KANNA 2

Bab 2

Sesampainya Kanna di rumah ia segera membersihkan dirinya. Setelah nya ia turun ke bawah untuk membantu bunda memasak makan malam.

"Bun, bunda tau gak tadi di sekolahan ada Dosen nyebelin banget" ucap Kanna.

"Lah? dosen?" Tanya Bunda Tari.

"Iya Bun jadi, beliau itu 3 bulan ngisi kelas kita. Tau gak Bun masa kita di suruh ngerjain tugas dari halaman 50 sampai 60 kan gak manusiawi" ucap Kanna menceritakan keluh kesah nya.

"Ya tinggal di kerjakan to sayang kamu kan pintar masa cuma soal segitu ngeluh" ucap bunda Tari.

"Kek nya aku salah orang deh buat curhat" gumam Kanna.

"Kamu mau lanjut kuliah di mana?" Tanya Bunda Tari.

"Kayaknya, di Univ Klantang aja Bun" ucap Kanna.

"Bagus deh, jadi kamu gak perlu ke luar kota" ucap Bunda Tari.

"Iya Bun, aku juga udah sempet ngobrol sama ayah tentang universitas. Sebenarnya Kanna mau masuk di universitas Gunadarma tapi, ayah gak ngebolehin Kanna. Terus Kanna di suruh milih di Klantang, Johor, Sama Ganto ya udah deh Kanna mutusin buat di Klantang aja" ucap Kanna.

"Ayah ngelarang bukan karena gak mau sayang. Kamu adalah putri kami satu satu nya kami khawatir kalau kamu jauh dari pengawasan kami. Walaupun di Klantang tapi, setidaknya kamu juga harus ngekos kan sama hal nya kalau kamu Kuliah di luar kota. Ke Klantang juga sudah luar kota." Ucap Bunda Tari.

"Iya Bunda" jawab Kanna.

"Ya sudah sekarang kamu pergi siap siap karena habis magrib bakal ada Tamu" ucap Bunda Tari.

"Astaga Bunda dari pagi Tamu Mulu. Kalau Sampek aku ketemu lagi sama itu dosen ku cekik leher nya." Ucap Kanna.

"Hus gak boleh ngomong seperti itu. Tamu adalah raja jadi, kita harus menghormati nya. Sana siap siap" ucap bunda Tari yang mendorong pelan putri semata wayangnya untuk ke kamar.

Setelah Kanna bersiap siap ia membuka sebentar ponsel nya dan mengecek apakah ada informasi.

"Anda bukan admin"

Itu hal pertama yang di lihat Kanna dari ponsel nya. Ternyata nomor tidak di kenal sudah masuk ke dalam group kelas nya dan memberhentikan Kanna sebagai admin.

"Ish siapa sih yang ngelakuin hal ini nyebelin banget" ucap Kanna kesal.

Ternyata Bu Wati sudah menambahkan Nomor Ibra ke dalam Group kelas nya dan memberhentikan admin yang lain juga.

"Nih dosen minta di apa in sih sumpah ngajak berantem ihhhh gerammm!" Ucap Kanna kesal.

Ia akhirnya turun dengan perasaan kesal.

Ia menggerutu di sepanjang tangga.

"Bunda! Ih bunda tau gak Dosen nyebelin tadi pagi ngebuat Kanna berhenti jadi admin kelas! Dia pikir dia siapa merubah admin seenak jidat nya sendiri!" Ucap Kanna sembari menuruni anak tangga.

Hingga ia terdiam mematung ketika ia melihat wajah yang tidak asing.

"Mampus tuh manusia di sini. Tadi, aku ngomong nya kenceng gak ya?" Gumam Kanna.

"Ada apa Kanna?" Tanya ayah.

"Eh tidak ada apa apa ayah Kanna sedikit kesal tadi." Ucap Kanna.

"Kanna sini sebentar nak" panggil ayah Kanna.

"Perkenalkan ini Tuan Rassena, ini putra kedua nya, dan ini putri nya. Itu istri tuan Rassena dan itu ibu tuan Rassena" ucap Ayah Kanna menunjukkan anggota keluarga Rassena.

"Salam kenal saya Annisa Kanna Puspita" ucap Kanna.

"Tadi kamu marah marah kenapa kan?" Tanya Karina.

"Oh tidak apa apa" ucap Kanna.

"Oh iya, saya dengar kamu dan Karina satu kelas dan kalian saling bersaing ya?" Tanya tuan Rassena.

"Hehe iya tuan" ucap Kanna.

"Kanna permisi dulu ke dapur mau bantu bunda" ucap Kanna menghindari tatapan tajam Ibra.

"Ibra, nenek suka dengan dia nenek mau dia" ucap nyonya besar keluarga Rassena.

"Bunda kenapa gak ngomong sih kalau yang bakal datang keluarga Rassena" ucap Kanna kesal.

"Bunda juga kaget sayang" ucap Bunda Tari.

"Kalau begitu sekarang kamu Hantar kan teh ini ke depan bunda harus menyelesaikan yang lain" ucap Bunda Tari menyerahkan Nampan berisi 7 gelas air.

Kanna mau tidak mau harus menghantarkan teh tersebut ke depan.

"Silahkan" ucap Kanna sembari meletakkan teh di meja.

"Kanna ke sini sebentar nak" panggil ayah nya.

Ayah nya menepuk sebelas sofa nya untuk memberitahu Kanna agar duduk di sebelah ayah nya.

"Ada apa ayah?" Tanya Kanna.

"Nyonya besar mau ngomong sesuatu ke kamu" ucap ayah Kanna.

"Begini, kedatangan kami ke sini adalah untuk bersilaturahmi dengan keluarga kamu. Dan juga kami ingin melamar kamu" ucap Nyonya besar dengan raut wajah yang sangat bahagia.

"Hah? Melamar? Untuk siapa? Di keluarga anda yang seumuran dengan saya hanya Karina" ucap Kanna terkejut.

"Lamaran ini untuk Ibra. Oma ingin melihat Ibra menikah sebelum Oma di panggil oleh yang kuasa. Ibra adalah cucu kesayangan Oma" ucap Nyonya besar sembari memegang pundak Ibra.

"Gak! Aku masih ingin kuliah perjalanan karir ku masih panjang!" Ucap Kanna.

"Kanna tolong dengar kan ayah, Tuan Rassena sudah banyak membantu keluarga kita. Bahkan rumah yang kita tempati ini juga berkat tuan Rassena. Jika dulu tuan Rassena tidak memberikan ayah pekerjaan mana mungkin kita bisa tinggal di tempat yang sangat layak ini" ucap ayah Kanna.

"Berapa harga yang mereka berikan atas diri ku ayah?" Ucap Kanna dengan mata yang sudah berkaca kaca.

"Kanna, ayah hanya ingin membalas Budi kepada keluarga tuan Rassena" ucap ayah Kanna.

"Kalau Kanna tau dari dulu Kanna lebih memilih menjadi miskin daripada harus menerima pemberian ini yang itu menyangkut harga diri Kanna!" Ucap Kanna.

Air mata nya kini tidak lagi dapat terbendung. Air mata nya lolos membasahi pipi nya. Kanna beranjak dari duduk nya dan pergi ke dalam kamar nya.

"Kanna! Tolong dengar penjelasan ayah dulu Kanna!" Teriak ayah Kanna.

"Saya tau ini berat bagi Kanna om. Jadi, berikan waktu dulu kepada Kanna. Biarkan dia memikirkan keputusan nya" ucap Ibra.

"Oma, Oma jangan sedih ya. Ibra pasti bisa luluh in hati Kanna" ucap Ibra meyakinkan Hati nenek nya itu.

"Om, Karina boleh ke kamar Kanna?" Tanya Karina.

"Tentu saja. Silahkan kamar Kanna di tengah ya di depan pintu nya ada tulisan nama nya" ucap ayah Kanna.

"Karina akan coba ngomong sama Kanna ya Oma" ucap Karina dan di balas anggukan oleh Oma.

Karina berjalan menaiki anak tangga menuju kamar Kanna.

Tok.. tok.. tok..

"Kanna, aku boleh masuk?" Ucap Karina.

Namun, tak ada balasan Karina mendorong pelan pintu kamar Kanna dan ternyata tidak di kunci. Karina pun mencoba membuka pintu nya lebih lebar.

Setelah terbuka dengan sempurna Karina memasuki kamar Kanna.

"Kanna? Kamu di mana?" Panggil Karina namun tidak ada jawaban.

Karina mendengar gemercik air dari kamar mandi Kanna. Ia membuka nya sedikit dan lagi lagi tidak di kunci.

Ia begitu terkejut ketika melihat Kanna tergeletak di lantai kamar mandi dalam keadaan Air Shower menyala.

Karina pun segera berlari ke bawah dengan wajah ketakutan.

"Om k-ka-kanna om!" Ucap Karina terbata bata.

"Kanna kenapa?" Tanya ayah Kanna.

"Kanna pingsan om!" Ucap Karina.

Bunda Kanna dengan cepat berlari ke kamar Kanna begitu pula dengan orang orang yang ada di ruang tamu.

Ayah Kanna terkejut melihatnya Keadaan Kanna di kamar mandi.

Ia segera mematikan Shower nya dan menggendong Kanna keluar kamar mandi.

Bunda Kanna juga langsung menyelimuti Kanna dengan handuk.

"Ayah, sebaiknya ayah dan yang lain turun ke bawah untuk makan. Bunda akan Menganti baju Kanna dulu" ucap bunda Kanna.

Ayah Kanna dan yang lain nya langsung turun ke bawah untuk makan malam sedangkan Bunda Kanna membantu Kanna mengganti baju.

"Ehm Tuan Sena tolong maafkan ketidaknyamanan ini" ucap Ayah Kanna.

"Tidak apa apa tuan Rajesh kami bisa memaklumi nya" ucap Tuan Rassena.

"Sebaiknya malam ini kalian menginap di sini karena tidak baik kalian berkendara di malam hari" ucap Ayah Kanna.

"Apa kami tidak merepotkan Anda tuan?" Tanya Ibra.

"Tentu saja tidak" ucap Ayah Kanna.

"Karina bisa tidur dengan Kanna" ucap Ayah Kanna.

"Terimakasih banyak om" ucap Karina.

"Ayo ayo silahkan di makan. Sebagai besar makanan ini yang memasak kanna loh" ucap ayah Kanna.

Tidak lama bunda Kanna turun untuk bergabung dengan yang lain nya.

"Bagaimana keadaan Kanna?" Tanya Oma.

"Syukurlah Kanna Tidak apa apa Nyonya seperti nya dia tadi syok jadi dia pingsan" ucap Bunda Kanna.

"Ibra, setelah Kanna menjadi istri mu Oma mau kamu jaga dia Baik baik. Jika sampai Kanna sakit Kamu yang akan Oma hukum" ucap Oma dengan tegas.

"Oma, ayo lah kan Kanna juga belum bilang setuju atau tidak" ucap Nyonya Rassena.

"Tapi, Oma mau dia yang jadi Istri Ibra! Ibra adalah cucu Oma yang paling Oma sayang jadi, Oma mau dia bahagia dengan pilihan Oma!" Ucap Oma dengan tegas.

"Tante, masakan Kanna enak banget besok Karina boleh kan minta di ajarkan memasak sama Kanna" ucap Karina.

"Tentu saja nona" ucap Bunda Kanna.

"Tante tidak perlu memanggil ku nona cukup panggil aku Karina" ucap Karina.

"Baiklah kalau begitu" jawab bunda Kanna.

"Tuh, Kanna saja pintar memasak. Masakan nya enak pula betah Oma kalau begini" sindir Oma.

"Oma, gak boleh gitu atuh" ucap Tuan Rassena.

"Kenapa? Memang benar kan?" Ucap Oma yang keras kepala.

Malam sudah menunjukkan pukul 22.00 Ibra tidur bersama Tuan Rassena sedangkan Oma tidur bersama Nyonya Rassena.

Karina masih terjaga di kamar Kanna sembari memainkan ponsel nya.

"Ugh" lenguh Kanna.

"Kau sudah bangun" ucap Karina membantu Kanna duduk.

"Apa yang kau lakukan di kamar ku?" Tanya Kanna sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Aku menginap di sini bersama yang lain. Bagaimana keadaan mu?" Tanya Karina.

"Syukurlah aku sudah baik baik saja" ucap Kanna.

"Boleh kah aku katakan sesuatu?" Tanya Karina.

"Tidak ada yang melarang mu berbicara dari tadi" ucap Kanna.

"Jujur saja Aku iri dengan diri mu. Kau mempunyai keluarga yang sangat menyayangi mu, Tidak seperti ku" ucap Kirana.

"Kenapa kau mengatakan hal itu kepada ku? Jangan bilang kau menggunakan Trik ini untuk membuat ku bersimpati kepada mu" ucap Kanna.

"Terserah kau mau mengganggap nya apa. aku terlahir dari Rahim seseorang yang ingin menjadi orang ke 3 ayah ku" ucap Kirana menyandarkan kepalanya di dinding.

"Maksud mu kau bukan anak dari Nyonya Rassena?" Tanya Kanna terkejut.

"Iya, aku lahir dari selingkuh an ayah ku. Tapi, ibu ku tetap menyayangi ku seperti putri nya sendiri tapi, Oma. Oma sama sekali belum menerima ku sepenuh nya. Kau tau, aku berusaha mendapatkan nilai terbaik agar aku bisa satu kelas dengan mu. Oma meminta ku untuk mengawasi mu setiap waktu" ucap Kirana dengan senyuman yang getir.

"Jadi, selama ini kau mengawasi ku?!" Ucap Kanna tidak menyangka bahwa Karina benar benar mengkhianati nya.

Kirana mengangguk kan kepala nya sebagai pertanda kebenaran.

"Kau ingat ketika kau jatuh dari tangga? Oma memarahi ku karena tak bisa menjaga mu" ucap Karina.

"T-tunggu kenapa Oma mu begitu terobsesi dengan ku? Banyak wanita yang lebih cantik daripada aku kenapa harus aku?" Ucap Kanna.

"Apakah orang tua mu belum menceritakan kebenaran yang sesungguhnya kepada mu?" Tanya Kirana. Kanna hanya menggeleng kan kepala nya sembari mengingat apakah orang tua nya pernah mengatakan sesuatu.

"Aku lahir di waktu yang sama dengan putri ibu ku tapi, karena kecerobohan ayah mu ketika menyetir membuat ia menabrak ibu ku dan membuat saudara ku meninggal dunia. Ayah mu berjanji akan memberikan mu kepada keluarga ku sebagai istri dari salah satu kakak ku. Karena itulah keluarga ku benar benar menjaga mu karena kau adalah calon istri kakak ku!" Ucap Kirana.

"Ini semua bohong!" Ucap Kanna tidak percaya. Air mata nya kembali mengalir membasahi pipi nya.

"Kalau kau tidak percaya maka tanyalah kepada ayah mu! Apa kau tau sebenarnya kau mempunyai 1 saudara laki laki tapi, aku tidak tau di mana keberadaan nya" ucap Karina.

"Kenapa kau bisa tau banyak tentang hal ini?" Tanya Kanna.

"Ayah dan ibu yang menceritakan semua nya" ucap Karina.

"Kakak mu, harus bekerja di perusahaan kakak pertama ku sebagai jaminan jikalau kau tidak mau menikahi kakak ku maka kakak mu akan di jadikan budak. Tapi, aku tidak tau dia sekarang di tempatkan di mana" ucap Karina.

"Budak?! Hah?! Jaman apa ini?! Ini sudah merdeka dan keluarga mu masih menganut sistem budak?! Kuno sekali!" Ucap Kanna kesal.

"Tolong beritahu aku di mana kakak ku" sambung Kanna.

"Orang tua mu saja tidak tau dia ada di mana apa lagi aku. Jika kau ingin tau di mana kakak mu maka menikah lah dengan kakak ku kau bisa menyelidiki nya sendiri" ucap Kirana.

"Bagaimana aku bisa menikah Kiran, aku masih terlalu muda. untukmengemban tugas sebagai istri! Kau dan aku seumuran bagaimana bisa aku menggendong anak lebih dulu dari mu!" Ucap Kanna sembari menatap tajam Kirana.

"Aku ada cara, kau bisa mengajukan beberapa syarat untuk pernikahan itu aku yakin Oma tidak akan menolak nya. Karena dia benar benar menyukai mu" ucap Kirana.

"Bagaimana kalau rencana itu gagal?" Ucap Kanna.

"Aku akan selalu ada di pihak mu Kan" ucap Kirana.

"Aku akan memikirkan nya lagi nanti. Sekarang sudah larut tidur lah" ucap Kanna.

Kanna akhirnya memposisikan tidur nya. Ia menarik selimut dan segera tidur agar dia tidak bangun terlambat.

Begitu pula dengan Kirana.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!