Andi POV
Sejak kejadian pemukulan itu, aku makin jauh dengan Dinda, niatnya ngedeketin Dinda malah kaya gini jadinya.
Aku kesel banget sama Dinda sampai hati dia n....k aku dengan alasan yang ga jelas, April aja belum aku apa - apa in, kok marah sampai segitunya, atas dasar apa coba dia marah sama aku, aku nembak April juga enggak cuma gara - gara aku anterin pulang dan ngajakin dia ngobrol masa aku sampai babak belur, dasar cewek aneh dan bar - bar.
Jujur aja kalau aku lawan bisa saja, gini - gini juga aku tuh pemegang sabuk hitam, sayang aja dia cewek, dan sudah ke dua kali nya dia salah paham sama aku, dasar cewek gila ga klarifikasi main pukul - pukul aja.
" Andi kemana aja kamu, aku cari kemana - mana taunya malah ngelamun disini, ada apa bro, kaya lagi banyak pikiran?"
"Eh... galih ngagetin aja ga apa - apa aku lagi kesel aja, tuh sama si Dinda gila itu dia kaya ga punya salah sama aku, padahal dia udah bikin aku babak belur ga ada minta maaf atau apa kek padahal bisa aja aku laporin dia ke
pihak kampus biar di skor atau apa gitu biar ga keterlaluan lagi mentang - mentang bisa karate, kalau sampai orang tua ku tau dia pasti udah dikeluarin dari kampus ini, nyokap ku aja ga pernah mukul aku dia seenaknya memperlakukan aku kaya gt."
" Sabar bro, jangan kebawa suasana, gimana kalau kita kerjain dia, kamu sakit hati kan sama Dinda gimana kalau kita bikin malu dia sampai dia ga sanggup tampil di muka umum lagi." Usul Galih.
Andi menyipitkan matanya menghadap ke arah Galih " maksud mu apa ?"
" Kamu tau kan Arie hari kamis depan ulang tahun, gimana kalau kita jebak kasih minuman dicampur obat perangsang terus kamu garap aja di sana biar tahu rasa dan ga kasar lagi sama kamu"
" Gila kamu ...,ga akan aku ngelakuin kaya gitu, lagian nanti apa kata orang tua ku, ga ah..."
" Ya kamu, cemen bro...!" Lalu Galih pergi.
Pulang kuliah kepala ku pening, pas sampai rumah Mang Amir langsung membuka gerbang seperti biasanya " Selamat siang Den, kok tumben sudah pulang Den ? " Tanya Mang Amir.
" Ia Mang aku gak enak badan, Mama ada Mang?"
" Ada Den."
Mama ku sebenarnya tidak bekerja tapi Mama selalu sibuk sama teman - temanya dan tiap hari ada aja kegiatan.
" Assalamualaikum Ma." Aku langsung nyium tangan Mama.
" Waalaikumsalam sayang, loh kok tumben sudah pulang biasanya sore baru pulang ke rumah."
" Ia Ma aku lagi ga enak badan, kepala aku pening." Mama ku langsung menempelkan tangannya ke dahi ku.
" Ga panas, ada masalah ?" Tanya Mama ku kepo.
" Ga Ma, mungkin karena aku cape, Andi istirahat dulu ya Ma."
" Kamu sudah makan belum sayang ? "
" Sudah Ma di kantin." Lalu aku pergi kamar ku.
Adinda POV
Saat aku berjalan mau ke kantin, aku melihat Andi duduk di taman seorang diri, sejak kejadian itu sebenernya aku merasa bersalah tapi ya sudah lah itu juga kan salah dia sendiri jadi orang kok hobi nya PHP in cewek - cewek dasar buaya darat.
Pulang kuliah aku janjian sama Ani dan Siska sahabatku, kami mau jalan - jalan ke mall yang ada di kota ku, rencananya kita mau cari kado buat ngasih ke Arie, yang rencananya hari kamis mau dirayakan ulang tahunnya di sebuah hotel bintang lima dan memang kabar nya Arie itu anaknya orang kaya dan tajir melintir.
Pada saat di stand sepatu "Din... " Ani mencolek aku, yang sedang fokus ngeliatin harga sepatu yang pantas buat kado dan pas juga dengan uang saku ku, maklumlah uang saku dari orang tua ku tidak besar.
" Ada apa sih, dari tadi colek - colek aku terus?"
" Tuh...." Kata Ani, sambil ngasih kode pake gerakan matanya, dan pada saat aku menengok ke kiri mengikuti mata Ani di sana tampak Andi bersama cewek cantik.
" Cih... entah itu korban rayuannya Andi yang ke berapa kalinya, kasian cantik - cantik ko gampang ketipu." Aku langsung menarik tangan Ani dan Siska menjauh dari Andi dan cewek nya.
Karena lelah berkeliling mall, akhirnya kami istirahat dan makan di mall.
" Din sebenernya kamu kenapa sih kok kalau lihat Andi, kaya ketemu sama musuh bebuyutan ? "
" Kan aku pernah cerita sama kamu Ani, kalau Andi tuh pernah nyakitin orang - orang yang aku sayang dan yang paling parah Adik ku Ani coba kalau kamu jadi aku gimana ?"
" Ya ia sih... tapi kasihan juga loh lihat dia babak balur sama kamu, sebenar nya kalau menurut aku, dia ga seburuk seperti yang kamu kira deh."
" Maksud mu ?" Aku langsung nge gas, dengan suara gue yang lumayan keras dan orang - orang langsung melihat ke arah ku dan aku langsung memelankan suara ku.
" Maksudnya apa Ani ?" Tanyaku penasaran.
" Din pernah ga sih kamu pikir, kalau kamu di hajar babak belur kaya gitu, apa tindakan mu? mungkin kamu lapor ke pihak kampus minimal lapor orang tua kamu dan orang tus kamu ga terima terus kamu dikeluarin dari kampus dan yang lebih parahnya, bisa aja dia laporin kamu ke polisi dengan alasan tindakan kekerasan, secara kamu tau kan kalau Andi itu anak nya salah satu donatur terbesar di kampus kita tercinta."
" Sudahlah Ani jangan takut - takuti aku." Aku langsung diam, memikirkan apa yang Ani katakan, apakah memang aku sudah keterlaluan, tapi ya sudah lah nasi sudah menjadi bubur dan pantang bagi aku buat minta maaf sama dia.
Sejak pulang dari mall, aku langsung mengurung diri ku di kamar dan malas melakukan kegiatan apapun.
Tok..tok...
" Kak boleh aku masuk?" April masuk ke kamar ku.
" Kak kenapa?" Tanya April.
" Apanya yang kenapa Dek ?" Tanya ku bingung.
" Ih... ditanya malah nanya lagi, ada apa Kakakku tersayang kok tumben ga kaya biasanya, berasa aneh aja biasanya rumah ini rame karena suara Kakak yang heboh dan tiba - tiba diam ga ada suaranya kaya sapi yang ditinggal sama pasangannya." Goda April sambil tersenyum.
" Aduh... sakit tau Kak." Saat aku jitak kepala nya.
" Habisnya ngeselin kok bisa - bisanya Kakaknya disamain kaya sapi, kalau aku sapi kamu juga sapi dong." ujarku gemes.
" Dek kalau menurut kamu Kakak keterlaluan ga yah?"
"Yang mana Kak ?"
Lalu aku ceritakan apa yang aku dan Ani obrolin saat di mall tadi dan April mendengarkan ceritaku.
" Kak... sebenernya Kak Andi memang ga pernah nembak aku, mungkin aku nya aja yang menanggapinya beda, aku kira dia juga ada perasaan sama aku ternyata dia cuma anggap aku sebagai Adik ga lebih, sakit aku Kak saat dia bilang kaya gitu makanya aku nangis terus saat itu".
" Kapan dia bilang kaya gitu Dek ?" Tanyaku penasaran.
" Ya saat habis kejadian Kakak mukul dia, dia nemuin aku dan menjelaskan duduk perkaranya awalnya aku sakit hati Kak tapi ya sudah lah kalau perasaan memang tidak bisa dipaksakan."
Sekarang aku dikamar sendirian setelah April balik ke kamarnya, dan entah kenapa aku gelisah sudah tidur bolak balik dan mencoba menghitung domba, sapi, kerbau sampai seribu dan mata ini enggak mau terpejam juga, dan bayangan Andi saat aku hajar terbayang - bayang terus dan merasa berdosa.
" Apa perlu aku minta maaf sama dia yah ?" Gumam ku tapi sisi hatiku yang lainnya melarang " Jangan - jangan bisa gede kepala dia."
Alhasil besok paginya, aku ngantuk banget padahal ada mata kuliah pagi dan suara Mama pun sudah terdengar manggil - manggil namaku.
Aku keluar dari kamar dengan wajah lecek karena ga tidur semalaman dan di mataku ada lingkaran hitam.
" Kamu kenapa Din ko lemes gitu?" Sambil telapak tangannya di tempelkan di dahi ku.
" Ga panas kok." Dan Mama melanjutkan memasak.
" Kalau memang lagi enggak enak badan tiduran lagi aja, nanti kalau sudah matang Mama bangunin." Aku langsung memeluk Mama terharu.
" Rasanya aku pengen jadi kecil lagi deh pengen di peluk sama Mama." Ujar ku.
" Tumben manja, kirain kalau anak tomboi ga bisa manja." Mama menggoda ku.
" Ih Mama... ke anak sendiri masa ngomong gitu." Ujar ku sambil cemberut.
" Ada apa Din? barangkali Mama bisa ngasih solusinya?"
" Ma aku udah salah sangka sama orang apa yang harus aku lakukan?"
" Minta maaf lah Din"
" Tapi mah aku gengsi kalau harus minta maaf duluan, lagian semua ini terjadi kan karena dia juga yang mulai."
Lalu Mama menyentuh tangan ku " Dengan kita meminta maaf duluan itu enggak bikin kita rendah, minta maaflah biar rasa tidak nyamannya cepat hilang dan kayanya Mama akan dapat calon mantu nih." Kata Mama sambil menggodaku dan blush pipi ku memerah karena malu.
" Mama...." Kata ku malu - malu.
Saat tiba di kampus
" Hai...Din, kenapa tuh mata ko kaya mata panda?" Sapa Ani.
Saat berjalan masuk kelas aku lihat Andi sudah ada di dalam dan dia sedang ngobrol sama teman - temannya, aku memilih duduk di belakang karena aku tuh suka ngantuk dan di belakang tuh merupakan tempat yang strategis untuk membuat pulau, hehehe ..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Silvi Aulia
cerita seru
2023-07-27
1