"Maaf Alisha, kami tidak bisa mengurangi jam kerjamu, ini sudah menjadi kebijakan dan aturan toko kue ini" Ucap seorang manager dari toko kue tempatnya bekerja dengan penuh sesal.
"Baiklah, kalau begitu mungkin dalam beberapa hari saya akan mengirimkan surat pengunduran diri saya"
Ya, Alisha mungkin akan lebih memilih untuk keluar dari pekerjaannya karena permintaan yang dia ajukan di tolak sebab dia sudah berjanji kepada anaknya untuk memiliki waktu di rumah di bandingkan di tempat kerja.
"Sekali lagi aku minta maaf, sungguh kalau aku bisa tentu saja aku akan mengabulkan permintaan kamu" Ucap pria yang diketahui bernama Deril penuh sesal
"Tidak masalah pak, saya juga seharusnya tidak meminta hal seperti ini"
"Kalau kamu memang membutuhkan pekerjaan baru setelah keluar dari toko kue ini, aku bisa membantu kamu mencarikannya"
Alisha menggelengkan kepalanya pelan laku tersenyum ke arah Deril "Tidak perlu pak, saya bisa mencari sendiri"
Setelahnya Alisha berpamitan untuk keluar dari ruang manager karena dia tidak ingin berkembang gosip buruk lagi akibat dirinya yang sering diistimewakan oleh Deril, tentu saja hal itu karena semua pegawai di sini tahu kalau manager mereka menyukai Alisha bahkan beberapa kali Deril menawarkan pernikahan kepada Alisha yang tentu saja di tolak mentah - mentah olehnya.
Di luar ruangan, Gisella sudah menunggu Alisha dengan tatapan ingin tahunya "Bagaimana apa permintaan kamu di kabulkan oleh Pak Deril?" Tanya Gisella.
"Aku rasa aku membutuhkan pekerjaan baru lagi setelah"
Perkataan Alisha membuat wajah Gisella menjadi murung "Apa itu berarti permintaan kamu di tolak?"
Menundukkan wajah Alisha tersenyum ke arah Gisella "Aku akan menyerahkan surat pengunduran diriku lusa depan"
"Ah iya kemarin aku melewati depan gedung Whingston, aku rasa perusahaan sedang membutuhkan karyawan untuk bagian cleaning servis, kalau kamu tidak keberatan aku akan menyuruh temanku untuk membantu kamu agar di terima di sana, lagian disana juga ada pekerjaan paruh waktunya" Gisella mengatakan dengan penuh hati - hati takut kalau menyinggung perasaan Alisha karena pekerjaan yang ditawarkannya.
Lama berfikir, Alisha masih berfikir apakah dia akan menerima tawaran Gisella atau tidak, jika dia tidak menerimanya, Alisha sendiri bingung harus mencari pekerjaan dimana untuk dirinya yang hanya lulusan sekolah menengah atas.
"Baiklah aku menerimanya" Ucapnya
Alisha berfikir untuk sementara waktu biarlah dia bekerja sebagai cleaning servis, nanti setelahnya dia akan mencari pekerjaan lagi yang lebih layak atau mungkin jika uangnya sudah terkumpul dia akan membuka toko kue kecil - kecilan.
***
Seperti janjinya beberapa hari lalu, kini Alison sudah berada di Los Angeles untuk menuju ke mansion mewah milik keluarga Whingston, mansion yang sudah beberapa tahun ini tidak dia kunjungi.
"Tuan, saya dengar nanti juga ada Nona Danilla disana" Ucap Edgar yang merupakan asisten pribadi Alison.
"Biarkan, aku sudah tidak ada hubungan apapun dengannya, pertunangan yang terjadi itu bukan keinginanku dan itu sudah berakhir dari beberapa tahun lalu"
Setelah mengatakan hal tersebut, Alison menyandarkan kepalanya, sungguh sejak kejadian itu, Alison tidak pernah merasakan tidur dengan nyenyak jika tidak dalam pengaruh alkohol, rasa bersalah terus menghantui tidurnya.
"Tuan kita sudah sampai" Edgar membukakan pintu mobil Alison.
Tidak jauh dari pintu masuk sudah berjajar beberapa pelayan yang menyambut kedatangannya, tapi padangan Alison hanya mengarah kepada seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik di usianya yang sudah tidak lagi muda.
"Astaga Alison, mom sangat merindukanmu"
Liza yang tak lain adalah mamah Alison mendekap anaknya erat, rasa rindu yang sudah terpendam sejak beberapa tahun akhirnya bisa tersalurkan.
Alison membalas pelukan Liza "Aku juga sangat merindukan mom, maaf karena sudah lama tidak mengunjungi mom disini"
"Kalau begitu kita masuk, mom sudah menyiapkan banyak makanan untuk kamu" Alison berjalan berdampingan dengan sang mama, sedangkan Edgar berjalan di belakang Alison.
Saat sampai di ruang makan, hal pertama yang Alison lihat adalah keberadaan kakaknya Miranda dan juga Danilla yang tersenyum ke arahnya, yang hanya dibalas tatapan datar Alison.
Danilla yang mendapat tatapan datar dari Alison hanya mampu tersenyum getir, dia sadar, di sini hanya dialah yang mencintai Alison tidak dengan pria yang saat ini duduk tidak jauh darinya.
"Bagaimana kabar kamu?" Tanya Danilla berharap Alison mau menjawab pertanyaannya namun Alison hanya melirik Danilla sekilas tanpa berniat menjawab.
Liza yang memahami keadaan yang kurang baik berusaha memberikan senyuman kepada Danilla agar tidak merasa tersinggung dengan sikap diam Alison.
Sedangkan Miranda tidak berniat memulai pembicaraan apapun, dia hanya tidak ingin bernasib sama seperti Danilla yang diabaikan oleh Alison, andai dulu dia tidak ikut campur atas kehancuran adiknya mungkin sekarang Alison masih mau menganggapnya sebagai kakak, bukan menatapnya seperti orang asing seperti sekarang.
"Aku sudah selesei, aku akan masuk ke ruang kerjaku dulu, ku harap tidak ada yang lancang masuk keruang kerjaku lagi" Ucap Alison tanpa mempedulikan siapapun lagi.
Semua orang yang ada di meja makan paham betul kalau perkataan Alison barusan adalah sebuah sindiran yang diberikan kepada mereka.
Seharusnya mereka sadar, jika kedatangan Alison justru akan mengingatkan pria itu tentang luka masa lalu yang dialaminya selama ini.
***
Di tempat kerjanya, Michael masih terus memikirkan keadaan Alisha kakaknya, bohong jika Michael melupakan pengorbanan kakaknya itu, andai saja dulu dia tidak melakukan kesalahan fatal mungkin kakaknya tidak harus berkorban untuknya dan hidup menderita seperti sekarang.
"Hai, aku lihat kamu dari tadi terus melamun" Ucap Clara yang sedikit mengejutkan Michael.
"Benarkan, padahal aku hanya melamun sebentar" Michael tersenyum kepada Clara yang tidak lain adalah kekasihnya yang sudah bersamanya selam tiga tahun ini.
"Apa kamu sedang memikirkan keadaan Kak Alisha?" Tanyanya kepada Michael, Kurang lebih dia memang mengetahui sedikit kisah hidup dari Alisha tentang seberapa beratnya perjuangan hidup Alisha untuk mempertahankan anaknya tanpa seorang suami.
"Entahlah, rasa bersalah dan penyesalan sering aku rasakan saat melihat Aaron, terkadang aku berpikir kenapa bocah sekecil Aaron tidak bisa mendapatkan kasih sayang penuh dari kedua orang tuanya, walaupun Aaron terlihat ceria, aku tahu kalau sebenarnya Aaron merindukan sosok seorang ayah dalam hidupnya"
Clara terkadang berfikir seperti apakah sosok ayah kandung dari bocah kecil itu, memang wajah Aaron kecil lebih banyak memiliki kemiripan dengan Alisha, hanya saja dari warna mata hazel dan rambut hitam pekat yang dimilikinya sangat berbeda dengan Alisha.
***
"Hiks, hiks, hiks Kenapa kamu lakukan ini" Tangisan penuh luka seorang wanita yang terdengar amat pilu di telinga Alison
"Kamu sudah menghancurkan hidupku lalu sekarang kamu berniat meninggalkanku"
"Aku membencimu, aku sangat membencimu"
Nafas Alison memburu, saat perkataan wanita di masa lalunya terus menghantui tidurnya, itulah alasan kenapa Alison tidak pernah bisa tidur dengan nyenyak, wajah terluka wanita di masa lalunya terus memenuhi pikirannya.
"Shitttt" Umpat Alison menyingkap selimutnya lalu berjalan ke arah balkon kamarnya.
"SIAL, sampai kapan kamu terus menghantui tidurku" Guman Alison dia sela rokok yang dia hisap.
Lagi dan lagi Alison harus melewati malamnya dengan terjaga di sepanjang malam tanpa alkohol dan obat tidur yang dulu sering dia minum.
.
.
.
Bersambung
Jangan Lupa Vote, Like dan Komennya ya🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Ainun Dunggio
mmm
2022-07-07
0
Vita Zhao
apakah Alison ayahnya Aaron?
2022-07-06
0
Komang Ariani
ayahnya aronkaaahhhhhh
2022-07-06
0