Ternyata Aku Mencintaimu
"Bos Jhon, mobil mereka melarikan diri! Kami kalah menghajar mereka." ucap seorang pria masuk kedalam mobil begitu tergesa.
"Kejar mereka! Jangan biarkan mereka selamat terutama Syafira, kita harus bisa menghabisinya sesuai perintah Tuan Mahendra!" perintah Jhon pada anak buahnya.
Mobil yang di kendarai Jhon melaju kencang mengejar mobil yang ada di depannya. Mobilnya terus menyalip dan memepet mobil Syafira bahkan menabraknya dari belakang, namun mobil di depan bisa menghindar dan melesat kencang menghindari kejaran Jhon.
"Sial, mereka pandai menghindari." Jhon berpikir bagaimana caranya membuat mobil di depan berhenti. "Tembak mobil itu!" titah Jhon pada anak buahnya.
Door.....
Satu tembakan di layangkan ke depan, akan tetapi mereka bisa mengelak. "Mereka cukup gesit, Bos."
"Tembak kembali sampai dapat!" Jhon kembali memerintah, tangan sibuk mengatur setir dan mata pokus kedepan mengejar.
Anak buah Jhon mengarahkan senjatanya pada ban mobil.
Door... Door
Tembakan kembali di layangkan dan kali ini tepat mengenai kedua ban mobil belakang milik Syafira sehingga membuat mobil di depannya oleng. "Kena, Bos."
"Bagus, ini saatnya kita menabrak mobil itu." Jhon menginjak pedal gas kemudian dengan kencang menabrakan mobilnya ke mobil yang ada di depan.
Mobil di depan semakin tak terkendali sedangkan Jhon sendiri memelankan laju mobilnya. Mobil Syafira banting stir ketika melihat truk di depannya dan menabrak pembatas jalan sampai bagian pinggir dan depan ruksak.
Jhon memperhatikan kecelakan itu dari jauh. Dia yakin kalau orang-orang di dalam mobil tidak akan selamat karena kecelakaan itu sangat dahsyat. Jhon tidak melihat bahwa Syafira berhasil keluar dan tak lama kemudian kendaraan milik Syafira meledak.
"Saya yakin mereka tidak akan ada yang selamat," kata Jhon pada anak buahnya.
"Saya yakin juga bos. Lihatlah, ledakannya sungguh luar biasa."
"Tugas kita selesai, sekarang kita ke kota J memberitahukan perihal keberhasilan kita." Jhon memutar balikan mobilnya meninggalkan tempat itu dan di hari itu, malam itu juga Jhon beserta anak buahnya pergi ke kota J.
(Jika ingin tahu lebih detail nya. Kalian bisa baca BUKAN JANDA BIASA (Hanya status) )
****
Seorang gadis cantik begitu tergesa menuruni anak tangga, wajahnya panik, matanya sesekali melihat arloji yang tersemat di pergelangan tangannya.
"Bi, sepatu aku dimana? Tolong carikan ya! Aku udah kesiangan ini." Gadis itu berteriak meminta tolong kepada salah satu art di rumahnya. Dia begitu sibuk membereskan buku dan tas yang ada di atas meja ruang keluarga karena semalam ia habis mengerjakan tugas dari dosennya.
"Iya, Non." Sahut art nya.
"Bella kamu sarapan dulu, Nak! Mama sudah buatkan sarapan kesukaanmu." Pekik seorang wanita yang merupakan Ibu nya Bella.
"Iya, Mah. Sebentar!"
"Ini, Non sepatunya." Art tadi memberikan sepatu yang di perlukan Bella.
"Terima kasih, bi." Gadis itu tersenyum ramah.
"Sama-sama, Non."
Bella langsung saja memakai sepatunya dengan tergesa pula. Setelahnya, dia berjalan cepat ke arah dapur dan meminum susu yang ada di atas meja kemudian mengambil roti yang sudah tersedia di sana.
"Mah, aku berangkat dulu. Aku sudah kesiangan." Bella kembali melihat jam tangannya.
"Kamu belum sarapan, Bel." Sang ibu kebetulan sedang menyiapkan sarapan nasi goreng.
"Aku mengambil ini saja, Mah." Bella kembali mengambil roti dan membawanya. Aku berangkat dulu, dah Mama." Kata dia melangkahkan kakinya dengan tergesa.
"Anak itu, kebiasaan sekali dia," gumam sang Mama menggelengkan kepalanya.
Bella terus melangkah ke luar dengan roti di gigit di mulut, dan kedua tangannya kembali memeriksa buku-buku yang ia bawa.
Bruuukkk....
Tanpa sengaja ia menabrak tubuh seseorang ketika di pintu sampai bukunya kembali berserakan di lantai dan iapun membereskannya, sedangkan mulut mengomel. "Kamu bisa tidak jalannya pakai mata? Sudah tahu aku lagi tergesa takut kesiangan malah di tubruk kayak banteng menyeluduk."
Orang itu diam memperhatikan Bella yang sedang berjongkok membereskan bukunya. Dia melipatkan tangan di dada menikmati wajah cantik Bella yang terlihat kesal.
"Kamu dengar tidak sih saya ngomong?" Bella mendongak sebab tidak ada perkataan keluar dari orang itu. Matanya tak berkedip, mulutnya mangap, wajahnya cengo melihat pemuda tampan yang ada di hadapannya. Dia terkesima akan ketampanan lelaki itu.
"Alamakk, ganteng sekali! Mama ada cowok ganteng di sini!" Pekik Bella memanggil Mamanya.
Pria itu mengerutkan kening heran. Batinnya berkata, "Begini saja langsung terpesona. Dasar."
Bella segera berdiri dan segera mengulurkan tangannya. "Kenalin, aku Bella. Kamu namanya siapa? Kenapa kamu ada di sini? Dan kamu mau bertemu siapa ya?" Bella bertanya secara bertubi-tubi dan matanya masih menatap terpesona.
"Jhon, kenapa kau masih berdiri di dekat pintu? Ayo masuk!" Ajak lelaki paruh baya yang masih terlihat muda di usianya yang baru berumur 46 tahun.
Jhon pun membuka lipatan tangannya dan matanya melirik ke arah sang Bos lalu melirik ke arah Bella.
"Pah, Papa kenal dia?" Tanya Bella penasaran.
Lelaki yang di sebut Papa itu menoleh, ia memperhatikan penampilan anaknya dari atas sampai bawah. Tatapannya sulit di artikan ada sesuatu yang tersirat dari tatapan itu.
"Dia Jhon, asisten baru papa."
"Bella, bukannya kamu udah kesiangan kenapa masih berada di sini?" Mama menghampiri suara bising dari depan. Ia bingung kenapa anaknya masih ada di rumah.
Bella menepuk jidatnya. "Astaga, Mah. Aku lupa, aku berangkat dulu." Bella langsung saja berlalu meninggalkan mereka tanpa pamit terlebih dulu.
Arabella, gadis muda berwajah cantik yang memiliki tubuh ideal bak gitar Spanyol. Dia merupakan anak sambung dari seorang Mahendra Siregar dan anak kandung dari Elsa Arisma. Mahendra sendiri seorang pengusaha bahan bangunan terkaya dan terkenal di kotanya.
****
Kampus
Gadis itu berlari menyurusi koridor kampus dan langsung masuk ke kelasnya. "Untung masih belum ada dosen masuk." Ia mengusap dada mengatur napasnya supaya lebih relaks.
"Kamu kenapa terlambat? Untung belum ada dosen, kalau sudah ada, habis kamu di suruh gosrek WC kalau tidak di suruh berjemur di lapang." Tanya teman Bella yang duduk di sebelahnya.
"Semalam aku habis ngerjain tugas dari dosen, Mel. Aku tidurnya malam dan kesiangan. Maka dari itu aku menjalankan mobil ngebut dan secepatnya berlari masuk takut di hukum."
"Oh gitu," balas Amel dan tak lama kemudian sang dosen pun masuk.
****
"Bagaimana hasilnya, apa kau sudah melaksanakan tugas yang ku berikan?"
"Sudah, Bos. Mobil itu meledak dan kemungkinan besar mereka tidak akan selamat."
"Hahaha kau sungguh bisa di andalkan Jhon. Saya bangga padamu karena kau sudah berhasil mengikuti apa perintahku. Sesuai janji saya, saya akan memberikan pekerjaan sebagai asisten saya dan kau harus menuruti semua perintah saya!" Mahendra menatap tajam penuh perintah. Mahendra memutar kursinya menghadap Jhon yang ada di hadapan dia.
"Baik, bos. Saya akan melakukan yang kau mau."
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Merlani Hidayat
next
2023-07-05
0
Siti Zen
Aku mampir thor
2022-08-16
0
Ilham Risa
aku mampir lagi Kak😃
2022-06-10
1