Biarlah Cinta Tumbuh Tanpa Ikatan

Keesokan harinya

"Pagi sayang" sapa Delon pada Shasa.

"Pagi juga sayang" Shasa menjawab sapaan Delon.

Lalu mereka berbicara berdua dengan mesra sambil berpegangan tangan. Talita hanya tersenyum dengan kemesraan mereka.

Lalu tiba-tiba Azka juga datang. Begitu Azka masuk kelas jantung Talita mulai berdebar kencang. Azka berjalan tanpa menatap ke arah Talita. Tidak seperti biasanya. Biasanya orang pertama yang akan dipandang dan di sapa Azka adalah Talita. Tapi, kali ini, hari ini. Azka bahkan tidak melihat ke arah Talita.

Begitu Azka duduk di bangkunya, tepatnya di belakang Talita. Azka baru membuka suara dan menyapa Talita.

"Hai Talita" sapa Azka dari belakang.

" Hai" jawab Talita tanpa menoleh.

Talita gugup, jantungnya berdetak kencang, wajahnya memerah, bibir bawahnya setiap saat di gigit dan dikulumnya sendiri. Bahkan kakinya tidak hentinya digoyangkannya tanda gugup.

Mereka terlihat sangat kaku. Tidak sama dengan pasangan yang lain. Biasanya pasangan lain saat jadian mereka akan saling sayang dan menyapa seperti halnya Shasa dan Delon. Tapi Talita dan Azka malah berbeda.

Mereka sangat kaku. Baik Azka maupun Talita mereka lebih memilih diam, dan debaran-debaran diantara mereka malah membuat mereka tidak berdaya. Jangankan untuk saling berkata. Bahkan saat mata mereka beradu pandang, Talita dan Azka langsung saling membuang muka.

Bukan karena benci. Tapi tatapan itu membuat mereka menjadi salah tingkah. Getaran-getaran cinta membuat mereka ingin saling menyentuh dan menjamah saat bertatapan. Tapi, rasa cinta yang tulus melarang mereka melakukan itu. Hingga mereka kikuk dan bingung untuk bersikap.

Sampai akhirnya bu guru memberikan tugas kelompok. Dimana Azka, Delon, Talita dan Shasa menjadi satu kelompok.

Delon dan Shasa sangat senang. Mereka malah kerap curi-curi kesempatan untuk saling berpegangan tangan. Tanpa mereka sadari, kedua teman mereka sama sekali tidak mengeluarkan kata satu patah pun. Azka dan Talita hanya sibuk melihat catatan mereka masing-masing. Tidak satupun dari mereka yang bersuara. Yang terdengar hanya suara cengengesan dari Delon dan Shasa yang bermanja manja.

Talita dan Azka yang sedari tadi hanya diam dan melihat buku catatan mereka, tiba-tiba saling mengangkat wajah dan saling bertatapan. Mata mereka beradu pandang. Lalu...

"A...aku. Aku ijin ke toilet" Talita buka suara dengan tergagap, karena mata mereka sudah terlanjur saling menatap.

Azka hanya tersenyum, matanya reflek sering berkedip begitu melihat ke arah Talita dan bibirnya sedikit kembali terbuka sedikit melebar seakan senyum penuh rasa grogi. Lalu dia melempar pandangannya ke arah langit kanan lanjut menutup matanya bernafas berat dan kembali membuka matanya sambil tersenyum menahan kata yang membuat dadanya sesak.

Talita sudah dalam keadaan berdiri. Tapi, dia belum meningalkan tempat duduknya. Dia masih terpana melihat Azka yang merasa sesak menahan kata di dada nya. Talita tau itu, karena dia pun merasakan hal yang sama.

"Mau kemana Ta?" Tanya Shasa.

"Aku mau ke ke toilet Sha" ucap Talita.

"Aku ikut ya!"

"Yuk" ucap Talita lagi.

"Kami ijin ke toilet dulu ya!" ucap Talita lagi pada Delon dan Azka.

"Ha iya, hati-hati" ucap Azka kikuk .

Talita dan Shasa meninggalkan kelas.

"Loe kenapa Ka?" tanya Delon heran.

"Kenapa apaan?"

"Gua lihat lu dan Talita dieman aja dari tadi. Persaan kalian berdua manusia super bising deh." ucap Delon

"Apa loe berdua berantem?" tanya Delon lagi.

Azka menggeleng.

"Lalu kenapa kalian berdua malah diem-dieman?" tanya Delon lagi.

"entah" jawab Azka yang juga bingung.

*****

Jam pulang sekolah

"Ka, gua jalan dulu ya, gua gabisa pulang sama loe" ucap Delon pada Azka sambil menepuk bahu azka.

"Ha..., kenapa?" Azka heran karena biasanya Delon paling jagain dia banget untuk ngajakin pulang bareng.

"Loe gimana sih ka gua kan habis jadian sama Shasa, jadi gua anter dia pulang dong." jelas Delon sambil menggerakan kedua alisnya.

"Oh gitu ya?" Azka malah bengong.

Mereka berdua kemudian menghampiri Shasa dan Talita yang sudah menunggu diluar pagar sekolah.

Azka menatap Talita dari kejauhan hingga akhirnya mereka saling berhadapan. Talita menatap Azka. Kedua mata itu saling bertatapan dan sendu. Gerakan bibir yang sedikit terbuka merupakan tanda bahwa ada ucapan yang saling tertahan.

" Kamu cantik banget, aku menginginkanmu sayang. Tapi, tidak tau mengapa, aku bingung harus memulai kata darimana? hatiku bergetar, jantungku berdetak tidak seperti semestinya. Nafasku tidak beraturan setiap kali melihat tatapan matamu. Ya Tuhan, seburuk inikah sikapku untuk mengendalikan nafsuku terhadapmu?" bisik Azka dalam hatinya.

"Oi, lu ngapain? bengong aja." Delon kembali menepuk bahu Azka.

"Ah, nggak." Azka menjawab singkat.

"Oya , Azka aku titip Talita ya ka. Aku harini mau pulang bareng Delon." pinta Shasa.

"Bukannya Talita di jemput ayah nya?" Azka kemudian melirik ke arah Talita yang berada di sampingnya. "Deg" lagi...., mata itu bertemu pandang. Azka langsung membuang muka dan

menghembuskan nafas berat.

Talita merasa sedih karena Azka bersikap demikian. Mata Talita langsung mendung. Dia merasa di acuhkan. Dan perlahan dia melangkah mundur, lalu berlari meninggalkan Azka, Delon dan Shasa.

"Talita?" loh Talita kenapa?" tanya Shasa pada Azka.

Azka hanya menggeleng. Kemudian mengejar Talita.

"Ta..., Talita!"

Talita tetap berlari tanpa mengindahkan panggilan Azka. Azka berlari lebih cepat, hingga akhirnya bisa menyusul Talita. Azka menarik tangan Talita lalu memeluknya.

" Kamu, kamu jangan pergi. Aku tidak akan membiarkanmu pergi!" ucap Azka.

Talita menangis dalam pelukan Azka.

"Kamu jahat, kamu diemin aku dan kamu tidak mau melihat aku sama sekali. Kamu selalu membuang muka. Apa salah aku?" Talita masih menangis dalam pelukan Azka.

Azka melepas pelukannya. Dan menatap Talita.

"Kamu..., " belum sempat berucap Azka langsung mencium bibir Talita.

Talita termenung dan hanya terdiam. Azka melepas ciumannya. Lalu melihat wajah Talita lekat.

"Ini alasan aku tidak bisa menatapmu!"

"Aku sangat bergairah bila di dekatmu. Status hubungan kita membuat aku jadi merasa memilikimu dan ingin membawamu dalam duniaku yang penuh dengan sexs. Asal kamu tau, aku bukanlah lelaki baik-baik. Aku terbiasa berhubungan fisik dengan lawan jenisku. Tapi, aku tidak bisa melakukannya padamu. Tidakkk! aku tidak mau. Karena aku sangat mencintaimu dan ingin menjaga marwah mu sebagai perempuan."

Azka berbicara sambil menatap mata Talita dalam dan kemudian menundukan pandangannya.

"Aku sangat menginginkanmu! tapi aku pun ingin menjagamu" Azka kembali mengulang ucapannya pada Talita kali ini tanpa melihat ke arah Talita sama sekali. Dia menunduk dan benar-benar hanya menunduk.

Talita kemudian mengangkat pelan wajah Azka , hingga akhirnya kembali mata mereka beradu pandang.

"Jika itu masalahnya, lebih baik kita tidak usah mempunyai ikatan. Biarlah cinta ini tumbuh tanpa ikatan. Asalkan dia tau siapa pemilik hatinya."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!