BAB 4 (Kisah Hidup Andre)

Kemarin Wirda. Hari ini Bianca.

Dilihat dari statusnya, murid kelas 11 IPA SMU Galang Nusantara itu adalah seorang beauty vlogger belia.

Bahkan Bianca pernah jadi figuran di film layar lebar ketika masih kelas 10 SMU. Otomatis penggemarnya bejibun dan incaran para cowok pastinya.

Hai, Bianca. Ini no.nya Andre Wiguna Darma. Senang berkenalan denganmu. Salam pertemanan. (Emoji senyum kecil)

Cukup lama juga, tiada respon.

Cewek sibuk rupanya. Sampai chat gue dia abaikan! Ck ck ck... untung cantik lo, kalo jelek...ogah banget gue chat duluan! Andre mbatin dalam hati.

Pukul tujuh malam.

Ceklis dua, tapi belum centang biru.

Benar-benar cewek sibuk!

Kali ini Andre menjajal nomor baru lagi.

Tring

Andre tersentak. Dikiranya balasan dari Bianca. Ternyata chat dari Wirda.

...[Ayang... Koq online tapi gak chat aku?]...

Hm... Nih cewek mulai rusuh, protes-protes segala! Rutuk hati Andre.

Aku lagi chat grup kelas, Yang! Tugas negara nih (emoji dua tangan) peace

...[Hehehe... kangen tau (emoji hati )...

Duh duh duh... Senyum Andre mengembang.

Idem. Aku juga kangen lah (emoji dua mata lope-lope)

...[VC-an yuk!]...

Hadiah tapi ya? (otak mes*m Andre mulai berkembang)

...[Hadiah apa?]...

PAP foto kamu yang tercantik (emoji hati)

...[Tunggu ya... hehehe]...

Andre tertawa puas. Wirda kini semakin menuruti kemauannya tanpa banyak fikir lagi.

Jiwanya bergejolak. Hasrat kepuasannya menaklukan hati wanita kembali merajai imajinasinya.

Tring

Balasan chat dari Bianca. Seketika Andre melonjak bahagia. Bianca akhirnya meresponnya juga.

...[Hai juga Ndre. Maf rulez. Baru selesai mandi]...

Waduh?!? Mandi pun dibilangin. Vulgar juga nih cewek! Gemas hati Andre.

Jangan sering mandi malam-malam, Bi. Bahaya buat kesehatan. Maaf ya, aku sok nasehatin kamu. Itu tanda kepedulian aku. Hehehe

Andre menunggu balasan Bianca selanjutnya.

Tring

Tring

Tring

Wirda mengirimi pose-pose manisnya yang imut. Membuat Andre mesem-mesem sendiri. Apalagi setelah men-zoom bagian bibir Wirda yang menggemaskan.

Fikiran mencium lembut tanpa nyata dalam angan-angannya.

Tok tok tok

Tok tok tok

"Andreee!!!!"

Dor dor dor

Dor dor dor

"Woooi, makan cepetaaan! Lapar nih!"

Ternyata Daniel yang menggedor-gedor pintu kamarnya.

"Bentar!!!" jawabnya tak kalah keras.

Yang, aku makan dulu ya? Udah ditungguin keluargaku dimeja makan

Andre menaruh ponselnya setelah mengirim pesan pada Wirda.

Ia juga merasakan perutnya yang lapar. Perintah makan adik tirinya pun tak disia-siakan Andre saat itu juga.

"Andre!!! Mulai besok, uang sakumu Mama Shernita yang atur! Semakin hari sikapmu semakin tidak bisa Papa tolerir lagi. Dan kau semakin kasar kepada Mama dan Adikmu, Daniel!"

Andre seperti tersengat aliran listrik.

Ucapan sang Papa membuatnya seperti tersetrum tegangan yang sangat tinggi.

Bertahun-tahun Papa memberinya uang langsung ditranfer ke rekening tabungannya sejak berumur sepuluh tahun, dan kini semua harus berubah.

"Pa!"

"Jangan membentak Papa! Mulai sekarang, kau harus belajar tata krama dan sopan santun pada kedua orangtuamu, terlebih pada Mama Shernita!"

"Dia bukan Mamaku! Dan dia sama sekali tidak pernah menganggapku anak!" tukas Andre menimpali ucapan sang Papa.

Plak.

Jaya Wiguna menampar pipi Andre. Ia lepas kendali mendengar perkataan putra pertamanya dari istri yang pertamanya.

Selama ini ia memang banyak mendapatkan laporan dari istri keduanya, Shernita Aurelia tentang sikap Andre yang terkesan memusuhinya.

Ternyata semua kicauan istri mudanya itu perihal prilaku sang putra sulung membuatnya malu.

Andre tertegun sembari mengusap pipinya yang merah kena tampar Jaya Wiguna.

"Papa... sekarang menamparku dan semakin memanjakan mereka didepanku?"

Brak.

"Kalau tidak suka, kau boleh keluar dari rumah ini! Aku tidak akan menyesal meskipun harus kehilangan penerus pertamaku!"

"Papa lebih memilih mempercayai wanita ini ketimbang Aku? Begitu, Pa? Oke!!! Aku keluar dari rumah ini!"

"Silakan! Dan siap-siap namamu Papa hapus dari Akta Keluarga! Kau juga dilarang menemui Nenekmu di Bandung sana! Apalagi berkeinginan untuk tinggal bersama beliau, karena Papa akan membawanya ke rumah ini jika kamu benar-benar pergi!"

"Papa! Ini ga adil!!!"

Andre sangat marah. Matanya sampai melotot merah. Dan rahangnya mengeras geram.

Ia tidak akan pernah bisa berpisah lama dengan sang Nenek yang telah melahirkan almarhumah Mamanya.

Andre mengunjungi Nenek ke Bandung setiap tiga minggu sekali. Ia selalu ingat masa kecilnya yang bahagia setiap bersama nenek.

Jaya sengaja mengucapkan ancaman seperti itu dengan maksud menahan sang putra sulung.

Sebenarnya Jaya tidak sungguh-sungguh mengucapkan kata kasar pada Andre. Biar bagaimana pun ia takut juga jika putra pertamanya itu benar-benar pergi dari rumah, sedangkan sudah banyak rencana besar diotaknya untuk memberikan kekuasaan penuh sebagai penerus perusahaan keramiknya.

Putranya hanya dua. Andre dan Daniel. Jadi Andre lah yang paling Jaya harapkan sebagai penggantinya di masa tua.

...●●●●●...

Andre memang pergi dari rumah selepas usai pelajaran di sekolah.

Ia pergi ke Bandung. Menengok sang Nenek juga ziarah ke makam Mamanya.

Biarpun ia tak pernah mengenal secara pribadi pada sang Mama, namun Nenek selalu menceritakan detil soal kebiasaan-kebiasaan wanita yang telah berjuang melahirkannya itu.

Pusara Sang Mama jadi saksi bisu Andre.

Ia hanya bisa menatap sedih hamparan rumput hijau yang menutupi makam Mamanya.

Ameena Zahira, meninggal dunia di usia dua puluh empat tahun. Usia yang masih sangat muda. Andaikan berumur panjang, saat ini usianya sekitar empat puluh satu tahun.

"Ma... Andaikan Mama masih ada, keadaanku tidak akan serumit ini, Ma! Papa bucin banget sama perempuan sund*l itu! Dia kemarin sampe berani nampar Andre, Ma! Hhh... Segalak-galaknya Papa, ga pernah telapak tangannya sampe mendarat di pipi Andre. Tapi kemarin,... bahkan Papa menyerahkan uang jajan Andre langsung pada si Shernita itu! Hhh..."

Andre seperti berkomunikasi dengan almarhumah Mamanya.

Kini ia tepekur sendirian. Cukup lama. Dalam hati ia berdoa, untuk ketenangan sang Mama di alam sana.

....

"Uhuk uhuk uhuk!"

"Nek! Masuk yuk, udara di luar dingin!" ajak Andre ketika melihat sang Nenek batuk.

Makam Mamanya memang masih berada dekat lingkungan perumahan Nenek. Hanya butuh waktu lima menit untuk Andre berjalan kembali ke rumah Neneknya dari makam sang Mama.

Didorongnya kursi roda besi milik Nyai Fatima, yang sudah hampir empat tahun ini menjadi tumpuan bantuan duduknya karena penyakit usia yang menggerogoti.

Usia Nyai Fatima sudah tujuh puluh tahunan, kurang lebih.

Ameena Zahira adalah putri bungsunya. Nyai memiliki tiga orang anak. Dua diantaranya laki-laki dan satu anak perempuan yakni Mamanya Andre.

"Andre..., tadi Papa telepon Nenek. Apa... Andre ada masalah sama Papa?"

"Engga' Nek! Hubungan kami baik-baik saja koq!" jawab Andre selalu menutupi ketidak-harmonisan mereka pada Nyai Fatima.

Andre tak ingin membuat fikiran sang Nenek jadi tak tenang di masa tuanya.

Andre selalu menceritakan kebalikan dari sikap Papa dan sifat Ibu Tirinya pada Nyai Fatima. Semua demi untuk ketenteraman hati sang Nenek yang teramat dicintainya.

Tak pernah sekalipun ia mengeluh. Apalagi curhat soal kekesalan hatinya selama ini.

"Andre...! Kamu sudah dewasa. Sudah tujuh belas tahun dan tahun depan kamu lulus dari Sekolah Menengah Umum. Apa rencanamu selanjutnya?"

Andre bingung. Sang Nenek membuat matanya terbuka lebar.

Ia harus bisa menentukan masa depannya. Ia harus mengambil keputusan tepat untuk rencana hidupnya.

"Andre... akan ikut Nenek! Pindah ke sini setelah tamat SMU. Boleh ya Nek?"

"Lanjut kuliah di Bandung?"

Andre mengangguk. Mengiyakan pertanyaan Neneknya, berharap Sang Nenek menerima keputusannya dan mau menampung dirinya setelah lepas SMU.

Nyai Fatima tersenyum.

"Papamu juga mengharap seperti itu!"

Lega hati Andre. Ternyata Papa tak sebodoh yang ia kira.

Rupanya Jaya juga memikirkan kondisi sang anak pertamanya yang semakin tidak nyaman karena tinggal bersama dirinya juga istri mudanya.

Biar bagaimanapun,... Shernita dan Andre seperti minyak dan air. Sulit sekali disatukan dalam wadah.

Pasti akan selalu ada keributan demi keributan. Dan Jaya serba salah untuk menyikapi keduanya.

Umurnya pun sudah empat puluh empat tahun kini. Namun ia memang mengakui kalau terlalu cinta pada Shernita yang juga telah memberinya satu orang anak laki-laki.

Bahkan sejak kemarin Shernita memprotes dirinya untuk memberikan hak penuh juga dalam mengatur keuangan anak pertamanya dari almarhumah Ameena Zahira.

Jaya sudah memikirkan, untuk mengirim Andre melanjutkan kuliahnya nanti di kota Bandung.

Selain lebih tenteram untuk Andre, putranya itu juga bisa lebih dekat bersama sang Nenek yang tinggal seorang diri.

Jaya tidak pernah mengurus apalagi mengirimi uang kepada Ibunda istri pertamanya. Selain Nyai orang yang cukup berada dan dua putranya pun sukses menjadi pengusaha, Jaya juga selalu diawasi sang istri dalam hal pengeluaran.

Makanya, dengan menitipkan Andre pada Nyai Fatima... otomatis ia menjadi lebih tenang.

Berbeda dengan Shernita. Dibalik opsinya yang menyetujui anak tirinya nanti dikirim ke Bandung, ia ternyata punya niat lain.

Ia berfikir akan bisa semakin menekan biaya pengeluaran untuk Andre dengan alasan, sang Nenek juga bertanggung jawab pada biaya pendidikan cucunya yang selama ini tak ia pusingkan.

Menurut Shernita, Nenek Andre harus punya andil juga. Karena anak lelaki itu adalah cucunya dari almarhumah putri kesayangannya.

Wajar saja jika Nyai Fatima ikut memikirkan biaya kuliah Andre. Begitulah otak jahat Shernita Aurelia.

...BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

Winsulistyowati

Winsulistyowati

Dasar Ibu Tiri..Umumnya Jahat..Smangat Andre Say..💪💪👍👍🖐️

2023-03-29

0

pipi gemoy

pipi gemoy

aneh bener si ibu tiri
yg ada itu anak tanggungan bapak nya, bukan tanggung jawab nenek
hedeh...malahan seharusnya menantu memberi ke nenek Andre karena lebih dari mampu

2022-09-19

1

Senajudifa

Senajudifa

salken dr kutukan cinta dn mr.playboy y sdh langsung kufavoritkn thor

2022-07-18

3

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 PROLOG (Andre Wiguna Darma)
2 BAB 2 (Lomba Cerdas Cermat)
3 BAB 3 (Player Memainkan Peran)
4 BAB 4 (Kisah Hidup Andre)
5 BAB 5 (Hari Pertama Minta Uang Saku)
6 BAB 6 (Janjian Waktu Kunjung Pacar)
7 BAB 7 (Ibu Tiri Durjana)
8 BAB 8 (Shernita : Ibu Tiri Yang Kejam)
9 BAB 9 (Player Ketemu Pro)
10 BAB 10 (Perang Kembali Antara Ibu Tiri Dan Anak Sambung)
11 BAB 11 (Kelakuan Anak Dan Ibu Tiri)
12 BAB 12 (Masih Kelakuan Buruk)
13 BAB 13 (Dua Gadis Datang)
14 BAB 14 (Bolos Sekolah Dan Merenung)
15 BAB 15 (Hari Buruk Bagi Andre)
16 BAB 16 (Bikin Jebakan)
17 BAB 17 (Andre Jatuh Cinta)
18 BAB 18 (Perjanjian Bisnis)
19 BAB 19 (Ditinggal Gadis Idaman)
20 BAB 20 (CEO Gila Dan Kawan Kawan)
21 BAB 21 (Sarapan Pagi Amukan CEO Gila)
22 BAB 22 (Hubungan Andre Dan Bianca)
23 BAB 23 (Hari-Hari CEO GILA)
24 BAB 24 (Buah Jatuh Tak Jauh Dari Pohonnya)
25 BAB 24 (Pernikahan Daniel dan Maharani)
26 BAB 25 (Kenakalan OB Dan OG Kantor Andre Wiguna Dharma)
27 BAB 26 (Nasehat CEO GILA)
28 BAB 27 (Masalah Dan Masalah Daniel)
29 BAB 28 (CEO GILA Darah Tinggi Kumat)
30 BAB 29 (Pertemuan Yang Selalu Diimpikan)
31 BAB 30 (Antara Rindu Dan Kecewa)
32 BAB 31 (Si Pembuat Masalah)
33 BAB 32 (Pertengkaran Yang Kesekian Kali)
34 BAB 33 (Sedang Mumet Otak)
35 BAB 34 ( Si Kepala Batu)
36 BAB 35 (Kejadian Tak Terduga)
37 BAB 36 (Mengantar Maharani, Malah Bertemu Naysila)
38 BAB 37 (Berjanji Bertemu Naysila Lagi)
39 BAB 38 (Hubungan Daniel Dan Rani)
40 BAB 39 (Bersama Naysila)
41 BAB 40 (Mertua Naysila Salah Faham)
42 BAB 41 (Salah Sasaran)
43 BAB 42 (Bersama Naysila Semua Jadi Indah)
44 BAB 43 (Kesalahfahaman Yang Semrawut)
45 BAB 44 (CEO GILA Frustasi)
46 BAB 45 (CEO GILA : Pergi Melarikan Diri)
47 BAB 46 (Naysila dan Ketakutannya)
48 BAB 47 (Mengintai Sang Suami)
49 BAB 48 (Keributan Yang Berlanjut)
50 BAB 49 (Berlanjut Teruskah Ributnya?)
51 BAB 50 (Pertemuan Yang Penuh Misteri)
52 BAB 51 (Bahagia)
53 BAB 52 (POV RENDRA MAHARDIKA)
54 BAB 53 (Cinta Buta)
55 BAB 54 (Puas Atau Kepuasan?)
56 BAB 55 (Memutar-balikkan Fakta)
57 BAB 56 (Rendra Bersilat Lidah)
58 BAB 57 (Menemui Selingkuhan Rendra)
59 BAB 58 (Definisi Cintakah?)
60 BAB 59 (Harus Sedih Atau Senangkah Di Hari Bahagia?)
61 BAB 60 (Pengakuan Cinta Andre Pada Naysila)
62 BAB 61 (POV Andre Wiguna Dharma)
63 BAB 62 (Masih POV Andre Wiguna Dharma)
64 BAB 63 (Antara Percaya Dan Tidak, Hidup Andre Bagaikan Mimpi)
65 BAB 64 (Episode Akhir)
Episodes

Updated 65 Episodes

1
BAB 1 PROLOG (Andre Wiguna Darma)
2
BAB 2 (Lomba Cerdas Cermat)
3
BAB 3 (Player Memainkan Peran)
4
BAB 4 (Kisah Hidup Andre)
5
BAB 5 (Hari Pertama Minta Uang Saku)
6
BAB 6 (Janjian Waktu Kunjung Pacar)
7
BAB 7 (Ibu Tiri Durjana)
8
BAB 8 (Shernita : Ibu Tiri Yang Kejam)
9
BAB 9 (Player Ketemu Pro)
10
BAB 10 (Perang Kembali Antara Ibu Tiri Dan Anak Sambung)
11
BAB 11 (Kelakuan Anak Dan Ibu Tiri)
12
BAB 12 (Masih Kelakuan Buruk)
13
BAB 13 (Dua Gadis Datang)
14
BAB 14 (Bolos Sekolah Dan Merenung)
15
BAB 15 (Hari Buruk Bagi Andre)
16
BAB 16 (Bikin Jebakan)
17
BAB 17 (Andre Jatuh Cinta)
18
BAB 18 (Perjanjian Bisnis)
19
BAB 19 (Ditinggal Gadis Idaman)
20
BAB 20 (CEO Gila Dan Kawan Kawan)
21
BAB 21 (Sarapan Pagi Amukan CEO Gila)
22
BAB 22 (Hubungan Andre Dan Bianca)
23
BAB 23 (Hari-Hari CEO GILA)
24
BAB 24 (Buah Jatuh Tak Jauh Dari Pohonnya)
25
BAB 24 (Pernikahan Daniel dan Maharani)
26
BAB 25 (Kenakalan OB Dan OG Kantor Andre Wiguna Dharma)
27
BAB 26 (Nasehat CEO GILA)
28
BAB 27 (Masalah Dan Masalah Daniel)
29
BAB 28 (CEO GILA Darah Tinggi Kumat)
30
BAB 29 (Pertemuan Yang Selalu Diimpikan)
31
BAB 30 (Antara Rindu Dan Kecewa)
32
BAB 31 (Si Pembuat Masalah)
33
BAB 32 (Pertengkaran Yang Kesekian Kali)
34
BAB 33 (Sedang Mumet Otak)
35
BAB 34 ( Si Kepala Batu)
36
BAB 35 (Kejadian Tak Terduga)
37
BAB 36 (Mengantar Maharani, Malah Bertemu Naysila)
38
BAB 37 (Berjanji Bertemu Naysila Lagi)
39
BAB 38 (Hubungan Daniel Dan Rani)
40
BAB 39 (Bersama Naysila)
41
BAB 40 (Mertua Naysila Salah Faham)
42
BAB 41 (Salah Sasaran)
43
BAB 42 (Bersama Naysila Semua Jadi Indah)
44
BAB 43 (Kesalahfahaman Yang Semrawut)
45
BAB 44 (CEO GILA Frustasi)
46
BAB 45 (CEO GILA : Pergi Melarikan Diri)
47
BAB 46 (Naysila dan Ketakutannya)
48
BAB 47 (Mengintai Sang Suami)
49
BAB 48 (Keributan Yang Berlanjut)
50
BAB 49 (Berlanjut Teruskah Ributnya?)
51
BAB 50 (Pertemuan Yang Penuh Misteri)
52
BAB 51 (Bahagia)
53
BAB 52 (POV RENDRA MAHARDIKA)
54
BAB 53 (Cinta Buta)
55
BAB 54 (Puas Atau Kepuasan?)
56
BAB 55 (Memutar-balikkan Fakta)
57
BAB 56 (Rendra Bersilat Lidah)
58
BAB 57 (Menemui Selingkuhan Rendra)
59
BAB 58 (Definisi Cintakah?)
60
BAB 59 (Harus Sedih Atau Senangkah Di Hari Bahagia?)
61
BAB 60 (Pengakuan Cinta Andre Pada Naysila)
62
BAB 61 (POV Andre Wiguna Dharma)
63
BAB 62 (Masih POV Andre Wiguna Dharma)
64
BAB 63 (Antara Percaya Dan Tidak, Hidup Andre Bagaikan Mimpi)
65
BAB 64 (Episode Akhir)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!