembali ke manado, setelah hanya dua hari pulang ke jogja, sungguh pak imam tak pernah lelah, pikir ardi dalam hati.

"Bi memang yang lain pergi ke project tanpa sarapan, kok masih banyak", tanya ardi, karena ardi melihat masih banyak makanan di meja.

"Enggak pak, tadi pagi sibuk sekali, bu maria minta sarapan diantar ke project, ini mau saya masukkin ke tupperware", jawab bibi, sambil mencapit makanan satu demi satu.

Setelah selesai menyantap soto, ardi memilih untuk sedikit berolah raga.

Ardi mengakhiri olah raga kecilnya dengan pull up, kemudian ardi kembali ke kamar untuk bersantai sambil menunggu jam kerjanya dimulai.

Ardi harus berangkat ke project sekitar pukul dua siang.

Ardi tersenyum sambil menyalakan televisi, mengingat darko yang ada di lapangan.

Darko mungkin sedang kewalahan menjawab setiap pertanyaan dari pihak investor, meski ini masih di awal pekerjaan.

Bu maria sangat ramah, tapi dia selalu memiliki banyak pertanyaan.

Bu maria memang lebih sering mencecar pak imam, saat pak imam ada di manado, tapi bu maria tidak pernah melewati pertanyaan untuk pekerja yang lainnya juga.

Bulan awal saat pekerjaan pondasi berjalan, pak imam hanya hadir selama satu minggu.

Ardi dan darko memutuskan untuk suit, mereka memutuskan siapa yang akan menghadapi bu maria, dan darko kalah.

Andri tidak ikut suit, karena dia bertugas malam, jadi dia tidak akan menghadapi pertanyaan bu maria.

Hari ini ada tiga orang yang harus di hadapi oleh darko, tapi dengan adanya bantuan dari pak imam, ardi merasa tidak perlu terburu-buru untuk berangkat ke lokasi konstruksi.

Setelah bersantai dengan menonton televisi dan browsing di internet, ardi memutuskan untuk bersiap berangkat kerja.

Ardi berangkat dari paviliun saat waktu menunjukkan pukul 13.45.

Terik matahari di bulan juni terasa sangat menyengat, ardi berjalan ke lokasi project dengan hati yang terasa aneh.

Ardi tersenyum kecil tanpa tahu apa yang akan ardi hadapi siang ini.

Ardi menambah kecepatan jalannya, saat pintu masuk lokasi project terlihat.

Sesampainya di office kit, ardi melihat sudah ada bu maria pak imam, sinta, pak tito, serta ada dua orang yang masih asing untuk ardi.

"Selamat siang ardi", sapa bu maria saat ardi masuk ke dalam office kit.

Ardi langsung tersenyum pada bu maria.

Ruang office kit untuk karyawan dari pt mahakam beristirahat, tidaklah luas, hanya ada sepuluh meja dan kursi, serta satu meja untuk berkumpul.

Layar cctv juga ada di sebelah pintu masuk, untuk mengawasi kondisi di lokasi konstruksi.

Pak imam memperkenalkan ardi pada pak budi, sub kontraktor untuk instalasi listrik.

Pak budi menjelaskan, kalau dia hanya akan survey untuk hari ini, dan akan mengirim pekerjanya, saat pekerjaan basement dan lantai satu sudah masuk tiga puluh persen.

Selain pak budi, juga ada sesosok gadis mungil yang masih asing untuk ardi.

Dia sedang mendengarkan penjelasan pak tito, dan ardi hanya melihat sisi kanan wajahnya, saat ardi sedang berbincang dengan pak budi.

Setelah pak tito selesai berbicara, gadis yang baru siang ini ardi lihat, melihat ke arah ardi, dan tersenyum pada ardi dengan wajah cantiknya.

Senyumnya membuat jantung ardi langsung terhenti selama tiga detik.

Sinar matanya, dan senyum cantiknya membuat ardi terpaku.

"Sofi", ujar gadis cantik yang membuat jantung ardi berhenti, dan dia sudah berdiri di depan ardi, sambil mengulurkan tangannya.

Ardi kembali bernafas, dan entah mengapa ardi hanya berjalan ke meja kerjanya, melewati uluran tangan gadis cantik yang masih tersenyum pada ardi.

Setelah sepuluh detik ardi diam, ardi merasa kalau dia sudah bersikap kasar, ardi kemudian berbalik, dan tersenyum pada si gadis yang bernama sofi.

"ardi", ujar ardi sambil menelan ludahnya.

**

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!