Setelah sampai di apartemennya ia pun langsung turun keluar dari mobil, kemudian ia memeutari kemudian ya dan membukakan pintu mobil untuk Nisa
" Keluar " Perintah Deon pada Nisa , dengan cepat Nisa pun kelurahan dari dalam mobil
" Terimakasih tuan, saya akan pergi " Ucapnya lalu ia berjalan pergi, tetapi sebelum ia bejalan suara Deon yang terdengar menghentikan langkahnya
" Siapa yang menyuruhmu pergi hmm " Suaranya mengintruksi
" Tuan ta tapi saya "
" Masuk, ikuti aku " Ucapnya lagi dengan pasrah Nisa mengikuti Deon masuk ke dalam apartemennya
Saat berada di ruang tengah Deon menyuruh Nisa untuk duduk
" Duduk " Perintahnya , karena Nisa terlalu takut dengan sorot mata jama Deon tanpa kata ia pun duduk menuruti perkataan Deon
Setelah Nisa duduk Deon pun ikut duduk dan membaringkan dirinya di paha Nisa, Nisa yang tersadar pun terkejut dan ingin menegur Deon memintanya tidak melakukan hal aneh apapun
" Ehh tuan maaf tapi ... "
" Diam " Ucapnya memotong perkataan Nisa, setelah beberapa menit ia memejamkan matanya, ia pun membuka suaranya dan bertanya pada Nisa
" Nama mu " Ucapnya dingin, Nisa ya g merasa di tanyain pun menjawab
" Na nama saya, Nama saya Nisa Faradilla Tuan " Jawab Nisa sopan
" Jangan panggil saya tuan Bisa " Tegur nya
" Lalu saya harus manggil Tuan siapa tuan? " Tanya Nisa karena ia tak tahu harus memeangbil dengan sebutan apa, nama saja ia tak tahu
" Hahh panggil saya Deon jangan ada panggilan tuan, aku tak menyukainya " Ucapnya lalu ia pun bangkit dari tidurnya dan pergi meninggalkan Nisa sendirian di sana, ia menuju kamarnya untuk membersihkan dirinya dan menenangkan fikirannya
" Hahh kenapa akau jadi begini Gila.... Bodohnya aku... , bukannya risih atau apa aku malah ingin berdekatan dengannya, aneh nya aku tak merasakan perasaan itu, " Gumamnya saat ia mengguyur badannya dengan air hangat di kamar mandi untuk merilekskan tubuh nya dan menyegarkan fikirannya
Di ruang tengah Nisa sendirian bingung melakukan apa karena ia tak tahu menahu, pasalnya ia di bawa kematian tanpa pe jelasakan , ia masih merenung memikirkan nasip kedai nua yang hancur akibat pamannya mengobral abrik nya dan perkataan pamannya yang menyakitkan hatinya, dan ia bingung tak tahu ingin tinggal dimana karena pamannya sudah mengusirnya dari rumah nya dan uangnya di ambil oleh pamannya tadi
Lama menunggu Deon ia pun tertidur karena merasa lelah , setelah Deon membersihkan tubuh nya dan berganti pakaian santai ia pun menuju ruang kerjanua dan melihat kerjaan kantornya sebentar, setelah selesai ia berniat ingin memesan makanan karena perutnya yang lapar, dan ia teringat dengan Nisa yang masih ada di ruang tengah, segera ia pun melihatnya di sana sesudah memesan beberapa makan siang untuk nya dan Nisa
" Tidur, manis sekali " Ucap nya dalam hati, tak lama karena tak mau membangunkannya ia pun hanya membenarkan posisi Nisa tidur agar lehernya tak sakit saat bangun
Beberapa menit kemudian makanan yang ia pesan pun datang, langsung saja ia menyantap makanan tersebut, sesudah menerimanya, ia menyisakan satu kotak makan siang untuk Nisa nanti.
Kemudian setelah ia kenyang ia pun menuju ke sofa lainnya dan tidur di sana ya badannya sangat lelah ia belum cukup tidur hari ini , karena ia merada pusing dan kelelahan tanpa banyak waktu setelah ia membaringkan dirinya ia pun sudah tertidur menjelajahi alam mimpinya
Sementara, Deon tertidur Nisa pun terbangun ia melihat Deon tidur di sofa sebrang da ia melihat ada satu kotak makan dan satu note kecil yang bertuliskan " Makanlah, " Lalu dengan ragu iapun memakan makanan tersebut, karena tak ingin mengecewakan Sang tuan rumah dan menghargai pemberiannya maka ia pun memakan makanan tersebut dengan cepat.
Sampai menjelang malam Deon pun belum ki Jung bangun dari tidurnya, sedangkan Nisa karena tak tahu harus melakukan apa ia pun membersihkan seluruh apartemen Deon sampai malam, setelah selesai ia berniat untuk membersihkan dirinya dibubarkan mandi dapur, karena Deon sedang tidur ia tak takut, dan ia cepat cepat dengan kegiatan mandinya, sesudah ma di dan memakai pakaiannya ia pun berencana untuk membangun kan Deon yang sedari siang tidur hingga kini
" Tuan, ehh maksud saya Deon, bangun ini sudah malam " Panggilnya sambil menepuk tangannya pelan agar tidak terkejut
" Deon bangun sudah malam, aku sudah menyiapkan makan malam, maaf menggunakan dapur mu " Panggilnya lagi, tetapi tak ada reaksi apapun dari Deon bangun dari tidur nya
Dengan ragu ia meletakkan punggung tangannya di dahi Deon, betapa terkejutnya ia merasakan panas yang ada di badan Deon
" Astaga panas sekali badannya, pasti dia sangat kelelahan " Gumamnya pelan, lalu sedetik setelah tahu ia bahwa badan Deon panas dan Deman ia pun mengambil air dingin di baskom kecil dan handuk untuk mengompres nya agar panas naya turun serta mencari obat Demam yang ada di kotak obat di atas almari kecil dekat TV
Beberapa saat setelah Nisa mengompres Deon, Deon pun terbangun dari tidurnya karena merasa kedinginan luar biasa
lalu ia pun melihat Nisa tertidur di lantai sebab mengompres nya, dengan hati hati ia meletakkan handuk kecil itu di atas meja dan pelan pelan mendudukkan dirinya agar tak membangunkan Nisa
Karena Nisa sensitive dengan suara atau apapun karena ia tak benar benar tidur ia pun merasa terusik, dan merasakan bahwa Deon bangun, lalu ia pun terbangun dari tidur nya yang hanya memejamkan matanya saja tanpa benar benar tidur
" Apa aku membangunkanmu, maaf " Ucapnya pada Nisa
" Ohh tidak aku tak bnar benar tidur, ohh iya aku menyiapkan bubur untukmu, dan obat deman, minumlah agar cepat sembuh " Perintahnya lalu ia memberikan satu pil obat demam dan segelas air putih yang ia persiapkan sejak tadi sambil menunggu Deon bangun dari tidurnya
" Tidak... Aku tidak mau meminum obat pahit itu " Tolak Deon dengan Suara serak khas orang bangun tidur
" Jika kau tak minum kau akan tampabah sakit, lihat tubuhnya sangat panas " Ucapnya lembut tetapi penuh dengan tekanan, ia menghilangkan rasa takutnya, karena ia merasa sangat takut jika Deon sakit da bertambah parah, Tia tidak mau itu, ia akan merasa bersalah membuat pemuda di hadapannya itu sakit, karena membantu nya tadi
" Kau sangat berani padaku, tidak ada wanita yang seberani dirimu memaksaku u tuk meminum obat " Ucapnya lemah, dengan ragu ia mata ih ih atau itu tetapi ia ragu untuk menelannya
" Aku, akan sangat takut jika kau sakit, aku akan merasa sangat bersalah, memiliki uatmu sakit karena melihat dan membantumu dari paman ku tadi " Jelasnya
" Itu tidak ada hubungannya dengan aku sakit " Terang Deon ia masih memegang obat tersebut dan melihatnya ia merasa takut untuk menelannya, pernah sekalinya menelannya dengan paksa tetapi hasilnya ia mengeluarkan obat itu dalam sekejap, karena ia akan sangat kesulitan u tuk menelan obat dan dadanya yang selalu berdebar ia tak bisa tenang dan menelan obat itu dengan mudah
" Kenapa kau pandangi dan kau pengang obatnya, cepat telanlah " Surutnya kembali karena ia merasa gemas, melihat sedari tadi nobarnya hanya di pegang dan dinoandangi saja oleh Deon
" Aku ahhh, kenapa harus di hadapan mu... " Ucapnya menahan malu ia malu mengakui bahwa ia kesusahan untuk menelan obat itu
" Katakan saja aku tidak akan menertawakan " Yakinnya karena ia yakin bahwa orang di hadapannya itu memiliki beberapa kesulitan dengan obat, melihat ia bagaimana melihat dan memegang obatnya yang belum ia telan juga
" Hahh sudahlah , aku kesulitan untuk menelannya, " Jujur Deon lemah katena ia merasa sangat pusing dan kedinginan tetapi ia tahan
" Bilang dari tadi jika kau kesulitan aku akan membuatnya mudah untuk di telan " Ucaonya lalu dengan cepat ia mengambil obat itu dan mengambil sendok bubur yang ia siapkan u tuk bubur nya dan menuangkan dekitit air dari gelas minum lalu melarut kan obat nya,
Setelah obat itu larut Nisa pun menyuruh Deon meminumnya dengan cepat
" Minumlah, obatnya sudah larut " Perintahnya lagi
" Tanpa banyak bicara Deon pun meminum obatnya walau terasa pahit ia menahannya, dan ia menjadi g hilangkan pahit dengan meminum air putih dari gelas tadi,
" Sudah sekarang tunggulah aku membwrsihkan ini dan mengambil sendok untuk mu makan dan memanaskan buburnya, jika kau pusing tidurlah lagi aku akan membangun kan mu nanti " Ucapnya dan di angguki oleh Deon
Setelah ia Nisa pergi kedapur ia pun membaringkan tubuhnya kembali dengan posisi memeluk dirinya sendiri karena ia merasa sangat kedinginan tetapi badannya sangat panas
Nisa yang memanaskan bubur nya setelah membersihlan sendok yang ia gunakan untuk obat ia pun kembali dengan satu mangkuk bubur yang sudah ia hangatkan dan sendok yang baru juga gelas minum di atas nampan ia kembali ke Deon yang sedang berbaring mungkin ia tidur
" Deon bangunlah, makan dulu " Panggilnya
Deon yang mendengar panggilan Nisa ia segera vangun dan mendudukkan dirinya, dengan telaten ia menyuapi Deon hingga bubur itu habis, setelah meletakkan mangkuk bubur yang kotor itu di dapat Nisa oun tak tahu lagi harus apa karena ia tidak biasa, ya dia di rumah orang makan ia tahu agar tidak macam macam
" Nisa bisa tolong saya " Panggil Deon ia bangkit dari duduknya dengan menggigil karena dingin
" Ya " Ucap Nisa singkat
" Bantu saya menuju kamar saya, saya tidak kuat " Ucap Deon pada Nisa dengan segera ia membantu Deon menuju kamarnya, ya Deon menunjukkan kamarnya, ia tahu Nisa adalah gadis polos
Setelah sampai di kamar nya ia membaringkan tubuhnya di kasur king size nya dang menykimuti dirinya tetapi ia masih kedinginan
" Apa kau perlu bantuan " Tanya Nisa karena ia melihat Deon sangat kedinginan walau ia tahu tubuh pria ini sangat panas
" Ya, bisakah kauengambilkan aku jaket hangat ku di kamari Pakaikan yang di sana, atas sendiri warna hitam yang ada bulu halusnya " Ucap Deon menunjuk lemarinya , dengan cepat Nisa menuju kesan dan membuka almari nya da mengambil jaket yang di katakan oleh Deon , setelah mengambil ia menutup kembali pintu almari dan menyerahkan jaket itu pada Deon
" Ini pakailah, aku akan keluar " Ucapnya belum selangkah ia beranjak suara Deon menghentikannya lagi
" Jangan pergi, tidurlah disini " Suruh Deon yang sedang memakai jaketnya
" Hah kenapa, aku orang asing di sini, kenapa kau biasa saja, bagaimana nanti jika aku melakukan hal yang macam macam di rumah mu " Ucap Nisa dengan nada tak suka
" Aku tak bisa menjelaskannya padamu, besok aku akan menjelaskan semuanya, tidurlah di sini untuk semalam saja, aku pastikan, aku tak akan bermacam macam dengan mu, aku sedang sakit Nisa " Jelasnya panjang dan dengan perasaan kesal Nisa pun menuruti pria yang sedang sakit itu, itu tak paham dengan dirinya, mau maunya saja ia di suruh suruh oleh orang yang bernama Deon tersebut ia pun bergumam dalam hatinya
Nisa berbaring di samping Deon, ia pun langsung memejamkan matanya untuk tidur, dan Deon pun juga sama ia memejamkan matanya untuk tidur, tak lama mereka pun tertidur .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments