Jhon termenung di dalam bar, dia terus memutar bekas botol minuman sisa ia. Hatinya kembali gelisah mendengar jika orang yang selama ini mengusik hati dan pikirannya masih ada.
Dia ingin sekali melihat keadaan Syafira seperti apa namun ia tak bisa karena pergerakannya selalu di awasi. Ia ingin keluar dari lingkaran Mahendra tapi tidak bisa karena adiknya sedang dalam bahaya.
Lir ibarat kata, maju kena mundur kena. Jhon hanya bisa pasrah mengikuti setiap perintah Tuannya.
"Andai waktu bisa ku ulang kembali, aku lebih memilih menjadi Nando seorang lelaki cupu berkacamata tebal hidup damai daripada seorang Jhon berparas tampan namun hidup merasa tak tenang." Batin Jhon kembali meneguk minumannya.
Sudah habis dua botol minuman yang Jhon minum. Kepalanya mulai pening akibat pengaruh alkohol itu. Jhon berdiri sedikit sempoyongan meninggalkan tempat itu.
Entah kenapa tujuannya saat ini ingin ke apartemen Bella. Jhon mengakui kalau bersama Bella ia merasa nyaman meski Bella terkadang manja, matre, dan keras kepala. Jhon juga mengakui kalau Bella sungguh menarik. Tapi dia belum menyadari bahwa kehadiran Bella mampu melupakan cinta yang lama.
Ting-tong
Bella yang sedang bersiap tidurpun terganggu. "Siapa malam-malam gini bertamu?" ucapnya namun tak urung berjalan membukakan pintu.
Kenapa Bella mempunyai apartemen? karena Hendra yang membelikan atas permintaan Bella sendiri.
"Jhon, ngapain kamu kemari?" Bella bingung sebab tidak biasanya Jhon datang ke apartemennya.
Biasanya mereka bertemu saat di rumah atau di kantor papanya atau di suatu tempat, bukan di apartemen, bukan di hotel, apalagi di bar yang sering Jhon kunjungi karena Bella tidak suka ke bar.
"Aku merindukanmu." Tiba-tiba saja Jhon memeluk Bella dan tanpa sadar mengungkapkan isi hati yang paling dalam karena biasanya orang mabuk akan berkata jujur. (Kata orang)
Tentu saja Bella merasa senang sebab pria yang ia sukai merindukannya. Bella sudah lama memendam perasaannya sejak Jhon hadir dalam kehidupan dia. Jhon orang pertama yang mampu memporak-porandakan hatinya sampai ia benar-benar jatuh cinta sedalam-dalamnya.
Tapi, ada yang membuat ia tak nyaman, yaitu bau menyengat dari mulut Jhon yang paling tidak di sukai Bella.
Jhon mengurai pelukannya setelah tersadar. "Maaf seharusnya aku tidak main peluk kamu." Masih ada kesadaran dalam diri Jhon.
"Tidak apa, kamu ngapain kesini?" tanya Bella sambil menutup pintu sebab Jhon langsung masuk dan duduk menyandarkan tubuhnya ke kursi.
"Aku ingin numpang tidur di sini, kepalaku sakit banget." Salah satu tangannya memijat kening berharap rasa sakit di kepalanya bisa hilang.
Bella menghampiri dan duduk dekat Jhon. "Coba baringkan kepalamu di sini, aku yang pijitin." Bella menyuruh membaringkan kepala Jhon di pangkuannya.
Tanpa banyak pikir lelaki itu membaringkan kepalanya dan Bella langsung memijit lembut kepala lelaki yang ia cintai.
Kepala Jhon merasa baikan setelah di pijit oleh Bella. Dia memejamkan matanya menikmati setiap sentuhan tangan Bella yang ada di kepala dan tanpa di duga Jhon memegang tangan Bella lalu mengecupnya.
Bella terpaku, jantungnya tiba-tiba berdebar, ini pertama kalinya seorang pria selain Mahendra begitu dekat dengan dia dan pertama kalinya di perlakukan seperti ini.
Jhon bangun dari pembaringannya dan menatap wajah cantik Bella. Dia mengakui kalau Bella memang sangat cantik.
"Kamu cantik, Bel." Jhon serius menatap wajah Bella, tangan satunya memegang pipi Bella dan yang satunya memegang tangan Bella di dadanya.
Bella tersipu malu, wajahnya sudah bersemu merah bak kepiting rebus. Coba bayangkan, dua orang manusia berlawan jenis berada dalam satu ruangan di malam hari kemungkinan besar syetan pasti datang menggoda. Dan itupun yang terjadi pada diri Jhon karena mungkin akibat pengaruh alkohol juga sampai membuat ia nekat menempelkan kedua benda kenyal milik mereka.
Bella terbelalak mematung, ini ciuman pertama dia dan Jhon sudah mengambilnya. Jhon semakin berani menyesap bibir mungil itu dengan lembut.
Bella sungguh tak bisa menolak, dia terbuai akan sentuhan lembut yang Jhon berikan padanya dan mungkin juga atas rasa cinta yang tumbuh di relung hati membuat dia gelap mata dan sampai termakan bujuk rayu lelaki yang menyentuhnya.
Bella sampai lupa pada janji yang telah ia ikrarkan kepada sang Mama untuk menjaga kehormatannya. Ternyata cinta mampu mengubah segalanya sampai ia rela menyerahkan harta berharga bagi seorang wanita kepada lelaki yang bukan suaminya namun ia cinta.
Apa yang seharusnya tidak terjadi malah terjadi. Keduanya hanyut dalam buaian kenikmatan dunia tanpa berpikir akan seperti apa kedepannya.
****
Sinar matahari mencuri masuk lewat jendela membangunkan pria yang begitu terlelap memeluk wanita di sampingnya. Jhon mengerjap-ngerjapkan mata tat kala silau matahari tertuju padanya.
Jhon membuka lebar-lebar kelopak mata, dia menatap sekeliling tempat dimana dia berada dan diapun melihat seseorang yang ada dalam pelukannya. Sontak saja Jhon terkejut sampai secara kasar melepaskan pelukannya dan langsung mendudukan tubuhnya.
"Bella..?! apa yang terjadi sama kita?" Jhon memijat kening mengingat peristiwa semalam, namun kepalanya malah sakit.
Bella yang merasa terusik tidurnya membuka mata. "Jhon, kamu udah bangun?" tanya Bella menguap.
"Apa yang terjadi semalam? kenapa kita sampai tidak mengenakan benang sehelaipun?" Jhon bertanya, namun nada bicaranya seperti kecewa dan marah.
Bella mengernyit, dia ikut mendudukan tubuhnya sambil memegang selimut menutupi tubuh telanjang dia.
"Seperti yang kamu lihat sekarang. Kita melakukannya dan kamu pun mengungkapkan perasaanmu." Bella memberitahukan apa yang terjadi semalaman dan Bella juga memberitahukan kalau Jhon merindukannya dan menyukainya.
Jhon menyangkal, "Tidak mungkin, aku tidak mungkin melakukan hal ini dan aku tidak mungkin menyukaimu." Dia tidak percaya pada ucapan Bella.
Bella terkejut, dia ingat kalau semalam Jhon mengungkapkan perasaannya di sela puncak kenikmatan keduanya.
"Kalau tidak mungkin lalu kenapa kita seperti ini? Apa kita sedang bermimpi? tidak, Jhon. Kita memang benar-benar melakukannya."
"Tidak, tidak mungkin. Aku tidak mungkin melakukan ini." Jhon berdiri, ia sontak saja semakin terkejut saat ia benar-benar tidak memakai apapun, dan langsung saja ia memunguti pakainya dan memakainya.
"Lupakan yang terjadi! Ini salah, seharusnya kita tidak melakukan ini." Tanpa punya perasaan Jhon menyuruh Bella melupakan yang terjadi.
Bella mematung, matanya berembun mendengar ucapan menyakitkan dari pria yang ia cintai. "Lupakan yang terjadi? setelah apa yang telah terjadi kamu menyuruhku melupakannya?"
"Maaf, aku tidak sengaja melakukannya dan mungkin juga karena pengaruh alkohol. Maka dari itu lupakan yang terjadi di antara kita dan aku tidak mungkin menyukaimu." Ucap Jhon sambil mengancingkan pakaiannya.
"Aku tidak mungkin melupakannya karena kau yang pertama menyentuhku. Semudah itu kamu bilang seperti itu?" pekik Bella teramat kecewa.
"Aku tidak peduli. Kita telah melakukan kesalahan, dan aku harap kamu melupakannya!" balas Jhon dengan suara agak meninggi lalu pergi meninggalkan Bella begitu saja.
Bella terkejut, dia berusaha berdiri untuk mengejarnya namun rasa perih dan sakit di area bawah membuat ia mengurungkan niatnya.
"Jhon, jangan pergi...!" air mata yang tadi tergenang meluncur begitu saja. Dadanya sesak seperti tertimpa batu besar. Dia semakin sakit saat Jhon tanpa perasaan meninggalkan seolah dia adalah seorang ja***Ng yang habis di pakai di tinggalkan.
"Aaaaaaaa." Jeritnya di sela tangis semakin menjadi.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Althhar Amfairuz
Bang Jhon jangan menolak lupa dong...
2022-06-20
0
Ilham Risa
langsung aku masuki rak kak, semangat terus Kak😃 💪
2022-06-10
0
Lee
Kalau Bella hamil bagaimana Jhon ?
2022-05-19
0