Sejak kejadian di hotel, aku sama Andi seperti main kucing - kucing an, aku selalu berusaha menghindar dan menjauhinya.
Jujur tiap ketemu sama dia, aku malu, marah, kecewa pokok nya nano - nano, ya aku malu dan kecewa sama diriku sendiri karena walau bagaimana pun juga rasa sukanya ke dia ga bisa hilang dan ga bisa benci sama dia, rasa itu tersimpan rapih di dalam hatiku, marah ya aku juga marah karena dia sudah menghina aku.
Andi POV
Sejak kejadian di hotel Dinda semakin jauh dariku, dia menghindar terus tiap aku deketin padahal banyak yang mau aku omongin sama dia, jujur aku sangat menyesal. Awalnya aku cuma mau ngerjain dia aja tapi jadi kebablasan menyesal pun percuma sudah terjadi.
Kejadian di hotel selalu teringat terus dan berputar putar di kepalaku.
Dan yang bikin lebih menyesal lagi, mulut ini dengan lancang nya menghina dia, komentar buruk tentang badannya yang kurus, padahal sebelumnya aku ga ada kepikiran sedikitpun buat mengatakan itu, aku cuma terbawa emosi dan marah sama dia.
Dinda POV
Aku sedang jalan berdua sama Ani menuju kantin, " Din itu siapa yang lagi makan sama Andi ?"
" Ga tau ?" Kata ku datar, sambil ku lihat arah pandangan Ani dan hati ku seperti di cubit rasanya sakit sekali, aku menyalahkan diri ku sendiri, aku gelisah setelah kejadian di hotel itu antara marah, malu, sedih tapi lihatlah dia seperti nya biasa saja, kejadian itu tidak mempengaruhi diri nya, dia tetap seperti dulu masih tebar pesona ke setiap cewek benar - benar rasa ini menyakitkan.
" Bukannya itu cewek yang waktu itu ke mall bareng sama Andi yah? Eh... itu Siska kita gabung yuk." Ujar Ani.
" Sis siapa itu yang duduk bareng Andi, bening bener?"
" Kamu ga tau Ani, dia itu mahasiswi baru dan dia tuh sekarang kabar nya lagi ngedeketin Andi gitu, gosip nya Andi juga merespon, secara yah cewek bening kaya gitu siapa juga yang mau nolak." Kata Siska
" Iya sih ya secara cocok banget cewek nya cantik dan cowoknya ganteng benar - benar pasangan serasi, gue jadi iri, pengen..." Kata Ani ikut mengomentari.
"Aduh... sakit tau, gila kamu Sis." Ani ngomel - ngomel saat kepalanya di jitak sama Siska.
" Bangun hey.... jangan ngehalu terus." Ujar Siska sambil liat muka Ani yang mupeng.
" Pulang kuliah kita nge mall yu guys." Ajak ku mengalihkan pembicaraan.
" Maaf ga bisa, aku mau jalan sama gebetan aku." Kata Ani.
" Kalau kamu Sis?"
" Aku juga mau jalan sama cowok aku, makanya cepat cari cowok Din biar ga menjomblo terus, makanya jangan galak - galak jadi cewek, jadi nya cowok juga mikir dulu kalau suka sama kamu." Kata Siska, omongannya bener - bener pedas setara dengan pedas level sepuluh.
" Ga ada kaitannya Sis, dasar cowok nya aja yang cemen, kalau dia memang suka sama aku ya dia harus nerima aku apa adanya, dengan kekurangan dan kelebihan aku ." Aku pun membela diriku sendiri, padahal apa yang dibilang Siska mungkin ada benar nya juga.
Saat sampai rumah kulihat April sedang ngobrol di teras sama Doni.
"Assalamualaikum..."
"Waalaikumsalam ... " jawab April dan Doni berbarengan.
Aku langsung masuk ke dalam rumah setelah basa basi sebentar dengan mereka, kulihat Mama sedang menonton TV, aku cium tangan nya.
" Dari mana saja Din kok baru sampe rumah ?"
" Pulang kuliah aku ke gramedia dulu Ma, beli buku"
" Din.. di depan temannya April belum pulang?"
" Belum Ma."
" Din kapan kamu bawa teman cowok mu ke rumah? Mama ga mau yah kamu di langkah sama April, maka nya rubah lah sifat mu, jangan terlalu galak sama cowok." Cecar Mama.
" Ia Ma... kalau sudah ada pasti aku kenalin sama Mama, aku ke kamar dulu ya Ma mau mandi."
Pas nyampe kamar, aku bukannya buru - buru mandi tapi melamun sambil memikirkan perkataan Mama dan Siska, aku sedih memikirkannya, siapa sih yang mau hidup kaya gini terus, ya aku akuin dari dulu aku belum pernah pacaran, mungkin benar apa kata Mama, aku terlalu galak.
Padahal galak itu kan cuma topeng aja, itu lah cara ku mempertahankan diri biar ga di sakiti orang lain khususnya cowok.
Memang sedih juga sih jomblo kaya aku ini, hari minggu banyak pasangan muda mudi keluar rumah untuk menghabiskan malam yang panjang dan aku hanya di rumah sambil nonton film korea kesukaan ku sendirian dan bergadang sampai pagi.
Saat sedang halu dengan film korea kesukaan ku, tiba - tiba Mama masuk ke kamar.
" Din itu diluar ada yang nyari kamu cowok, cowoknya ganteng lagi."
" Siapa Ma ?"
" Enggak tau, Mama juga baru lihat."
Saat aku akan keluar kamar " Eh... mau kemana ?" Kata Mama sambil menarik tangan ku.
" Mau keluar lah Ma, mau nemuin dia."
" Ganti baju dulu dan tolong mukanya juga kondisikan." Ujar Mama dan Aku cemberut mendengarnya, akhirnya aku ganti baju yang lebih pantas karena sebelumnya aku cuma memakai kaos oblong dan celana pendek saja.
Aku keluar rumah karena tamu yang kata Mama mencari aku itu nunggu nya di teras, betapa kagetnya aku ternyata tamu nya itu Andi. ingin masuk lagi tapi dah terlanjur keluar dan dia sudah ngeliat aku.
Setelah cape - cape selama dua minggu, aku menghindari dia akhirnya ketemu juga dan rasanya tuh degdegan.
" Ngapain kamu kesini?" Kata ku ketus dan seperti biasanya dia senyum saat melihatku .
" Kalau ga mau ngomong dan cuma senyum - senyum kaya gitu mending pulang sana, dari pada merusak mata ku."
" Dih bisu kali, diem aja." Aku dari tadi ngomong terus tapi dia diam aja dikira lagi dengerin cerah Mama Dedeh kali yah.
" Udah keluar semua belum Din, barangkali masih ada unek - unek keluarin aja semuanya, aku tampung, hehehe...." Kata Andi sambil ketawa sambil menarik tanganku agar duduk di sampingnya karena aku dari tadi marah - marah sambil berdiri, tentu jaga aku dengan refleks langsung menepis nya.
" Ngapain kamu ketawa, dasar gila dimarahin malah ketawa" Ucap ku ketus sambil melotot ke arahnya.
" Habisnya kamu lucu Din kalau marah - marah kaya gitu ."
" Kalau kedatangan kamu buat menghina aku, mending kamu pulang sana, dari pada aku hipertensi." Kataku masih sewot.
" Siapa yang mau menghina kamu ? sensitif banget sih, ngapain aku jauh - jauh datang kesini kalau mau menghina kamu, kalau mau mah udah aja aku lakuin di kampus."
" Terus kamu ngapain datang kesini?"
" Aku mau minta maaf sama kamu Din, aku menyesal" Gumam Andi pelan.
" Sudah dua minggu ini aku susah tidur ngerasa berdosa dah jahat sama kamu Din dan asal kamu tau itu juga ciuman pertama buat aku." Aku langsung memutar bola mataku.
Apa kaitannya coba dia minta maaf atas perbuatannya padaku sama bilang itu ciuman pertama buat dia.
" Ga nyambung." Kata Dinda.
" Apanya yang ga nyambung Din?" Tanya Andi.
" Ya itu kata kata kamu, itu juga ciuman pertama buat kamu, terus apa hubungannya sama perbuatan kamu ke aku, disini aku yang dirugikan, kenapa kamu bilang ciuman pertama terus aku harus ganti rugi gitu." Ucap Dinda kesal.
Andi lalu tersenyum dan berkata " Ga gitu juga kali Din, Aku cuma mau bilang kalau kamu ga rugi - rugi amat karena kamu mendapatkan ciuman pertamaku.
" Dasar cowok sableng." Gerutu Dinda.
Dan Andi malah ketawa sambil mengedipkan mata nya kearah Dinda dan membuat Dinda kesal.
" Stella.... yang tadi siang kamu lihat itu nama nya Stella dia tetangga aku dan orang tua nya bersahabat dengan orang tua ku, Aku menganggap dia Adik ga lebih." Tiba - tiba Andi menjelaskan sesuatu.
" Apaan sih, siapa juga yang nanya dan aku juga ga mau tau urusan kamu." Gerutu Dinda.
" Oh... ia satu lagi, aku cuma mau meluruskan sebenar nya aku sama Nita, Cinta dan April, ga pernah jadian sama mereka kalau dekat yah, aku akuin tapi sebenernya aku cuma pengen deket sama kamu dan aku menganggap mereka temen aja ga lebih."
" Terserah kamu mau percaya atau ga Din,
Sudah malam, aku pulang dulu yah Din, mana Mama Din aku mau pamitan dulu."
" Ga usah nanti aku bilangin." Ucapku ketus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments