"Rumah kamu dimana?" tanya Azka pada Talita.
"Cuma sepuluh menit kalo pake kendaraan"
"Aku antar aja boleh ngga?" tanya Azka.
"Kan dah di bilang, aku di jemput ayah, nah itu ayah aku datang" Talita menunjuk sebuah mobil sedan merah. Talita lalu masuk ke mobil dan di ikuti oleh Shasa.
"Bye.... cowok tampan" teriak Talita pada Azka sambil melambaikan tangannya.
"Bye ketcan" Azka tersenyum manis. Dia yakin Talita adalah gadis yang dia impikan selama ini.
"Hei bro sampai kapan loe bakal melambai terus?" tanya Delon pada Azka.
" Wkwkwkw, sori. Gua kepincut banget sama tu cewek." Jawab Azka polos.
"Hm... mending loe pikir-pikir lagi deh" ujar Delon.
"Memangnya kenapa?"
Delon meninggalkan Azka, dan Azka berlari kecil mengerjar Delon. Lalu Azka menghentikan langkah Delon dengan meraih tangan Delon ke belakang hingga Delon spontan berbalik bertatapan dengan Azka.
"Kenapa lon? loe suka dia juga?"
"Ini bukan masalah suka Ka. Gua cuma nggak mau loe patah hati. Makanya sebelum loe terlanjur cinta gua bilangin ya. Talita itu anak orang paling terpandang di kampung kita ini. Tidak satupun yang diijinkan memasuki pagar rumah Talita. "
"Terus masalah nya apa?"
"Masalahnya. Gimana mau kencan sama cewek yang di sekap terus dirumah kayak itu?" jelas Delon.
Azka langsung tertawa renyah.
"Gua pikir karena loe suka dia juga makanya loe larang gua"
"Gua suka dia, nggak ada yang nggak suka dia dikampung ini. Dia cantik, ramah banget, nggak pernah pacaran dan baik. Hanya itu tadi. Dia nggak bisa dibawa kemana mana." Jelas Delon.
"Kalau masalah itu biar gua yang jalani, yang penting loe dukung gua ya sob!" ucap Azka merasa sudah langsung dekat dengan Delon.
"Wokeh" Delon akhirnya tersenyum lagi.
Azka kemudian menarik tangan Delon kembali ke arah sekolah.
"Woi...., woi...., ngapain bro?"
"Kita ambil sesuatu dulu" jawab Azka.
Dengan pikiran yang sedikit bingung, Delon percayakan langkah nya pada Azka. Ntah kemana Azka membawanya berjalan. Yang jelas mereka berjalan kembali ke arah sekolah.
Disamping sekolah mereka ada kantor lurah. Azka memasuki halaman kantor lurah tersebut kemudian mendekati sebuah motor CBR merah. Azka mengeluarkan kunci dan menghidupkan mesin motor tersebut.
"Wuiiiii, ajib bener... ini motor siapa Ka?" tanya Delon pada Azka.
"Motor lurah di dalam" jawab Azka sekenanya.
"Beneran ka?" tanya Delon lagi.
"Ya nggak lah, ini motor gua Lon. Kalo milik orang lain. Ngapain gua punya kuncinya?"
"Siapa tau loe disuruh markirin tu motor tadi" jawab Delon asal sambil tertawa.
Azka tertawa lepas. "Wkwkwkwk, teman ****** loe. Yuk naik, gua antar pulang" Dan mereka berdua tertawa lepas sambil banyak melakukan pembicaraan di jalan.
Rumah Delon lumayan jauh, sekitar dua puluh menit perjalanan pakai kendaraan. Mama Delon adalah salah satu guru di SMA mereka. Tapi mama Delon jam sepuluh tadi sudah pulang karena hanya mengajarkan satu mata pelajran pada hari jumat.
"Yuk masuk"
Mereka sampai dirumah Delon dan sebuah rumah semi permanen yang lumayan besar. Dihiasi bunga-bunga. Kamar Delon berada di teras rumah. Jadi mereka tidak harus masuk ke rumah utama.
Hari pertama Azka langsung akrab dengan Delon. Mereka terlihat asyik. Dinding kamar Delon bertempelkan poster-poster penyanyi rock. Kamar sederhana itu sangat sejuk dan nyaman. walaupun tidak ada apa-apa di dalam nya selain sebatang kasur dan sebuah lemari kecil.Juga ada sebuah meja pelajaran yang mana semua buku tersusun rapi. Delon terlihat sangat rapi.
Sudah pukul empat sore. Azka pamit pulang. Tapi belum lama keluar dari rumah Delon. Azka menerima sebuah pesan.
"Aku liat status WA Delon. kamu lagi dirumah Delon ya?"
"Iya, ni baru mau pulang." balas Azka.
"kenapa? kangen?"
"Wkwkk. anggap saja iya" balas pesan dari Talita.
"Otw" pesan terkirim
Azka langsung gas ke rumah Talita.
Sesampai di pagar rumah Talita. Ada satpam mengawal di pintu gerbang. Talita terlihat di ujung pintu rumah, tapi dia tidak mendekat.
"Pergi kesamping dekat pohon rambutan yang menjorok keluar pagar tembok." sebuah pesan terkirim ke Azka.
Azka berdiri lalu di bawah pohon tersebut. Tidak lama kemudian sebuah suara dari atas kepala Azka memanggilnya.
"Hei cowok tampan!" Talita memanggil Azka dari atas pohon rambutan itu. Pohonnya lumayan besar dan ada sebuah dahan bercabang yang menyatu dengan tembok pagar Talita .
"Wow.." Azka terlihat takjub dengan Talita si ketua kelas cantik pintar, sekarang ditambah lagi dia jago manjat. Jiwa petualang sepertinya ada didiri Talita. Tentu saja Azka suka itu. Jika benar, maka Talita dan dia adalah duo orang yang mempunyai ke pribadian yang sama.
Talita kemudian berusaha duduk di atas pagar tembok tersebut. Kemudian tangannya memberikan aba-aba agar Azka mendekat dan menyambut Talita saat Talita melompak.
Akhirnya Talita melompat dan tepat jatuh dalam pelukan Azka. Lagi, mata mereka bertemu pandang dan sebuah senyum menghiasi dua bibir insan yang saling mengagumi itu.
"Ayo"
Talita langsung mengambil helm yang berada di atas motor Azka.
"Aku yang pake helm ya!"
Azka hanya mengangguk, kemudian menghidupkan mesin motornya. Dia hanya menjalankan motornya dan tidak tau akan membawa Talita kemana.
"Belok kanan!" Talita memberikan aba-aba.
"Nah kesana, diujung jalan sana ada pantai. Kita kesana ya!" ajak Talita.
"Oke"
Azka memakirkan motornya. Pantai itu sangat indah dan bersih. ada beberapa meja dan kursi yang tersusun rapi dan ada yang berjualan.
"Desa ini hanya desa kecil, Begitupun pantainya. Tapi sangat indah dan bersih. Aku sering kesini menghabiskan waktu." terang Talita
"Benarkah? bukannya kamu tidak diijinkan keluar rumah?" tanya Azka lagi.
Talita mengereyitkan jidatnya. "Siapa bilang?"
"Delon"
"Hm..., gapapa. Biar saja mereka beefikir begitu" Talita lalu tersenyum dan bermain ombak.
Mereka berdua berjalan dan berlarian menyusuri pantai. Talita terlihat cantik dengan kaos oblong putih lengan pendek dan celana seperdelapan itu. Kulitnya yang sao matang memperlihatkan aura gadis desa yang polos dan belum tersentuh polesan make up atau skiencare apapun.
Lelah berlarian...., Talita menghempaskan tubuhnya di atas pasir putih kering itu. Azka menatap silau dengan terpaan cahaya matahari sore yang mulai tenggelam. Cahaya yang indah, warna langit yang memikat hati . Apalagi sosok gadis cantik bertema langit sunset terbaring penuh pesona tertawa indah sambil mengatur nafasnya yang tidak beraturan karena sesak habis berlarian penuh canda.
"Kamu lelah?"
Azka berjalan mendekat kemudian berdiri dan menutupi cahaya matahari yang menyinari tubuh indah Talita. Talita menutup sebagian matanya dengan tangannya karen ingin melihat sosok Azka yang berdiri dengan keren nya di hadapannya.
Ada hasrat, Azka mendekat dan duduk di samping Talita. Lalu mereka berpandangan penuh rasa. Azka hendak menyentuh gadis itu. Dia menatap tajam dan dalam, bibir merekah Talita yang tersenyum mengundang hasrat Azka semakin menggebu. Tapi setelah itu Azka membuang pandangan nya ke laut agar pikiran kotornya lenyap. Dan mereka akhirnya memutuskan pulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
Nadin Ajjah
lanjut..
2022-05-13
2