Lagi. Azka kali ini sudah tau harus kemana. Dia terlihat santai. Talita sangat nyaman berboncengan dengan Azka. Karena Azka tidak terlalu ngebut mengendarai motornya.
Mereka akhirnya sampai di warung tempat mereka biasa duduk. Kali ini Azka memesan menu makanan berat. Karena dia sengaja tidak makan, agar dia bisa makan banyak sambil ditemani wanita pujaannya.
Menu mereka sama. Mereka sama-sama menyukai ikan bakar pakai sayur cah kangkung.
Makanan yang di pesan pun datang.
"Yeee... akhirnya datang. Aku dah laper banget." ucap Talita.
Azka pun ternyata melakukan hal yang sama. Dia ikut-ikutan langsung makan dengan lahapnya. Begitu di akhir ternyata Talita tidak meninggalkan sisa ikan bakarnya kecuali tulang belulang ikan yang benar-benar nggak bisa di nikmati.
Azka juga tidak kalah dari Talita. Ikan yang ada dipiringnya langsung ludes. Bahkan Azka menyisipi setiap tulang dan celah agar tidak ada sisa ikan yang mubazir terbuang.
"Azka, uudah tu. Kasian ikannya nggak berbentuk lagi" gurau Talita.
"kamu kayak yang nggak aja. Tengok noh, ikannya kasian!" Azka membalas Talita.
"Padahal kalian sama saja, sama-sama nggak ada malunya" tiba-tiba Delon dan Shasa datang. Dan ikut gabung bareng mereka.
"Shasa? kok baru nyampe? aku pikir kalian nggak jadi dateng." ucap Talita.
"Datang dong Ta." jawab Shasa.
"Kalian pesan yuk! mau makan apa?
"Aku sudah kenyang Ta. Tadi udah makan dulu dirumah." jelas Shaha.
"Oh ok"
Mereka asyik berbincang dan menikmati minuman mereka. Namun hari sudah menunjukan pukul lima sore. Talita memilih berjalan menyisiri pantai sebelum kembali ke rumah.
" Ta kemana?" tanya Azka pada Talita yang mulai menjauh.
"Aku mau menyisiri pantai dulu, kalian ikut?" tanya Talita pada ke tiga temannya.
"Nggak ah. Aku capek dan nggak suka jalan-jalan di atas pasir" balas Shaha.
Iya. Shaha paling nggak suka kakinya menyentuh pasir. Dia teman dari kecil Talita. Talita tau persis sifatnya yang serba bersih. Paling anti sama pasir dan air ombak. Katanya bisa bikin gatel.
"Aku ikut!"
Azka mengikuti Talita dari belakang. Dan mereka memang sama-sama penikmat alam. Lagi..., mereka berjalan , bercerita, bercanda dan berlarian setelah saling mengejek. Mereka bermain kejar-kejaran layaknya anak kecil yang rebutan mainan.
Azka dan Talita benar-benar mempunyai hobi dan kebiasaan yang sama. Bahkan kali ini mereka main siram-siraman air ombak. Hingga pakaian Talita basah.
Talita hanya menggunakan kaos oblong. Kali ini dia juga menggunakan kaos oblong putih dengan motif yang berbeda. dan memakai celana jeans seperempat.
Baju yang di kenakan Talita basah langsung saja mengakibatkan pakaian itu memperlihatkan lekuk indah tubuh Talita. Azka terdiam. darahnya berdesir hebat. Ingin dia meraih tubuh gadis itu dan memeluk erat dalam dekapannya.
Tapi Azka tidak berani. Tidak tau mengapa, Azka begitu takut menyentuh Talita. Talita hanya mandang Azka yang termenung dan terdiam tapi menatap tajam ke arah Talita.
Talita melambaikan tangannya di depan wajah Azka. Azka langsung berkedip dan tertawa menyeringai.
"Kamu kenapa?" tanya Talita lagi.
"Ah..., hahahha, nggak apa-apa. Hanya...., hanya saja. Kamu terlalu indah untuk tidak di pandang" ucap Azka .
Jawaban Azka membuat Talita malu dan tersipu sipu. lalu Talita menundukan pandangannya. Azka memegang dagu Talita dan mengarahkan wajah Talita tepat menatap nya. Mata mereka bertemu dan saling pandang. Bibir Talita terlihat sangat menggiurkan. Ada godaan dari dalam hati Azka untuk ******* bibir indah itu. Namun Azka menepisnya.
Sejenak mereka berdua terdiam.
"Ta!" Azka membuka suara dan melihat dalam ke mata Talita.
" Ya?" Talita berharap Azka mendekat dan mencium bibirnya. Karena Talita yakin Azka sangat tertarik dengan bibir Talita, seperti halnya Talita yang sangat tergiur melihat bibir Azka yang manis merekah mengundang sejuta getaran di dadanya.
Azka mendekat, namun ternyata bibir Azka tidak meraih bibir Talita. Dia malah mendekati telinga Talita. dan berbisik lembut di ujung telinga Talita.
"Jadilah kekasihku"
Kemudian Azka menarik dirinya lagi dan menatap kembali wajah gadis cantik yang berdiri didepannya.
Talita sangat malu. Karena dia sempat berfikiran kotor bahwa Azka akan mencium bibirnya. Tapi, tetap saja Talita bahagia mendengar permintaan Azka. Dan tanpa malu Talita mengangguk sambil tersenyum manis.
"Yes...," Azka besorak dan mengelilingi Talita.
Talita hanya bisa tersenyum.
"Ok berarti kita resmi pacaran ya!"
"Iya" jawab Talita sambil mengangguk penuh rasa bahagia. Seketika Talita berubah menjadi gadis pemalu.
Azka kemudian mendekat lagi.
"Ta, ini adalah pertama kalinya aku menyatakan cinta pada perempuan. Dan ini pertama kalinya aku tidak menyentuh gadis yang aku sukai. Karena aku ingin memilikimu seutuhnya kelak. Jadi aku akan menjagamu untuk tetap bersih tanpa sentuhan dari ku atau dari yang lainnya. Itu janjiku padamu!"
Seketika Talita terharu dan matanya mulai berkaca kaca.
"Kamu?" kamu benar-benar mencintai aku?" tanya Talita untuk lebih meyakinkan lagi.
"Benar, dan kamu cinta pertamaku dan akan jadi cinta terakhirku. Kecuali maut memisahkan kita. Maka akan aku pinang kamu begitu lulus sekolah nanti. Meskipun aku belum bekerja, aku akan pasti kan aku bisa menafkahimu dengan layak nanti!"
Sudah tidak tahan lagi. Air mata Talita tidak bisa di bendung lagi. Talita menangis terharu, tapi benar saja. Azka hanya menghiburnya. Azka sama sekali tidak menyentuhnya .
Azka. Lelaki kota yang biasa di kenal sebagai sadboy. Bisa begitu menghargai seorang gadis desa seperti Talita. Talita benar-benar merasa di spesialkan oleh Azka.
Sudah mulai malam. Dan matahari sudah tenggelam. Sunset juga hampir menghilang. pernyataan cinta Azka tepat saat sunset menghiasi langit biru pantai favorite Talita.
"Kita pulang yuk!" ajak Azka.
"Ayu" Ucap Talita
Mereka kembali ke warung tempat dimana mereka meninggalkan teman mereka tadi. Tapi ternyata tidak ada Shaha maupun Dellon di sana. Azka dan Talita kemudian menyusuri pondok dan pohon-pohon yang ada disekitar sana.
Ternyata Delon dan Shaha sedang asyik memadu kasih dibalik pohon kelapa dekat parkiran motor mereka.
Delon dan Shasa terlihat sedang berciuman. Mereka bahkan sampai tidak sadar kalau Azka dan Talita sudah berada di dekat mereka. Astaga. Delon memegangai Gunung kembar Shasa sambil berciuman.
'Mereka hot banget' pikir Talita.
Azka yang dulu juga terbiasa seperti itu santai saja melihat kelakuan Delon dan Shasa. Dia bahkan tidak tau kenapa begitu sangat menjaga Talita. Mungkin karena dia yakin. Talita gadis pilhan hatinya yang akan selalu di jaga bagaikan permata.
"Oi pulang yuk! sampai kapan kalian mojok disana?" goda Azka pada Delon dan Shasa. Shasa sontak menjadi malu. Sedangkan Delon dia malah berbangga diri.
Sedangkan Talita. Dia bertanya tanya sendiri. Apa yang ada di pikiran Azka saat ini.
Bersambung ya....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments