“Mu-mungkin saja dia temanmu kan. Mungkin dia yang menggodamu duluan, ak-aku tak mau mencurigaimu Ars...” Ailee sebenarnya ragu akan ucapannya. Bayangan Ars yang menikmati ciuman tadi jelas terekam dalam memori dan hatinya. Sangat sakit.
“Teman? Menggoda? Apa salahnya menggodaku diakan bukan sekedar teman...” Ailee mencerna dengan baik setiap kalimat Ars, “Dia kekasihku...”
[]
Ailee POV
Mataku memanas
.
.
Hatiku seperti terperas dan rasanya amat sakit
.
.
Aku menangis. Ailee kanedy yang kalian lihat terlihat begitu menyedihkan bukan? Hatiku benar-benar terluka. Semua bayangan tentang Ars yang mencumbu wanita seenaknya bahkan didepan mataku yang berstatus istrinya terus terputar-putar seperti kaset rusak yang tak bisa memutar adegan lain. Namun bukan hal itu yang benar-benar membuat segala milikku hancur berkeping-keping, ucapan Ars yang begitu santainya mengeklaim gadis bernama Licya sebagai kekasihnya lebih membuatku sakit.
Duduk berjongkok disudut tembok kamarku yang memang terpisah dengan kamar Ars—Kami tak seranjang—membuatku terasa lebih nyaman menumpahkan segala tangis dan sakit hatiku karena orang yang kucintai sendiri. Aku begitu lelah melarikan diri dari Ars yang bahkan tak meminta maaf atas ucapannya itu. Aku pergi sebelum pria itu semakin meyakitiku dengan segala kebenaran yang tak pernah hatiku terima.
Mungkin Ars tak akan pernah peduli mau aku sakit hati. Ia tak akan pernah peduli dan entah apa yang aku harapkan darinya hingga berharap Ars membuka pintu kamarku dan kembali meralat segala perkataannya. Sungguh Ars, lebih baik kau terus berusaha menjauhiku dari pada membawa seorang wanita ke dalam rumah kita, kedalam kamarmu dan dengan mudahnya mengatakan bahwa dia adalah kekasihmu. Lalu apa artinya Aileemu ini Ars. Apa artinya segala hal yang telah aku berikan padamu jika pada akhirnya kau memilih pergi dengan kekasihmu itu.
Tubuhku yang mulai tak nyaman dengan duduk dilantai yang dingin perlahan kugerakan. Kepalaku begitu pening setelah banyak menangis. Namun aku enggan untuk sekedar menghentikan acara menyedihkan yang aku nikmati sendiri. Aku selama ini selalu berusaha kuat dan baik-baik saja didepan Ars, padahal kenyataannya aku tak sanggup dengan segala penolakan yang aku terima dari Ars. Sikapnya yang begitu dingin saat bersamaku tak membuatku luluh untuk berhenti menakhlukannya. Sungguh Ars, aku benar-benar mencintaimu.
Namun jika sudah begini aku harus bagaimana Ars? Apakah ini jawaban yang kau berikan padaku, jawaban atas tantangan 2 tahun yang lalu. Ternyata aku memang tak pernah diizinkan untuk bahagia oleh Tuhan. Baginya memberikan Ars hanyalah kegelapan lain yang akan menjatuhkan aku, Ailee. Dan aku sudah jatuh, jatuh hati pada suami yang tak pernah berusaha membuka hatinya padaku. Berharap apa aku ini?
[][]
Tok tok tok
Suara ketukan pintu membuat tubuh mungil yang tergelung diselimut perlahan bergerak. Ailee mengusap-usap matanya yang terasa bengkak sehabis menangis. Wajahnya terlihat bertanya-tanya sambil melirik jam weker dinakas samping ranjangnya. Jam 03.00 siapa yang mengetuk pintu kamar Ailee sepagi ini?
Tok tok tok
Suara itu semakin keras dan brutal. Ailee langsung bangkit dari posisinya yang terduduk dan merapikan rambutnya. Perlahan wanita itu membuka pintu kamarnya dan segera melihat siapakah gerangan yang menganggu tidur Ailee.
“Ars...”
Suaminya itu muncul diambang pintu. Setelah Ailee membuka pintu kamarnya, Ars langsung mendudukan dirinya diranjang berantakan Ailee. Netranya menatap tajam wajah sang istri yang bisa ia tebak habis menangis, namun Ars memilih tak ambil pusing. Ada niat lain Ars mengunjungi Ailee sepagi ini.
“Ailee...aku ingin kita bercerai.” Ya niat Ars adalah ini. Menceraikan Ailee Kanedy setelah 2 tahun yang cukup bagi Ars bersama Ailee.
Wanita itu terlihat syok. Belum habis rasa sakit hati karena pria dihadapannya itu kini Ailee harus dihadapkan pada ucapan Ars yang begitu mengejutkannya, “Ke-kenapa Ars?” tanya wanita itu pada Ars. Ailee ikut mendudukan dirinya sudut ranjang.
“Apa perlu alasan?”
Ailee bingung, bercerai? Setelah hancur bukan ini yang Ailee harapkan, “A-ars tapi kenapa?” Ailee ingin berdamai, ia tak masalah semalam dia hanya butuh waktu, “Aku aku memaafkanmu Ars. Aku mengerti mungkin aku gagal sebagai istrimu, mungkin aku kurang baik dalam melayanimu. Tapi aku ingin mencoba lagi Ars. Lupakan soal wanita bernama Licya itu. Aku tau kau tak akan pernah menyakitiku.” Ada nada memohon dan rasa takut yang Ailee selipkan dalam setiap kalimatnya. Ailee tak mungkin menyetujui perceraian dirinya dengan Ars, ia tak sanggup hatinya sudah begitu terikat pada suaminya. Mungkin memaafkan satu kesalahan Ars tak akan masalah, asal jangan bercerai.
“Ailee... aku benar-benar tak mengerti dirimu...” Ars menatap wajah ayu Ailee yang pucat. Kurang baik dalam melayani? Pria itu jelas tahu Ailee memberikan apapun padanya, cinta, kasih sayang, hatinya, tubuhnya dan segala miliknya apanya yang kurang, “Tantangan itu? 2 tahun silam, masih ingatkan?”
Ailee mengangguk penuh. Masih sangat mengingat dengan baik tantangan Ars dan dirinya bahkan sekarang pun Ailee masih ingat. “Inilah jawabanku Ailee. Kita berpisah.”
“Ars tidak... aku tidak bisa menerima jawabanmu itu. Aku tak mau bercerai Ars.” Ailee menangis, lagi-lagi wanita itu kembali meluncurkan air matanya. Perkataan Arslan kembali melucuti hatinya, mencabik-cabik dan menghancurkan segala pertahanannya, “Aku mencintaimu. Kumohon jangan ceraikan aku, beri aku waktu lagi? Ya?” Aile sama sekali tak mengerti. Ars apakah tak ada sedikit cinta dihatinya itu untuk Ailee, sesungguhnya apa yang kurang dari Ailee?
“Ailee. Percuma... percuma kau terus berteriak cinta padaku... tak ada gunanya huh!” Ars kemudian mencengkram bahu kecil Ailee yang terlihat bergetar itu, “Aku tak pernah bisa mencintaimu Ailee. Mengertilah jangan memaksaku.”
Pria itu lalu mengendurkan cengkraman di kedua bahu istrinya. Ars bangkit dari posisinya dan hendak meninggalkan kamar Ailee, “Aku mencintaimu Arslan, sungguh hiks... kau juga harus mengerti itu.” Pria itu sejenak menghentikan langkahnya yang lebar saat mendengar ucapan Ailee yang memilukan. Namun Ars kembali melanjutkan langkahnya dan segera keluar dari kamar Ailee.
Ailee yang melihat Ars tetap pergi begitu saja, merasa tak terima. Dia menghapus air matanya dan segera berlari menyusul Ars. Matanya mencari-cari sosok Ars dan menemukan Ars sudah berada dilantai satu, pasti pria itu hendak meninggalkannya keluar rumah. Ailee tak boleh membiarkan suaminya itu pergi.
Ailee terus berjalan dengan langkah cepatnya. Ia menuruni undakan tangga dengan air mata yang tak berhenti meluncur dari pelupuk matanya, “Ars tunggu Ars!! Jangan pergi!!” Ia memanggil nama suaminya itu berharap Ars menghentikan gerakan kakinya dan itu membuat Ailee semakin berang menuruni anak tangga yang terlihat begitu panjang. Ia tak memperhatikan langkahnya fokusnya hanya pada Ars.
Bruk!!!
“Arrrrsssss!!!!”
Suara berdebam dan teriakan Ailee baru menghentikan langkah Ars. Pria itu perlahan menoleh dan membatalkan niatnya untuk sekedar melihat Ailee yang kini tak lagi berteriak-teriak memanggilnya.
“Ailee!!”
Drap drap drap
“Ailee!! Bangun Ailee....” Ars membawa kepala Ailee kepangkuannya. Wajah pria itu dipenuhi kepanikan akan Ailee. Istrinya terlihat kesakitan dengan kepala penuh darah dan bagian lain...
“Ar—ars ars... sakit...” suara Ailee terlihat patah-patah, dia mencengkram perutnya, “Ars... sakit... kumohon selamatkan...”
Arslan tak tahan lagi. Dia segera menggendong tubuh Ailee yang penuh darah untuk segera dilarikan kerumah sakit. Ia menarik kunci mobil yang terletak disakunya, “Tenang Ailee... kau pasti selamat...”
Wanita itu menggeleng, “Ti-tidak Ars... selamatkan aa—anak anak kita Ars...”
[][][]
Coment dan klik jempol ya biar aku makin semangat update. Makasih buat yang mau nunggu
:)
☺☺☺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Meylin
ngapain mempertahankan laki2 yg udah berkhianat dan bercumbu dngan wanita lain dasar bodohhh realnya 7 dah pergi
2021-07-12
2
Maya AL Fadl
ceritanya bagus thor tapi kok sepi ya??
2021-05-27
2
frika
ini ceritanya duda ketemu janda gt toh thor
2020-09-28
3