5. Promosi

Samuel Johnson dilayani oleh kedua wanita cantik itu. Minum dan makan pesanannya. Sesekali wanita cantik itu menciumi Samuel Johnson dan meraba-raba.

Samuel Johnson langsung menyambut nya dan mencumbu ke-dua nya. Mereka melakukan hal itu di ruang privat VIP. Mereka bergantian bercinta dengan Samuel Johnson.

Kedua wanita cantik itu berencana mendapatkan tips darinya. Karena Samuel Johnson terkenal di sana paling royal dalam memberikan tips. Sebab itu lah mereka terus menerus menempelkan diri pada Samuel Johnson.

Beberapa pengaman sudah tercecer di lantai. Yang sudah di campakkan Samuel Johnson setiap kali mendapatkan pelepasannya. Ia berganti terus, bukan keinginannya.

Namun para wanita cantik itu yang memasang dan merangsang nya. Hingga para wanita cantik itu merasakan kepuasan serta keletihan. Samuel Johnson memberikan uangnya lewat transfer.

"Sudah masuk tuan. Terimakasih." Ucap keduanya. Samuel Johnson membetulkan pakaiannya dan berlalu setelah menunggu si wanita mengenakan pakaian yang dikenakan.

Di lain tempat. Steffi Ayuningtyas membulat kan matanya saat menerima surel mengenai promosi kerjanya. Dan surat perintah kepindahan kerjanya.

Ia mendapat promosi untuk kembali ke kota bukan kota S, tempat kuliahnya dulu dan juga merupakan tempat kelahiran serta tempat tinggal orang tuanya. Tak masalah. Toh hanya beberapa jam perjalanan dapat di jangkau daripada di pulau K. Batinnya senang hati.

"Semuanya harus di rencana ya! A, ya oleh-oleh," pikir nya bahagia. Dia akan membawa souvenir ciri khas daerah ini. Gadis itu mulai merancang segalanya. Heboh dengan pikiran nya sendirian. Untung saja rekannya sudah tertidur lelap sejak sore tadi.

"Bu dokter selamat pagi." Sapa Dinda dengan suara riangnya. Wanita itu meletakkan rantang makanan buatan nya. Dan kemudian membuka korden klinik puskesmas.

Disini Steffi Ayuningtyas tinggal di gedung puskesmas yang juga ada kamar mess dan dapur kecil. Dia tinggal dengan seorang perawat yang juga dari daerah lain.

Hanya dua orang yang tinggal. Dan ada rumah kecil di sisi puskesmas yakni rumah warga yang juga merangkap tukang jaga puskesmas. Pasutri itu sudah paruh baya namun mereka tak dikaruniai anak.

Ada tenaga serabutan sebagai sopir ambulan yang mengambil persediaan obat di rumah sakit kota. Namun lelaki itu sudah berkeluarga dan tinggal di ujung desa.

Kanan kirinya ditanam singkong dan pepaya. Jadi suasananya agak rindang gedung tersebut. Jika Steffi Ayuningtyas keluar dinas dan menginap maka rekannya akan tinggal di rumah pasutri itu.

Steffi Ayuningtyas sengaja tak bicara soal mutasi itu, karena takut salah. Dulu perjanjian dinas hanyalah dua tahun, namun hingga tahun ketiga ia belum dipanggil kembali ke kota. Juga tak ada kabar. Ini sudah hampir empat tahun.

Baru kali ini ada surel mengenai mutasi tersebut. Bahagia? Tentu saja karena ia akan bersama dengan kekasih hatinya. Juga bertemu keluarga dan teman-teman nya.

Seusai membersihkan diri ia sarapan makanan yang disediakan Dinda. Bersama dengan Andin. Tak lama datang pasien yang berobat ke di puskesmas.

Seperti biasa Steffi Ayuningtyas selain memeriksa mereka juga mengajak berdialog dan mengajar tentang pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan.

Di lain tempat. Satrio yang sudah berusaha membujuk seniornya membuahkan hasil. " Tak lama Steffi Ayuningtyas akan berada di sini. Di samping ku selamanya. " Gumamnya sendiri di sepanjang koridor di lewati nya.

Dia sudah mengkonfirmasi ke pihak HRD dan semuanya sudah dalam proses, itu lah yang di dengarnya. Suatu hari. Dinda tergesa-gesa masuk ke ruang prakteknya.

"Bu dokter. Ada tamu." Dinda mendekati Steffi Ayuningtyas saat berkemas, karena sudah waktunya balai pengobatan ditutup, karena sudah selesai jam kerja.

Nampak kepala desa bersama seorang pria muda dan seorang wanita berdiri di serambi Puskesmas.

"Sore Pak kepala Desa. Maaf ada apa ya? Kok beramai-ramai datang kemari ? " Tanya Steffi Ayuningtyas bingung menatap ke arah semuanya. " Ini dokter Steffi memperkenalkan orang baru yang akan menggantikan posisi Anda di sini." Ucap pak Kepala Desa.

" Surat perintah pemberitahuannya yang resmi akan menyusul dari pusat. " Lanjut Pak kepala desa. Steffi Ayuningtyas mengangguk pelan mengerti. Batinnya bersorak gembira.

"Akhirnya aku pergi juga. Kembali ke peradapan modern. Tak ada gayung, juga menimba air dengan pompa atau memakai tali." Sorak nya dalam hatinya bergembira bersukacita..

Wanita itu hanya tersenyum mengikuti pak Kades yang berkeliling. Mengantarkan para tenaga medis baru melihat balai pengobatan tersebut.

Wanita cantik itu menatap Dinda yang berkaca-kaca melihatnya. Seolah-olah dia berkata bagaimana dengan aku? Rasa sesak dan merasa bersalahnya menyeruak di relung hatinya.

Di lain tempat. Samuel Johnson membaca proposal pengajuan tentang A's Wol yang merupakan perusahaan pakaian jadi yang cukup terkenal dan memiliki pasaran di Asia. Dan ikut andil dalam peragaan busana fashion show dengan pembagian profit yang menggiurkan.

Lelaki itu mendengarkan presentasi dari pembawa proposal tersebut. Sambil membaca sekilas berkasnya. Nampak sang asistennya berdiri dengan ekspresi yang tegang. Karena ia mengerti atasannya akhir-akhir ini memiliki mood yang buruk.

Lelaki itu juga melihat sepintas gambar para model dan desain pakaiannya yang mengikuti perkembangan selanjutnya. Samuel Johnson sedikit mengerti tentang dunia fashion. Apa yang menjadi trend saat ini juga apa yang di sukai sewaktu-waktu berubah arah.

"Ok. Semuanya sudah sesuai kriteria dan memenuhi syarat. Bagus kerja kan dan lakukan sesuai jadwal! " Titahnya sambil memberikan berkasnya pada sang asisten.

Beberapa orang menatap nya lega, karena hari ini berlalu sedikit ada perubahan atmosfir nya, berbeda sedikit. Lebih baik dari kemarin. Bosnya kali ini sudah berkurang emosinya walaupun masih irit bicara. Itulah kira-kira pemikiran mereka yang mencoba menenangkan diri sendiri.

Mereka berdiskusi bersama mengenai kontrak kerja sama dengan pihak A's Wol. Saling memberi gagasannya dan Samuel Johnson hanya menyimak percakapan mereka. Tanpa ingin menambah atau berkomentar tentang ini itu.

Steffi Ayuningtyas menatap Dinda yang berwajah sedih. " Kau masih dapat bekerja di sini. Tempat ini akan ramai lagi. Ada pak dokter dan dua perawat. Mereka akan menjadi teman dan majikan barumu! Semoga kau dapat beradaptasi dengan baik. Kelihatannya mereka baik. " Hibur Steffi Ayuningtyas pada Dinda yang telah patah arang.

Karena hanya Steffi Ayuningtyas lah tempat ia mengadu, wanita cantik itu juga yang memberikan pekerjaan untuknya. Dan mengajari tentang ilmu pengobatan luar, seperti cara membalut perban dan memberikan pertolongan pertama luka patah tulang.

Steffi Ayuningtyas sangat loyal dalam pekerjaannya ia tak memperdulikan jam kerjanya sudah habis, ia tetap pergi ke tempat pasiennya jika dia dibutuhkan. Murah hatinya pada siapapun di sekitarnya bahkan ia tak meminta uang tambahan hanya meminta pasien membeli obatnya sendiri.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!