Jodohku Mr. Arrogant

Jodohku Mr. Arrogant

Awal

Ketika mentari mulai memancarkan sinarnya, mengganti gelap menjadi terang. Disaat itulah seorang wanita yang melamun sambil menompang tangannya tersadar, bahwa hari sudah pagi. Dia Gleysha Vionatta Hutama biasa disapa Vio, masih syok dengan keputusan Ayahnya semalam.

Vio berjalan menuju kamar hotel. Saat ini Ia sedang menginap di Hotel Jaya bersama orangtuanya. Ia masih belum begitu sadar, semalaman tidak bisa tidur dan malah bermalam di tepi pantai. Kantung matanya menghitam seperti zombie, ditambah jalannya terhuyung-huyung sempoyongan membuatnya hilang kendali. Bruuuk.. Dia menabrak sesuatu.

" Maaf, maafkan saya tuan, Saya tidak sengaja". Memelas dengan tangan mengatup di dada, mulai sadar saat dia tahu telah membuat kesalahan.

" Sit.." Mengibaskan pakaiannya yang ketumpahan kopi. "Apa katamu, kau bilang maaf padahal kau tahu ini bukan hal yang bisa diselesaikan hanya dengan kata maaf!!". Wajahnya terlihat sangat kesal, namun berubah kaget saat melihat wanita di depannya.

'Ada apa dengan wanita ini, wajahnya mengerikan sekali. Jam berapa sekarang, apa jangan-jangan dia bukan manusia'. Mengusap tengkuknya merinding.

Wajar pria itu beranggapan demikian. Penampilan Vio benar-benar mengerikan. Dengan gaun putih, rambut terurai berantakan, mata panda, wajah pucat, ditambah lagi Ia tak mengenakan alas kaki. Semalam setelah berdebat dengan Ayahnya Ia lari ke pantai untuk menenangkan diri. Mungkin saking sedihnya jadi lupa tak pakai sandal.

" Apa kau manusia??" Daripada penasaran lebih baik bertanya saja.

" Maksud tuan apa??" Bingung.

" Sudah lupakan.. sekarang apa yang akan kau lakukan dengan ini.." Menunjuk noda kopi di pakaiannya.

" Saya akan bertanggung jawab tuan, berikan.. saya akan membersihkannya." mengatungkan tangan ke udara, siap menerima baju pria itu.

Pagi-pagi sudah terdengar ada keributan, membuat petugas keamanan Hotel berlari menuju tempat kejadian.

" Permisi Tuan, apa ada yang bisa kami bantu?" Tanya salah satu petugas.

" Apa kau tak lihat! apa yang wanita ini lakukan padaku, kalian tahu waktuku sangat berharga dan dia begitu bodohnya menabrakku hingga membuat setelanku kotor. Sebentar lagi ada klien penting yang harus aku temui, dan sekarang kacau hanya karna orang-orang bodoh seperti kalian..!!!" Amuk laki-laki tampan bertubuh tinggi dengan badan yang ideal bak model itu. Lalu melemparkan jas yang Ia pakai tepat mengenai wajah gadis di depannya.

'Astaga apa-apaan dia ini, arogan sekali.' Ucapan Vio dalam hati.

" Kau.." menunjuk gadis di depannya "Kalau tidak selesai dalam 15 menit jangan harap bisa lolos dari ku.." Ancamnya lalu pergi setelah memberikan intruksi kepada petugas keamanan.

" Maaf nona tolong berikan kartu pengenal anda.."

" Hah untuk apa??.."

" Apa anda tidak tahu kalau Laki-laki yang barusan anda celakai adalah tuan Wira Adnanjaya, CEO dari Adnanjaya Grup? Apa nona tidak takut apa yang akan terjadi selanjutnya jika nona tidak patuh.."

" Cih apa-apaan kalian ini, aku hanya tidak sengaja menyenggol minumannya dan mengotori pakaiannya tapi apa.. haha kalian bilang mencelakianya??.." Tertawa heran, tak habis pikir dengan ucapan petugas barusan. Sesaat Ia sadar petugas di depannya sudah bermuka masam.

'Tatapan apa ini, kenapa jadi mencekam begini sih.'

" Oke.. oke tidak usah terlalu serius, nih ambillah tapi jangan lupa kembalikan lagi ya.." Akhirnya pasrah memberikan Id Card nya.

" Nona apa anda ingat waktu 15 menit telah berlalu tinggal 10 menit lagi, saran kami anda melakukan tugas anda dengan benar. Bisa-bisa keluar dari sini anda tinggal nama.." Ucap salah satu petugas membuatnya sadar tentang jas yang dipegangnnya.

'Oh Tuhan, benar aku belum membersihkannya.. sial ini gara-gara kalian aku jadi lupa tugasku..' Umpat Vio.

" Setelah anda selesai, tolong antarkan ke ruang VVIP lantai 15." Kata terakhir petugas itu yang langsung berbalik arah meninggalkan Vio. Segera dia pergi dari tempat itu dan berlari menuju tempat laundry.

'Apa ini yang namanya kesialan, benar-benar menyebalkan. Menyedihkan sekali hidupku ini Tuhan, bahkan ingin menangis pun rasanya sudah tak sanggup.' Vio.

****

Diruang VVIP Hotel Jaya

" Sial, kenapa kau tidak menyiapkan baju ganti untukku, apa aku harus berpakaian seperti ini dan bertemu klien ku. Ah bisa hancur imageku.." Protes anak dewasa yang terdengar seperti rengekan anak kecil, pria tampan dengan image yang cool dan mempesona. Selalu menuntut segala sesuatu harus sempurna termasuk penampilannya. Ya Dia adalah Wira Gerdiano Adnanjaya CEO Adnanjaya grup, perusahaan besar dibidang perhotelan yang sudah memiliki puluhan cabang dinegara ini. Ayahnya adalah Wisnu Adnanjaya. Pendiri sekaligus pimpinan yang sangat disegani oleh semua anak buahnya, karena sikap rendah hati dan bijaksananya. Berbanding terbalik dengan sang anak yang super perfectsionis dan arogan, yang ditakuti hampir semua karyawannya. Hanya ada satu orang yang sanggup dan setia disampingnya, yaitu sekretarisnya Benny.

" Maaf Tuan, karena pertemuan ini dadakan jadi saya tidak membawa koper anda. Baru saja saya menyuruh orang untuk membawanya kemari." Mencoba menenangkan tuannya.

" Hei, jam berapa sekarang." Malah menanyakan jam yang tidak nyambung dengan pembicaraan mereka.

" Ada apa Tuan, apa ada sesuatu yang penting..?" Tanya Benny dengan wajah seriusnya.

" Ben memangnya aku tidak boleh menanyakan jam." Protes Tuan mudanya.

'Bukan begitu tuan. Aneh saja kenapa anda menanyakan jam, padahal ditangan anda melingkar jam tangan yang cukup besar untuk dilihat..' Membatin dalam hatinya, yang tak mungkin Ia suarakan. haha..

Tok.. Tok.. Suara ketukan pintu mengalihkan obrolan mereka. Benny dengan sigap melangkah membuka pintu melihat siapa yang datang. Seorang wanita dengan wajah sayu, putih pucat dan rambut acak kadul berdiri didepan pintu. Wanita itu membawa Jas yang Ia kenali milik Tuannya. "Siapa anda?, ada urusan apa anda sampai berani mengetuk pintu ini..?" Cerca Benny dengan wajah tegasnya.

'Apa apaan ini, Oh Tuhan apa ini pintu neraka yang tak boleh diketuk..' Vio heran dengan orang-orang aneh yang Ia temui hari ini. Belum berhenti dengan keheranannya wajah seram di depannya membuat Ia langsung mengatakan tujuannya. Perlahan Ia berjalan memasuki ruangan itu dengan hati-hati karena atmosfer horor terasa disana.

'Seperti aku sedang berada di film horor, kenapa jadi merinding begini.'

" Maaf Tuan saya kesini untuk mengantarkan ini.." Menunduk sambil menyerahkan jas yang dipegangnnya.

" Wah wah, kau tahu sudah berapa menit berlalu. Kau membuatku menunggu lama. Apa kau tahu waktuku itu sangat berharga.." Menjawab sengit dengan wajah tengil tapi tetap tampan.

'Saya tahu karena tadi anda sudah mengatakannya Tuan kalau waktu anda begitu berharga, tapi kalau dilihat sekarangpun anda terlihat sangat santai.. jadi apanya yang berharga. Dasar Mr. Arrogant.'

" Saya benar-benar minta maaf Tuan, tadi lumayan antri di tempat laundry, but you can see pakaian anda sudah bersih kembali.." Vio meperlihatkan jas yang sudah bersih agar masalahnya cepat selesai.

" Ben Ambil itu.."

" Baik Tuan.." Benny menerima pakaian tuannya.

" Kau berani membantahku, apa kau tahu siapa aku!.."

" Anda Tuan Wira CEO Adnanjaya Grup, pemilik Hotel ini juga.." Menjawab dengan benar agar segera keluar dari tempat itu dengan tenang, pikirnya. Tapi sepertinya tidak semudah itu ferguso.

Prok prok Tepuk tangan sambil berjalan mendekat kearah gadis yang terlihat kumel itu. "Hei.. Kau tahu siapa aku dan masih tidak menuruti perintahku, haas Aku paling benci dengan orang yang tidak tepat waktu. Katakan hukuman apa yang pantas untukmu, .." Bisik Wira tepat di telinga Vio yang terdengar keras membuatnya menatap tajam kearah Wira. "Hei.. kenapa diam ayo jawab, orang sepertimu punya nyali juga menatapku seperti itu haa.." Hardik Wira dengan menunjuk kening Vio.

" Hei, hei? saya punya nama tuan, nama saya Vionitta bukan hei, apa kata anda barusan.. hah orang seperti saya?, memangnya kenapa dengan orang seperti saya!!..". Vio tak kuasa menahan amarahnya yang menurutnya ini sudah keterlaluan. Masa hanya karena kesalahan kecil jadi melebar kemana-mana.

" Kau! Kau benar-benar menatangku, berani sekali bicara keras padaku!!.." Wajahnya berubah merah, dia terbawa suasana yang membuatnya mulai kesal. Ben tahu itu dan langsung menyuruh Vio keluar, tapi gadis itu tak beranjak dari tempatnya berdiri. Ia belum selesai mengeluarkan semua unek-uneknya.

" Mentang-mentang punya kuasa anda jadi semena-mena pada saya. Arogan sekali hanya karena masalah sepele anda menyudutkan saya, seolah saya punya kesalahan besar!! Cih.. kalau bukan karna Ayah anda seorang Wisnu Adnanjaya, mungkin orang juga tak akan mengenali siapa anda.." Kata kata itu menjadi tamparan keras untuk Wira, hingga membuatnya benar-benar emosi. Benny berupaya menenangkan dan menyuruh Vio pergi, tapi sepertinya usahanya sia-sia. Malah dia yang disuruh meninggalkan ruangan itu. Dengan berat hati Benny berjalan keluar, Ia takut kalau Tuan mudanya lepas kendali dan hilang akal lalu terjadi hal yang tak diinginkan. Benny berjaga didepan pintu yang tertutup dengan hati was-was berharap gadis itu keluar tidak tinggal nama.

" Kau yang mulai menantangku, jangan salahkan aku jika terjadi sesuatu padamu.." Nada bicara Wira sudah terdengar garang.

'Sepertinya dia benar-benar marah, apa aku sudah membangunkan macan tidur.. matilah aku bagaimana ini, Oh Ayah, Ibu tolong anakmu ini.. hiks hiks.' Sesalnya dalam hati.

" Cih kenapa sekarang kau diam, bukannya tadi kau yang menabuh genderang perang.."

" Maa.. maaf.." Ucap Vio lirih nyaris tak terdengar.

" Apa?? aku tak dengar, huh tadi bicaramu keras sekali seperti kau punya nyawa 10. Kenapa jd melempem hah..?" Ejek Wira yang membuat Vio semakin gugup. Dia malu kalau terlihat takut, karena tadi benar dia seperti punya banyak nyawa.

" Maaf, bukannya saya mau perang dengan anda tuan, tapi anda benar-benar menyebalkan. Bicara seenaknya tanpa memikirkan perasaan saya. Hiks hiks.." Protes Vio yang di ikuti dengan tangisan kecil, membuat Wira bingung.

" Ya!!! kenapa kau malah menangis aku bahkan belum memulai hukumanmu! kita juga belum mulai perang kan!.." Wira berjalan mendekat ke arah Vio dengan wajah bingung, tapi tetap dengan gaya cool-nya yang selalu Ia coba pertahankan di dalam situasi apapun. "Kalau cengeng makanya jangan cari masalah.." Cletak.. Menyentilkan jarinya tepat di kening Vio. Membuat gadis itu sedikit mengaduh kesakitan.

" Kenapa kau jahat sekali.." Mengusap-usap keningnya. "Padahal Ayahmu saja sangat rendah hati, apa kau tahu ini adalah hari yang berat untukku. Aku seperti tak bernyawa hingga berjalan menabrakmu. Bahkan aku sama sekali belum tidur dari semalam. Aku benar-benar sedang putus asa. Ayahku bilang akan menikahkanku dengan lelaki yang akupun tak tahu siapa, menyedihkan sekali kan hidupku ini hiks hiks.." Tangis Vio benar-benar pecah, bahkan dia berani bicara santai dan berteriak sambil memukul-mukul dada bidang Wira. Tak dihiraukannya lagi siapa yang ada di depannya itu. Wira sendiri juga terbawa suasana dan memeluk Vio. Benny yang berjaga diluar heran ketika tak mendengar teriakan atau makian, tapi Ia merasa agak lega juga.

" Hei apa yang kau lakukan, berani sekali memelukku!!.." Teriak Vio saat sadar siapa yang memeluknya. Bruuukk.. Ia reflek mendorong Wira hingga keduanya terjatuh. Tanpa disengaja bibir mereka bertemu membuat mereka syok terdiam sesaat.

"Astaga dasar mesum!!.." Begitu sadar Vio langsung berdiri, begitu juga dengan wira.

" Hei apa kau bilang, mesum? Kau yang mendorongku, Oh atau jangan-jangan semua ini settinganmu untuk merayuku! jadi ini tujuanmu, pura pura mengiba untuk mendapat simpati ku. Ah I know, sudah banyak yang mendekatiku seperti dirimu. Cih dasar wanita receh.." Plaaak.. tamparan keras mendarat di pipi mulus Wira, membuatnya kaget sekaligus marah. Belum sempat berkata apapun Vio sudah berlalu meninggalkan ruangan itu. Bahkan ketika bertemu Benny di depan dia tak menghiraukannya. Benny segera masuk kedalam ruangan setelah tahu Vio pergi.

" Apa yang terjadi Tuan??" Benny penasaran, dilihatnya ruangan itu masih rapi. Berarti tidak terjadi sesuatu yang burukkan, pikirnya.

" Memang apa yang akan terjadi.." Wira menjawab cuek, jarinya mengusap-usap bibirnya. Padahal terlihat jelas pipinya merah akibat tamparan keras tadi. Benny menyadari itu dan curiga terjadi sesuatu, Tapi kalau memang benar kenapa setenang ini, batinnya.

" Suruh petugas kemanan kesini membawa Id Card wanita itu.."

" Baik Tuan."

FlashBack..

" Pokoknya Ayah tidak mau tahu kamu harus menikah dengan laki-laki pilihan Ayah..!!" Tegas lelaki berumur yang badannya masih terlihat gagah dan berwibawa. Bramastya Hutama. Yap beliau Ayah dari Gleysha Vionitta Hutama, pengusaha dibidang pangan yang perusahaannya lumayan berkembang maju. Namun akhir-akhir ini usahanya mengalami kendala, sebab beberapa investor menarik kembali investasi mereka. Ini terjadi karena perusahaan yang ingin bekerjasama tiba-tiba membatalkan kontrak secara sepihak. Membuatnya kelimpungan, karena sebagai pimpinan harus bertanggung jawab untuk semua karyawannya. Perusahaannya tidak boleh bangkrut, banyak kepala rumah tangga yang mengandalkan perusahaannya untuk mencari nafkah.

" Ayah, ayah boleh minta Gley untuk yang lain, tapi tolong jangan paksa Gley menikah dengan orang yang tidak Gley cintai, bahkan Gley tidak kenal.." Vio memelas berlutut di kaki ayahnya.

" Tidak ada kata tidak untuk keputusan Ayah, bersiaplah besok malam kita akan dinner dengan keluarga calonmu.. " Ayahnya berlalu meninggalkannya, sementara perlahan air matanya menetes. Ia tahu betul kalau ucapan Ayahnya adalah perintah yang tidak bisa diganggu gugat.

Di sinilah dia sekarang, menatap lautan yang langitnya sudah menggelap. Melihat tawa bahagia beberapa orang disekitarnya, dan merasai dinginnya hembusan angin pantai di malam hari. Ia berharap itu bisa menjernihkan pikirannya. Dia pikir liburannya kali ini akan menyenangkan, apalagi sudah lama Ia tidak berkumpul bersama keluarganya. Dia baru saja menyelesaikan kuliahnya diluar kota. Sebenarnya dia ingin mulai mewujudkan mimpinya menjadi desainer. Tetapi Ia merasa semua mulai pudar, bahkan sebelum Ia mulai. Malam semakin larut, dingin mulai menyeruak menembus tulang. Vio masih menatap hamparan lautan kosong. Seperti gambaran dirinya saat ini. Benar-benar kosong.

Terpopuler

Comments

Pramita

Pramita

hai Thor aku mampir nih, semangat terus yay


kalau ada waktu silakan mampir yay, biar kita bisa saling membantu

2020-05-09

2

Rizkika Handayani

Rizkika Handayani

lanjut ya Thor semangat 😀👍🤗

2020-05-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!