"Lepaskan dia..!"
Semua orang menoleh ke arah suara bariton itu. Hati Bella merasa lega melihat ada Jhon di sana.
Jhon tidak sengaja melihat mobil Bella memasuki perumahan elite karena kebetulan dia lewat jalan situ memotong jalan untuk kerumah Hendra. Hati kecil Jhon ingin mengikutinya dan Jhon pun mengikuti.
Bella menyikut perut pria yang memeluk dia dengan keras sampai terlepas kemudian berlari menghampiri Jhon lalu bersembunyi di belakang punggung Jhon.
"Siapa kau? berani sekali masuk ke rumahku tanpa izin." Sergah pria yang tadi mencekal Bella.
Bella terkejut ternyata rumah ini bukan rumah Tiara. Bella sudah di bohongi oleh Tiara dan dia tidak tahu apa maksud Tiara melakukan ini padanya.
"Kau tidak perlu tahu saya. Saya hanya akan membawa dia pulang dari sini." Jhon mencekal pergelangan tangan Bella membalikan tubuhnya menarik Bella.
"Jangan bawa wanita itu pergi, dia harus menjadi pelayan ku!" bentaknya.
Deg..!
"Pelayan?" gumam Bella mematung. "Apa maksudmu?" Bella berhenti sejenak, menoleh dan bertanya.
"Tiara sudah menawarkanmu padaku dengan sejumlah uang. Jika kalian pergi dari sini kembalikan uang yang telah Tiara gunakan atau tidak Bella harus menjadi pelayan di ranjang ku selama satu Minggu." Dia mengakui perjanjiannya dengan Tiara.
Tentunya Bella semakin terkejut, dia menatap tak percaya pada temannya itu. Jhon sudah mengepalkan tangan dan dia langsung saja melepas cekalan tangannya dan langsung memukul wajah pria itu.
Buggh...
"Kalian pikir dia barang sampai kalian membuat perjanjian seperti itu, hah? ck bedebah, benar-benar teman laknat." Jhon sampai meludah ke meja yang banyak minuman.
Tiara sendiri mematung ketakutan melihat kemarahan Jhon, mau tak mau ia harus mengembalikan uang yang telah di gunakannya.
Jhon langsung menarik Bella meninggalkan tempat itu.
****
"Kenapa kamu sebodoh itu sampai tidak tahu mana teman yang baik dan mana teman yang tidak baik?" Jhon memarahi Bella, keduanya sedang berada di dalam mobil.
"Aku tidak tahu, aku tidak bisa membedakannya. Aku pikir Tiara baik karena selama dekat dengannya tidak pernah berbuat jahat padaku."
"Bella, kau harus bisa belajar menilai seseorang supaya kamu tidak tertipu lagi seperti tadi. Kalau saja aku tidak lewat sini, kamu pasti sudah menjadi piala bergilir."
"Piala bergilir? emangnya kita sedang melakukan pertandingan ya, sampai ada piala bergilir segala?" tanya Bella polos.
Jhon mengernyit. "Maksud dari piala bergilir yaitu di pake secara bergilir."
"Emangnya aku baju yang sering di pake bergilir? kan aku manusia." Balas Bella tambah bingung.
Jhon kesal sendiri, ternyata Bella masih tidak mengerti maksud dari ucapannya. "Maksud aku nanti kamu di perkosa secara bergili, mau?" Jhon menyebutkan jelas supaya Bella mengerti.
"Iiihhh aku tidak mau!" pekik Bella ketakuatan.
Dari sinilah awal keduanya mulai dekat. Mereka jadi sering ngobrol, sering makan bareng, sering nonton, bahkan sering bertukar pesan. Bella jadi sering mengerjakan tugas bareng Jhon, kadang sering bergelayut manja di lengan Jhon dan selalu memeluk Jhon saat sedang dalam keadaan bahagia.
Bella merasa terlindungi jika berada didekat seorang Jhon Vernando. Dia merasa nyaman dan merasa bahagia ketika sering bersamanya.
Dengan seiringnya berjalan waktu, keduanya mulai merasakan perasaan yang berbeda. Bella sering mencari tahu perasaan apa yang dirasakannya lewat teman atau google dan Bellapun tahu bahwa dia mencintai Jhon.
Sikap Bella pun mulai berubah menjadi lebih glamor dan ingin mendapatkan apa yang di inginkan setelah mengenal Jhon yang sering memanjakannya dan Mahendra juga sering memanjakan Bella dengan uang-uang nya.
Jhon juga sering merasakan getaran berbeda. Sesuatu aneh dalam dada saat bersama Bella. Namun Jhon masih belum mengerti arti perasaan yang ia rasakan.
Sampai dimana Mahendra melihat sosok yang ia incar nyawanya kembali dan mendekati kehidupannya.
Mahendra kebetulan ingin melakukan meeting di restoran mall yang juga ada Syafira bareng Felix sedang mampir ke mall tersebut.
(Kalau tidak salah Fira mengajak main Felix ada di bab 20)
Hendra sampai menunda meetingnya untuk memastikan penglihatan dia. "Jhon, tolong atur ulang untuk meeting hari ini! Ada yang harus saya pastikan dulu." Hendra meninggalkan Jhon tanpa mendengar jawabannya.
Dari jauh Hendra mengikuti Fira, wajahnya sengaja di tutupi masker. "Ternyata dia masih hidup. Aku yakin itu dia." Hendra sangat yakin jika itu Aurelia Syafira. Wajah Fira sama seperti kakeknya Albern Alexander namun ini versi wanita.
"Kenapa dia bisa hidup lagi? bukankah Jhon sudah memastikan tidak akan ada yang selamat dari ledakan itu? bahkan Jhon juga mengirimkan rekaman dimana mobil Aurel meledak." gumam Hendra bertanya-tanya.
"Ini tidak bisa di biarkan, saya harus segera menyingkirkannya sebelum perusahaan saya di ambil oleh dia." Hendra melangkah menuju parkiran.
"Jhon, aku ingin bicara sama kau. Tapi bukan di sini," ucap Hendra dingin menampilkan wajah tak bersahabat.
"Iya, Bos." Jawab Jhon bingung. Dia juga bertanya dalam hati, "Ada apa dengan Bos Mahendra? kenapa wajahnya sangat tidak bersahabat?"
****
Kantor
"Duduklah, Jhon!" Hendra menyuruhnya duduk di Sofa dan dia sendiri masih berdiri.
"Apa kau yakin jika Aurel sudah tiada?" tanya Hendra langsung pada inti. Dia menatap tajam Jhon penuh penekanan.
Jhon sendiri sampai takut melihat tatapan itu. "Saya yakin, Bos. Saya sendiri melihat mobil itu meledak."
"Kau yakin sudah mencari tahu ke setiap rumah sakit dan memastikan jika dia sudah tiada?"
Lelaki muda itu diam karena dia tidak melakukan apa yang di katakan Mahendra. "Be belum," jawabnya pelan.
"Brengsekkk....! Jadi kemungkinan besar dia masih hidup. Pokoknya saya tidak mau tahu, kau harus menghabisi dia. Jangan biarkan dia hidup berkeliaran di kota ini!" Mahendra marah sebab Syafira adalah ancaman terbesarnya.
"Maksudnya dia masih hidup?" Jhon memastikan pendengarannya.
"Iya, dia masih hidup, Jhon. Kau tidak becus menyingkirkannya. Seharusnya kau periksa dulu apakah dia tiada atau tidak, bukan malah main kabur saja." Bentak Hendra sudah marah.
Dalam hati Jhon selalu bertanya, "Kenapa Mahendra ingin sekali melenyapkan Syafira?"
"Saya tidak ingin terlalu lama menunggu, saya ingin kau segera melenyapkan dia! Atau adikmu menjadi taruhannya." Ancam Hendra menggunakan adiknya.
Tentunya pemuda itu terkejut, dia tidak ingin adiknya menjadi korban karena kesalahan dirinya. "Tidak, tidak. Saya akan segera melakukan apa yang Anda perintahkan. Tapi jangan apa-apakan adik saya." Jhon memohon, dia akan melakukan apapun demi keselamatan sang adik.
Hendra menyeringai, "Bagus, itu baru anak buah setia."
Kini ia menyadari bahwa hidupnya berada di bawah tekanan Mahendra. Hendra selalu mengancam dirinya menggunakan sang adik perempuan. Jika tidak di turuti, Mahendra akan melakukan apapun yang diinginkan sampai tujuannya tercapai. Mahendra selalu mengancam akan membuat hidup adiknya hancur dengan menghancurkan kehormatan sang adik dan itu tidak akan Jhon biarkan.
Biarlah dirinya berkorban asal adiknya selamat dan tidak tersentuh sedikitpun.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Memyr 67
visual dong. othor kan baik hatii?
2022-05-17
1