Pelajaran telah selesai, Bella dan Amel beriringan menuju parkiran.
"Bella," panggil seseorang.
Mereka menoleh ke belakang. "Haikal, ada apa?" kata Bella memberhentikan dulu langkahnya.
"Nanti malam aku jemput kamu ya?"
"Ngapain?" tanya Bella.
"Ya mau ngajakin kamu makan malam, ada sesuatu yang ingin ku sampaikan padamu." Haikal menatap Bella serius.
"Hmmm sorry, aku ada acara keluarga jadi tidak bisa. Maaf ya." Sebenarnya Bella tidak memiliki acara apapun bareng keluarga karena dia sudah ada janji dengan teman SMP nya dulu.
Haikal membuang nafas secara kasar. "Oh gitu, ya sudah tidak apa-apa." balas Haikal lesu.
"Kita duluan ya." Pamit Bella pada Haikal.
****
Dalam mobil
"Kenapa kamu menolak ajakan dia? dia itu cowok terganteng di kampus kita loh, gak nyesel nolak ajakan cowok ganteng dan sekeren dia?" tanya Amel menatap sebentar pada Bella yang sedang mengemudi kemudian menatap kedepan.
"Aku rasa tidak karena tadi pagi aku habis bertemu cowok yang jauh lebih ganteng dari Haikal." Bella tersenyum tipis mengingat pertemuannya dengan pria yang sempat ia tabrak tadi.
"Waaahhh, siapa? tidak biasanya seorang Arabella terpesona pada pria. Berarti pria itu benar-benar ganteng dong?"
"Yaaaa bisa di bilang seperti itu." Bella memberhentikan mobilnya karena mereka sudah sampai di depan rumah Amel.
"Cieee sepertinya jatuh cinta pada pandangan pertama." Amel menggoda Bella.
Wajah Bella tiba-tiba saja memerah, dia tidak tahu apakah dia jatuh cinta atau tidak. Tapi bayangan wajah Jhon tidak bisa hilang dari benaknya. "Aku tidak tahu. Sudah sana, ini udah sampai." Bella malah mendorong pelan Amel.
Amel tertawa puas melihat wajah temannya. "Iya, iya. Ciee jatuh cinta pada pandangan pertama."
"Ameeelll...." Bella melotot, ia kesal sebab Amel terus menggodanya.
****
Langkah Bella terasa ringan saat memasuki rumah.
"Bella, baru pulang?" tanya Hendra yang kebetulan ada di kursi tamu.
"Iya, Pah. Aku masuk dulu." Bella ingin kembali melangkah namun berhenti ketika Hendra kembali memanggil.
"Bel, sini, duduk dulu dekat Papa! Papa ingin bicara sama kamu."
Bella pun menghampiri Papanya dan duduk di hadapan Mahendra.
"Duduk sini." Hendra menepuk-nepuk tempat kosong di sebelahnya.
Tanpa menolak dan tanpa berpikir yang aneh-aneh, Bella duduk di dekat Hendra.
Hendra menatap penuh arti tubuh Bella. "Bagaimana kuliahmu?"
"Baik, Pah. Semuanya lancar dan aku sangat senang dapat kuliah di sana." Wajah Bella memancar kebahagiaan saat menceritakan tempat sekolahnya.
Hendra menaruh tangannya di pundak Bella. "Syukurlah kalau kamu senang. Papa akan melakukan apapun supaya kamu bahagia."
"Beneran, Pah?" mata Bella berbinar.
"Iya." Hendra menatap wajah Bella ada sesuatu yang ingin di lakukan ketika berdekatan dengan anak sambung yang ia urus sejak usia lima tahun itu.
"Aaaa terima kasih, Pah." Bella memeluk tubuh Papanya dan langsung melepasnya lalu pergi dari situ dengan hati dan wajah bahagia.
****
Seorang pemuda berkulit putih, wajah bulat beralis tebal, bermata sipit, terus meminum wine yang ada di depan nya. Dia merasa menyesal sudah menyakiti wanita yang ia kagumi. "Syafira, andai kamu tidak menolakku, mungkin saat ini kamu masih ada. Aku sungguh mencintaimu tapi kau malah menolakku. Jangan salahkan aku jika ku lebih memilih kamu pergi selamanya dari pada melihat kamu bersama orang lain." gumam Jhon terus meminum wine nya.
Jhon Vernando, seorang pemuda berusia 25 tahun. Ia seorang anak yatim piatu yang tinggal di panti asuhan bareng adiknya. Dia menerima tawaran Mahendra untuk melenyapkan Syafira karena merasa sakit hati ungkapan perasaannya terus di tolak.
****
Bella menuruni tangga, dia memakai mini dress dengan bahu terbuka dan memperlihatkan kaki jengjangnya. sore ini dia ada janji dengan Tiara teman ketika di bangku SMP dulu. Saat ini usia Bella baru 20 tahun dan sedang kuliah semester tiga.
"Mah, aku mau ketemuan sama salah satu teman aku. Kemungkinan aku pulangnya malam." Bella menghampiri kedua orang tuanya yang kebetulan sedang santai di taman belakang.
"Siapa? cewek atau laki-laki?" Elsa penasaran sebab Bella tidak memiliki teman dekat selain Amel. Dan Bella juga belum pernah pacaran.
"Perempuan. Mama tenang saja, aku bertemu mereka di rumahnya kok." Ucap Bela meyakinkan.
"Ya sudah, Mama izinin kamu keluar asal pulangnya jangan larut malam dan kamu harus hati-hati!" izin Elsa penuh peringatan.
"Iya, Mah. Akan ku ingat itu." Bellapun pamit undur diri dari hadapan keluarganya. Tanpa di sadari, Mahendra terus menatap Bella penuh arti.
****
"Aku sudah di dekat alamat yang kamu tuju, dimana keberadaanmu, Tiara?" Bella menelpon temannya dan posisi dia saat ini ada di dekat perumahan elite.
"Loe tunggu saja di situ. Gue yang kesana!"
Setelah menunggu, Tiara datang menjemput Bella lalu keduanya masuk kedalam rumah. Bella sempat kaget melihat banyak makanan dan minuman sudah tersedia di ruang tamu dan juga sudah banyak teman Tiara yang tidak Bella kenal.
Bella menjadi takut dan enggan masuk kedalam. Sebelumnya dia tidak tahu kalau Tiara seperti ini. Tiara hanya mengundang Bella untuk menghadiri acara reuni mereka, dan ternyata reuni itu hanya teman yang dulu dekat dengan Tiara saja.
"Ti, gue mau pulang aja ya. Gue tidak nyaman berada disini." Bisik Bella memegang gemetar lengan Tiara.
"Ayolah, Bel. Ini zaman modern, masa dengan melihat minuman itu saja loe takut. Kita tidak akan apa-apain loe kok." Tiara meyakinkan.
"Tapi, gue tidak nyaman dengan mereka. Mereka seperti mau makan gue." Bisiknya kembali.
"Tenang saja, mereka baik. Ayo masuk!" Tiara sedikit menarik paksa tangan Bella membawanya masuk.
Para lelaki yang ada di sana memperhatikan Bella. "Temen loe Ti? cantik juga. Iya gak teman-teman? tapi sayang, sepertinya dia anak rumahan." tanya salah satu dari mereka.
"Iya, bener. Tidak asik."
"Kalian tidak boleh gitu! Dia teman gue yang paling royal. Dia anak orang kaya loh." Tiara memuji lalu mendudukkan Bella di dekat salah satu teman lelaki nya.
Perasaan Bella mendadak tidak enak dan takut. Takut mereka mengapa-ngapain dirinya. Setiap orang yang ada di sana saling berpasangan dan pasangannya begitu menempel bahkan ada yang melakukan adegan kissing.
"Jangan takut cantik, kita baik kok. Iya kan teman-teman."
"Iya, mending kita bersulang." Salah satu teman cewek Tiara menuangkan minuman memabukkan dan meminumnya.
Bella tidak bisa berlama lagi di situ, ia tidak mau berada di antara mereka yang sedang pesta miras. Bella berdiri dari duduknya ingin pergi namun di cekal oleh pria yang duduk di dekatnya.
"Mau kemana cantik? di sini saja." Pria itu menarik paksa Bella sampai terjatuh duduk di pangkuannya. Bella berontak ingin lepas.
"Aku tidak mau! Aku mau pulang." Bella ingin lepas dari pelukan pria itu, matanya sudah mengeluarkan air mata, tubuhnya sudah gemetar ketakutan.
"Masa segini saja cengeng. Ayolah Bel, ini seru, cobain ini, ini sangat enak dan pasti kamu akan ketagihan." Tiara memaksa Bella untuk minum.
Dengan sekuat tenaga Bella menutup mulutnya rapat-rapat supaya minuman itu tidak masuk. Kepalanya terus menggeleng untuk menolak minuman yang ada di tangan Tiara.
Batinnya berkata, "Siapapun tolong aku, aku takut."
Dan secara tiba-tiba, seseorang memekik. "Lepaskan dia..!"
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Nida Fauziyah 2
knpa itu papa nya melihat bela penuh arti 🙄
2022-06-05
0
Lee
kok ada bintangnya kak ?
2022-05-18
0