Semua telah kembali ke rutinitas harian mereka. Mendekati hari pernikahan beberapa persiapan pun mulai dilakukan. Beberapa media telah memberitakan tentang acara tersebut, karna akan dihelat secara mewah dan besar-besaran. Saat ini, puteri dari pemilik salah satu stasiun penyiaran sedang heboh dengan kabar ini, Dialah Mikha sahabat dari Vio. Mereka berteman dari kecil jadi sudah sangat mengenal tentang satu sama lain. Mikha selalu memimpikan bisa menikah dengan pangeran tampan dan kaya raya. Salah satu targetnya adalah Wira Adnanjaya. Dia begitu mengidolakan wira, meskipun sudah punya kekasih dia selalu menyombongkan pria lain di depan teman-temannya. Kini Ia sedang patah hati yang di lebay-lebaykan, melihat hampir semua media menyiarkan berita yang sama, yaitu acara pernikahan Pewaris Adnanjaya Grup.
" Kau tahu aku sangat malas keluar rumah akhir-akhir ini, bahkan aku tak nafsu makan.." Keluh Mikha di depan sahabatnya.
'Lihatlah kau bilang tak nafsu makan, tapi lain dimulut lain dihati..' Batin Vio karna faktanya Mikha sudah habis 1 porsi pasta dan 2 porsi camilan.
" Hei kenapa yang sedih malah dirimu, di sini aku yang harusnya paling menderita. Katamu ingin menghiburku mendengarkan curhatanku. Cih, tapi apa ini malah sebaliknya aku yang mendengarkanmu.." Protes Vio.
" Iya Maaf, aku benar-benar kesal karna cogan di negeri ini akan menikah, dan bukan aku calonnya hiks hiks.. pokoknya aku akan hadir di pernikahannya. Aku yakin 100 persen kalau wanita itu tidak lebih cantik dariku .." Membusungkan dada dengan percaya dirinya.
" Hmmm, kau yakin..??"
" Sangat yakin, lihat buktinya dia tidak diperkenalkan dipublik. Bisa jadi itu karena mereka malu calon menantunya jelek.." Cekikikan dengan prediksi ngawurnya.
" Mikha.. kalau nanti acara pernikahanku dan pria itu di hari yang sama bagaimana? mana yang akan kau hadiri??" Iseng bertanya.
" Tentu saja aku akan pergi ke acara priaku, setelahnya baru ke acaramu haha.." Jawabnya dengan tawa santai, tak tahu kalau sahabatnya sedang putus asa karena pernikahannya tinggal 2 hari lagi.
" Yaa!! enyah kau dari sini, dasar! aku tak butuh sahabat pengkhianat sepertimu.." Kesal reflek langsung memukul-mukul mikha, mikha tertawa diikuti dengan Vio kemudian mereka saling berpelukan. "Bagaimana kalau aku dan dia berada di gedung yang sama??" Masih iseng bertanya.
" Haha.. Tidak mungkin, mana mungkin keluarga dari Adnanjaya mau satu gedung pernikahan dengan orang lain. Yang ada malah seluruh kota dibooking.."
" Yee mungkin saja kan tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini.." Masih ngeyel.
Mikha melepas pelukannya, tangannya meraih pundak sahabatnya. "Kamu tahu kan, kamu adalah salah satu orang yang berharga di hidupku. Jadi aku pastikan akan mengosongkan semua agendaku untuk bisa menemanimu dihari H nanti. Jadi pliss aku mohon jangan terlalu tinggi bermimpi. Haha bisa satu gedung dengan keluarga Adnanjaya itu mustahil sayang.." Mikha mengguncang-guncang bahu Vio untuk menyadarkannya, tak mungkin jika mereka akan satu gedung. Yang diguncang hanya diam membisu.
'Iya, aku juga berharap hanya bermimpi. Tapi ini sebuah kenyataan bahwa aku akan satu gedung pernikahan dengannya'.
Di sisi lain Wira sedang bersama seorang wanita, mereka berbicara dengan nyaman dan hangat. Wanita itu beberapa kali terlihat tersenyum menenangkan. Semua akan Baik-baik saja, begitulah kira-kira arti senyumnya.
" Apa kau akan hadir.." Tanya wira pada wanita itu.
" Tentu saja, itu kan hari bahagiamu jadi aku pasti akan ada disana.." Jawab wanita itu sembari mengusap
punggung tangan Wira.
" Apa kamu pikir aku bahagia dengan pernikahan ini, aku hanya menjalankan apa yang Ayah inginkan.."
" Aku yakin Ayahmu melakukannya karena Ia ingin yang terbaik untuk putranya. Apa kau sudah bertemu dengan wanitamu? bagaimana dia, pasti dia sangat cantik. Kalau tidak mana mungkin kamu mau dengannya.." Godanya mengalihkan pembicaraan agar tak melulu sedih.
" Lumayan tapi dia menyebalkan, aku rasa tak akan cocok denganku.." Wira menceritakan awal pertemuannya dengan Vio membuat mereka tertawa, sejenak melupakan kesedihan.
Kediaman Adnanjaya
Wisnu berbicara dengan anak buahnya perihal kesiapan pesta, disampingnya ada Ratna yang tampak acuh.
" Ingat jangan sampai ada yang tertinggal, aku ingin semua siap dengan sempurna.."
" Baik Tuan.." Mereka undur diri untuk melanjutkan tugasnya.
" Suamiku apa ini tidak terlalu berlebihan, lagipula ini kan hanya pernikahan bisnis. Saya rasa tidak perlu sampai semewah ini.." Ratna bicara.
" Apa maksudmu? Wira adalah anakku semua ini tak ada apa-apanya. Aku hanya berusaha memberikan yang terbaik yang aku bisa. Ini terkahir kali jangan mengatakan tentang alasan mereka menikah.." Tegas Wisnu.
'Selalu saja kau membelanya, apa kau tak tahu kalau masih ada wildan anakmu yang juga harus kau perhatikan.' Ratna kesal dengan suaminya yang selalu melebih-lebihkan apapun yang berhubungan dengan anak sulungnya itu. Berbeda dengan wildan si bungsu yang menurutnya seperti diasingkan.
Semua orang sibuk dengan segala persiapan menjelang pesta. Semua benar-benar dipersiapkan dengan baik. Mereka harus bekerja extra, karena ini menyangkut hidup dan mati. Bisa-bisa mereka kehilangan pekerjaan kalau sampai ada kesalahan barang sekecil apapun itu. Benny bertugas mengawasi sekaligus memastikan semua siap sempurna.
*****
Vio dan keluarganya dijalan menuju hotel tempat mereka menginap dan mengadakan pesta. Besok adalah hari dimana Ia akan berubah status menjadi seorang istri.
" Kemarin.. aku lupa memberitahu siapa calon suamiku, apa kau tidak apa-apa?.." Bicara ditelepon, memastikan sahabatnya baik-baik saja.
" Aku ingin membunuhmu, bisa-bisanya aku tahu lewat undangan bukan dari mulutmu sendiri.." Protes mikha.
" Aku hanya tak mau membuatmu terluka.."
" Iya Aku tahu itu, kalau aku tahu Kau yang menikah dengan wira, aku pasti akan lega dan bahagia. Dirimu adalah pilihan terbaik untuknya. Sampai bertemu besok di pesta.. bye" Seperti biasa menutup telepon tanpa menunggu lawan bicaranya menjawab dulu.
Tiba di hotel Vio berpapasan dengan Wira. Orangtuanya menyapa hangat calon menantunya. Tapi tidak dengan Vio yang tampak acuh berjalan begitu saja.
" Tunggu.." Wira menghentikan langkahnya. " Om, tante apa aku boleh bicara berdua dengan Gleysha.." Meminta izin agar terlihat sopan.
'Apa-apaan dia ini, tidak ada yang perlu aku bicarakan denganmu wahai manusia arogan' Vio.
" Tentu saja, kalian memang harus sering mengobrol agar lebih dekat.." Kinan tersenyum sambil menepuk bahu wira. Ia dan suaminya berlalu meninggalkan mereka.
" Ikut aku.." Ajak wira
'Kemana lagi sih, bicara saja disini apa susahnya..' Ngedumel berjalan mengikuti wira.
" Masuk.."
'Kenapa kau suka sekali bicara dalam kamar, dasar mesum..' Bergumam lirih.
" Langsung saja katakan ada apa?.." Vio mulai bicara karena tak nyaman berdua dengan wira.
" Kenapa buru-buru, Ibumu saja menyuruh kita untuk ngobrol lebih dekat.." Jawaban santai membuat Vio geram. Wira semakin mendekat membuat Vio mundur terpojok di dinding.
" Hei kenapa semakin mendekat, katakan saja apa mau mu??.." Melotot ke arah wira.
" Tunggulah disini sebentar, jangan berisik cukup diam.." Wira keluar meninggalkan Vio sendiri. Tak lama masuk seorang wanita cantik tersenyum hangat ke arah Vio.
" Maaf menganggu waktumu, Saya hanya mampir sebentar, ingin bertemu dan berkenalan dengan calon istri wira. Saya takut besok tidak bisa hadir jadi saya memintanya membawamu.." Vio masih diam. Wanita itu menggenggam hangat tangannya.
'Anggun sekali, siapa wanita ini.. apa dia kekasihnya'
" Wira takkan salah memilihmu, selain cantik sepertinya kamu gadis yang baik. Wira memang arogan, keras kepala, tapi dia pria yang hangat. Saya harap kamu takkan lelah menemaninya. Selamat atas pernikahanmu, semoga kalian bahagia ya. Saya permisi dulu.." Wanita itu menepuk punggung Vio.
'Apa aku sudah gila, aku terpesona oleh seorang wanita. sedangkan biasa saja melihat laki-laki tampan didepanku'
"Hei.. kau tidak dengar, aku menyuruhmu keluar.." Wira melambaikan tangan di depan wajah Vio yang tengah melamun. Berkali-kali Ia bicara, tapi Vio hanya melongo. "Lihatlah kau bengong seperti orang bodoh". Tanpa menjawab vio berjalan keluar kamar. Meski tak terlalu mendengar apa yang dikatakan wira tapi Ia tahu kalau wira sudah kembali.
'Apa tadi itu kekasihnya, kalau benar aku merasa bersalah jadi orang ketiga diantara mereka. Aku jadi terlihat jahat.'
Vio tidak langsung kembali ke kamarnya. Ia duduk dibangku taman hotel. Masih berpikir apa dia termasuk orang jahat yang telah merebut kebahagian orang lain.
'Besok aku akan menikah dan aku tak begitu mengenal calon suamiku, bahkan aku baru tau kalau dia punya kekasih. Apa nanti aku bisa bahagia dengan pernikahan ini. Sudah jelas aku tahu bahwa suamiku tak mencintaiku begitupun rasaku padanya kosong.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments