2

Hinana menuju rooftop untuk memakan bekal makan siangnya. Sebenarnya Hinana selalu memikirkan apa yang dikatakan temannya pada dirinya. Kecewa itu yang ia rasakan, Hinana merasa kecewa karena sulit untuk mendapatkan kepercayaan diri untuk lebih terbuka. Masih ada hal yang Hinana takutkan, ia takut jika akan tersakiti lagi.

"Ahhh dinginnya sangat menyenangkan.." teriak seorang tiba-tiba dan itu membuat Hinana terkejut dan segera membereskan makannnya.

"Eh apa yang kau lakukan disini?" tanya Ren kemudian menghampiri Hinana.

"aku sedang makan, tapi aku sudah selesai. Permisi.!"

"Tunggu sebentar." Ren mencegah Hinana pergi dengan memegang tangannya.

Beberapa kemudian Hinana terjatuh saking terkejutnya, selama ini ia mencoba menghindari semua orang.

"kau tidak apa-apa?" tanya Ren dan mencoba untuk menolong Hinana yang terjatuh.

"Berhenti...!! Eh maaf, aku tidak apa-apa. Aku bisa sendiri. Maafkan aku." ucap Hinana kemudian terburu-buru pergi dari hadapannya Ren.

Ren hanya memandangi kepergiannya Hinana.

"apa tanganku kotor." gumam Ren dengan memandangi tangannya dan tertawa kecil.

Hinana kembali ke ruangannya dan kembali melanjutkan pekerjaannya. Ia masih mengingat saat Ren memegang tangannya dan saat itu Hinana menantap matanya.

"Hinana, laporanmu untuk bulan depan." Suara Emi membuyarkan lamunan Hinana.

"Baik, terimakasih." Hinana mengambil lembaran kertas tak mulai fokus kembali ke pekerjaannya.

"Oi.. Hinana kau banyak mendapat permintaan bulan ini tidakkah kau mentraktir kami?." teriak Tsubaki dari ruangannya dan mengintip Hinana.

"Eh, aku masih banyak belajar belum sehebat kalian."

"jangan pedulikan dia Hinana, di otak Tsubaki hanya ada makanan." Sahut Emi.

"baiklah ."

Emi memang senior yang paling mengerti Hinana karena Emi sudah mendengar kabar buruk tentang Hinana. Tapi ia tak begitu tertarik privasi orang lain, terlebih lagi Hinana orang yang pendiam.

Sore hari Hinana tidak berniat pulang, ia ingin main Ski di Niseko. Karena dengan main Ski bisa membuat perasaannya lebih baik, disamping itu ia baru mendapatkan bonus gajinya.

Hamparan salju yang sangat luas dengan udara yang sangat dingin terlihat indah di mata Hinana. Meskipun sudah lama tidak main Ski tapi Hinana yakin bisa melewati semuanya.

"Yoshh." ucapnya dengan penuh keyakinan kemudian mulai meluncur.

Hinana berteriak dan menikmati permainannya meskipun terjatuh berkali-kali. Tidak salah jika Hokkaido menjadi tempat pelariannya, karena ia sangat menyukai musim salju.

"ada yang jatuh pingsan cepat tolong dia." teriak seseorang kemudian berlari kearah yang sudah banyak di kerubungi orang.

Hinana hanya menengok tanpa memperdulikan dan masih terus bermain. Tapi hampir sepuluh menit Hinana masih melihat orang bergerombol di sana, hatinya tergerak untuk menolong karena jika terlalu lama di biarkan orang itu akan jatuh terkena Hipotermia.

"Permisi, permisi." Hinana melewati segerombolan orang untuk melihat apakah sudah ada yang menolongnya.

"Hah Tuan Ren." teriaknya kemudian datang menghampiri dan meminta tolong untuk membawa Ren ke tempat yang hangat.

Hinana menuggu Ren tapi ia juga bingung harus melakukan apa, karena ia tidak tahu keluarganya dan Ren hanya atasannya bekerja saja.

"kenapa aku disini.?" ucap Ren dengan memegangi kepalanya yang sakit.

"kau sudah bangun Tuan, syukurlah. Aku tak tahu harus bagaimana." Hinana kemudian menghampiri Ren dan membawakan teh hangat.

"Nana.!" panggil Ren saat melihat Hinana dan hal itu membuat tangannya menjatuhkan secangkir teh. Hinana merasa dadanya sangat sesak saat mendengar panggilan itu.

"Kau tak apa Nana?." tanya Ren sekali lagi dan mencoba untuk bangun dari tidurnya.

"kau sudah baikan? Maaf aku harus pergi."

"tunggu sebentar Nana, Aww." Ren memegangi dadanya yang masih terasa sakit dan Hinana melihatnya kemudiannya mengurungkan niatnya untuk pergi.

"kau bisa duduk kan?"

"bisa, terima kasih sudah membantuku."

"aku akan memesan teh lagi, tunggulah."

"tidak perlu Nana, tolong ambilkan tas ku saja." Ren menunjuk tasnya dan Hinana segera mengambilnya.

"terima kasih sekali lagi Nana." ucap Ren setelah meminum obatnya dan Hinana hanya mengangguk.

Hinana melihat wajah Ren yang semakin pucat ia semakin tidak tega. Meskipun ia mencoba tidak peduli dengan semua orang tapi jika melihat orang sakit Hinana tidak bisa membiarkannya.

"kalau kau merasa sakit seharusnya tidak kemari, udara sangat dingin bisa memperburuk keadaan." ucap Hinana memecah keheningan.

"terima kasih sudah menasehatiku, tapi bisakah kau melihat orang jika sedang berbicara?"

Seketika Hinana mencoba menatap wajah Ren. Jantung Hinana merasa berdetak kencang saat melihat Ren tersenyum kemudian dengan segera Hinana mengalihkan pandangannya.

"a-aku akan pergi, kau su-sudah lebih baik sekarang." ucap Hinana terbata-bata karena menahan jantungnya.

"hem hati-hati Nana." Ren tersenyum kepada Hinana dan saat Hinana melihatnya ia langsung melarikan diri.

Hinana pulang dengan menaiki Bus, ia masih tidak percaya perasaannya masih berfungsi padahal selama ini yang ia rasakan adalah sakit hati. Meskipun Ren berhasil memasuki hatinya Hinana mencoba untuk menolakknya karena tak ingin membuat lukanya bertambah besar.

Keesokan harinya seperti biasa Hinana kembali ke pekerjaannya. Hinana tak melihat Ren dari tadi pagi mungkin Ren tidak bekerja karena kecelakaan kemarin. Tapi sudahlah Hinana tak ingin memperdulikan itu yang terpenting ia sudah menolongnya.

"Nana..." panggil Ren kemudian menghampiri meja Hinana dan semua karyawan melihatnya.

"Hah Nana.?" ucap Tsubaki terkejut dan menggaruk kepalanya.

"ucapan terima kasih yang pantas untukmu." Ren membawakan bingkisan dan diberikan kepada Hinana.

"tidak perlu, aku tidak membutuhkannya." tolak Hinana dan memberekan barang-barangnya.

"apa kau tak suka hadiah?, menurutku itu hal pantas untuk berterima kasih."

"ku bilang tidak perlu, permisi aku pergi dulu." Hinana berlari segera pergi dari kantor.

"ada apa dengannya? Bukankah sangat sombong menolak pemberian tuan Ren." ucap salah seorang karyawan.

"kau benar, aku kira Hinana orangnya baik ternyata hanya cover saja."

Ren tak pikir panjang dan berusaha untuk mengejar Hinana meskipun ia rasa sudah jauh. Dan benar Hinana sudah pulang naik taksi dengan rasa kecewa Ren kembali ke kantornya.

"ada apa sebenarnya Ren?" tanya Emi dengan membereskan barangnya.

"tidak ada, hati-hati jika pulang."

"Hinana orang yang sangat pendiam, jika kau hanya main-main lebih baik jangan mengejarnya."

"apa aku terlihat seperti pemain wanita?" tanya Ren dengan tawa kecilnya sehingga membuat Emi juga ikut tertawa.

Ren memang tidak masuk kerja hari ini, tapi ia menyempatkan untuk ke kantor melihat email pekerjaannya dan menunggu kakaknya akan datang dari Paris.

Seperti biasa Hinana akan pergi ke tempat Ski. Tapi sesampai di sana sedang turun salju dan tidak memungkinkan untuk bermain.

Hinana memutuskan pulang dengan menaiki bus, saat salju sedang turun ada sebuah payung yang mendarat tepat di kepala Hinana.

"Eh, Terima Kasih." kata Hinana saat ada seseorang yang memberikan payung padanya.

Seorang laki-laki itu hanya tersenyum kemudian pergi.

Hinana merasa laki-laki itu sangat familiar tapi entahlah dimana ia bertemu, dan Hinana tampak tidak memperdulikannya.

Terpopuler

Comments

Suherni 123

Suherni 123

serasa nonton drama 🤭

2023-09-22

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 1
3 2
4 3
5 4
6 5
7 6
8 7
9 8
10 9
11 10
12 Sahabat kecil Hinana
13 Aoyama kou
14 13
15 14
16 15
17 16
18 17
19 18
20 19
21 20
22 21
23 22
24 23
25 24
26 25
27 26
28 27
29 28
30 29
31 30
32 31
33 32
34 33
35 34
36 35
37 36
38 37
39 38
40 39
41 40
42 41
43 42
44 43
45 44
46 45
47 46
48 47
49 48
50 49 (mulai mengandung bawang)
51 50
52 51
53 52
54 53 (Sekarang, rahasianya terungkap)
55 54
56 55
57 56
58 57
59 58
60 59
61 60
62 61
63 62
64 63
65 64
66 65
67 66
68 67
69 68
70 69
71 70
72 71 Bunga krisan
73 72 Yuki (salju)
74 73
75 74 Kitsune
76 75
77 76 Aoyama kou
78 77 Hidup tanpa penyesalan
79 78 Apa yang terjadi dengan Shota
80 79 Ren masih tertidur
81 80 Kabar gembira
82 81 Ren mengingat kakaknya
83 82 Shota yang pergi
84 83 Ren dan Aoyama
85 84 Ada yang di sembunyikan
86 85 Ren dan Aoyama sebenarnya sama
87 86 Ayah Hinana
88 87 Hanami untuk Ren
89 88 Bukan saudara kandung
90 89 Kelemahan Ren
91 90 Kelemahan Ren
92 91 janji Hinana
93 92 bunga krisan
94 93 Ren yang terluka
95 94 Welcome Tokyo
96 95 Sebelumnya
97 96 Tokyo Tower
98 97 Hana (bunga)
99 98 Saat Ren bersama Aoyama
100 99 Home run
101 100 Bersahabat
102 101 Tokyo again
103 103 Cinta yang hilang
104 104 Luka yang terpendam
105 105 Antara Hinana dan Aoyama
106 106 Pantai
107 107 Cinta pertama Hinana
108 108 Pengorbanan
109 109 Hari semakin dekat
110 110 Hinana come back
111 111 Panggung untuk Hinana
112 112 Arti seseorang
113 113 Misi selesai
114 114. Perasaan Tersampaikan
115 115 First date
116 116 Love is beautiful pain
117 117
118 118
119 119
120 120
121 121
122 122
123 123
124 124
125 125
126 126
127 127
128 128
129 129
130 130
131 131
132 132
133 133
134 134
135 135
136 136
137 137
138 138
139 139
140 140
141 141
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Prolog
2
1
3
2
4
3
5
4
6
5
7
6
8
7
9
8
10
9
11
10
12
Sahabat kecil Hinana
13
Aoyama kou
14
13
15
14
16
15
17
16
18
17
19
18
20
19
21
20
22
21
23
22
24
23
25
24
26
25
27
26
28
27
29
28
30
29
31
30
32
31
33
32
34
33
35
34
36
35
37
36
38
37
39
38
40
39
41
40
42
41
43
42
44
43
45
44
46
45
47
46
48
47
49
48
50
49 (mulai mengandung bawang)
51
50
52
51
53
52
54
53 (Sekarang, rahasianya terungkap)
55
54
56
55
57
56
58
57
59
58
60
59
61
60
62
61
63
62
64
63
65
64
66
65
67
66
68
67
69
68
70
69
71
70
72
71 Bunga krisan
73
72 Yuki (salju)
74
73
75
74 Kitsune
76
75
77
76 Aoyama kou
78
77 Hidup tanpa penyesalan
79
78 Apa yang terjadi dengan Shota
80
79 Ren masih tertidur
81
80 Kabar gembira
82
81 Ren mengingat kakaknya
83
82 Shota yang pergi
84
83 Ren dan Aoyama
85
84 Ada yang di sembunyikan
86
85 Ren dan Aoyama sebenarnya sama
87
86 Ayah Hinana
88
87 Hanami untuk Ren
89
88 Bukan saudara kandung
90
89 Kelemahan Ren
91
90 Kelemahan Ren
92
91 janji Hinana
93
92 bunga krisan
94
93 Ren yang terluka
95
94 Welcome Tokyo
96
95 Sebelumnya
97
96 Tokyo Tower
98
97 Hana (bunga)
99
98 Saat Ren bersama Aoyama
100
99 Home run
101
100 Bersahabat
102
101 Tokyo again
103
103 Cinta yang hilang
104
104 Luka yang terpendam
105
105 Antara Hinana dan Aoyama
106
106 Pantai
107
107 Cinta pertama Hinana
108
108 Pengorbanan
109
109 Hari semakin dekat
110
110 Hinana come back
111
111 Panggung untuk Hinana
112
112 Arti seseorang
113
113 Misi selesai
114
114. Perasaan Tersampaikan
115
115 First date
116
116 Love is beautiful pain
117
117
118
118
119
119
120
120
121
121
122
122
123
123
124
124
125
125
126
126
127
127
128
128
129
129
130
130
131
131
132
132
133
133
134
134
135
135
136
136
137
137
138
138
139
139
140
140
141
141

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!