Keesokan harinya Deon bangun lebih awal tetapi ia masih di tempat tidur ia meraih pndelnya untuk mengabari Gilang sekertaris pribadinya itu
" Haloo Gilang " Ucapnya saat sambungan telpon tersembunyi pada Gilang
" Ada apaan kamu telfon aku sepagi ini Deon kau mengganggu mimpi indahku " Kesal Gilang pada Deon di sambungan telpon tersebut
" Handel pekerjaan kantor untuk dua hari ya, aku tak bisa ke kantor sekarang, " Ucapnya langsung ke point
" Hahh dua hari, pekerjaan kantor sekarang lagi banyak banyakk nya Deon apa kamu sakit hingga tidak bisa masuk " Omel Gilang
" Ya aku sakit maaf, gaji bulan ini aku tambah deh bagaimana " Ucapnya
" Baiklah, cepat subuh agar aku bisa meledek mu lagi " Ucapnya nya lalu mematikan sambungan telfon tersebut
Deon pin meletakkan ponselnya kembali ia beranjak dari tempat tidur dan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya, ia mengguyur badannya dengan air hangat, ya Deon terbiasa mandi dengan air hangat karena ia marasa sangat rileks dan segar setelah mandi dengan air hangat, jika cuaca tidak panas makan ia mandi dengan air hangat tetapi jika cuaca panas maka ia mandi dengan air dingin kecuali saat ia sakit ia akan ma di dengan menggunakan air hangat.
Setelah selesai mandi ia pun mengganti pakaiannya untung saja Nisa belum terbangun dari tidur nya, ia membiarkannya tidur, lebih lama, Deon keliru dari dalam kamar setelah memaki pakain santainya yang berlengan panjang dengan sweater rajut yang hangat ya dia masih kedunginan walau tidak sedingin semalam, badannya juga masih panas ,
Deon menuju dapur untuk memasak sarapannya, ia memasak nasi putih, tempe goreng dan telur ceplok saja ia menyiapkan dua piring untuk nya dan Nisa
Tak lama setelah Deon selesai memasak Nisa oun keluar dari kamarnya dengan wajah bingung mencari Deon
" Deon kau dimana " Panggilnya setengah berteriak
" Aku di dapur Nisa, kemarilah " Jawab Deon yang merupakan dengar teriakan panggilan Nisa
Dengan segera Nisa menuju Dapur , dan melihat Deon sedangengiapkan sarapan pagi
" Kau masih sakit, kenapa memasak , dan kenapa kau tidak membangunkanku " Ucap Nisa ia sudah duduk di kursi meja makan dengan piring yang sudah terisi nasi dan kaum pauk serta gelas minum di sampingnya Deon oun juga duduk dengan piring yang sama isinya
" Maaf, kau tidur sangat nyenyak aku tak mau membangunkanmu , makanlah lalu bersihkan dirimu " Suruh Deon
Setelah mengucapkan kata-kata itu Deon pun memakan sarapannya, ya Nisa pun juga memakannya walaunia merasa sedikit tidak nyaman tetapi ia menutupinya dengan senyuman manisnya itu
Setelah selesai makan dan membersihkan tempat makan tersebut Nisa pun membersihkan dirinya di kamar mandi dapur, sedangkan Deon ia menyiapkan pakain ganti untuk Nisa ia tahu, karena sekarang ia membawa Nisa di rumah nya, dan Nisa tidak membawa apapun, ya karena Deon dengan paksa mengajak Nisa pulang ke apartemen nya ini tanpa membawa apapun, secara ia membawanya di tengah jalan saat ia ingin menutup kedai kopi yang sekarang sudah rusak ulah paman dari Nisa sendiri
" Deon maaf aku tak punya pakaian ganti lagi, ini adalah baju buang kemarin " Ucapnya sedikit takut ia tak bisa keluar dari kamar mandi sekarang karena ia mencuci bajunya dan sekarang ia tak punya pakain ganti
" Keluarlah kau membawa handuk bukan aku sudah menyiapkan pakain mu di dalam kamar " Perintah Deon,
Dengan takut takut Nisa pun kelur dari dalam kamar mandi dan langsung berlari kecil masuk kedalam kamar Deon, ternyata Deon sudah menyialkan pakaiannya , setelah berganti pakaian Nisa ingin menjemur pakainnya yang ia cuci tadi
" Deon dimana tempat untuk menjemur pakainan " Tanya Nisa sedikit kikuk
" Ohh di sana " Tunjuk dekn di halaman belakang apartemennya yang tak jauh dari dapur, Nisa bisa melihatnya karena pintu halaman terbuka,
Beberapa menit setelah Nisa menjemur pakainnya ia menghampiri Deon kemabli di ruang tengah
" Deon bisakah kita bicara sebentar " Panggil Nisa pada Deon
" Ya bicaralah " Jawab Deon
" Deon maaf aku berada di rumah mu, kenapa kau membawaku kemari Deon aku merasa tak enak " Ucapnya
" Ohh itu aku tidak tahu kenapa, saat melihat mu kemarin dengan paman mu yang tak tahu malu aku merasa sedikit bersalah dan ya aku membawa mu kemari " Jelas Deon
" Tapi aku orang asing yang baru saja kau kenal kemarin Deon " Terang Nisa kembali
" Lalu kenapa, apakah tidak boleh " Tanya Deon pada Nisa pasalnya ia hanya ingin saja mengajak Nisa ke apartemen nya setelah kemarin membuatnya tidak ingin meninggalkan Nisa, ia tak tahu mengapa ia sendiri masih bingung dengan perasaannya dan dirinya sendiri sekarang
" Ya secara kita tak saling kenal untuk apa kau membawa ku kemari Deon, aku akan pergi setelah kau sembuh itu akan lebih baik untuk ku dan dirimu " Jelas Nisa
" Tidak kau tidak akan pergi mana mana, jika kau ingin kembali bersama paman mu aku tak akan biarkanmu, lalu jika kau pergi kau akan kemana " Ucapnya sedikit keras
" Maaf tapi aku tak bisa tinggal bersamamu di sini kita tak ada ikatan apapun Deon, aku akan mencari tempat tinggal nanti " Jawab Nisa penuh dengan tekanan
" Kau butuh pekerjaan bukan, kedai kopi mu sudah tak ada kemarin paman mu merusaknya " Ucap Deon
" Aku bisa mencari pekerjaan ku sendiri Deon "
" Aku punya pekerjaan untuk mu asal kau kau tidak pergi dari sini " Tawar Deon pada Nisa
" Apa kau bercanda " Kesal Nisa pada Deon
" Aku tidak bercanda, kau bisa menjadi asisten pribadiku, otomatis kau akan bersama dengan ku selama aku membutuhkan mu " Ucapnya tenang
Nisa pun hanya bisa menghela nafas panjang, tak ada gunanya anta berdebat dengan Deon ia akan selalu kalah dengan berat hati ia pun menerima tawaran Deon
" Baiklah, tapi akun ingin tidur di kamar terpisah " Ucap nya pasrah tak tahu lagi harus bilang apa pada pria tampan itu
" Oky kau bisa menggunakan kamar tamu, aku tahu kau kemarin membersihkan apartemen ini bukan kau pasti tahu tempatnya " Ucap Deon pada Nisa
" Bagaimana bisa " Ucap Nisa terkejut
" Mudah saat aku bangun, kemarin dan memintamu untuk mengantarku ke kamar aku melihat bahwa tempat ini sangat bersih " Jawab Deon
" Maaf aku sudah berbuat aneh aneh di sini tanpa persetujuanmu " Ucap Nisa dengan rasa bersalah
" Tidak papa aku tak mempermasalahkan itu " Jawab Deon
" Maaf "
" Berhenti meminta maaf Nisa, kau bisa mengerjakan apa yang kau inginkan di sini, aku tak melarangmu, aku mengizinkan mu Nisa jadi kau tak perlu merasa tak enak atau takut " Jelas Deon pada Nisa
" Tapi aku... " Ucapan Nisa terhenti karena ia melihat mata tajam dari Deon iya masih merasa tidak enak dan banyak merepotkan bahkan ia sendiri tak pantas karena ia baru kenal dengan denominasi kemarin sebagai pelanggan kopi nya dan sekarang Deon malah mengizinkannya ia tinggal di apartemen nya ini, Nisa merasa seperti orang yang tak berguna , walau begitu ia menutupi semuanya dengan baik dan tersenyum dengan manis, meskipun hatinya menolak akan hal itu
Nisa dengan tenang duduk di samping Deon yang sedang bersandar di sofa ruang tengah sambil mendengarkan acara TV walau ia tak melihat TV tersebut, hingga siang hari dan Nisa ia ingin memasak makan siang untuk mereka berdua.
" Deon aku akan memasak makan siang nya kau tidurlah, ku rasa badan mu panas lagi pagi tadi kau tidak minum obat bukan " Ucap Nisa seraya berdiri dan hendak berbalik menuju dapur
" Ahh iya aku tidak meminumnya, tidak usah memasak kaunlwsan saja makanan, bahan makanan di kulkas sudah habis tadi pagi " Terang Deon lalu mengambik ponsel nya yang ia letakkan di samping ia duduk
" Tapi aku tak mempunyai ponsel Deon " Ucap Nisa
" Kau tak punya ponsel, ya sudah ini pakailah ponsel milik ku besok Sekertaris ku akan datang ke mari dan mengantarkan ponsel mu serta keperluan mu yang lain " Jelas Deon pada Nisa seraya menyerahkan ponselnya ke Nisa
" Terimaksih, dan maaf aku merepotkan mu lagi "
" Tidak kau tidak merepotkan ku, kau sekarang menjadi asisten pribadiku, kau harus selalu siap saat aku membutuhkan mu apa kau mengerti "
" Ya aku mengerti, omong omong kau ingin makan apa aku tak tahu di sini banyak pilihannya " Tanya Nisa yang kebingungan mencari menuju makanan karena di sana tertadapat banyak menu makanan
" Terserah padamu aku suka semua makanan yang enak kalo tidak enak aku tak akan memakannya " Jawab Deon dengan mata yang terpejam
" Baiklah aku akan memilih menu nasi padang dan minumnya teh hangat saja boleh "
" Iya boleh asal kau suka "
Setelah memesan Nisa mengembalikan ponsel milik Deon dan Deon pun meletakkan kembali ponselnya di sofa dekat ia duduk sembari menunggu pesanan mereka datang ia pun bertanya pada Nisa
" Nisa orang tuamu apakah masih ada "
" Tidak mereka sudah tidak ada hanya paman ku yang ada dan bibi ku lalu kedua saudara ku dari bibi saja " Jawab Nisa
" Ohh maaf, aku tak tahu, tapi apakah bibi dan paman mu memperlakukan mu dengan baik dari yang ku lihat kemarin paman mu tak suka dengan dirimu " Tanya Deon basa basi
" Ya mereka memperlakukan aku dengan baik jika mereka. Ingin uang ku tapi jika aku tak memiliki uang maka mereka akan memperlakukan aku seperti kemarin, mereka memang membenciku dari dulu entah alasannya apa aku pun tak tahu semenjak orang tuaku tiada sikap mereka berubah " Jelas Nisa pada Deon yang mendengarkannya dengan matanya yang terpejam karean Deon masih belum sembuh sepenuhnya
" Apakah karena harta "
" Mungkin, sudah lah jangan membahas itu, aku sudah tak masalh toh sekarang paman tak akan mencariku, aku berada di sini bukan karena kau membawaku dari jalan kemarin saat kedai tutup, tanpa membawa apapun pula "
" Hahahahah ku tak tahu aku tak tahu, bagaimana bisa aku langsung membawa kemari, jujur saja aku tak pernah berbicara dengan perempuan ini pertama kalinya buat ku dan aku bisa cerita dan berbicara panjang lebar dengan mu tanpa ada bayang bayang dan perasaan tak nyaman " Ungkap Deon di sertai dengan tawanya
" Ohh bukankah kau tampan, biasanya orang tampan memiliki banyak penggemar dan wanita di sekitarnya kenapa kau tidak " Rasa penasaran Nisa pun datang tiba tiba .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments