Rate 18+
Saya terima nikah dan kawinnya Valeriea laruna binti Hartawan rajasa dengan mas kawin satu unit rumah di bayar tunai.
Sebuah janji suci yang diucapkan Devano Aldebaran satu tahun lalu, di hadapan penghulu dan juga mendiang ayahnya.
Suara itu terdengar lantang, dan tulus. Membuat Valerie yang duduk di samping Devano, dengan balutan gaun pengantin berwarna putih menitikan air mata bahagia.
"Sayang, aku janji aku akan selalu mencintaimu sampai kapan pun. Dan akan aku pastikan tidak akan pernah ada orang ketiga, dalam hatiku. You're the only one in my heart, Val."
Sebuah janji manis yang dilontarkan oleh devano, terngiang-ngiang di telinga Valerie.
[Pembohong! kamu pembohong mas!! Kamu penipu! Dasar brengsek!! Aku membencimu Devano!! Aku sangat membencimu," umpat Valerie dalam batinnya.
Ia berjalan dengan cepat, meninggalkan kamar apartemen milik wanita yang sudah merebut suaminya.
Air mata dibalik kacamata hitamnya yang tak berhenti mengalir membuat pandangan Valerie sedikit kabur, ditambah lagi Devano yang terus mengejarnya membuat wanita itu terus berlari tanpa melihat apapun yang ada di hadapannya. Dan tanpa sengaja ia menabrak seseorang yang sedang berjalan sambil menelpon di lobby apartemen.
Bugh..
Valerie, terjatuh cukup keras. Membuat wanita cantik itu meringis.
"Awww,, shhh," ringis Valerie, menyentuh sikunya yang membentur lantai.
"Apa kau tidak punya mata nona?" tanya pria itu dengan ketus.
"Kau pikir, loby ini lapangan bola! Yang bisa dipakai untuk berlari-lari!" Sambung seorang pria yang berbicara tanpa henti.
"M-maafkan saya tuan, saya tidak sengaja," ucap Valerie dengan bibir yang bergetar, wanita itu berusaha bangkit dari jatuhnya.
"Maaf, maaf mangkanya kalau jalan itu pakai–,"
Seketika ucapan pria itu terhenti. Manik matanya yang berwarna hitam membulat dengan sempurna, dan jantungnya berdetak dengan kencang. Saat wanita yang sedang ia marahi itu tiba-tiba menarik tengkuk lehernya dan menempelkan bibir ranum wanita tersebut ke bibirnya. Membuat semua orang yang berada di lobby apartemen melihat ke arah mereka.
[Apa-apaan ini? Berani sekali dia menodai bibirku yang suci,] Gumam batin pria yang bernama Gerald Alexander Dhanuendra.
Seorang pria berusia 30 tahun, yang merupakan CEO di perusahaan besar miliknya yang bernama Sunshine group.
Gerald, mencoba melepaskan dirinya dari wanita yang tiba-tiba saja mencium bibirnya di depan umum.
Namun, Valerie yang masih melihat suaminya berada di lobby. Tidak melepaskan Gerald, wanita itu malah semakin mengeratkan tautan bibirnya.
[Sial, ada apa dengan wanita ini? Sepertinya wanita ini tidak waras. Tapi, kenapa jantungku berdegup kencang seperti ini.] Gerald yang baru pertama kali merasakan ci*uman itu hanya diam terpaku merasakan detak jantungnya yang tidak biasa .
Sampai suara alarm kebakaran berbunyi dan Vano pergi dari lobby, Valerie baru melepaskan bibirnya dari bibir Gerald.
Valerie tampak tersenggal, karena menahan napasnya ketika mencium bibir pria yang tidak ia kenal itu.
"Maafkan saya Tuan," ucap Valerie, dengan wajah tanpa dosa. ia hendak pergi meninggalkan Gerald Tapi, langkahnya terhenti ketika pria itu menarik tangan Valerie dengan cepat.
"Yak, mau kemana kau? Apa kau pikir, setelah melakukan itu padaku di hadapan umum kau bisa pergi begitu saja!" Dengus Gerald mencengkram pergelangan tangan Valerie dengan erat.
"Tuan lepaskan saya," lirih Valerie, sambil terisak.
[Kenapa wanita ini menangis? dia yang sudah melecehkanku. Kenapa dia yang menangis?] bisik batin Gerald heran.
"Tuan, ayo kita pergi telah terjadi kebakaran di lantai atas," seru sekretaris pribadi Gerald bernama Rendy Atmaja, berusia 30 tahun.
Suara alarm kebakaran yang tak berhenti berdering, membuat seluruh penghuni apartemen itu berhamburan menyelamatkan diri. Gerald yang terus ditarik oleh sekretarisnya, akhirnya melepaskan cengkraman tangannya dari tangan Valerie.
Karena banyaknya penghuni apartemen yang berhamburan keluar gedung, membuat Gerald kehilangan jejak wanita yang sudah mencuri ci*uman pertamanya.
🌼🌼🌼
Apartemen lantai 4
Helena, yang saat itu hendak menyusul kekasihnya ke lantai bawah, Mengurungkan niatnya. Saat ia mendapati apartemennya telah dibanjiri oleh air sabun yang berasal dari mesin cuci.
Melihat apartemennya penuh dengan busa deterjen Ia jadi teringat, pada ucapan istri pacarnya yang menyebutkan jika dia memasukan semua baju miliknya dan juga Vano kedalam mesin cuci.
"Ish, sial! berapa banyak deterjen yang dia masukan ke dalam mesin cuciku? Wanita itu benar-benar membuat rumahku berantakan!" geram Helena, kesal.
Saat dirinya akan kembali ke dalam kamar, untuk menelpon bagian staff apartemen. Seketika suara ledakan yang berasal dari dapur terdengar, membuat Helena refleks menjongkokkan tubuhnya.
Duaarrr....
Suara dari kompor gas yang sejak tadi menyala, dengan teko kosong di atasnya itu meledak. Dan menyebabkan kebakaran.
Api itu terus merambat dengan cepat, melahap apapun yang ada di hadapannya. Helena yang melihat kobaran api di hadapannya kian membesar, terlihat begitu panik. Dan berteriak untuk meminta tolong tapi, keadaan apartemen lantai 4 telah sepi sehingga tak ada satupun orang yang membantunya.
"Tolooongg! Kebakaran!! Uhuk … uhuk," teriak Helena, ia terbatuk-batuk karena telah banyak menghirup asap.
Beberapa menit kemudian, Devano yang sudah punya firasat jika kebakaran itu berasal dari kamar apartemen Helena. Langsung mencari keberadaan kekasihnya.
"Helen!!" Teriak Devano memanggil pacar gelapnya.
Ia menerobos api yang kini sudah melalap sebagian besar apartemen yang di tempati oleh Helena.
"Helen!! Kamu dimana?" Devano terus memanggil Helen, yang tak kunjung menjawab
Vano yang merasa khawatir dengan keadaan pacar gelapnya itu, langsung mengambil sebuah kain. Ia membasahi kain tersebut lalu memakainya seperti jubah, dengan penuh keberanian Devano naik melewati anak tangga yang hampir termakan habis oleh si jago merah.
Saat vano sampai di lantai atas. Matanya terbelalak ketika mendapati kekasih rahasianya itu telah tergeletak tak sadarkan diri di depan pintu kamar dengan wajah yang terluka.
"Helen!" Devano menghampiri kekasihnya
"Helen bangun, sayang." Devano menepuk-nepuk pipi Helen agar wanita itu sadar.
Karena api yang terus membesar, dengan bantuan damkar Devano akhirnya berhasil membawa Helen ke luar dari kebakaran, dan merujuknya ke rumah sakit.
🌼🌼🌼
Kantor Sunshine group
Gerald, yang sedang duduk di kursi kebesarannya tampak merenung. Bayangan akan sosok wanita yang sudah mencuri ci*uman pertamanya terus melintas dalam benaknya.
Meskipun bibir itu hanya menempel beberapa menit tapi, kehangatannya masih terasa sampai sekarang.
"Sial! Kenapa wanita itu terus muncul dalam pikiranku?" dengus Gerald mengusap wajahnya kasar.
"Aku penasaran, siapa wanita itu sebenarnya? Berani sekali dia mencuri ciuman pertamaku. Bahkan setelah dia mengambilnya, tanpa rasa bersalah dia pergi meninggalkan ku begitu saja!" gerutu Gerald. Dia memanggil sekretaris pribadinya untuk masuk ke ruangannya.
"Ya tuan, anda memanggil saya?" tanya Rendi. Pria itu dengan sigap berdiri di samping bosnya.
"Cari rekaman cctv apartemen itu, dan bawa kemari!" titah Gerald dengan wajah datar
"Rekaman cctv? untuk apa tuan?" Rendi mengerutkan keningnya heran, kenapa tuannya meminta rekaman cctv apartemen tersebut.
"Ren, apa kau bosan dengan jabatan mu yang sekarang?" Tanya Gerald dingin.
Mendengar pertanyaan bosnya. Rendi yang tak ingin kehilangan jabatannya dengan cepat pergi mencari apa yang diinginkan oleh bos besarnya.
Sementara itu, Valeri yang sedang berada di tepi sungai. Tampak tertunduk dengan pipi yang basah karena bulir bening yang terus keluar dari kelopak matanya.
"You're the only one in my heart.Cih," decak Valerie, sembari menyunggingkan sudut bibirnya.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments