"Kak turunin Zhia" ucap Zhia mulai meronta di gendongan kakak sulungnya.
"Tidak" sahut Ballu tenang dengan wajahnya sudah kembali datar lagi seperti biasanya saat melewati banyak pelayan dan prajurit yang sudah kembali pada aktivitas mereka masing-masing.
Setelah si pembuat keributan tertangkap mereka semua kini sudah bisa tenang sejenak, karena pembuat onarnya sedang di jaga oleh kelima prianya. Namun entah nanti bagaimana jadinya beberapa jam yang akan datang.
"Turun" kekeh Zhia.
"Tidak"
"Turun"
"Tidak"
"Tur..."
"Pilih turun atau di kurung di kamar" ucap Raja Hilla memotong ucapan putrinya.
Pria paruh baya itu cukup pusing di buat oleh anak gadis satu-satunya itu yang sangat di luar nalar tingkahnya.
Perasaan para putri lainnya sangat anggun dan penurut, kenapa putriku sangat bar-bar batin Raja Hilla bingung.
"Kok gitu sih ayah! semalam sore di kurung, sekarang mau di kurung lagi, emangnya Zhia burung apa" cemberut Zhia dengan tangan yang di sedekapkan di dada walau posisinya di gendongan Pangeran Ballu.
"Ya kau memang burung, burung gagak yang sangat berisik kalau buka mulut" ucap Zhio yang sangat senang mengganggu Zhia.
"Diam kau hantu gentayangan jelek" balas Zhia.
"Mana ada hantu gentayangan setampan aku, kau yang burung gagak berisik, hitam lagi" sahut Zio lagi.
"Kak Jagir! lihat tuh si hantu gentayangan" adu Zhia pada Jagir yang memang lebih memanjakannya dengan sikapnya yang sangat lembut itu.
Sedangkan Jagar walaupun orangnya cuek tapi dia sangat menyayangi keluarganya terutama adik perempuannya itu.
"Huhuhu dasar tukang ngadu" ejek Zhio.
"Kak Jagir" ucap Zhia lagi.
"Berhenti mengejek adikmu Zio" kata Jagir yang selalu membela Zhia.
"Anak manja" cibir Zhio pelan.
"Kak Ballu" rengek Zhia lagi.
"Cukup Zhio atau nanti ibu Vela menceramahimu" tegas si sulung.
Si jahil Zhio melengos saat di lihatnya Zhia tersenyum penuh kemenangan karena mendapat pembelaan dari para kakaknya sedangkan Zhio di nistakan.
"Awas saja kau" ancamnya yang sebenarnya tidak nyata alias bercanda. Sedangkan yang di ancam hanya menjulurkan lidahnya mengejek Zhio.
Zhia memang anak yang bar-bar tapi kalau sudah berkumpul bersama keluarganya, maka sikap manjanya akan keluar walau jarang.
Hingga mereka tiba di sebuah tempat di mana para orang tua mereka tinggal. Bangunan besar dan mewah itu memang di gunakan ketiga ibu dan ayah mereka yang tidak ingin tinggal sendirian di satu kediaman tertentu. Apa gunanya punya istri kalau harus tinggal sendirian dan tidur sendirian itu katanya saat ada temannya yang bertanya.
Melihat kedatangan suami beserta anak-anak mereka membuat ketiga ibu itu langsung berdiri menyambut.
"Astaga sayang kamu dari mana aja nak!, ibu khawatir sama kamu" ucap permaisuri Zie memeluk putrinya sayang.
"Dia di taman belakang bu, tidur di atas pohon" adu Zhio kali ini.
Sontak saja hal itu membuat ke tiga wanita paruh baya itu memekik antara kaget dan tidak percaya.
"Benar apa yang katakan kakakmu itu Zhia?" tanya Ratu Mira yang memang lebih tegas pada anak-anak mereka tapi dia yang paling di sukai oleh Zhia.
"Iya bu" sahut Zhia santai.
Dan...
"Akhh ampun bu ampun..." pekik Zhia seraya memegangi tangan ibu Zie yang menarik telinganya.
Itu memang selalu menjadi andalah wanita satu itu jika ada anak-anak mereka yang nakal atau melakukan kesalahan. Maka telinga mereka yang akan jadi sasaran hukuman darinya, namun Zhia yang paling tidak pernah jera dengan itu.
"Kamu itu perempuan nak, kenapa malah tidur di atas pohon?" ucap permaisuri Zie geram.
"Kamu kan selalu ibu bilangin Zhia jangan jadi kayak kakak-kakakmu, mereka itu laki-laki jadi wajar kalau mereka melakukan sesuatu yang berbeda dengan perempuan, sedangkan kamu seorang gadis, jadi bertingkahlah selayaknya gadis anggun dan menawan sayang, jangan jadi gadis bar-bar, kapan kamu akan menikah kalau seperti ini terus Zhia, kami para ibumu ini juga ayahmu itu sudah ingin sekali memiliki cucu nak" ucap permaisuri Vela yang memang paling cerewet tapi perhatian.
"Namanya juga tidak sengaja bu" sahut Zhia sembari memegang telinganya yang panas akibat jeweran dari ibu kandungnya tadi.
"Tidak sengaja! bahkan hari masih cukup gelap kamu sudah menghilang dari kamarmu dan itu kamu bilang tidak sengaja!" pekik permaisuri Vela tidak habis pikir.
"Astaga dulu aku ngidam apa ya waktu hamil anak ini" keluh permaisuri Zie melihat anak gadisnya yang sangat antik ini.
"Tapi Zhia tidak jatuh kok bu! beneran, malah tadi Zhio yang jatuhin Zhia dari atas pohon, untung kakak Ballu sama yang lainnya di bawah" kata Zhia yang kembali memantik kekesalan kedua ibu mereka.
"Ya ampun Zhio! kamu mau bunuh adikmu hah! kalau tidak ada kakak-kakakmu gimana nasib adikmu ini hah!" kesal permaisuri Zie kembali menjewer anak laki-lakinya.
"Sakit bu, lagian Zhio lakuin itu karena memang ada kakak di bawah kok" elak Zhio mencari pembenaran.
"Itu artinya kamu sengaja kan! kalau tadi kakak-kakakmu tidak bisa menangkap Zhia bagaimana Zhio? kamu kok tega banget sih sampe adik sendiri di jatuhin dari atas pohon, kamu mau memangnya di gituin hm! atau kamu mau kalau di lemparkan dari tebing!" kesal permaisuri Vela juga.
"Ampun bu tidak lagi deh, janji" kata Zhio memasang wajah memelas agar di maafkan.
"Kamu harus tetap di hukum" kata Ratu Nila tenang tapi tegas.
"Kok Zhio sih bu yang di hukum! kan yang salah Zhia karena udah buat keributan dan hilang pagi-pagi buta" ucap Zhio tidak terima.
"Zhia juga akan di hukum, nanti setelah sarapan pergi ke ruang baca istana dan jangan keluar sebelum ibu sendiri yang kesana menjemputmu, dan untuk Zhio, kamu pergi ciptakan ramuan baru untuk obat" ucap Ratu Nila.
Zhio memang ahli dalah hal pengobatan dan medis lainnya, tapi tak membuatnya lemah akan peperangan. Justru keahliannya itu memberikan keuntungan bagi pihak mereka jika ada pemerontak. Tanpa mengeluarkan banyak tenaga musuh bisa di lumpuhkan dengan cepat.
"Kok di ruang baca sih bu! kan bosen" rengek Zhia yang memang paling anti dengan yang namanya buku ataupun ruang baca karena baginya itu sangat membosankan.
"Tidak ada bantahan Putri Zhia, kamu harus nurut sama ibu kali ini" tegas Ratu Nila membuat Zhia hanya bisa cemberut tanpa komentar lagi.
"Sudahkan! ayo kita sarapan sekarang" ucap Raja Hilla sembari beranjak dari duduknya.
Memang kalau masalah anak-anak yang nakal ia tidak pernah ikut campur dalam hal menasehati. Kecuali jika memang sudah sangat di luar batas kewajaran barulah Raja Hilla akan buka suara. Namun jika masalah kecil seperti itu, maka para istrinyalah yang akan mengatasi bersama, tanpa pandang bulu dan membeda-bedakan anak kandung atau bukan, bagi mereka semua anak sama.
Mereka semua bergerak menuju ruang makan yang sudah di sediakan banyak makanan di atas meja. Zhia yang memang duduk di dekat ayahnya dan tepat di hadapan Ratu Nila dengan sang ibu kandung di sisi kanannya.
Tapi kali ini Zhia lari dari posisi duduk yang seharusnya, gadis itu memilih duduk kursi samping Jagar yang memang duduk di pinggir.
"Kok duduk di sini Zhia?" tanya Jagar heran.
"Mau di sini sama kak Jagar aja" sahut Zhia santai dan tidak ada yang mempermasalahkannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
⚔️🌾21N🎋🌺𝓘𝓼࿔ྀ🗡️
masih banyak yg typo... walau q kadang jg kl pas tik 😂
2022-07-05
0