Saat itu setelah Sandi menyampaikan maksudnya untuk melamar Tari, Bu Rosita tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dan langsung meminta banyak barang-barang mewah kepada Sandi. Dimaksudkan agar Tari menerima lamaran Sandi.
Sandi pun langsung menyanggupinya. Banyak sekali barang-barang pemberian Sandi untuk Tari dan Bu Rosita berupa perhiasan emas seperti kalung, gelang, cincin. Ada juga tas mewah sebanyak dua buah tentunya untuk Tari dan Bu Rosita.
Baju-baju mahal yang Tari dan Bu Rosita tidak pernah memakainya bahkan memegangnya saja belum pernah. Karena mereka selama ini hanya memakai baju jahitan Pak Syabani. Itupun bahan yang dipakai adalah bahan sisa-sisa dari baju orang yang menjahitkan ke Pak Syabani.
Dari semua barang-barang pemberian Sandi itu tentu membuat Bu Rosita senang dan berpikir hidupnya kini sudah mulai membaik karena Tari akan menikah dengan orang kaya dan dia tentunya akan menjadi mertua dan besan orang kaya.
Namun tanggapan lain dari Tari, ia tidak mau dicap sebagai perempuan yang tidak baik oleh keluarga Sandi dan para tetangga, sedangkan ia tidak berniat menerima lamaran pria itu. Lalu ia pun mengembalikan semua barang-barang yang diberikan Sandi untuknya dan bu Rosita.
Bu Rosita murka.
"Kurang apa si Sandi itu sebagai laki-laki Tari? dia itu anak orang terkaya di kampung ini. Sudah syukur dia suka sama kamu, setelah kamu menolak lamaran dia belum tentu ada laki-laki setampan dia mau sama kamu. Nyesel kamu nanti."
Lalu ia pun memaki Tari mengatai Tari sok jual mahal, tidak tahu diri sudah disukai pria kaya tapi sombong sok menolak lamarannya. Segala kata-kata kasar keluar dari mulut Bu Rosita.
Tari pun shock mendengar kata-kata itu dari mulut Bu Rosita karena selama tiga tahun Bu Rosita menikah dengan bapaknya, ibu tirinya itu selalu bersikap baik dan berkata manis kepada Tari.
Namun hari itu karena tidak jadi mendapatkan perhiasan mewah dan barang-barang mahal yang tidak pernah ia pakai, Bu Rosita jadi galak dan berkata kasar kepada Tari.
Demi mendengar perkataan itu Pak Syabani membela anak gadisnya, "Kalau kaya tapi akhlaknya tidak bagus buat apa bu? dia nanti tidak bisa jadi imam yang baik buat Tari. Tari itu anakku satu-satunya aku juga tidak mau Tari menikah dengan laki-laki macam Sandi itu yang sukanya pamer harta."
Tari diam seribu bahasa tidak tahu harus melakukan apa. Diam-diam ia masuk ke kamarnya dan menangis. Selama ini ibu tirinya itulah yang menjadi teman curhatnya. Tidak ada teman yang menjadi tempatnya bercerita. Mungkin teman-temannya yang dulu sudah malu berteman dengannya karena ia gadis kampung yang tidak mengenyam pendidikan, pendidikannya hanya sebatas sekolah menengah pertama.
Gaya dan pergaulan Tari dan teman-temannya kini juga jauh berbeda. Namun ibu tirinya selalu menasehatinya, bahwa meskipun ia tidak sekolah, gaya dan pergaulannya sudah tertinggal tetapi dia punya hati yang baik karena mau membantu bapaknya menjahit dan satu lagi yang selalu ibu tirinya itu katakan bahwa dirinya cantik alami dibandingkan teman-temannya.
Meskipun teman-temannya sudah memoles wajah mereka dengan make up, memakai perawatan yang terbilang mahal untuk Tari, tapi mereka masih kalah cantik dengan Tari. Begitulah ucapan ibu tirinya yang selalu bisa menjadi obat ketika Tari menjadi bahan ejekan teman-temannya.
Tari menangis di kamarnya yang sempit itu. Ia menyadari selama ini tidak ada yang mau berteman dengannya semenjak ia putus sekolah. Temannya adalah ibu tirinya, namun karena ia menolak lamaran seorang pria kaya dan mengembalikan barang-barang mewah pemberian pria kaya itu ibu tirinya menjadi murka kepadanya, menjadi galak, kasar dan tentunya rasa sayang ibu tirinya pun telah hilang untuknya.
Tetapi Bu Rosita tidak kehilangan akal, ia kembali menghubungi Sandi. Ia mengatakan Sandi tidak boleh menyerah, harus tetap datang menemui Tari dan merayu Tari dan dipastikan ia akan membantu Sandi untuk menjadi menantunya.
Ia juga mengatakan ia akan membujuk Pak Syabani agar mau menerima Sandi sebagai menantunya. Tapi itu semua tidak gratis tentu ada biaya yang harus Sandi berikan kepadanya untuk memperlancar aksinya.
Akhirnya Sandi setuju, ia memberikan uang kepada Bu Rosita, baginya tidak banyak jumlah yang diminta Bu Rosita kepadanya.
Dengan dukungan dari Bu Rosita, Sandi yang tadinya sudah sempat putus asa kini ia kembali bersemangat karena ia benar-benar menginginkan Tari menjadi istrinya. Mengingat usianya juga sudah 28 tahun, usia yang sudah cukup matang untuk menikah.
Tetapi disisi lain, akibat pengembalian barang-barang yang dilakukan Tari. Bu Hanifa jadi mulai tidak menyukai Tari. Sama persis seperti yang dikatakan Bu Rosita, Bu Hanifa juga mengatakan pada Sandi kalau Tari itu gadis yang tidak tahu diri dan sombong. Sudah miskin namun menolak lamaran anaknya yang tampan dan kaya.
Bu Hanifa sempat menahan Sandi supaya jangan mendekati anak gadis Pak Syabani itu lagi. Tapi bagi Sandi ia sudah tertantang dan dia tidak mau menyerah. Bukan karena cinta lagi tapi lebih tepatnya dia telah terobsesi.
Sandi juga sudah kehilangan harga dirinya karna sudah dua kali ditolak oleh gadis kampung seperti Tari sedangkan di kota sana, bahkan di luar kota tidak pernah ada yang menolak dirinya jika ia menyukai seorang gadis. Oleh sebab itu, kali ini ia tidak boleh gagal lagi.
Namun lagi-lagi lamaran ketiganya ditolak oleh Tari dengan alasan yang sama seperti Tari menolak lamaran pertama dan keduanya, Tari mengatakan ingin membantu bapaknya, meringankan pekerjaan bapaknya, dan menemani bapaknya sebelum dia menikah dan ini belum saatnya dia berhenti untuk membantu bapaknya.
Hal itupun menyebar keseluruh kampung. Warga kampung dan para tetangga saling berbisik menceritakan bahwa pria tampan dan kaya seperti Sandi anak orang terkaya di kampung ternyata ditolak lamarannya oleh anak dari seorang penjahit.
Hal itu membuat Sandi sangat malu, marah dan benci dengan Tari. Akhirnya Sandi sadar bahwa ia harus berhenti untuk melamar Tari dan tidak mendekati Tari lagi seperti apa yang dikatakan ibunya namun hatinya tidak rela jika Tari tidak dapat dimilikinya. Ia menyimpan dendam pada Tari. Ia bertekad jika tidak sekarang suatu hari nanti Tari akan menjadi istrinya. Jika tidak mau dia akan memaksanya.
'Lihat saja nanti Tari, kau akan menjadi milikku' batinnya, tidak terima kalau dirinya ditolak berulang kali.
Untuk membuang rasa malunya pada warga Sandi mempercepat masa cutinya, ia akhirnya pergi dari kampung itu dan kembali bekerja menjadi crew kapal pesiar dengan membawa dendam.
***
Tiga tahun sudah berlalu sejak kejadian penolakan itu. Bu Rosita masih saja ketus bila berbicara dengan Tari. Ia semakin memperlakukan Tari sesuka hatinya.
Menurutnya Tari anak yang susah diatur dan b0d0h karena tidak mau menjadi orang kaya. Bahkan sekarang tingkah kasarnya kepada Tari semakin menjadi-jadi saja.
Jika Tari tidak mau menerima lamaran orang kaya maka Tari harus memberikan uang setiap bulan kepadanya untuk membeli peralatan make up, baju-baju cantik. Ia tidak mau lagi memakai baju jahitan dari bahan bekas. Ia tidak mau lagi makan makanan yang tidak enak.
Ia juga meminta pada Tari sejumlah uang untuk membeli smart phone yang canggih dan mahal. Sedangkan Tari tidak memiliki benda itu. Tapi dengan tabungannya Tari menyanggupi permintaan ibu tirinya. Tetapi yang Tari beli bukan yang diinginkannya. Bukan yang mahal.
Kembali ia marah-marah dan awalnya tidak mau memakainya, tapi karena sudah terlanjur dibeli dan Tari sepertinya tidak berniat menukarnya dengan yang lebih bagus, canggih dan mahal, akhirnya dengan terpaksa ia memakainya juga.
Di rumah, kerjanya hanya memainkan smart phone-nya saja. Rumah kotor dan berantakanpun ia tidak pedulikan lagi karena ia telah sakit hati dengan Tari. Menurutnya, Tari telah menjatuhkan mimpi-mimpinya yang setinggi langit untuk menjadi orang kaya.
Bukannya Pak Syabani tidak memgetahui perlakuan istrinya yang semena-mena itu pada anak semata wayangnya, ia mengetahuinya. Pak Syabani juga sudah menasehati istrinya untuk tidak menyalahkan Tari karena menolak lamaran pria itu tiga tahun yang lalu.
Pak Syabani juga sudah menasehati istrinya agar supaya istrinya tidak berkata kasar dan selalu memarahi Tari, tetapi semua itu hanya dijadikan angin lalu untuk Bu Rosita. Karena nyatanya ia tetap membenci Tari. Meskipun Tari tidak pernah membalas perbuatan ibu tirinya itu.
#####
Bersambung...
Semoga suka dengan ceritanya ya readers 😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
𝐌𝐀⃝🥀𝐗
ini mak tiri nya tari motif nya apa sih nikahin bapaknya tari
2023-06-08
1
🥀⃟⃞⃞⃞ᯓℛᵉˣ𝖦𝗋𝖾𝗒𝗌𝖺🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ
sabi kalik yah bagi gw satu😁 semuanya pun bisa dengan ikhlas saya menerima😂
2023-06-08
1
Fenti
ini kebalik, kentara ibu tiri tari gila harta
2023-05-01
0