Bab 5 - Takdir Yang Terjalin

Sekarang hari minggu Seira sudah mandi dan membersihkan rumah, serta memasak untuk semua penghuni rumah itu. Sebenarnya kedua anak bibinya sudah lulus kuliah seharusnya mereka pergi mencari pekerjaan atau apa, tapi mereka terlalu malas untuk itu.

Setiap hari dirumah apakah mereka tidak merasa bosan? Oh iya, mereka keluar kalau uang bulanan Seira datang. Mereka akan bersenang-senang hingga lupa waktu. Setidaknya Seira bisa beristirahat dengan tenang kalau mereka pergi.

Makanan sudah siap semua dimeja. Lalu bibinya dan anak-anaknya keluar sambil menguap dan langsung duduk untuk makan. Namun bibinya tiba-tiba menyernyit ketika membuka kulkas.

"Kenapa ada sisa kue?" Ucap bibinya melihat kearah kulkas yang masih tersisa sebagian kue.

"Hahaa kau pikir istimewa hah? Sampai harus merayakan ulang tahunmu." Ledek Jelena teringat hari ini adalah ulang tahun Seira.

"Haha kau merayakan ulang tahunmu sendirian? Menyedihkan sekali!" Jefery tertawa mengejek.

Seira hanya menanggapi dalam diam. Dia kemarin malam lupa harusnya memakannya semua dan jangan menyisakan kue itu.

"Hah, bahkan kau seharusnya sudah tidak ada lagi didunia!" Lanjut Jelena dengan tawa yang mengejek.

"Kenapa tidak ikut orang tuamu saja sih, dasar merepotkan!" Gantian bibinya yang mendecih.

"Aku yakin bahkan orangtuamu pun tidak sudi punya anak sepertimu, lihat mereka malah memilih untuk pergi meninggalkanmu!" Ucap Jefery tidak peduli dengan raut Seira yang menahan tangisannya.

Stop!

Seira sudah tidak tahan lagi. Jangan bawa-bawa orangtuanya, mereka sudah bahagia disana. Seira pun keluar sambil menahan isakannya. Sebelum benar-benar jauh Seira masih mendengar teriakan lantang bibinya.

"Dasar anak tolol, mau kemana kau hah!"

Tapi Seira tidak memperdulikanya, dan memilih untuk mempercepat langkahnya. Seira berlari menuju kemakam orangtuanya. Memang sejak dulu ketika ia merasa sedang sedih ataupun rindu kepada orangtuanya dia akan selalu kesana.

Menumpahkan segala keluh kesahnya. Menceritakan segala apa yang dipendamnya. Entah mengapa Seira selalu merasa jauh lebih baik ketika sudah meluapkan semua disana. Memang tidak ada yang akan merespon tentu saja, tapi Seira selalu merasa beban yang ditanggungya sedikit menghilang.

"Terimasih ibu karena sudah melahirkanku kedunia ini. Aku tahu kalian melihatku dari atas sana, namun jangan bersedih untukku. Aku berjanji akan menemukan kebahagiaanku sendiri." Ucap Seira sambil bersimpuh didepan makam ibunya.

"Selamat ulang tahun Seira Christy—"

—wush!

Seira meniup lilin diatas cake kecil yang dia bawa kedepan makam kedua orangtuanya, lalu tersenyum dan melangkah pergi.

...*****...

Seira berjalan sendirian dimalam yang gelap. Dia belum pulang kerumah. Dia akan pulang larut ketika bibi dan kedua sepupunya sudah terlelap. Seira menuju ketaman dan duduk disana sendirian.

Semakin malam udara semakin dingin dan Seira hanya memakai kaus tipis. Sebenarnya Seira habis pulang dari panti untuk curhat dengan Serumi, dia bahkan tadi disuruh untuk menginap namun dia menolaknya karena merasa tidak enak, juga besok dia harus sekolah.

Seira semakin menggigil lalu tiba-tiba dia merasakan sesuatu yang tersampir dipundaknya dan itu adalah jaket. Seira menengok kebelakang, ada seorang pemuda yang sedang tersenyum kearahnya.

"Hei apa kau lakukan disini, ini sudah malam. Dan hanya memakai pakaian itu saja." Ucapnya menegur Seira. Pemuda itu yang sempat ditabrak Seira disekolah kemarin.

"Hanya berjalan-jalan sebentar." Jawab Seira agak canggung.

"Tengah malam begini? Sendirian pula." Pria itu menggelengkan kepalanya.

Seira meringis dan ganti bertanya kearahnya, "Lalu apa yang kau lakukan disini?"

"Biasa sedang mencari udara segar." Ucap pemuda itu sambil menerawang ke langit malam yang bertabur bintang.

"Tengah malam begini?" Seira membalikan pertanyaanya, lalu mereka beruda terkekeh.

Mereka lalu duduk dibangku taman dan sesekali mengobrol ringan. Ternyata pemuda itu asyik juga batin Seira. Pemuda itu pun merasakan hal yang sama.

"Oh iya, dari tadi sudah bicara panjang lebar tapi aku belum tahu namamu." Ucap pemuda itu.

Seira terdiam dan mengulurkan tanganya. "Namaku Seira Christy kau bisa memanggilku Seira."

Ucapan Seira yang terdengar lembut ditambah dengan senyuman manisnya, membuat pemuda itu menatap Seira dengan terpana.

"Dandy Atmajaya, kau bisa memanggilku Dandy." Ucap Dandy setelah selesai mengangumi Seira. Malam semakin larut dan Seira pamit untuk segera pulang kerumah.

"Biarkan aku mengantarmu Seira." Dandy menawarkan diri, dia tak mungkin membiarkan anak gadis berkeliaran sendirian ditengah malam begini.

Seira menolak tawaran itu karena rumahnya tidaklah jauh. "Tidak perlu Dandy, lagi pula rumahku dekat dari sini."

"Eh tidak baik membiarkan anak gadis berjalan sendiri. Tengah malam pula, ayo cepat ku antar." Dandy memaksanya, karena tak enak hati dengan ajakan Dandy akhirnya Seira pun menyetujuinya.

Sebenarnya Dandy membawa mobil tapi tadi Seira berkata bahwa rumahnya dekat dari sini. Hanya melewati tiga gang dari sini maka Dandy memutuskan untuk mengikutinya jalan kaki saja.

Mereka sudah sampai, lampu rumah Seira sudah padam karena sekarang sudah pukul 11 malam. Lalu Seira berdiri canggung didepan rumahnya menatap Dandy yang masih tersenyum menunggunya masuk kedalam rumah.

"Eum terima kasih sudah mengantarku sampai rumah Dandy." Ucap Seira sambil mengembalikan jaket Dandy yang dia pakai.

"Oke sama-sama." Dandy menerima jaket yang diulurkan oleh Seira dan langsung memakainya.

Seira masuk ke dalam rumah setelah mengucapkan kata hati-hati diajalan kepada Dandy. Seira membuka gorden kaca untuk melihat kepergian Dandy.

Dandy sebenarnya tadi sedang menjenguk bibinya disana. Karena dapat panggilan jika keponakannya Beny merindukannya. Beruntung hari ini hari minggu Dandy pergi kerumah bibinya dan main sepuasnya dengan Beny.

Rumah bibinya sangat jauh dari kota, ketika akan pulang, Dandy tidak sengaja melihat seseorang sedang duduk ditaman tidak jauh darinya. Karena merasa seperti pernah melihatnya dia menepikan mobilnya dan turun untuk menghampirinya.

"Apa yang dilakukanya sendirian tengah malam begini."

Dandy melihat dia menggigil, dengan cepat menyampirkan jaketnya untuknya. Perempuan itu pun menoleh kearahnya. Dan berakhirlah mengantarkanya sampai kerumahnya. Ketika sampai dirumah Dandy tersenyum sendiri.

"Dia sangat manis." Ucapnya sambil terus membayangkan senyuman Seira hingga terlelap.

Dilain tempat Seira pun sama, didalam kamarnya terus terbayang wajah Dandy yang tampan. Dandy benar-benar baik. Bahkan wangi parfum Dandy masih menempel dibajunya.

"Seira berhentilah memikirkanya. Ayo cepatlah tidur!"

Terpopuler

Comments

Ahiko Chan

Ahiko Chan

Setiap malam saya bermain seolah-olah hidup saya tergantung padanya

2023-07-02

1

Jeslyyn Azy

Jeslyyn Azy

Waduh mulai ada tumbuh benih” cinta

2023-06-25

1

Delisa Hardini R.A

Delisa Hardini R.A

Jahat banget kasian

2022-07-05

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Senyuman Penuh Luka
2 Bab 2 - Sebuah Perbedaan
3 Bab 3 - Teman Baru
4 Bab 4 - Pertemuan Pertama
5 Bab 5 - Takdir Yang Terjalin
6 Bab 6 - Jatuh Cinta?
7 Bab 7 - Kesalah Pahaman
8 Bab 8 - Yang Sebenarnya Terjadi
9 Bab 9 - Baikan dan Jadian?
10 Bab 10 - Resmi Pacaran
11 Bab 11 - Awal Pacaran
12 Bab 12 - Jarak
13 Bab 13 - Permulaan Badai
14 Bab 14 - Salah Paham Lagi
15 Bab 15 - Prasangka Buruk
16 Bab 16 - Gosip
17 Bab 17- Musuh Lama
18 Bab 18 - Bermain Peran
19 Bab 19 - Accident
20 Bab 20 - Penyesalan
21 Bab 21 - Penghianatan
22 Bab 22 - Menghilang
23 Bab 23 - Bersembunyi
24 Bab 24 - Pencarian dan Pembalasan
25 End Season 1
26 Bab 25 - Season 2 (Pembukaan)
27 Bab 26 - Kehidupan Sekolah Aaron
28 Bab 27 - Isi Hati Serumi
29 Bab 28 - Lil Sis Lil Bro
30 Bab 29 - Kembali Yang Menyesakkan
31 Bab 30 - Masa Lalu Yang Menyakitkan
32 Bab 31 - Alasan (Dandy) Pergi
33 Bab 32 - Alasan (Dandy) Pergi, Part 2
34 Bab 33 - Bertemu Sahabat Lama
35 Bab 34 - Rencana Daewi
36 Bab 35 - Kisah Dandy
37 Bab 36 - Keluarga Baru
38 Bab 37 - Saatnya Kebenaran Terungkap
39 Bab 38 - Kekecewaan dan Korban
40 Bab 39 - Penjelasan Dandy
41 Bab 40 - Selamat Tinggal
42 Ending - Tak Termaafkan
43 Extra 1 - Berlari (Theo & Kirana)
44 Extra 2 - Berlari (Theo & Kirana)
45 Extra 3 - Berlari (Theo & Kirana)
46 Extra 4 - Berubah (Alden & Bianka)
47 Extra 5 - Berubah (Alden & Bianka) END
48 Extra 6 - Rival (Ravan & Alina)
49 Extra 7 - Om Dokter (Dava & Yura)
Episodes

Updated 49 Episodes

1
Bab 1 - Senyuman Penuh Luka
2
Bab 2 - Sebuah Perbedaan
3
Bab 3 - Teman Baru
4
Bab 4 - Pertemuan Pertama
5
Bab 5 - Takdir Yang Terjalin
6
Bab 6 - Jatuh Cinta?
7
Bab 7 - Kesalah Pahaman
8
Bab 8 - Yang Sebenarnya Terjadi
9
Bab 9 - Baikan dan Jadian?
10
Bab 10 - Resmi Pacaran
11
Bab 11 - Awal Pacaran
12
Bab 12 - Jarak
13
Bab 13 - Permulaan Badai
14
Bab 14 - Salah Paham Lagi
15
Bab 15 - Prasangka Buruk
16
Bab 16 - Gosip
17
Bab 17- Musuh Lama
18
Bab 18 - Bermain Peran
19
Bab 19 - Accident
20
Bab 20 - Penyesalan
21
Bab 21 - Penghianatan
22
Bab 22 - Menghilang
23
Bab 23 - Bersembunyi
24
Bab 24 - Pencarian dan Pembalasan
25
End Season 1
26
Bab 25 - Season 2 (Pembukaan)
27
Bab 26 - Kehidupan Sekolah Aaron
28
Bab 27 - Isi Hati Serumi
29
Bab 28 - Lil Sis Lil Bro
30
Bab 29 - Kembali Yang Menyesakkan
31
Bab 30 - Masa Lalu Yang Menyakitkan
32
Bab 31 - Alasan (Dandy) Pergi
33
Bab 32 - Alasan (Dandy) Pergi, Part 2
34
Bab 33 - Bertemu Sahabat Lama
35
Bab 34 - Rencana Daewi
36
Bab 35 - Kisah Dandy
37
Bab 36 - Keluarga Baru
38
Bab 37 - Saatnya Kebenaran Terungkap
39
Bab 38 - Kekecewaan dan Korban
40
Bab 39 - Penjelasan Dandy
41
Bab 40 - Selamat Tinggal
42
Ending - Tak Termaafkan
43
Extra 1 - Berlari (Theo & Kirana)
44
Extra 2 - Berlari (Theo & Kirana)
45
Extra 3 - Berlari (Theo & Kirana)
46
Extra 4 - Berubah (Alden & Bianka)
47
Extra 5 - Berubah (Alden & Bianka) END
48
Extra 6 - Rival (Ravan & Alina)
49
Extra 7 - Om Dokter (Dava & Yura)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!