Seperti yang diharapkan Seira berhasil menempati tempat pertama dan mendapat beasiswa disekolah favoritnya. Tapi untuk mendapatkan persetujuan dari bibinya tidak semudah itu. Seira pun merayu dengan susah payah.
Seira berjanji dia tidak akan menggunakan uang bulanan untuk sekolahnya, dan akan memberikan semuanya kepada bibinya. Akhirnya disetujui. Untuk sahabatnya Serumi dia memilih sekolah didekat pantinya.
Karena itu sekolah favorit sistem mereka berbeda dari kebanyakan sekolah lainya. Hanya satu hari digunakan untuk perkenalan dan mengelilingi sekolah, sisanya sudah mulai untuk pelajaran seperti biasa.
Sudah satu bulan pelajaran dimulai, dan Seira juga sudah mendapat banyak teman yang spesial. Pertama adalah Melisa yang cuek tapi perhatian mereka satu kelas dan satu bangku. Kedua Milka yang sangat centil.
Ketiga Ayunda yang sangat cerewet dan tak kalah centil dari Milka. Mereka biasa dipanggil dengan cabe-cabean. Dan yang terakhir Yura yang sangat kalem dan dewasa.
Seira merasa bahagia walaupun mereka anak orang kaya tapi tidak sungkan berteman denganya. Mereka bahkan sangat baik dengan Seira yang merupakan anak beasiswa. Seira kira dulu hidupnya akan seperti didrama-drama, menjadi anak untuk bahan bulian tapi untungnya tidak.
Mereka sedang dikantin sekarang ini.
"Eh memang benar ya kalau si Haikal kemarin nembak Melisa?" Tanya Milka memulai bahan gosipanya dan Melisa tidak tahu dimana. Memang menggibah teman sendiri itu adalah suatu kewajiban.
"Hah yang salah Ka?" Ayunda balik tanya sambil bercermin memoleskan lipstik yang tadi luntur setelah makan.
"Yang bener goblok." Ucap Milka dengan sewot.
"Yah itu maksud aku, duh salah Princess." Ayunda menggibaskan rambutnya sok cantik.
"Ya maka itu aku mau tanya sama orangya, eh mana si Melisa?" Milka baru sadar ternyata orang yang diomongin tidak ada disini.
"Tadi kayaknya ke perpus deh Ka." Jawab Seira sambil berdiri. Tadi memang Melisa sempat bilang ke Seira mau ke perpus dulu nanti baru menyusul.
"Yaudah ayo samperin mau minta penjelasan nih, eh itu murid baru?" Tunjuk Milka kearah seseorang berwajah asing, mereka semua menoleh kearah yang ditunjuk Milka kecuali Seira yang sedang membeli titipan Melisa.
Disana terlihat orang asing itu sedang berjalan mengikuti orang didepannya, dia sedang menjadi pusat perhatian murid-murid yang masih berlalu lalang.
"Wahh nikmat mana lagi yang engkau dustakan." Milka berkata dengan lebay dan langsung mendapat geplakan dari Ayunda.
"Aduh!" Milka mengusap-usap kepalanya, memang tabokan Ayunda itu tidak main-main. Semoga tidak benjol kepalanya.
"Itu sepupu aku." Ayunda pamer sambil menaik turunkan alisnya.
"Yun, sakit tau ih!" Milka merajuk dan mengerucutkan bibirnya kearah Ayunda.
"Lagian kamu jelalatan, kamu udah punya Arbie juga. Ih dasar cabe!" Jawab Ayunda yang melupakan fakta bahwa dia juga merupakan spesies yang sama seperti Milka.
"Eh memangnya kamu enggak! Sini ya jangan kabur!" Dan terjadilah kejar-kejaran dua anak itu. Sambil Milka yang berteriak memanggil Ayunda agar berhenti.
"Udah yuk Ra kekelas aja, pusing kalau lama-lama disini, nggak jelas mereka." Ajak Yura setelah Seira kembali. Seira mengguk dan mereka pun kekelas menggalkan dua cabe-cabean yang masih asyik kejar-kejaran secara dramatis seperti film india.
...*****...
Dandy sudah membiasakan dirinya disana, dia mendapat teman-teman yang bisa dibilang unik yang belum Dandy temui sebelumnya. Ternyata squad yang Haikal bilang itu seperti ini.
Jerendra Pramana, kelakuanya itu tidak mencerminkan dirinya orang kaya. Kalau bukan karena dia kesekolah memakai mobil sport yang mencolok pasti akan mengiranya dia adalah gembel yang masuk sekolah favorit itu.
Haikal Juanda, orang tuanya adalah seorang aktor dan model. Dia orang yang paling percaya diri diantara semua manusia mungkin. Dia menganggap dirinya paling tampan dan untung saja itu fakta. Tapi otak dan badan tidak singkron. Sangat suka tebar pesona dia sedang mengincar seseorang gadis yang nyaris sempurna.
Arbie Fernandes, dia yang paling kalem dan setenang wajahnya. Tapi siapa sangka dia memiliki pacar yang sangat centil. Arbie ketika baru pertama kali masuk, sudah memiliki aura kepemimpinan yang terpancar diwajahnya. Bahkan dia akan dicalonkan untuk menjadi ketua osis periode tahun depan.
Bersukurnya Dandy setidaknya mereka tidak seperti teman-teman Dandy yang dulu. Walaupun masih agak canggung tapi mereka memaklumi karena mereka baru kenal kemarin. Dandy tidak menyesal sudah pindah ke sekolah ini.
Dandy dan Haikal satu kelas, berbeda dengan Jerendra dan Arbie. Waktu istirahat mereka berada dikantin.
"Hai masbro!" Sapa Jerendra dengan sangat alay.
"Hmm..." Haikal menjawab dengan malas sapaan Jerendra berbeda dengan Dandy yang antusias.
"Hai juga Jerendra, Arbie!" Ucap Dandy dengan ramah.
Mereka lalu duduk dikantin dan tentu saja mendapat pekikan kagum yang ditunjukan kepada mereka berempat ah. Melihat para cogan berkumpul menjadi satu dan bahkan kadang mereka merasa gemas ketika mereka berempat bercanda dan tertawa.
Yah terkecuali dengan tawanya Jerendra yang menggelegar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Ahiko Chan
Waktu berlalu seperti kilat. Sebelum Anda menyadarinya, Anda kecewa
2023-07-02
1
Jeslyyn Azy
Beruntung temanya tulus eh semoga ya
2023-06-25
1
Delisa Hardini R.A
Temanya baik semua
2022-07-05
1