Steffi baru saja mengakhiri obrolan nya vidio call dengan Ario Prasetya. Kekasih dan sekaligus tunangannya, dua hari sebelum kepergian Steffi ke tempat tugasnya. Wanita itu sudah diikat sumpah setia padanya.
Ario Prasetya kekasihnya seorang lelaki posesif dan sangat mencintai nya. Lelaki itu selalu menyempatkan diri menemuinya di kampus saat mereka kuliah dulu.
Ario Prasetya lebih tua darinya, dia di Fakultas Ekonomi dan ia di kedokteran bertemu saat hari pertama pendaftaran di kampus itu. Biar pun berbeda gedung namun ia selalu menyempatkan diri menemani atau hanya sekedar menyapa.
Di kampus itu mereka terkenal sebagai Romeo Juliette nya. Kisah asmara mereka yang selalu terekspos dan terkenal di kalangan mahasiswa.
"Telepon dari Pak Ario ya Bu dokter?" Suara Dinda tukang bersih-bersih rumah ataupun klinik nya membuyarkan pikiran nya.
"Iya, dik Dinda. Ngomong-ngomong bagaimana dengan Astrid? Sudah sembuh? " Tanya Steffi. Astrid adalah putri Dinda, sedangkan wanita itu janda ditinggal nikah suami nya.
Kebanyakan orang di sana menikah dini. Karena tradisinya dan budayanya, angka kematian juga tinggi saat persalinannya. Dinda pekerja serabutan dan Steffi lebih suka di bantu wanita itu dalam pekerjaannya.
Selain membantu perekonomian wanita itu juga dia enak di ajak mengobrol. Wanita muda itu juga banyak mengerti kesehatan dari Steffi. Wanita itu mengusulkan Dinda ke aparat desa untuk menjadi kader kesehatan.
Dan mengikuti pelatihan yang telah di program kan oleh pihak pemerintah. Agar kelak desa dan wilayah sekitar nya sadar akan kesehatan dan manfaat dari gaya hidup sehat.
"Sedang apa sayang? Aku merindukan mu. " Steffi membaca isi pesan singkat yang barusan diterimanya.
"Aku juga merindukanmu. Coba tebak aku sedang apa? " Ganti ia menggodanya. Bahkan Steffi berselfie ria dengan posisi yang menggoda. Namun dia tidak mengenakan pakaian yang terbuka.
Ia takut ada yang menyalahkan gunakan gambar nya di kemudian hari. Wanita itu selalu memperhatikan dan menjaga batas kesopanan dan budaya ketimuran nya.
Striing. Bunyi notifikasi pesan singkat di ponsel nya. "Kau sedang sendirian. Dan merindukan aku. Lalu menangis menyesal karena sudah tega meninggalkan aku sendirian di sini. "
Steffi hanya tersenyum membacanya. " Benar. Aku menyesal tak bersamamu. Lihatlah pemandangan indah di sini. Tak ada artinya tanpa dirimu di sisiku." Ditekan tombol kirim.
Striing. Bunyi pesan singkat kembali di dapat dari Ario. " Mhm. Aku kini menyesal tak mengikuti mu sayang. Tempat yang indah untuk kita berdua. " Steffi mendapatkan balasan itu berbunga bunga hatinya. Tertidur dalam alam mimpinya yang indah.
Di lain tempat. Ario Prasetya duduk di balkon kamarnya. Udara malam sedikit membuat kulit mengeras karena hawa dingin yang menyergap.
"Mas, ayo kita masuk." Suara Seorang wanita membuyarkan lamunan lelaki itu. Dengan sikap acuh dia melewati nya dan meletakkan ponsel itu di nakas kemudian ia tidur.
Wanita itu juga tidur di posisi samping nya dan saling membelakangi. Sudah sebulan ini mereka berbagi ranjang. Ario Prasetya mengingkari janji suci pertunangan nya dengan Steffi karena sang orang tua menginginkan keturunan.
Dengan aneka drama yang dibuat sang ibu. Ario Prasetya tidak berkutik dan juga tidak mengetahui tentang siasat itu. Sang ibu menggunakan kondisi asma nya, pura-pura kambuh dan tak berdaya menginginkan keturunan dari putra tunggal nya itu. Steffi memang cantik dan pintar.
Namun ibu Ario lebih menyukai putri sahabatnya yang pandai mencari muka padanya. Steffi memang tidak disukai oleh ibu Ario Prasetya, wanita itu pandai bersandiwara dihadapan putranya.
"Mas. Kapan kita berusaha untuk memberikan cucu untuk ibu? " Tanya Shalimar lirih. Ario membalikkan badannya sehingga mereka berhadapan dan saling menatap.
"Apa kau mau melakukan hal itu tanpa aku cintai? Sedemikian inginnya kau disentuh lelaki?" Tanyanya dengan nada dingin. " Bukan nya ibumu yang ingin punya keturunan. Aku sih bebas aja kata hatimu." Sahutnya pura-pura acuh.
Dengan sekali sentakan Shalimar sudah dikukungi di bawah tubuhnya. Pahanya di buka lebar oleh Ario. Tangannya bergerak cepat ke intinya dan Shalimar sudah mendesah.
Aryo sudah melakukan penyatuan tanpa melepas piyama nya lelaki itu hanya merobek ****** ******** Shalimar. "Kau bahkan sudah tak perawan, dengan berapa banyak lelaki yang menjamah mu? " Tanyanya sinis.Shalimar malu dan memalingkan mukanya.
Ario mulai bergerak pelan dan semakin cepat dan cepat. Shalimar sangat kewalahan karena pertama kali ia mendapat serangan kasar.
Dia sudah mencapai pelepasannya sedang Ario baru merasakan lubang surgawi walau bukan ia yang pertama menjamah nya. Namun kenikmatan yang dirasakan nya baru pertamanya.
Penuh semangat menyerang ke liang itu. Setelah mendapatkan pelepasannya ia langsung melepaskan diri dari atas tubuh nya. Lelaki itu langsung merapikan celananya dan tidur menyamping membelakangi wanita itu.
Shalimar terdiam saja namun ia senang saat merasa penuh di dalamnya saat Ario menjamah nya. Walaupun kasar dan tanpa pemanasan ia sudah ******* beberapa kali.
Berbeda dengan teman kencan terakhirnya yang keburu keluar sebelum ia terpuaskan. Ia belum lagi bertemu dengan seseorang yang sama seperti mantan kekasih dulu, yang begitu kuat dan lama dalam bercinta.
Baginya ini awalan yang baik saat Ario mau menjamah nya. Jika dia dalam mood baik, pasti ia kan bersikap lembut pikirnya sambil memejamkan matanya. Dan ia pun menyusul suaminya di alam mimpi.
Pagi itu. Steffi mendapat panggilan vidio call dari Ario. "Pagi sayang maaf. Baru membuka nya sekarang. Tadi aku sedang memasak sarapan. Omelette, Nugget dan segelas coklat panas. "
Steffi melihat Ario duduk di meja makan dan memakan sandwich serta kopi hitamnya. Steffi mengernyit kan kening. Pasalnya ia melihat seorang wanita dibelakang Ario sedang minum air dingin.
Dan buru-buru Ario menggunakan mode penuh full wajahnya di kamera itu. Lelaki itu seperti menyadari pergerakan Shalimar di belakangnya.
"Sayang aku merindukanmu dan kapan kamu liburan dan kembali kemari? " Tanya Ario Prasetya kembali membuyarkan lamunan wanita itu.
"Maaf, untuk saat ini belum bisa sayang. I love you. Aku harus pergi ada susulan dari keluarga pasien yang mau melahirkan. Maaf " Steffi mengalihkan pembicaraan mereka.
"Baiklah aku menunggumu. I love u. " Klik. Hubungan diputuskan oleh Steffi.
Ario Prasetya menatapnya tajam ke Shalimar yang menunduk karena tahu kesalahannya. Ario bangkit dan langsung mencengkram rahangnya.
Dan ia pun menghujani ciuman penuh nafsu. Lalu menanggalkan pakaiannya Shalimar yang berupa daster rumahan.
Mencumbuinya di pantry dan mengangkat tubuh nya di alas meja pantry. Mereka melakukan hal itu disana. Hingga pelepasannya
" Kau ku hukum melayani ku di tempat jika ada kesalahan sedikit saja mengerti! " Tekan nya saat melepaskan diri. Ia merapikan pakaiannya dan berlalu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments