Flashback
POV Aryan
Angin bertiup di bawah terik matahari sore , sekumpulan pemuda bermain bola di lapang , menikmati masa muda yang menyenangkan.
Mereka tidak menyadari sedang di perhatikan oleh seorang pria tua di pinggir lapangan,mengenakan pakaian jubah
serba putih,janggut putih panjang,menggunakan sebuah tongkat kayu dengan ukiran emas kuna di gagangnya , sorot matanya tajam mengikuti gerak gerik seorang pemuda, matanya terus menyoroti gerak anak tersebut.
"Itu dia orangnya, dia adalah orang yang terpilih, memiliki tekad kuat seperti batu cadas memecah ombak, tanggung layaknya singa merajai singa..."Gumam pria tua itu mengelus janggut panjangnya, berjalan perlahan dengan tongkatnya sambil terus memperhatikan gerik anak itu.
_ _ _
Di babak kedua masing masing tim saling jual beli serangan, bola sekarang berada di kaki tim Aryan setelah serangan tim Agung dapat di tahan Dede, dia melempar bola kearah Ridwan,dia berhasil mengontrol bola lalu menggiring bola melakukan serangan balik mencari posisi Aryan.
"Yann!!" teriak Ridwan melepas umpan lambung melewati bek lawan,dengan harap Aryan dapat mengejar bola,Aryan berhasil mengontrol bola dengan paha kaki kanan melihat arah gawang dan melepaskan tendangan voli.
Whushh
Bola melengkung kesudut atas kanan gawang dengan deras melewati tangan Dika masuk kedalam gawang, hingga merobek jala belakang mengarah ke seorang pria tua yang berjalan di belakang gawang, menghantam pria tua itu namun berhasil di tahan dengan tongkatnya terdengar suara 'Bug'.
Aryan yang panik lari menghampiri pria tua itu. "Kek, kakek tidak apa apa?" tanya Aryan cemas sambil memegang lengan kakek itu.
"Tidak apa apa nak ,kakek baik baik saja." Jawab Kakek itu. Setelah memastikan kondisi kakek itu Aryan melempar bola pada temannya dan memapah kakek itu ke kursi panjang pinggir lapangan.
"Yann, mau ke mana!!" teriak Ridwan, Aryan hanya menunjuk kesebuah kursi "oh... Cepetan mau mulai lagi nih."Jawab Ridwan mengerti.
Aryan bingung dengan sikap teman temannya yang tidak menghormati orang yang lebih tua biasanya mereka tidak seperti ini apalagi kakek ini baru saja terkena bola dari tendangannya, dan jelas mereka mereka melihatnya tadi "mereka mengapa yaa, ga kek biasanya,...mungkin karena sudah ku kutangani tetapi mesti mereka tak boleh acuh begitu." Batin Aryan tetap berpikir positif, Aryan mendudukkan kakek itu pada kursi panjang.
"Duduk kek, minum dahulu, " Aryan menyerahkan botol minum dari tasnya "kek beneran tidak apa apa?...ada yang sakit ga? " Aryan kembali memastikan kondisi kakek itu, karena takut kualat pada orang tua.
"Kakek tidak apa apa, kakek baik baik saja, " Kakek kembali meyakinkan Aryan "panggil saja Ki Margi. " Ucap ki Margi memperkenalkan diri.
"Oh Ki Margi...aki mau ke mana?" tanya Aryan.
"Aki mau ke alamat ini, " Sembari mengeluarkan selembar kertas berisi sebuah alamat "kamu tahu alamat ini?"tanya ki Margi.
"Oh jalan ***, ini di depan ki lumayan jauh si ki kalau nyikreuh maa, " ujar Aryan melihat alamat di selembar kertas"nanti Aryan anter, aki istirahat dahulu saja di sini, Aryan mau ke teman teman dahulu bentar yaa ki " ujar Aryan beranjak pergi dari kursi.
"Nak Arr... "ucapan ki Margi terhenti melihat Aryan kembali menuju kursi.
"Oiyaa ki, nih ada makanan , aki makan sambil istirahat yaa. " Ucap Aryan menyerahkan sekantung plastik makanan dari dalam ranselnya.
"Pemuda ini memang orang yang terpilih... " batin ki Margi, semulanya ki ingin meminta makanan pada Aryan , namun Aryan terlebih dahulu memberikannya padanya " ini sudah saatnya " batin ki Margi.
"Nak Aryan kemari sebentar... " panggil ki Margi, seraya memasukkan tangan kanan kedalam jubah putih nya.
"Iyaa ki ada apa? " tanya Aryan membalikkan badan bingung menatap ki Margi.
"Ini untuk kamu...." ucap ki margi mengeluarkan tas kain berwarna hitam dengan hiasan emas tiap sisinya, menyodorkan kepada Aryan.
"Buat saya ki?... " Ucap Aryan bingung dengan situasinya.
"Iyaa Ambillah! " bujuk ki Margi
"T-Terima kasih ki" Menerima tas kain itu dengan perasaan bingung"isinya apaa ki?... "tanya Aryan penasaran mengamati Tas yang di pegang nya.
" Di dalam nya ada cincin, buku teknik dan pengetahuan sepak bola pada zaman saat Indonesia masih bernama Hindia Belanda yang berhasil lolos Piala Dunia " Terang ki Margi
"Woahh...Piala Dunia.."Aryan antusias penuh minat, dan mencoba membuka tas di genggaman nya, saat Aryan membuka tas nya terjadi ledakan kecil muncul kepulan asap menerpa wajahnya
Boom Blousss
Seketika pandangan Aryan kabur memudar gelap.
Pov off
.
.
.
.
Di babak kedua masing masing tim saling jual beli serangan, bola sekarang berada di kaki tim Aryan setelah serangan tim Agung dapat di tahan Dede, dia melempar bola kearah Ridwan,dia berhasil mengontrol bola lalu menggiring bola melakukan serangan balik mencari posisi Aryan.
"Yann!!" teriak Ridwan melepas umpan lambung melewati bek lawan,dengan harap Aryan dapat mengejar bola,Aryan berhasil mengontrol bola dengan paha kaki kanan melihat arah gawang dan melepaskan tendangan voli.
Whushh
Bola melengkung kesudut atas kanan gawang dengan deras melewati tangan Dika masuk kedalam gawang, dia hanya bisa memandang bola bersarang di gawang yang dia jaga untuk kesekian kalinya.
Bugh
Aryan jatuh tengkurep ke tanah setelah menendang bola, teman teman nya mengira dia kehilangan keseimbangan saat mendarat, namun beberapa detik kemudian tak kunjung bangun.
"Woii ini si Aryan mengapa!!" teriak Dika pertama kali menyadari karena Aryan tempat di depan nya, semua teman teman nya mendekat.
"Yann... Heyy.. . Yann" panggil Dika membangunkan Aryan
"Dia mengapa Dik? " tanya Ridwan mendekat
"Gatau sesudah nendang bola di langsung jatuh " terang Dika
"Yann...Aryann bangun heyy.. . " panggil Ridwan membalikkan badan Aryan, menepuk nepuk pipinya "coba pake pake" Usul kaka mengibaskan kaus kaki ke wajah Aryan
"Uhuk... Uhukk"
"Hahaa...akhirnya" disambut tawa semua orang
Aryan bangun dengan kondisi yang menyedihkan
" Nihh minum duluu " Ridwan menyodorkan air minum
" Aman gaa nihh" tanya Aryan curiga karena trauma
"Gaa udah di campur racun hahaa.. . . Yaa aman laa" canda Ridwan " Kau tadi mengapa yaan? "sambung Ridwan khawatir
Aryan memenggak air yang di beri Ridwan, membasuh wajahnya, dan menceriakan kejadian yang dia alami, di balas dengan gelak tawa semua orang karena cerita Aryan tidak masuk akal.
" Tuhh liat jaringnya masih utuh hahaa"
"Aya aya wae maneh maa hahaa"
"Mungkin kau kurang minum Yann jadi berhalusinasi" kata Ridwan
Aryan pun berpikir begitu dia kurang minum jadi berhalusinasi, "tetapi mengapa terasa begitu nyata" dalam benaknya
Tampak seorang pria tua tersenyum dari kejauhan lalu memudar menguap di udara.
Flashback off
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
KING LIVERPOOL
up
2022-05-15
1
Mjay
lanjutkan...
2022-05-12
2
Ave Rous
ni bang like and comment
2022-05-12
0