Hari pertama masuk sekolah

Semakin hari Jani, Jho dan Gio tumbuh semakin besar dan kini tibalah saatnya mereka memasuki masa-masa sekolah.

Ya, Kini Jani, Jho dan Gio akan masuk ke sekolah pertama mereka di taman kanak-kanak (TK) yang ada dikampung tempat mereka tinggal.

Banyak anak-anak antara usia 5 sampai 6 tahun yang mendaftar kesekolah itu hingga ketiga bocah itu jadi punya banya teman.

Dihari pertama masuk sekolah semua anak-anak diantar oleh orang tuanya masing-masing. Jani yang memakai seragam sekolah lengkap dengan tas, sepatu dan rambut panjangnya yang dikucir dua nampak terlihat cantik, lucu dan menggemaskan diusianya yang masih kecil.

Dia diantar sekolah oleh bapaknya sebab ini adalah hari pertamanya memasuki dunia sekolah jadi Hadi menyempatkan diri untuk mengantar putri semata wayangnya ke sekolah dan bela-belain minta izin untuk tidak kerja dikantor sementara untuk hari-hari berikutnya Jani akan pergi ke sekolah diantar oleh kakeknya, Omnya atau kadang-kadang dititipkan ke Murni kalau kakek dan Om nya Jani sedang tidak bisa mengantar Jani sekolah.

Setelah bel sekolah berbunyi maka para anak-anak akan masuk kedalam kelas masing-masing sesuai yang telah dintentukan oleh gurunya sementara para orang tua akan menunggu mereka disekitar sekolah, ada yang didepan kelas, ada yang dikantin sekolah, ada yang ditaman sekolah dan ditempat-tempat sekitar sekolah lainnya.

Didalam kelas para guru mulai mengatur duduk para anak-anak dikursi yang mejanya diatur seperti berputar dan saat itu wali kelas Jani, Jho dan Gio bernama ibu Mira.

"Azka duduknya disamping Jani ya" titah bu Mira sambil menggiring Azka yang masih berdiri dengan kebingungan.

"Nah! Ini namanya Jani dan ini namanya Azka mulai sekarang kalian berteman ya" ujar bu Mira.

Azka dan Jani pun menurut saja. Diawal sekolah bu Mira tak langsung mengajar dia meminta pada anak-anak untuk memperkenalkan nama masing-masing agar mereka saling mengenal dengan teman sekelasnya.

Setelah berkenalan bu Mira mengajak anak-anak untuk bernyanyi bersama dengan banyak lagu sambil menirukan gerakan dari lirik lagunya, mereka semua pun bernyanyi dengan riang gembira.

Ketika selesai bernyanyi semua anak-anak disuruh kembali duduk dikursi masing-masing tapi dipojok sana ada seorang anak laki-laki yang terus berdiri, badannya terlihat bergetar karena menahan rasa ingin buang air kecil, bu Mira yang melihat itu langsung bertanya pada anak itu.

"Atar kamu kenapa bergetar seperti itu dan kenapa kamu tidak duduk seperti teman-tamanmu?"

Lalu Atar menjawab dengan wajah yang seperti ingin menangis.

"Aku.. aku.. mau pipis bu"

"Oh ya udah. Ayo! Pergi ketoilet" ajak bu Mira.

Atar lalu hendak pergi ketoilet diantar sama bu Mira tapi ketika mendekati ambang pintu ada anak-anak yang bertengkar karena rebutan pensil, akhirnya bu Mira melerai mereka dulu.

"Eh! Eh! Kalian tidak boleh bertengkar Ayo! berhenti" hardik bu Mira.

"Bu aku udah nggak tahan pengen pipis" keluh Atar sambil megangin bawah perutnya dengan kaki yang tak bisa diam.

Karena anak-anak yang bertengkar itu susah dihentikan akhirnya bu Mira menyuruh Atar pergi ketoilet sendirian.

"Atar kamu pergi ketoiletnya sendirian ya, kamu bisakan pipis sendiri?" tanya bu Mira.

"Bisa bu" jawab Atar.

"Toiletnya dekat ko, itu diujung kelas ada ruangan yang terpisah nah! Itulah toiletnya" ucap bu Mira memberi petunjuk.

"Iya bu"

Atar lalu pergi ketoilet sendiri. Tiba-tiba anak-anak lain juga pada kebelet pipis, mereka pun pergi menyusul Atar setelah meminta izin pada bu Mira.

"Bu aku juga mau pipis" ucap Jho sambil berlari.

"Bu Gio juga mau pipis" ucap Gio.

"Bu aku juga kebelet pipis" kata Azka.

"Ya udah, kalian susul Atar sana! Nanti ibu nyusul.

"Iya buuuuu!" serempak Gio, Azka dan Jho berkata.

Sementara Jani yang melihat itu lalu bergumam sendiri.

"Kenapa mereka pada pengen pipis? Aku ikutan juga ah!"

Biasanya jika ada seorang anak yang ingin pipis maka anak-anak yang lain suka mau ikut-ikutan seperti itulah juga dengan Jani. Dia lalu berdiri dan menyusul anak-anak lain setelah meminta izin pada bu Mira.

"Bu aku juga mau pipis kaya mereka" teriak Jani sambil berlari.

Ditoilet

Jho, Azka dan Gio yang berhasil mendahului Atar ke toilet lalu segera membuka celana mereka lalu mereka segera pipis sambil berdiri sementara Atar yang baru datang masih sibuk berkutat dengan sabuk celananya yang susah dilepas hingga membuatnya sedikit kesulitan membuka celananya.

Ketika anak-anak itu masih pipis tiba-tiba Jani muncul dan langsung ikutan pipis bersama mereka dengan posisi berdiri sama seperti mereka.

"Kalian sudah selesai pipisnya?" tanya Jani pada keempat anak laki-laki itu.

Sontak keempat anak laki-laki itu langsung melirik kearah Jani, mereka berempat pun serempak berteriak karena kaget ada anak perempuan masuk ketoilet laki-laki.

"Aaaaaaaaa...!!"

Gio, Jho dan Azka buru-buru menyelesaikan pipisnya dan merapihkan celananya sementara Atar yang belum sempat pipis jadi ngompol dicelana karena kaget dan sudah kebelet pipis.

"Kamu ngapain disini Jani?" tanya Jho.

"Mau pipis juga sama kaya kalian" jawab Jani dengan wajah polosnya.

"Kenapa pipisnya berdiri sama kaya kita? Kamu kan perempuan" tanya Jho lagi.

"Emang nggak, boleh ya?" Jani malah balik bertanya.

Bu Mira yang tadi sempat mendengar teriakan anak-anak kecil itu lalu segera menyusul ke toilet untuk mengecek mereka.

"Anak-anak kenapa kalian berteriak?" tanya bu Mira yang ngos-ngosan karena tadi berlari ke toilet sebab dia takut terjadi sesuatu pada anak-anak didiknya.

"Itu bu Jani pipisnya berdiri, kita jadi kaget" jawab Azka.

Bu Mira langsung menghampiri Jani lalu bertanya sambil memegang kedua pipi Jani dengan lembut.

"Sayang kenapa kamu pipisnya berdiri?"

"Tapi kan mereka juga pipisnya berdiri, bapak aku, Om aku dan kakek aku juga pipisnya berdiri kenapa aku tidak boleh pipis sambil berdiri?" tanya Jani dengan polosnya.

"Jani sayang, kamu kan anak perempuan jadi Jani harus pipisnya sambil jongkok biar air pipisnya nggak kemana-mana, jangan diulangi lagi ya sayang, yang seperti ini" ucap bu Mira sambil mengelus lembut kepala Jani.

"Iya bu" jawab Jani.

Tiba-tiba Pecahlah tangisan Atar, sontak semua mata langsung tertuju padanya.

"Atar kenapa kamu menangis?" tanya bu Mira.

Jho yang pertama kali menyadai kalau celana Atar basah langsung ngeledekin Atar.

"Ih! Atar ngompol bu, Atar jorok, Atar ngompol, Atar ngompol, Atar ngompol! " seru Jho sambil ngeledekin Atar.

"Atar ngompol, Atar ngompol, Atar ngompol" serempak anak-anak lagi menyoraki Atar sambil tepuk tangan.

Tangisan Atar makin menjadi-jadi "Hiks.. hiks.. hiks.. hiks.. hiks.."

"Udah.. udah.. !! Atarnya jangan diledekin. Ayo! Kalian kembali ke kelas" titah bu Mira.

Jho, Gio, Azka dan Jani akhirnya kembali ke kelas. Sementara bu Mira dan Atar masih ditoilet.

"Atar ikut ibu keruangan guru ya, disana ada seragam sekolah baru yang belum terpakai, nanti Atar ganti celananya yang basah dengan celana yang baru ya" ujar bu Mira.

"Iya bu.. hiks.. hiks.. hiks" jawab Atar yang masih terisak-isak.

Mereka pun segera pergi keruangan guru setelah selesai baru kembali ke kelas. Waktu pun terus berputar tanpa terasa kini jam sudah menunjukan pukul 10.00 pagi dan ini lah saatnya mereka pulang.

Bu Mira lalu menceritakan kejadian ditoilet pada Hadi dan Rumi supaya dijadikan pelajaran untuk anak-anak mereka agar tidak seperti itu lagi. Tentu saja itu membuat Hadi jadi merasa bersalah dan tidak enak hati karena lagi-lagi semua masalah itu disebabkan oleh putrinya yang masih polos, dia pun kemudian meminta maaf pada semuanya.

Tentu saja Rumi dan bu Mira memaafkan karena kenakalan dan ketidak tahuan anak-anak tentang sesuatu hal itu sering terjadi dimasa pertumbuhan mereka.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Fenti

Fenti

memang guru yang paling capek dan sabar guru TK.. semangat bu Mira

2023-01-10

1

Fenti

Fenti

kamu menghiburku jani malam ini dengan tingkah mu

2023-01-10

1

Fenti

Fenti

jangan buat aku ketawa dong thor

2023-01-10

1

lihat semua
Episodes
1 Kelahiran Rinjani
2 Bayi Kuntilanak
3 Jani ngambek
4 Hari pertama masuk sekolah
5 Awal mula rambut pendek
6 Lempar batu sembunyi tangan.
7 Masa-masa sekolah menengah pertama
8 Jelajah Malam
9 Pergi berlibur
10 Hilang seperti ditelan bumi
11 Belum ditemukan
12 Proyek pembangunan
13 Gadis kecil
14 Bidadari bersayap dongkrak
15 Gadis cantik didalam bus
16 Gadis cantik didalam bus part 2
17 Tenggelam
18 Sebuah Fakta
19 Kini kembali
20 Saling menerka
21 Kebohongan Jani
22 Keinginan yang terpendam
23 Kecewa
24 Dinasehati lagi
25 Maaf
26 Misi Shabira
27 Akhirnya dimaafkan juga
28 Pengakuan Atar
29 Flashback
30 Pertanyaan bikin bingung
31 Gara-gara nangkap katak
32 Selalu salah
33 Cemburu
34 Surat undangan
35 Hari Ayah
36 Bertengkar
37 Siapa yang mengkhianati siapa???
38 Terjebak oleh ucapan sendiri
39 Sulit
40 Pergi
41 Dikunci
42 Kekacauan di caffe
43 Masuk rumah sakit
44 Pilih Ibu atau Shabira?
45 Siuman
46 Jeritan hati
47 Kejelasan status
48 Menepati Janji
49 Lampu hijau
50 Tetap pada pendirian
51 Tawa dibalik duka
52 Dipecat jadi ayah
53 Malu
54 Ketahuan
55 Diusir
56 Melamar
57 Pulang
58 Terharu
59 Kemarahan Hadi
60 Hukuman bagi Atar
61 Dia itu Rinjani
62 Kedatangan keluarga Atar
63 Suratan takdir
64 Dion ngamuk
65 Mendadak mak comblang
66 Ke KUA
67 Rahasia yang tertimbun tanah
68 Lalu ini salah siapa?
69 Wedding
70 Hari yang penuh kebahagiaan
71 Bayi besar
72 Kehidupan baru untuk ketiga pria
73 Dikira cupu ternyata suhu
74 Wanita dengan bayi kecilnya
75 Siapa yang benar, Atar atau Raisa?
76 Makin rumit
77 Hal gila yang tak pernah aku dengar
78 Tipu daya Raisa
79 Sakit hati
80 Mencari kebenaran
81 Rencana Raisa
82 Krisis kepercayaan
83 Gio Kembali
84 Meminta putri dari ayahnya
85 Tak sadarkan diri
86 Spekulasi Atar
87 Terlantar
88 Kabar gembira
89 Mengajak Gio kerja sama
90 Kecurigaan Atar
91 Ayla Bitchi
92 Rahasia Jidan
93 Kejutan untuk Raisa
94 Akhirnya bahagia
95 Kenakalan remaja
96 Gen Rinjani
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Kelahiran Rinjani
2
Bayi Kuntilanak
3
Jani ngambek
4
Hari pertama masuk sekolah
5
Awal mula rambut pendek
6
Lempar batu sembunyi tangan.
7
Masa-masa sekolah menengah pertama
8
Jelajah Malam
9
Pergi berlibur
10
Hilang seperti ditelan bumi
11
Belum ditemukan
12
Proyek pembangunan
13
Gadis kecil
14
Bidadari bersayap dongkrak
15
Gadis cantik didalam bus
16
Gadis cantik didalam bus part 2
17
Tenggelam
18
Sebuah Fakta
19
Kini kembali
20
Saling menerka
21
Kebohongan Jani
22
Keinginan yang terpendam
23
Kecewa
24
Dinasehati lagi
25
Maaf
26
Misi Shabira
27
Akhirnya dimaafkan juga
28
Pengakuan Atar
29
Flashback
30
Pertanyaan bikin bingung
31
Gara-gara nangkap katak
32
Selalu salah
33
Cemburu
34
Surat undangan
35
Hari Ayah
36
Bertengkar
37
Siapa yang mengkhianati siapa???
38
Terjebak oleh ucapan sendiri
39
Sulit
40
Pergi
41
Dikunci
42
Kekacauan di caffe
43
Masuk rumah sakit
44
Pilih Ibu atau Shabira?
45
Siuman
46
Jeritan hati
47
Kejelasan status
48
Menepati Janji
49
Lampu hijau
50
Tetap pada pendirian
51
Tawa dibalik duka
52
Dipecat jadi ayah
53
Malu
54
Ketahuan
55
Diusir
56
Melamar
57
Pulang
58
Terharu
59
Kemarahan Hadi
60
Hukuman bagi Atar
61
Dia itu Rinjani
62
Kedatangan keluarga Atar
63
Suratan takdir
64
Dion ngamuk
65
Mendadak mak comblang
66
Ke KUA
67
Rahasia yang tertimbun tanah
68
Lalu ini salah siapa?
69
Wedding
70
Hari yang penuh kebahagiaan
71
Bayi besar
72
Kehidupan baru untuk ketiga pria
73
Dikira cupu ternyata suhu
74
Wanita dengan bayi kecilnya
75
Siapa yang benar, Atar atau Raisa?
76
Makin rumit
77
Hal gila yang tak pernah aku dengar
78
Tipu daya Raisa
79
Sakit hati
80
Mencari kebenaran
81
Rencana Raisa
82
Krisis kepercayaan
83
Gio Kembali
84
Meminta putri dari ayahnya
85
Tak sadarkan diri
86
Spekulasi Atar
87
Terlantar
88
Kabar gembira
89
Mengajak Gio kerja sama
90
Kecurigaan Atar
91
Ayla Bitchi
92
Rahasia Jidan
93
Kejutan untuk Raisa
94
Akhirnya bahagia
95
Kenakalan remaja
96
Gen Rinjani

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!