Fadly Anggara Dewantara. Kini sudah seminggu berlalu semenjak kejadian salah buka pintu waktu itu.
Jika ingin keluar rumah, ia mengintip lewat jendela terlebih dahulu. Kalau dirasa tidak ada Tari maka dia keluar rumah. Dan jika pulang, ia pun menghindari pulang malam di jam-jam delapan agar tidak bertemu Tari lagi seperti malam itu.
Ia benar-benar malu jika harus bertemu lagi dengan Tari. Sebisa mungkin ia menghindari Tari agar tidak bertemu.
Fadly memiliki kekasih bernama Adelia William. Gadis blasteran yang dipacarinya sudah enam bulan ini. Fadly tidak pernah berstatus single, ia selalu mempunyai pacar. Tidak butuh perjuangan yang berat bagi Fadly untuk menjalin hubungan dengan gadis-gadis cantik.
Wajah sensual dengan pupil berwarna coklat yang tajam, membuat gadis-gadis di luaran sana terpesona dengan ketampanan yang ia miliki.
Usianya masih 22 tahun, masih jauh sekali pikirannya untuk menikah. Maka ia lebih suka berpacaran dan sering berganti pacar disetiap kesempatan.
Fadly juga tidak pernah bermain hati bila menjalin hubungan dengan mantan-mantan sebelumnya, lebih tepatnya para gadis itu tidak ada yang membuatnya jatuh hati.
Ia hanya bersenang-senang dengan para mantannya itu tetapi se ks bebas sangat dihindarinya.
Bila menginjakkan kaki ke club malam pun ia hanya minum alkohol beberapa gelas saja. Tidak sampai mabuk berat.
Karena ada konsekuensi yang harus ia bayar jika sampai mama dan papa nya tahu ia pulang dalam keadaan mabuk. Dan ia tidak mau hal itu terjadi.
***
Saat ini ia sedang duduk bersama sang kekasih Adelia. Setelah seminggu mereka tidak bertemu.
"Fadly, cepat sekali rambut kamu panjangnya sayang, cepatlah potong," kata Adelia.
Mereka bertemu disalah satu cafe yang jauh dari kediaman keluarga Dewantara. Fadly tidak ingin bawahan mamanya atau papanya cepat mengetahui dimana persembunyiannya, karena ia belum puas hidup bebas.
"Hmm.. Nanti jika aku sempat akan pergi ke barber, kenapa? Apa rambut ini mengurangi ketampananku?" tanya Fadly pada pacarnya yang berwajah bule itu.
"Gak dong sayang, kamu tetap paling tampan bagiku," jawab Adel sambil tersenyum manja pada Fadly.
Biasanya laki-laki tampan itu hanya bertahan dua atau tiga bulan saja bila sedang menjalin hubungan dengan seorang wanita, oleh sebab itu Fadly dikenal sebagai play boy oleh teman-temannya.
Tapi kali ini dengan Adelia hubungannya sudah berjalan selama enam bulan. Bukan karena dia betah atau bucin dengan Adelia. Lebih tepatnya ia mempertahankan Adelia karena desakan orang tuanya agar dia segera melangsungkan pertunangan dengan Adelia.
Fadly dan Adelia dikenalkan oleh orang tua Fadly Tuan Haris Dewantara dan Nyonya Shofia setahun yang lalu. Sedangkan orang tua Adelia yaitu Mr. Joe William sedang tidak di Indonesia pada saat itu.
Orang tua Fadly dan Adelia sudah membuat kesepakatan untuk mempererat hubungan baik mereka dengan membuat perjanjian itu. Perjanjian pertunangan antara kedua anak mereka.
Tadinya para orang tua mereka ingin mereka berdua langsung bertunangan. Namun ditolak oleh Fadly dengan alasan dia masih kuliah dan tidak ingin study nya terganggu dengan hubungan tunangan ini.
Padahal Fadly hanya ingin mengenal Adelia terlebih dahulu sebelum memutuskan bertunangan ataupun kejenjang berikutnya.
Hari itu, tidak lama mereka menghabiskan waktu bersama. Padahal Sang kekasih, Adelia masih ingin berlama-lama dengan Fadly.
Setelah dari cafe tempat pertemuan mereka Fadly beranjak untuk pulang. Entah apa yang ia pikirkan sekarang, ia lebih senang menghabiskan waktu menjadi kaum rebahan di rumah kontrakannya dan main game satu harian.
Dia memutuskan untuk tidak membawa mobilnya ke rumah itu karena sangat ribet harus mengeluarkan dan memutar mobil di halaman yang sempit. Ditambah daerah tempat tinggalnya sekarang sangat banyak polusi. Tentu ia nantinya harus sering mengelap mobilnya yang berabu.
Sedangkan biasanya ia tidak pernah mengurusi hal-hal seperti itu. Mencuci mobil, memarkirkannya dengan benar, belum lagi harus mengelap setiap hari jika hendak dibawa pergi. Sungguh melelahkan batinnya.
Mobilnya ia titipkan pada supir keluarganya yang sudah sangat dipercaya oleh keluarganya. Dengan sengaja ia mempekerjakan Andi.
Pertama ia menyuruh Andi mengundurkan diri dari pekerjaannya yang tadinya adalah supir pribadi kakaknya. Kemudian dengan memberikan gaji lebih ia mempekerjakan Andi untuk menjadi supirnya dan menjadi temannya selama ia kabur. Andi dengan senang hati menyetujuinya tanpa memikirkan dampak panjang dari perbuatannya membantu Fadly kabur dari rumah.
Jika ingin keluar seperti sekarang ini ia menelepon Andi untuk menjemputnya. Tapi Andi tidak pernah mengantarkan majikannya itu hingga depan rumah kontrakan, hanya sampai di depan gang saja.
Siang menjelang sore. Setelah diantar Andi dan turun dari mobil, seperti biasa ia mengenakan jaket hoodie dan menutup kepalanya lalu berjalan di gang sempit yang akan menuju ke rumah kontrakannya.
'Cewek kampung itu pulangnya kan malam, gak bakal jumpalah inikan masih siang' bisiknya pada dirinya sendiri.
Prediksinya salah kali ini. Tari yang dimaksud gadis kampung olehnya sudah menutup kiosnya lalu menguncinya seperti biasa dan sudah melangkahkan kakinya di gang sempit yang sama dengannya.
Fadly berjalan dengan santai sambil bersiul pelan. Ia menoleh kekanan dan kekiri memperhatikan rumah-rumah warga setempat. Dan sesekali melihat kebawah memainkan ponselnya.
Tari yang berada di belakangnya berjalan agak buru-buru. Tadinya Tari dan Fadly berjarak jauh beberapa meter, namun karena Tari berjalan cepat dan setengah berlari kini jarak mereka hampir dekat.
Tari tidak memandang kedepan, sambil berjalan cepat ia merogoh tote bag yang dibawanya. Agak susah ia mengambil benda pipih sebagai alat komunikasi merk Nokia dari dalam tote bagnya. Mengingat banyak barang didalam tote bag itu.
Setelah menemukannya dengan cepat ia meletakkan ponsel yang sudah ketinggalan zaman itu ke telinga.
"Iya bu, Tari sudah jalan pulang sabar ya bu. Tari mohon jangan memarahi bapak, kasian bapak bu," jawabnya ketika ibu tirinya menelepon bahwa bapaknya muntah-muntah.
Sudah berulang kali ibu tirinya itu menelepon sejak pukul sepuluh pagi mengatakan bahwa bapaknya sakit. Tapi hari ini jahitan yang masuk lumayan banyak, ia tidak bisa meninggalkan pekerjaannya begitu saja kalau tidak mau para pelanggannya kecewa dan tidak percaya lagi padanya.
Ia juga harus mencari uang lebih untuk biaya berobat bapaknya. Akhir-akhir ini penyakit bapaknya semakin parah, karena Tari tidak sanggup membawa bapaknya ke rumah sakit jadi ia hanya membawa berobat bapaknya ke klinik terdekat dari rumah mereka.
Di klinik itu tidak ada dokter yang ada hanya bidan yang khusus menangani orang hamil dan melahirkan dengan obat seadanya dan peralatan medis yang umum dipakai, tidak ada alat-alat lengkap yang memadai.
Karena itu sampai sekarang mereka belum mengetahui pasti apa penyakit bapaknya.
Ketika pukul tiga tadi ibu tirinya menelepon kalau bapaknya muntah darah, Tari panik dan langsung menutup kios jahit peninggalan bapaknya itu.
Di seberang telepon Bu Rosita terus saja mengomel tidak karuan. Tari sudah bosan sekali mendengar Bu Rosita mengomel dan mengeluarkan sumpah serapah untuk dirinya. Tetapi jika bapaknya yang dimarahi Bu Rosita hatinya tidak tega. Apalagi bapaknya sekarang sedang sakit.
Setelah sambungan telepon ia putuskan sepihak karena lelah dengan ocehan sang ibu yang terus mengeluhkan capek mengurus orang sakit-sakitan, ia kembali berjalan dan semakin mempercepat langkahnya.
Setelah beberapa langkah ia melewati Fadly begitu saja dan berlari lebih cepat. Ponsel miliknya ia masukkan kembali ke dalam tote bag. Karna ia tidak fokus memasukkan benda itu ke tote bag miliknya ahirnya ponsel Nokia itu jatuh dipinggir jalan dan terurai, Casing dan baterainya terpisah.
Tari terus saja berjalan bahkan kini ia sudah berlari meninggalkan Fadly yang terbengong di belakangnya karena melihat sebuah ponsel yang jatuh namun pemiliknya tidak mengetahuinya.
"Mbak Handphone nya jatuh nih.. " teriak Fadly pada Tari yang semakin menjauh.
"Woi," teriaknya lagi lebih kuat.
Namun Tari yang sudah tidak fokus dan gelisah karena memikirkan bapaknya tidak mendengar teriakan itu.
#####
Bersambung...
Terimakasih sudah baca.. Semoga suka dengan ceritanya ya readers.. 😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Indaria_ria
Satu tangkai bunga untukmu kak
2023-08-02
0
Nenieedesu
jangan lupa mampir dan tinggalkan jejak dinovel aq kak " dear Handana"
2023-06-10
1
𝐌𝐀⃝🥀𝐗
masih muda udah jadi tulang punggung kayak gua.. sampe gua rela begini
2023-06-08
1