Seorang pria dengan tubuh terikat berusaha melepaskan diri dari jeratan tali yang menghambat pergerakannya tapi usahanya harus gagal ketika suara langkah kaki memenuhi ruangan sunyi dan gelap dengan bau anyir yang kontras dengan keadaan ruangan tersebut.
Beberapa pria berbadan tegap menyiapkan kursi dan memberikan sebuah bir kepada seseorang yang terkenal dengan kekejamannya.
"Lama tidak bertemu, sungguh nasib yang malang jika berfikir bisa bebas setelah melakukan pengkhianatan kepada seorang Klan Alexandrov"
Tidak ada rasa takut sedikitpun yang ditunjukkan oleh Sean saat Alison menatapnya dengan penuh intimidasi, dia sudah menyadari kalau cepat atau lambat dia pasti akan tertangkap tetapi dia tidak menyesalinya karena sudah berhasil membawa semua persenjataan yang tentu saja akan menjamin kehidupan keluarganya meskipun dia akan mati di tangan seorang Alison.
"Tapi suatu keberuntungan untukmu karena aku yang menanganimu bukan Raynand yang akan dengan mudah meledakkan kepalamu tanpa ampun, aku tentu saja bisa berbaik hati untuk memperlambat kematian seorang pengkhianat sepertimu" Sebuah pistol di tembakkannya tepat di belakang tubuh Sea yang sedang terikat sehingga menimbulkan lubang cukup besar pada bagian dinding pembatas.
Alison maju ke arah Sean dan membuka kain yang menutup mulut pria tersebut
"SIAL.... LEPASKAN AKU" Teriaknya di hadapan Alison
Alison sendiri terkekeh nyaring, lalu mengarahkan pistolnya kepada pria tersebut.
"Sean Orlando dengan beraninya mencuri senjata dari gudang bahwa tanah, apa kamu kira semuanya akan baik baik saja untuk seorang peghianat sepertimu" Desisnya dengan nada penuh amarah karena penghianatan adalah hal yang paling dibenci oleh Alison
Sean yang merasa terpancing dengan ucapan Alison, dia menatap Alison menantang "Aku tidak akan pernah menyesal dengan apa yang aku lakukan, justru aku senang karena sudah menjadi pengkhianat untuk menghancurkan Klan Alexandrov" Kekehnya dengan keras lalu memuntahkan darah yang keluar dari mulutnya.
Dengan tatapan tenangnya Alison semakin mendekatkan kursinya ke arah Sean, hal yang paling bodoh yang sudah dilakukan Sean adalah membangunkan sisi gelap seorang Alison dan menantang kematiannya sendiri agar segera diselesaikan oleh Alison.
Sean yang mendapat tatapan tenang dari Alison sedikit membuat nyalinya menciut, tapi dia tahu kalau tidak ada kesempatan hidup jika sudah berurusan dengan Alison, niatnya yang ingin merampas senjata milik anggota Manchester yang dipimpin oleh Raynand justru membawanya pada kematian, padahal dia sudah berusaha melakukannya dengan semulus mungkin dan sekarang dia harus berurusan dengan Klan Alexandrov yang berdiri dibelakang anggota Manchester.
Klan Alexandrov memiliki Anggota yang cukup banyak, menguasai dunia gelap yang tentu saja ditakuti oleh banyak orang, bahkan hingga kepolisian pun sangat sulit untuk menghancurkannya, tidak hanya itu Alison yang menjadi pimpinan dari klan ini pun tidak banyak yang mengetahui selain orang - orang yang memang berurusan dalam dunia gelap.
Semua orang hanya tahu kalau Alison merupakan pimpinan dari perusahaan terbesar di dataran Amerika, bukan pimpinan dari mafia paling kejam sebab Alison punya nama panggilan sendiri di kehidupan gelapnya.
"Sayat dia" Perintah Alison pada anak buahnya .
"Sretttt"
"Akhhhhhh" Teriaknya saat merasakan luka goresan pada kaki dan juga lengannya.
"Bau yang sangat aku suka"
Pistol yang dipegang Alison sudah mengarah tepat pada kepala Sean, ketika pelatuk siap ditekan Sean memejamkan matanya.
"Akhhhh" Teriak Sean lebih lantang saat merasakan lengannya terasa remuk, ternyata Alison tidak langsung melenyapkannya tapi menyiksa dirinya secara perlahan terlebih dahulu.
"Urus dia, siksa sampai dia sendiri yang meminta kematian untuk dirinya sendiri"
Tanpa melihat kebelakang kembali, dia berjalan dengan lantang mengabaikan sumpah serapah yang diucapkan Sean untuknya, jika kalian berpikir kalau Alison akan membunuh musuhnya maka jawabannya tidak, Alison hanya terkenal karena kekejamannya dalam menyiksa tapi dia tidak pernah sekalipun membunuh musuhnya jika tidak dalam keadaan terdesak.
Di dalam Mobil BMW miliknya, Alison menyalakan Vape nya lalu menyeringai dingin, kini saatnya Alison kembali lagi menjadi ke kehidupan normalnya yang dikenal orang sebagai pembisnis sukses yang misterius, seorang yang terkenal kebaikannya karena membangun beberapa panti sosial dan panti asuhan yang tersebar di beberapa daratan Amerika, hanya orang tertentu saja yang mengetahui sisi gelap Alison tidak termasuk keluarganya, memang tidak seharusnya sisi gelap Alison muncul lagi tapi kejadian beberapa tahun lalu membuatnya mau tidak mau harus kembali ke kehidupannya yang sekarang.
***
"Jangan, aku mohon jangan lakukan itu, akhhh"
"Lepaskan, aku mohon"
"Kak, bangun" Michael menepuk pelan lengan Alisha
"Tidakkk" Alisha terbangun dengan nafas terengah engah.
"Are you okay?" Tanya Michael khawatir.
Sedangkan Aaron menatap takut ke arah Mommynya.
"Apa yang terjadi kepadaku" Alisha merasa sedikit linglung akibat mimpinya.
"Aaron memanggilku saat kamu tidak berhenti berteriak, dia ketakutan melihat Mommynya meneteskan air matanya saat tidur" Jelas Michael
Menyugar rambutnya kebelakang, pandangannya beralih kepada Aaron yang masih terlihat ketakutan "Maafkan mommy sayang, karena sudah membuat kamu khawatir" Ucapnya masih dengan nafas yang belum stabil
Aaron mendekat ke arah Alisha "Aaron tidak takut, Aaron hanya khawatir karena mommy tidak berhenti berteriak sambil menangis"
"Apa mimpi itu masih sering muncul?"
"Aku tidak mengerti, seharusnya mimpi itu tidak muncul lagi, tapi entah selama beberapa hari ini mimpi itu terus menghantuiku"
Michael menatap Alisha dengan tatapan sendu, andai dulu kakaknya tidak berkorban untuknya pasti semua ini tidak akan terjadi, pasti hari ini kakaknya masih menikmati senyuman yang sekarang jarang sekali terlihat.
Mengapa keterdiaman Michael membuat dia sadar pasti sekarang adiknya kembali diliputi rasa bersalah.
"Kau baik baik saja, ini memang jalan hidup yang aku ambil jadi tidak perlu terus merasa bersalah" Tidak bisa Alisha pungkiri semua yang terjadi dengannya tidak sepenuhnya karena adiknya, dia sadar betul kalau dia sendiri menikmati semua yang dia lakukan dulu walau awalnya ada rasa penyesalan tapi pada akhirnya semuanya berubah menjadi rasa nikmat yang justru mendorongnya pada jurang penderitaan.
***
Alison kini sudah berada di penthouse nya, dia membuka rak meja di barnya lalu mengambil satu botol wine dan meminumnya dengan sekali tegukkan tanpa mempedulikan rasa panas yang terasa membakar tenggorokannya saat ini.
Lalu tatapan sendunya beralih pada sebuah foto yang tergantung kecil di didinding, foto seorang pria dan seorang wanita yang tersenyum bahagia.
Tidak lama kemudian pandangan Alison yang semula sendu kini beralih menjadi tatapan tajam dan dingin, tatapan yang selama ini dia tunjukkan untuk mengintimidasi lawan bisnisnya.
"Hallo" Ucap Alison saat mengangkat ponselnya sedari tadi tidak berhenti bergetar.
"Akhirnya kamu mengangkat telfonnya"
"Aku tidak punya banyak waktu, jadi katakan apa yang ingin kamu sampaikan"
"Pulanglah Al, jangan siksa kami dengan sikap keras kamu, setidaknya kalau kamu belum bisa memaafkan kakak, sedikitlah mengingat mom yang tidak berhenti menanyakan kabarmu, ingat mom tidak bersalah dengan semua ini"
Alison memejamkan matanya saat nama mamanya disebut, memang yang dikatakan kakaknya benar kalau mamahnya tidak bersalah dalam hal ini, tapi dengan keras kepalanya dia juga mengabaikan wanita yang sudah melahirkannya itu.
"Katakan pada mom, lusa aku akan menemuinya"
Tanpa menunggu jawaban, dia terlebih dahulu memutus panggilan telfonnya.
.
.
.
Bersambung
Jangan Lupa Vote, Like dan Komennya ya🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Ainun Dunggio
lnjut
2022-07-07
0
Vita Zhao
kasian alisha harus mimpi buruk di masa lalu nya
2022-07-06
0
Bright Vch
suka kalau ada hal hal beginian
2022-07-05
0