Luka Tak Termaafkan

Luka Tak Termaafkan

Bab 1 - Senyuman Penuh Luka

Seira berjalan dengan cepat sembari tersenyum kepada orang-orang yang dia papasi dijalan. Memang begitulah kebisaanya, tidak peduli kenal ataupun tidak pasti akan disenyumi olehnya, hingga mereka yang berpapasanpun akan balik tersenyum kepadanya.

Karena Seira selalu mengingat kata-kata mendiang ibunya, "Senyum tidak akan membuatmu menjadi rendah ataupun murah. Senyum bekerja sebaliknya. Karena senyum adalah sedekah. Maka banyaklah tersenyum kepada orang lain Seira..."

Seira tersenyum sekali lagi sambil memanjatkan doa untuk kedua makam yg terukir nama ayah dan ibunya. Menangis dalam senyuman dan semua luka yang dia pendam selama bertahun-tahun ini. Lega rasanya bila sedang mengunjungi orangtuanya.

Seira menunduk dan berpamitan kepada dua makam didepanya, "Ayah, ibu, Seira pamit dulu. Besok-besok Seira akan kesini lagi.''

Ketika sudah sampai didepan rumah, Seira berdiri didepan pintu agak lama. Dia sedang mengumpulkan energi untuk masuk kedalam rumah yang sudah tujuh tahun ditempatinya itu.

Ketika sudah siap dia masuk kedalam, dan pasti sudah bisa ditebak apa yang akan terjadi selanjutnya kepadanya.

"Wah wah lihat siapa yang baru pulang!" Sindir seseorang yang sedang bercak pinggang memandangnya, dia merupakan bibinya.

Kali ini dia mendekat dan menjambak rambut panjang Seira. "Dasar anak tidak tahu diuntung, dari mana saja kau hah?"

Seira meringis menahan sakit, "Maaf bi sakit..."

Itu benar-benar perih, Seira bahkan sudah menebak pasti akan ada banyak rambutnya yang rontok.

"Masuk kekamar sekarang, besok kau tidak boleh pergi kesekolah! Menghabiskan uang saja dasar!" Seira diseret secara paksa kedalam kamarnya dan dikunci.

Seira sudah pasrah karena dia telat pulang kerumah. Dia hanya sedang rindu dengan orangtuanya. Maka dia pergi kemakam kedua orang tuanya hingga lupa waktu. Padahal bibinya sangat tidak suka dia pulang telat, karena dirumah itu Seira dijadikan pembantu.

Masak, mencuci, dan membersihkan rumah adalah pekerjaanya. Jadi, ketika Seira pulang terlambat dia akan dimarahi karena pasti bibinya yang akan melakukan pekerjaan itu.

Padahal bibinya mempunyai dua anak, yang perempuan bernama Jelena, dan yang lelaki bernama Jefery. Namun mereka tak bisa apa-apa. Karena sudah terbiasa dilayani oleh Seira mereka tidak bisa memasak, bahkan sekedar meggoreng telur pun mereka tidak bisa.

Bibinya juga sangat malas melakukan sesuatu. Mereka itu tidak bekerja hanya hidup dengan mengandalkan uang angsuran kematian dari orang tua Seira. Juga dari harta kekayaan Seira, padahal Seira yang lebih berhak atas itu semua.

Orang tua Seira sudah meninggal tujuh tahun lalu karena kecelakaan. Dan satu-satunya saudara dekat orangtuanya adalah bibinya. Bibinya sangat semena-mena terhadapnya, rakus dan pelit adalah sifat aslinya.

Bahkan semua kekayaan Seira telah habis ditanganya. Rumah peninggalan orangtuanya bahkan sudah dijual untuk berfoya-foya. Uang untuk Seira sekolah pun diambilnya.

Bibinya besikukuh untuk Seira tetap tinggal bersamanya karena menginginkan harta perusahaan yang akan jatuh ketangan Seira sebentar lagi. Seira selama ini hanya diam saja akan kelakuan bibinya, dirinya tau bibinya hanya menginginkan hartanya saja. Seira tidak menginginkan hartanya itu.

Karena menurutnya punya harta sebanyak apapun kalau tidak bersama orang yang kau cintai tidaklah berarti.

...*****...

Pagi yang cerah tapi tidak untuk paginya Seira, bibinya masih tetap menguncinya dikamar. Tapi itu tak bertahan lama karena ada seorang pengacara yang biasa datang untuk memberikan uang bulanan ke pada Seira pagi itu.

Bibinya menyuruh Seira untuk cepat siap-siap kesekolah dan menemui pengacara itu dulu. Tentu saja dengan perilaku yang dibuat-buat. Setelah pengacara itu memberikan uang kepada Seira dan pamit undur diri, dengan cepat dirampasnya amplop itu dari tangan Seira.

Bibinya menyuruh Seira untuk cepat kesekolah. Dia mengancam Seira terlebih dahulu agar tidak pulang terlambat. Seira dengan semangat melangkahkan kaki menuju kesekolah.

Seira sampai disekolah masih pagi, karena biasanya dia akan terlambat dikarenakan harus mengurusi pekerjaan rumahnya dulu. Karena bibinya baru akan membiarkan dia berangkat kalau semua sudah beres, tidak peduli Seira telat ataupun tidak. Seira sekarang duduk di bangku akhir kelas tiga SMP, dan sebentar lagi akan ujian.

"Hai Ra, tumben berangkat pagi kesekolah." Sapa Serumi yang merupakan teman sebangku Seira.

Seira menarik kursi disebelah Serumi dan membalas sapaanya dengan ramah, "Hai juga Rumi, haha iya ini."

"Oh iya Ra, kalau nanti sudah lulus kamu mau masuk ke SMA mana?" Serumi membuka percakapan pagi mereka.

"Eum, enggak tahu Rumi masih dipikir-pikir. Kamu tahu kan kalau bibi nggak suka aku ngelanjutin lagi." Seira menjawab dengan memelankan suaranya. Tidak lupa tersenyum ketika anak-anak mulai masuk dan menyapanya.

"Tapi Ra, kamu itu pintar bisa pakai beasiswa juga kan?"

"Iya sih Rumi, nanti aku coba pikirkan. Kalau kamu bagai mana?"

"Aku pilih ditempat yang dekat aja dari panti kayaknya Ra hehe."

"Hem oke, tapi aku harap kita bisa sama-sama terus Rumi." Seira menatap Serumi dengan berharap, Serumi juga sebenarnya sama seperti Seira ingin mereka terus sama-sama tapi keadaanya tidak memungkinkan.

"Ya kamu tahu kan gimana keadaan aku. Aku nggak sepintar kamu Ra, tapi tenang kita masih bisa ketemu kok." Serumi menghibur Seira.

Mereka memang sering berbagi tentang kisah, Serumi adalah sahabat Seira dari kecil, tepatnya waktu Seira pindah kerumah bibinya. Dia orangya sangat lembut dan perhatian terhadapnya. Tentu semua kisah hidup Seira, dia sudah tahu dan begitupun sebaliknya.

Seira sangat bersyukur memiliki sahabat sepertinya. Serumi juga sama seperti Seira tidak mempunyai orangtua. Tapi bedanya Serumi dari kecil sudah tinggal dipanti. Mungkin itu yang membuat mereka menjadi dekat.

...*****...

Hujan sangat deras hari ini, dan dirumah mereka hanya mempunyai satu payung milik Jefery, dia sangat anti jika barangnya dipakai oleh orang lain apalagi itu Seira.

"Jangan berharap kau akan memakainya!" Jefery memelototi Seira dari arah ruang tv sambil memakan cemilannya.

Padahal Seira hanya akan keluar sebentar saja untuk membeli persediaan makanan mereka yang sudah menipis. Namun Jefery lagi-lagi melotot melihat Seira yang masih memandangi payungnya dan hujan secara bergantian.

"Aku lapar! Kenapa tidak ada makanan—minggir aku mau itu!" Teriak Jelena yang baru saja muncul dari arah dapur sambil ikut duduk dan merampas makanan Jefery, namun Jefery tidak menggubris malah menjauhkanya dan terjadilah aksi rebutan dua anak itu.

"Hei, hentikan kalian!" Kali ini bibinya muncul sambil menggaruk perutnya yang gatal. Melihat Seira mematung membuatnya kesal apalagi ditambah dua anaknya yang sedang bertengkar. "Dan kau kenapa masih berdiri disana! Cepat pergi beli bahan makanan!"

Tidak ada pilihan lain maka Seira merampas payung Jefery dan langsung lari menghindari teriakan kemarahan Jefery dari dalam rumah serta sumpah serapahnya.

"KEMBALIKAN DASAR ANAK SIAL! JANGAN HARAP KAU BISA SELAMAT NANTI!"

"Hei sudahlah duduk sini!" Perintah ibunya sambil ikut memakan cemilan dari tangan Jelena.

"Kapan sih anak bodoh itu mati. Kan lebih baik jika dia menyusul kedua orang tuanya sekalian!" Decih Jelena sambil mengganti saluran tv.

Ibunya menyeringai, "Dia masih berguna bodoh! Tunggulah sebentar lagi, kita akan mengusirnya."

Terpopuler

Comments

Ahiko Chan

Ahiko Chan

Tidak ada yang benar-benar bahagia, itu bukan manusia

2023-07-02

0

Jeslyyn Azy

Jeslyyn Azy

Ada ya orang kaya gini

2023-06-25

1

Eva Saputri

Eva Saputri

Kasihan bgt

2023-06-18

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Senyuman Penuh Luka
2 Bab 2 - Sebuah Perbedaan
3 Bab 3 - Teman Baru
4 Bab 4 - Pertemuan Pertama
5 Bab 5 - Takdir Yang Terjalin
6 Bab 6 - Jatuh Cinta?
7 Bab 7 - Kesalah Pahaman
8 Bab 8 - Yang Sebenarnya Terjadi
9 Bab 9 - Baikan dan Jadian?
10 Bab 10 - Resmi Pacaran
11 Bab 11 - Awal Pacaran
12 Bab 12 - Jarak
13 Bab 13 - Permulaan Badai
14 Bab 14 - Salah Paham Lagi
15 Bab 15 - Prasangka Buruk
16 Bab 16 - Gosip
17 Bab 17- Musuh Lama
18 Bab 18 - Bermain Peran
19 Bab 19 - Accident
20 Bab 20 - Penyesalan
21 Bab 21 - Penghianatan
22 Bab 22 - Menghilang
23 Bab 23 - Bersembunyi
24 Bab 24 - Pencarian dan Pembalasan
25 End Season 1
26 Bab 25 - Season 2 (Pembukaan)
27 Bab 26 - Kehidupan Sekolah Aaron
28 Bab 27 - Isi Hati Serumi
29 Bab 28 - Lil Sis Lil Bro
30 Bab 29 - Kembali Yang Menyesakkan
31 Bab 30 - Masa Lalu Yang Menyakitkan
32 Bab 31 - Alasan (Dandy) Pergi
33 Bab 32 - Alasan (Dandy) Pergi, Part 2
34 Bab 33 - Bertemu Sahabat Lama
35 Bab 34 - Rencana Daewi
36 Bab 35 - Kisah Dandy
37 Bab 36 - Keluarga Baru
38 Bab 37 - Saatnya Kebenaran Terungkap
39 Bab 38 - Kekecewaan dan Korban
40 Bab 39 - Penjelasan Dandy
41 Bab 40 - Selamat Tinggal
42 Ending - Tak Termaafkan
43 Extra 1 - Berlari (Theo & Kirana)
44 Extra 2 - Berlari (Theo & Kirana)
45 Extra 3 - Berlari (Theo & Kirana)
46 Extra 4 - Berubah (Alden & Bianka)
47 Extra 5 - Berubah (Alden & Bianka) END
48 Extra 6 - Rival (Ravan & Alina)
49 Extra 7 - Om Dokter (Dava & Yura)
Episodes

Updated 49 Episodes

1
Bab 1 - Senyuman Penuh Luka
2
Bab 2 - Sebuah Perbedaan
3
Bab 3 - Teman Baru
4
Bab 4 - Pertemuan Pertama
5
Bab 5 - Takdir Yang Terjalin
6
Bab 6 - Jatuh Cinta?
7
Bab 7 - Kesalah Pahaman
8
Bab 8 - Yang Sebenarnya Terjadi
9
Bab 9 - Baikan dan Jadian?
10
Bab 10 - Resmi Pacaran
11
Bab 11 - Awal Pacaran
12
Bab 12 - Jarak
13
Bab 13 - Permulaan Badai
14
Bab 14 - Salah Paham Lagi
15
Bab 15 - Prasangka Buruk
16
Bab 16 - Gosip
17
Bab 17- Musuh Lama
18
Bab 18 - Bermain Peran
19
Bab 19 - Accident
20
Bab 20 - Penyesalan
21
Bab 21 - Penghianatan
22
Bab 22 - Menghilang
23
Bab 23 - Bersembunyi
24
Bab 24 - Pencarian dan Pembalasan
25
End Season 1
26
Bab 25 - Season 2 (Pembukaan)
27
Bab 26 - Kehidupan Sekolah Aaron
28
Bab 27 - Isi Hati Serumi
29
Bab 28 - Lil Sis Lil Bro
30
Bab 29 - Kembali Yang Menyesakkan
31
Bab 30 - Masa Lalu Yang Menyakitkan
32
Bab 31 - Alasan (Dandy) Pergi
33
Bab 32 - Alasan (Dandy) Pergi, Part 2
34
Bab 33 - Bertemu Sahabat Lama
35
Bab 34 - Rencana Daewi
36
Bab 35 - Kisah Dandy
37
Bab 36 - Keluarga Baru
38
Bab 37 - Saatnya Kebenaran Terungkap
39
Bab 38 - Kekecewaan dan Korban
40
Bab 39 - Penjelasan Dandy
41
Bab 40 - Selamat Tinggal
42
Ending - Tak Termaafkan
43
Extra 1 - Berlari (Theo & Kirana)
44
Extra 2 - Berlari (Theo & Kirana)
45
Extra 3 - Berlari (Theo & Kirana)
46
Extra 4 - Berubah (Alden & Bianka)
47
Extra 5 - Berubah (Alden & Bianka) END
48
Extra 6 - Rival (Ravan & Alina)
49
Extra 7 - Om Dokter (Dava & Yura)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!