Malam ini adalah hari yang di tunggu - tunggu, yah acara ultah nya Arie yang di adain di hotel bintang lima, hotel termegah di kota ku.
Aku datang berdua sama April dan diantarkan sama Ayah sampai depan hotel nya, kata Ayah " Hayu anak - anak ku yang cantik Ayah antar, biar bajunya ga kusut kena angin." Ayah mengantar kami naik mobil tua nya.
Sebenernya April diajak sama teman cowoknya tapi dia tolak dengan alasan kasihan nanti aku berangkatnya ga ada temannya, itulah Adikku April si baik hati.
Saat memasuki gedung acara ultah di selenggarakan, banyak mata yang memandang ke arah kami datang, ya semua mata terpesona melihat kedatangan kami lebih tepat nya menatap April karena dia sangat cantik sekali.
Akhirnya aku dan April berpisah karena banyak kaum adam yang mendekati April dan mengajaknya ngobrol dan aku bagaikan nyamuk yang tak terlihat.
Setelah mengucapkan selamat ulang tahun ke Arie, aku berjalan menuju stand makanan yang memang di sediakan buat para tamu undangan dan aku lihat Ani dan Siska sedang mengambil es krim.
Aku tepuk pundak Ani, " Apaan sih Din ngagetin aku saja ?"
" Eh... ada juga aku yang heran ko kamu sudah stay di depan makanan, acaranya juga belum dimulai." Ani langsung menutup mulutku karena kebiasaan mulutku kadang suka nyablak.
"Sorry..." Aku meminta maaf ke Ani sambil berbisik ke Ani karena orang - orang di dekat situ pada ngeliatin kami.
" Ani, Siska aku ke kamar mandi dulu yah kebelet."
" Aku antar yah." Kata Ani.
" Engga usah Ani biarin aku sendirian saja."
Aku berjalan ke kamar mandi, saat di lorong yang sepi tiba - tiba ada yang menarik tangan ku dan aku kaget banget, saat aku mau teriak ada tangan yang membekap mulutku.
Mata ku melotot saat aku lihat ternyata yang menarik tanganku adalah Andi, saat aku tidak berontak lagi dia lepasin tangannya dari mulutku " Apa yang kamu lakukan Andi? " Ucap ku dengan nada marah, Jujur walaupun aku bisa karate aku takut dengan situasi seperti ini.
" Kamu mau kemana?" Tanya Andi.
" Apaan sih ga jelas banget, ya tentu aja ke kamar mandi sudah jelas ini arah mau ke kamar mandi."
" Jangan ke sana".
" Kenapa?" Tanya Dinda.
" Ada orang mabuk, aku barusan dari sana mending balik lagi aja." Katanya.
" Tapi aku ga kuat pengen buang air kecil."
" Hayu kita tanya sama petugas hotel nya aja pasti ada kamar mandi lain." Dan akhirnya aku mengikuti Andi dan ku lihat dia bicara sama orang yang memakai baju petugas hotel.
" Andi kenapa kita kesini?" Tanyaku saat Andi seperti membuka kamar hotel.
" Oh... ia disini katanya ga ada kamar mandi lain dan aku buka kamar, cepat masuk." Andi berkata seperti itu dan bodohnya aku mengikuti apa yang Andi katakan.
Setelah Dinda masuk kamar mandi, Andi mengunci pintu menggunakan key tag dan dia tersenyum. " Akhirnya kamu masuk kedalam jebakan ku Dinda, aku akan ngerjain kamu dan kita buktikan berapa tangguhnya kamu." Gumam Andi sambil tersenyum sinis.
Dinda keluar dari kamar mandi, tampak Andi duduk di ranjang dan Dinda merasa ga enak hati.
" Hayu Andi kita ke acaranya Arie lagi, nanti pada nyari, kita kelamaan ninggalin acaranya."
Andi bukanya bangun setelah aku ngomong gitu, malah dia nyuruh aku duduk di sampingnya. " Sini..." Kata Andi sambil menepuk tempat tidur di sampingnya.
Rasanya aku pengen banget nangis dan aku mencium gelagat yang aneh dari Andi, dan aku berfikir apakah dia akan balas dendam sama aku.
" Andi jangan macam - macam kamu ." Aku mengeraskan nada suaraku yang memang sudah keras dari sana nya dengan gugup.
Andi langsung tersenyum melihatku ketakutan dan dia tertawa ngakak " Apa mungkin otak nya geser waktu ku t....k dulu." Gumam ku.
Aku hendak kabur ke arah pintu sebelum sampai ke handle pintu Andi berlari mengejar ku, langsung menarik tangan ku dan menghempaskan badanku ke atas tempat tidur dan langsung mengungkung badan ku.
" Kamu mau kemana Dinda?"
" Lepas Andi apa yang mau kamu lakukan?"
" Aku cuma mau nyobain bercinta sama kamu enak ga dan mau lihat dada nya masih pakai busa ga?" Bisik Andi di telingaku sambil tersenyum menggoda, aku berontak sekuat tenaga sambil memukul nya tapi tenaga ku kalah sama tenaga nya Andi.
"An...." Belum sempat aku berbicara, Andi mencium bibir ku dan rasanya tuh langsung seperti ada kembang api di kepalaku dan blank, dadaku pun berdebar sangat cepat, saat aku masih bengong Andi ******* bibirku karena aku tak membalasnya dia menggigit bibir ku akhirnya aku membuka mulut dan lidahnya masuk mengabsen gigiku satu - satu, aku masih terus berontak tapi lama - lama badan ku lemas ga bertenaga akhirnya aku cuma bisa menahan dadanya yang menghimpit ku, dia mencium ku sampai kami berdua kehabisan nafas dan akhirnya Andi melepas ciumannya dengan nafas terengah dan aku menangis.
Lalu Andi bangun dan melepaskan ku dari kungkungan nya
" ****... maaf aku khilaf." Sesal nya dan beranjak dari tempat tidur sambil mengeluarkan rokok, lalu menyesap rokoknya sambil duduk di sofa yang ada dikamar itu dan melihatku yang terus menangis.
Saat rokok nya sudah habis satu batang Andi berkata " Bangunlah dan berhentilah menangis Din, jangan nangis terus cuma di cium aja sampe segitu nya kaya habis di perkosa aja atau apa kamu memancingku lagi dan memintaku lebih dari sekedar ciuman." Ancamnya.
" Asal kamu tau aja badan kurus dan dada rata kaya kamu, walaupun tanpa baju ga bikin aku nafsu, walaupun kamu cewek terakhir di dunia ini ga sudi aku sama kamu, cewek bar - bar ga jelas".
Akhirnya aku bangun dan merapihkan bajuku yang kusut karena perbuatan Andi sambil berkata " Sampai kapan pun aku akan benci kamu Andi, cowok b.......k. "
" Jangan terlalu benci, karena dari benci bisa berubah jadi cinta." kata Andi kepedean..
Saat aku mau keluar kamar, mendekati pintu Andi menyodorkan sapu tangan nya dan menahan tanganku yang akan menarik handel pintu sambil berkata " Lap dulu air matanya nanti orang yang liat pada takut, lihat muka kamu yang hitam gara - gara maskara nya luntur." Ucapnya sambil tersenyum mencibirku dan ucapannya bikin aku sakit hati.
Aku langsung menepis sapu tangan dari dia, aku ga sudi pegang barang apapun yang dia berikan.
Akhirnya aku tiba di Aula tadi tempat acara ulang tahun Arie berlangsung, aku mendekat ke April dan mengajaknya pulang.
" Kakak dari mana saja aku cari - cari ko ga ketemu? " April tampak cemas.
" Kakak kenapa kok kaya habis nangis ?"
" Engga dek, Kakak cuma ngantuk jadi air mata bawaannya ngalir terus, aku telepon Ayah dulu yah biar di jemput."
" Ga usah Kak, kita pulangnya bareng ma Doni aja yah dia tadi nawarin mau nganter aku pulang".
Saat sampai rumah aku langsung masuk kamar, aku nangis sambil menggigit selimut, takutnya suaraku terdengar keluar dan orang tua ku pasti cemas, aku enggak mau membuat mereka khawatir.
dret... dret...
Aku ambil Handphone ku dan ada wa masuk dari nomer baru yang nama nya belum ke save di hape ku.
" Maafin aku Din tadi aku khilaf, kita harus bicara." Itu pasti wa dari Andi dan aku langsung blokir nomer nya, aku marah banget sama dia dengan gampangnya dia minta maaf emang dengan dia minta maaf waktu bisa di ulang lagi dan kejadian itu tidak pernah terjadi, karena lelah akhirnya aku tertidur .
Tok...Tok...
Mama masuk ke kamar ku, membangunkan ku " Dinda sebenarnya ada apa, akhir - akhir ini kalau Mama perhatikan mata mu sering sembab, kamu habis nangis ?" Mama mencecar ku dengan beberapa pertanyaan
" Engga mah, aku cuma kelelahan saja kok karena jadwal kuliah ku memang sedang padat ".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments