Cukup lama juga sampai akhirnya para siswa yang ada di ruang BP keluar, tidak seperti biasanya ada yang langsung lari ataupun push up di lapangan basket. Kali ini rombongan siswa tersebut dengan santainya melintas lapangan basket seperti tidak terjadi apa-apa.
Para siswa lain yang penasaran dari tadi mulai berspekulasi kira kira hukuman apakah yang diberikan guru BP untuk mereka kali ini. Diantara siswa yang penasaran tersebut termasuk juga Renata yang saat itu tengah duduk di tangga depan kelasnya bersama Nia teman satu mejanya.
"Nia, mereka kok santai banget ya seperti nggak terjadi apa apa." ucap Renata kepada temannya itu.
"Dasar anak-anak bandel paling juga mereka diskors.." sahut Nia dengan tampang yang sengit.
"Padahal kalo diskors mereka malah seneng tuh, biasa juga pada bolos." lanjut Nia masih dengan tampang sengitnya.
"Iya juga sih itung-itung dapat libur tambahan dong,secara mereka kan anak-anak bengal yang kerap bolos." balas Renata sambil tersenyum sinis.
Sementara Renata dan Nia sibuk ngomongin anak-anak bermasalah tersebut, mereka dengan santai dan percaya dirinya melintas lapangan basket sambil tersenyum senyum, entah apa yang sedang mereka bicarakan.
Dari rombongan itu ternyata ada satu cowok yang menarik perhatian Renata, ia merasa belum pernah sekalipun melihat dia di sekolah ini.
Penampilannya memang sedikit mencolok dibandingkan yang lain, tubuhnya sedikit lebih besar dan rambutnya agak gondrong dengan baju seragam yang dikeluarkan sungguh sangat berantakan menurut Renata.
Dia berpikir apa mungkin itu anak dari sekolah lain yang menyusup masuk dan juga teman dari anak-anak bermasalah tersebut.
"Nia, kenapa anak luar bisa dibiarin masuk ya..." ucap Renata kepada temannya itu.
"Anak luar yang mana maksud mu, Renata?" tanya Nia dengan nada heran.
"itu lho cowok tinggi besar yang rambutnya agak gondrong mana bajunya dikeluarin lagi, bener bener berantakan deh..." jawab Renata.
"Oh yang itu...kalo itu sih bukan anak luar, dia siswa sekolah ini juga kok." balas Nia dengan sedikit tersenyum.
"kalo gak salah dia anak kelas B, tapi namanya siapa ya aku juga lupa tuh. tapi beneran deh dia anak sini juga kok." lanjut Nia dengan meyakinkannya.
"Kalo anak kelas B harusnya aku tahu dong, tapi kenapa aku baru lihat dia sekarang kenapa gak pernah lihat selama kelas 1 atau 2 dulu." balas Renata sambil terus penasaran dan terus mencoba mencari tahu tentang cowok tersebut pada Nia.
Nia mencoba meyakinkan Renata bahwa cowok itu memang siswa sekolah ini juga, tapi Renata tetap saja tidak percaya. Bahkan sampai rombongan itu berlalu dan menghilang ke arah kantin, tetap saja dia masih gak percaya dan ngeyel kalo itu anak dari luar sekolah.
Kebetulan saat itu ada teman cowok dibelakang mereka, tanpa pikir panjang Nia langsung bertanya untuk meyakinkan Renata.
"Dwi, kamu kenal cowok yang tadi?"
"Cowok yang mana maksudmu?"
"Itu lho yang tinggi besar, rambut agak gondrong, baju dikeluarin pokoknya yang paling berantakan deh..." sahut Renata dengan cepat saking penasarannya.
"Ooo itu,...itu kan Hendra anak kelas B.kenapa kamu naksir ya?" jawab Dwi sambil tersenyum.
"Sembarangan ...ya nggak mungkinlah penampilannya aja seperti itu." sanggah Renata dengan sedikit kesal.
"Hei.., jangan ngomong begitu bisa-bisa kamu benci lho sama dia, maksudnya benar-benar cinta.... hehehehee, bener nggak Nia?" goda Dwi yang bikin Renata jadi salah tingkah.
Setelah menggoda Renata, Dwi pun berlalu meninggalkan mereka berdua sambil terus tersenyum-senyum nggak jelas hingga membuat jengkel Renata.
Untuk beberapa saat Nia dan Renata kembali ngobrol santai sembari tertawa-tawa kecil dan masih ditempat itu juga di tangga depan kelasnya.
Sampai akhirnya tanpa disangka, Dwi sudah kembali berada dibelakang mereka dan sekaligus membuat Renata benar-benar terkejut bukan main atas kelakuan teman sekelasnya itu.
"Ren, ada yang mau kenalan sama kamu nih..." ucap Dwi sambil menepuk pundak Renata dari belakang.
Betapa terkejutnya Renata begitu ia berpaling ke belakang dan melihat 'dia' sudah berdiri tepat dibelakangnya, ya 'dia' sosok cowok yang sedari tadi ia kira anak dari luar sekolah.
"Hai...boleh kenalan nggak, aku Hendra." ucap cowok itu sambil mengulurkan tangannya.
Renata masih sangat terkejut dan benar-benar nggak menyangka, dia hanya terdiam tanpa berkata apapun dan tanpa disadari mereka berdua saling bertemu pandang. Renata merasa sangat berdebar-debar saat kedua mata mereka saling menatap, ada yang aneh dengan apa yang sedang dia rasakan saat ini.
Entah apa yang ada dipikiran nya, tanpa sepatah kata pun dan tanpa membalas uluran tangan Hendra ia langsung bergegas menuju kelasnya.Nia pun lantas menyusul Renata menuju ruang kelas, meninggalkan Hendra dan Dwi yang masih berdiri dan saling memandang karena merasa sangat heran kenapa Renata malah berlalu begitu saja.
Di dalam kelas Renata hanya duduk terdiam,ia masih merasa berdebar-debar, entah mengapa ia merasa aneh dengan perasaannya saat ini, belum pernah sekalipun ia merasa seperti ini.
"Kamu ini kenapa sih, Ren?" tanya Nia tiba-tiba.
Pertanyaan Nia membuat Renata terkejut dan langsung membuyarkan lamunannya,namun ia tetap terdiam tanpa menjawab pertanyaan Nia.
"Kamu ini aneh, jangan-jangan kamu lagi jatuh cinta pada pertemuan pertama...hahahaaa " goda Nia sambil mencubit pipi Renata yang kelihatan merona kemerahan.
"Apaan sih kamu ini, mana mungkinlah dia aja seperti itu..." belum sampai aku menyelesaikan kalimatku Nia menyelanya
"Seperti apa? , seperti cowok idolamu ya...hahahaaa, jangan bilang gak mungkin awas lho ntar bener kata Dwi kamu jadi benci sama dia alias benar-benar cinta."
Nia terus saja menggoda Renata dengan gaya nya yang sok tahu dan sok bener sendiri, namun Renata tetap terdiam tanpa menanggapi ucapan-ucapan temannya itu.
Dalam hati dia memang merasakan ada sensasi aneh saat dia menatap wajah Hendra untuk pertama kalinya, wajah yang selama ini belum pernah ia lihat sebelumnya. Kenapa selama ini dia tidak pernah tahu tentang dia padahal dengan teman se gengnya hampir semua ia tahu, kenapa baru sekarang ini saat sudah kelas 3 baru ia melihat nya.
Pertanyaan kenapa dan kenapa inilah yang terus menerus membuat Renata malah semakin sulit untuk melupakan sensasi aneh yang dialami nya saat bertemu dengan Hendra untuk pertama kalinya.
Dia sama sekali sudah tidak menghiraukan ucapan-ucapan Nia yang terus menggodanya, apalagi tentang hasil pertandingan dalam kegiatan classmeeting hari itu, siapa yang menang atau kalah, kelas mana yang lebih unggul, dia sudah tidak mempedulikannya.
Hingga pulang sekolah dan sampai di rumah pun ia masih terus terdiam, semalaman ia masih terus memikirkan kejadian yang dialaminya hari ini.
Ia semakin tidak bisa melupakan wajah Hendra, wajah itu seolah-olah terus membayanginya. Saat mencoba untuk menutup mata, bayangan, uluran tangannya bahkan suaranya seperti terus mengiang di telinga.
"Kenapa aku tidak bisa melupakan wajahnya, kenapa sampai saat ini pun aku masih merasa berdebar-debar, kenapa suaranya masih terus mengiang..." pertanyaan- pertanyaan itu terus saja ada dalam benaknya.
"Apa mungkin benar kata Nia dan Dwi kalo aku memang jatuh cinta pada pertemuan pertama dengannya, Hendra....cowok yang sama sekali belum pernah aku lihat sebelumnya padahal kami satu sekolah."
Entah sampai jam berapa akhirnya Renata bisa terlelap dalam tidurnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Secret Arisa
eehhh judul kita sama 🤣🤣
2024-08-26
1
Alby
Ditunggu kelanjutannya, Kak Ryu 🥰
2022-05-12
1