Makan Malam Keluarga

Pertemuan yang tak diharapkan tiba, acara makan malam keluarga yang tak diharapkan oleh vio. Tapi apa yang terjadi dengan gadis menyedihkan itu. Sepertinya 1 jam yang lalu dia ragu dengan keputusannya, namun siapa sangka kalau dia malah lebih dulu tiba. Sekarang sudah duduk manis di kursi makan resto tempat pertemuan. Bahkan Orangtuanya saja belum datang. ^_^

'Sepertinya aku memang benar-benar gila'.

" Tuan.. tuan wira, bangun tuan anda harus bersiap untuk acara makan malam.." Yang di bangunkan hanya menggeliat, Benny tahu kalau tuannya ini sedang pura-pura.

" Tuan, bukankah anda penasaran dengan apa yang direncanakan Tuan besar dan Nyonya?.." Pancing benny yang ternyata berhasil membuat Wira bangun dari tempat tidurnya.

" Apa bajuku sudah siap.." Mulai melepas kancing bajunya lalu masuk ke kamar mandi.

" Iya Tuan."

Benny menunggu di sofa kamar dengan wajah gelisah memikirkan yang akan terjadi nanti saat tuannya tau tentang perjodohan. Ia merasa bersalah karena merahasiakan semuanya dari Wira.

'Maafkan saya tuan wira.'

Melihat tuannya selesai bersiap Ia segera membuka pintu kamar dan berjalan keluar mengikuti wira menuju Restoran.

Di Restoran

"Gleysha" Vio tersadar dari lamunan mendengar namanya dipanggil, sontak Ia berdiri.

"Iya Nyonya saya Gleysha Hutama.." Vio menjabat tangan wanita yang menyapanya, kemudian wanita itu memeluk Vio dengan hangat.

" Mulai sekarang saya juga Ibu kamu, jangan sungkan ya.."

'Ibu?? Astaga aku saja belum tahu anakmu seperti apa, apa dia juga akan mau denganku' . Vio hanya membalas dengan tersenyum ramah meski tidak dengan batinnya.

Semua sudah hadir kecuali laki-laki yang akan di jodohkan dengannya.

Didalam lift menuju Restoran Benny yang sedari tadi berpikir akhirnya yakin, Ia akan memberitahukan tujuan dari acara makan malam ini.

" Tuan, Anda tahu saya tidak mau merahasiakan apapun dari anda, sekarang saya akan berkata jujur jadi saya harap Tuan tidak marah dan mau memaafkan saya.." Ucap benny dengan serius.

" Katakan.."

" Sebenarnya Tuan besar dan Nyonya menyiapkan makan malam ini dengan tujuan ingin mengenalkan anda pada putri sahabatnya, yang ak.." Belum selesai bicara Wira sudah memotongnya.

" Maksudmu ini makan malam perjodohan?.."

" Iya tuan, apa Tuan masih ingin hadir disana??" Tanya Benny ragu.

" Tentu saja, aku ingin melihat seperti apa calon istriku, katakan siapa dia, kau pasti tahukan?" Jawaban yang tak terduga membuat Benny heran, reaksi wira tak sesuai dengan apa yang Ia bayangkan tadi. Yah itu membuat Benny sedikit tenang.

" Dari info yang saya dapat gadis itu bernama Gleysha Hutama, tentu dari namanya anda tahu dia putri dari pemilik perusahaan Hutama Pangan."

Mereka tiba di tempat pertemuan, Benny yang awalnya hanya akan menunggu dekat situ diperintah Wira untuk ikut menemaninya ke dalam Restoran.

" Wah ini dia yang kita tunggu-tunggu" Sambut Bramastya Hutama .

" Maaf saya terlambat, perkenalkan saya Wira Adnanjaya.." Mendengar nama Adnanjaya Vio yang sedari tadi menunduk tersadar, sorot matanya tertuju pada kursi di depannya, Yah itu tuan Wisnu Adnanjaya dan wanita yang menyapanya tadi adalah istrinya.

'Bodohnya aku yang tak menyadari mereka keluarga Adnanjaya, Tuhan jangan sampai lelaki mesum arogan itu yang di jodohkan denganku..' Namun harapan itu sia-sia, karena memang benar pria yang kemarin ditemuinya lah yang akan menjadi calon suaminya.

'Gadis receh itu, sial kenapa benny tak katakan kalau dia gadis menyebalkan itu. Tapi seingat ku kemarin dia bilang namanya Vionitta bukan Gleysha, apa dia berusaha menipuku lagi '

Makan malam telah usai, kedua keluarga itu benar-benar dalam suasana bahagia. eits, tapi tidak dengan yang dijodohkan dadakan ini. Dengan melihat sorot matanya saja sudah tahu bahwa mereka sedang bersitegang. Tapi mereka berdua pandai berakting meskipun senyumannya terlihat terpaksa.

Entah apa yang membuat wisnu terburu-buru menikahkan putranya karna tanggal pernikahan pun sudah ditentukan olehnya, tentu saja Hutama juga setuju dengan itu. Mereka sengaja meninggalkan putra putrinya supaya bisa saling mengenal lagi. Suasana canggung merasuki ruangan itu, apalagi hanya ada mereka berdua, Benny juga kembali ke kamarnya.

" Ikut aku.." Ajak wira.

" Kemana?"

" Ketempat yang orang tak bisa dengar pembicaraan kita " Berdiri lalu berjalan yang diikuti Vio dibelakangnya.

'Kamar hotel, dia mengajakku masuk kamar!! astaga apa dia benar-benar mesum.' Maki vio dalam hati.

" Masuk dan tutup pintunya.." Mengarahkan dengan jarinya. "Kenapa diam disitu!!" Vio enggan masuk ruangan itu dan hanya mematung di depan pintu. "Aku bilang masuk, apa aku harus menyeretmu.. "Ancam wira membuat Vio pelan-pelan masuk kedalam dan menutup pintu.

" Duduklah.." Menunjuk sofa di depannya.

" Apa alasan anda mau menerima perjodohan ini??" Tanpa basa-basi Vio membuka pembicaraan.

" Haha alasan?, apa aku perlu alasan untuk menikah.."

'Selain arogan mesum dia juga sedikit gila ternyata'

" Iyalah setidaknya orang harus punya alasan untuk menikah, biasanya mereka menikah atas dasar cinta dan akan hidup bahagia bersama nantinya.." Ucapannya terdengar pilu dan putus asa, semua berbeda dengan yang dialaminya sekarang.

" Aku tak perlu alasan itu untuk menikah, toh nantinya aku juga akan menikah jadi aku anggap pernikahanku dimajukan." Jawaban santai yang membuat Vio geleng-geleng kepala, tak habis pikir dengan wira.

'Sepertinya Dia memang benar-benar gila'.

" Apa kau berpikir aku gila?."

" Ti..tidak, tidak mungkin aku berani berpikir seperti itu, andakan calon suami saya." Tersenyum palsu.

'Bagaimana dia tahu apa yang ada diotak ku, apa dia juga bisa meramal.'

" Kau jangan berani berpikir macam-macam, aku menikah denganmu bukan untuk jadi suami idamanmu. Jangan berharap aku akan membuatmu bahagia apalagi mencintaimu, aku tak percaya dengan itu. Aku tak bisa menjanjikan apapun padamu. Apa kau masih mau menikah denganku?"

" Saya sudah tahu konsekuensi dari perjodohan dan menikah tanpa cinta, tak usah khawatir saya siap dengan semuanya.." Meskipun terdengar menyedihkan Ia sudah yakin dengan keputusan itu.

'Apa dia sudah gila, mau menikah dengan pria asing'.

" Baiklah Kau bebas melakukan apapun yang kau inginkan asal tidak menggangguku.." Kata-katanya memang terdengar tanpa harapan tapi membuat Vio tenang, itu artinya Ia bisa melakukan pekerjaan impiannya.

*****

Vio kembali ke kamarnya dengan perasaan sedikit lega, Ia tak akan ambil pusing dengan calon suaminya, dia akan fokus pada impiannya.

'Dia menyebalkan tapi tampangnya lumayan juga, yang pasti jauh sekali dari yang dikatakan Mikha. Setidaknya aku bisa mengobati sedihku dengan menatap wajah tampannya haha.. apa aku sudah sinting'. Ia tertawa sesaat, lalu ingat ucapan wira saat dia membuka pintu hendak keluar kamar.

" Meskipun kita menikah kau tidak berhak mencampuri kehidupan pribadiku, sekretarisku akan mengirimkanmu perjanjian pernikahan.." Langkah Vio terhenti.

" Tenang, jangankan mencampuri urusan anda.. mau tahu tentang anda pun saya tak sudi.." Jawab Vio lalu keluar dan menutup pintu kamar.

' Baiklah ini memang sudah keputusanku menerima perjodohan, menikah dengan seseorang yang tak kuinginkan'. Ratapnya dalam hati.

FlashBack...

Saat hendak mengetuk pintu kamar orangtuanya sebelum acara makan malam mulai, Vio terdiam di balik pintu tak sengaja mendengar percakapan mereka.

" Apa tak ada jalan lain selain mengorbankan putrimu??" Tanya Kinan dengan iba kepada Bram Suaminya.

" Bukankah aku sudah bilang kalau ini jalan satu-satunya, harus bagaimana lagi? apa kamu tega melihat ratusan karyawan akan menjadi pengangguran? pikirkan juga keluarga mereka, sebagai pemimpin aku harus membuang egoku demi kesejahteraan mereka juga.." Deg kata-kata itu membuat Vio mematung cukup lama, Ia kini mengerti pasti Ayahnya sedang mengalami masa yang berat.

'Suatu saat aku juga akan menikah kan, jadi anggap saja pernikahan dan Jodohku dimajukan. Itung-itung berbakti kepada orangtua haha'. Menenangkan dirinya.

Eh tunggu.. bukannya alasan itu sama dengan alasan wira haha, bahkan alasannya lebih dulu dibuat sebelum dia tanya ke wira.

*****

Pagi terakhir disini, Vio keluar kamar dan mendapati seorang laki-laki tinggi, gagah berparas luamayan tampan dengan wajah tegas menghadang jalannya.

" Permisi nona, saya benny sekretaris tuan wira. Saya datang untuk menyerahkan ini kepada anda. Tolong anda baca sampai selesai dan lebih bagus lagi kalau anda menghafalnya.." Vio menerima dokumen dalam amplop coklat.

" Serahkan ini juga pada tuan mu, dan bilang juga padanya untuk menghafal semuanya. Jangan sampai kelewat barang 1 katapun!!.." Menyerahkan dokumen dalam bentuk yang sama pada sekertaris ben, tentu saja isinya berbeda. Semalaman penuh dia membuat daftar-daftar peraturan setelah menikah, Ia juga tak mau kalah dan di anggap lemah.

'Huh.. memangnya cuma dia yang bisa seenaknya, dia pikir aku gampangan. haah apa?? dia dulu bilang aku gadis receh, berani sekali dia meremehkanku liat saja nanti aku sekuat apa..' Gumam Vio dan berlalu meninggalkan benny.

" Apa ini"

" Itu surat perjanjian dari nona Gleysha tuan."

Jangan ada kontak fisik

Tidak boleh dekat-dekat

Jangan mendekat

Dilarang bersentuhan meskipun tidak sengaja

5...dst. Yang intinya semua sama dengan nomor satu. Dia mengerjakan semalaman tapi semua isinya sama gess.

" Apa dia sebodoh ini.." Wira tertawa di ikuti dengan benny. Dia berhenti saat membaca bagian akhir lembaran kertas itu. Ps: kita harus tidur ditempat terpisah karna aku tidak mau kejadian waktu itu terulang lagi, kau kan suka mencari kesempatan dalam kesempitan. " Wah kurang ajar sekali dia mengataiku me..." Tidak jadi meneruskan kata-katanya karna ada Benny yang tidak tahu kejadian waktu itu.

'Sial aku bahkan tidak bisa mengumpatmu gadis receh, awas saja kau berani menantangku dengan mengataiku mesum.'

" Apa ada sesuatu yang terjadi Tuan..??" Tanya Benny penasaran.

" Tidak. Lupakan, apa ada meeting hari ini??" Tanyanya mengalihkan.

" Ada tuan, klien yang kemarin membatalkan janjinya hari ini bersedia untuk bertemu.."

" Aku sudah malas. Beraninya dia membatalkan janji denganku, katakan aku sudah tidak minat dengannya.." Arogannya kumat dah.

" Tapi beliau termasuk klien penting tuan, apa anda tidak akan menyesal kalau sampai dia jatuh ke tangan Nyonya.." Bujuk benny.

" Baiklah atur jadwalku dengannya.." Benny tersenyum karna tuannya masih mau mendengarkannya.

" Baik, saya permisi tuan.."

Benny keluar kamar, Wira sendiri memilih untuk merebahkan tubuhnya di kasur menikmati suasana di sana, karena nanti malam Ia sudah harus pulang.

Terpopuler

Comments

hai kk saya udah mampir ni di karia kk ayo juka mampir di karia saya ya dan jangan lupa like

2024-02-13

0

zafira

zafira

semangat yah kak
aku sudah mamir jangan lupa mampir di karya ku dan tinggalin jejak nya

2020-07-07

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!