Aku mencintaimu. Aku tidak rela melihatmu terluka, aku tidak ingin kau tersiksa. Tersenyumlah, bukan senyum penuh dusta. Tapi tersenyumlah karena bahagia. Aku akan membuatmu bahagia suatu hari nanti, aku janji. Farhan kembali berikrar dalam hati, ya ... saat ini ia hanya bisa berjanji dalam hati.
Kata-kata itu hanya mampu ia agungkan dalam hati. Sama seperti beberapa tahun sebelumnya. Ia tak lain hanya menjadi pria penakut dan pengecut. Tak pernah ada keberanian dalam dirinya untuk mengungkapkan perasaan. Ia hanya mampu memendam segala rasa, menguburnya dalam-dalam dan berharap kebahagiaan akan selalu ada dalam kehidupan pujaan hatinya.
“Makanlah! Atau mau aku suapi?” ujarnya menggoda Amora. Ucapannya terdengar santai, tapi siapa yang tahu pria itu mati-matian menahan debaran jantung yang bergerak lebih cepat, tidak seperti biasanya.
“Tidak. Aku bisa makan sendiri.” Tolak Amora. Ia segera makan dengan cepat, sembari menahan air mata yang sepertinya berdesakan ingin keluar.
Tak butuh lama Amora menghabiskan nasi gorengnya. Hingga menyisakan putih telur yang tak tersentuh.
“Mengapa telurnya tidak di habiskan?”
“Aku tidak suka. Aku lebih suka kuning telur.” Ujar Amora. Ia mendorong piring itu ke depan.
“Ya sudah sini, buat aku saja.” Sahut Reyhan.
“Tapi itu ‘kan bekas aku?” Amora melotot kala melihat Reyhan memasukkan putih telur itu ke dalam mulut.
“Memangnya kenapa kalo bekas kamu? Tidak rabies kan?”
“Ish, apa sih. Mana ada rabies.”
“Ya udah, aman dong.” Amora terkekeh melihat kelakuan Reyhan. Setidaknya ia dapat tertawa setelah kejadian tragis hari ini.
“Ayok pulang. Sudah malam, angin malam tidak baik untuk kesehatan.” Ujar Reyhan, ia menghampiri tukang nasi goreng untuk melakukan pembayaran.
Keduanya berjalan beriringan menuju apartemen, berjalan perlahan tanpa ada yang bersuara. Sibuk dengan pikiran masing-masing yang memenuhi kepala.
“Kenapa lantai 5?” tanya Amora ketika Reyhan menekan angka 5 di dalam lift.
“Aku akan mengantarkanmu terlebih dulu.” Jawab Reyhan sembari tersenyum.
“Tidak perlu. Bukankah aku sudah biasa sendiri?” ia tersenyum getir. Bukankah selama ini ia memang terbiasa sendiri meski dirinya mempunyai suami. Terbiasa mandiri sehingga suaminya tak repot-repot untuk memberikan perhatian ataupun kasih sayang padanya. Ah, ternyata menjadi istri mandiri juga tak terlalu baik.
“Aku akan menemanimu mulai saat ini.” Ujar Reyhan serius.
“Ah, kau berlebihan. Jangan seperti ini, nanti aku akan menjadi manja.” Amora terkekeh,
“Aku lebih suka jika kau manja. Apalagi kepadaku.”
“Apakah kau habis terbentur?” Amora memeriksa kepala bagian belakang Reyhan. Terlihat mencari-cari sesuatu.
“Apa yang kau lakukan?” Reyhan terkejut. Bukan ia tak suka karena Amora menyentuhnya, tapi sentuhan wanita itu bagai sengatan listrik yang membuat tubuhnya terasa seperti habis di setrum. Membuatnya gugup luar biasa.
“Aku hanya memeriksamu, kau tidak seperti biasanya. Di mana kau jatuh? Bagian kepala mana yang terbentur?”
Reyhan mengerutkan keningnya, mencoba mencerna ucapan Amora yang membuatnya bingung.
“Kau seperti bukan bang Reyhan yang ku kenal. Tidak biasanya kau begini. Di mana Reyhan yang pendiam dan tidak pandai merayu?” ujar Amora dengan santai. Ia berhasil membuat pria ini kebingungan.
“Ah ku kira kau kenapa. Aku tidak terbentur, tidak jatuh dan aku baik-baik saja.” Jawabnya.
“Ah, apa kau menghawatirkan aku? Kau mencemaskan aku?” tanya pria itu sembari mendekatkan kepalanya ke wajah Amora. Membuat wanita itu memundurkan kepala, karena hidung mancung Reyhan hampir saja menyentuh wajahnya.
“Apa sih. Aku tidak mengkhawatirkanmu.” Jawab Amora, ia mendorong wajah Reyhan agar menjauh.
“Kau bohong. Bilang saja kau mencemaskan aku. Ayo jujur saja, aku akan menjaga diriku dengan baik kalau begitu. Agar kau tidak khawatir dan cemas memikirkan aku.”
Amora memutar bola matanya dengan malas. Ia pikir kepala pria ini benar-benar habis terbentur atau Reyhan salah minum obat.
Ting ....
Pintu lift terbuka, Amora segera melangkah keluar lift di ikuti oleh Reyhan.
“Kenapa ikut keluar?” tanya wanita itu dengan heran.
“Aku akan mengantarkanmu sampai depan pintu.” Ujar Reyhan dengan wajah tak bersalah.
“Tidak akan ada yang menculikku.”
“Hey ... Siapa bilang? Wanita cantik sepertimu sangat rentan di culik.”
“Aku sarankan besok kau harus periksa ke dokter. Ku rasa ada yang tidak beres di kepalamu.” Amora segera masuk ke dalam apartemen miliknya.
“Tidak mau mengucapkan selamat malam? Atau terima kasih?”
“Tidak.” Sahut Amora dan segera menutup pintu, membuat Reyhan mendesah kecewa.
“Setidaknya ucapkan selamat malam supaya aku bisa tidur dengan nyenyak malam ini. Ah, ku rasa malam ini aku akan memimpikanmu. Eh tunggu, kapan aku tidur tidak memimpikannya?” ia menggaruk kepalanya yang terasa gatal. Ia kembali berjalan menuju lift.
“Terima kasih atas waktu dan nasi gorengnya. Dan ... Selamat malam.” Tiba-tiba terdengar suara lembut milik Amora dari belakang tubuhnya. Ketika Reyhan berbalik, Amora sudah masuk kembali ke dalam dan pintunya sudah tertutup kembali.
“Apa aku tidak salah dengar? Dia benar-benar mengucapkan terima kasih dan selamat malam?” Reyhan tak bisa menahan senyum. Hatinya berbunga-bunga, ah rasanya ia ingin melompat saat ini juga. Atau berguling-guling di lantai sekarang juga. Jantungnya berdebar-debar, hatinya terasa membuncah. Ah ... Apa ini?
“Sepertinya, aku benar-benar harus ke dokter besok. Aku rasa ada yang tidak beres dengan jantungku.” Gumamnya seraya memegangi dadanya yang berdebar. Irama jantungnya semakin kencang, membuatnya tak bisa menghilangkan senyum yang terus berpendar sedari tadi.
“Amora ....” nama itu meluncur begitu saja dari bibir pria itu. Membuat darahnya kembali berdesir dan membuatnya tersenyum sendiri. Ia merasa seperti ABG yang sedang di mabuk cinta. Ia mengedarkan pandangannya, takut jika ada orang lain yang memergoki tingkahnya.
🌼🌼🌼
Sinar mentari pagi menerobos dari celah jendela yang gordennya tersingkap. Memaksa masuk menusuk tubuh yang masih terbaring terbungkus selimut. Berkali-kali bunyi alarm terdengar di penjuru kamar, tapi tak sedikit pun membuat wanita yang sedang tertidur itu membuka mata.
Hingga suara ponsel terdengar dengan nada khusus. Membuat matanya dengan cepat terbuka, ia langsung duduk meraih ponsel yang berada di atas nakas sembari mengumpulkan nyawa yang berceceran entah kemana.
Angkat! Ini gue bos lu!
Nada dering khusus itu terus terdengar sebelum Amora menjawab panggilan.
“Halo bos.” Suara Amora terdengar serak khas bangun tidur.
“Jam segini belum bangun? Apa kamu lupa kalau hari ini ada rapat? Cepat ke kantor sekarang!” Amora menjauhkan ponsel untuk menyelamatkan gendang telinganya. Suara bosnya terdengar sangat marah, pria di seberang sana berteriak geram.
“Ba- baik ....”
Tuut ...
Panggilan telepon di matikan sebelum Amora menyelesaikan kata-katanya.
“Astaga. Bagaimana aku bisa kesiangan sih?” Amora melemparkan ponselnya sembarangan. Secepat kilat wanita itu berlari ke kamar mandi. Ia tak mandi, hanya mencuci muka dan menggosok gigi. Tak akan cukup waktu jika ia mandi. Mengingat waktu sudah menunjukkan pukul 07.30, ia sudah sangat terlambat.
Amora keluar dari kamar mandi dengan tergesa, menyapukan make up tipis ala kadarnya. Menutupi matanya yang bengkak dengan eyeshadow tipis, tapi tak berhasil. Ia meraih kacamata berbingkai persegi berwarna hitam, lumayan untuk menutupi kantung mata yang mengganggu.
Mencari ponsel yang tadi di buangnya, memasukkan ke dalam tas kerja. Meraih sepatu dengan hak tinggi berwarna hitam, serasi dengan rok pendek dengan warna senada sebatas lutut yang ia kenakan. Ia kembali mengoreksi penampilannya di depan cermin, memastikan tak ada kesalahan dari penampilannya.
“Perfect.” ucapnya dan segera meraih kunci mobil yang ada di atas nakas. Ia segera berlari keluar kamar dengan tergesa.
“Amora.” Panggil seseorang ketika ia baru saja sampai di basemen. Ia hendak menuju mobilnya yang berada beberapa langkah di depan.
Amora terkejut. Ia mengernyitkan dahi, merasa heran dengan kedatangan pria ini.
“Kau ...?”
🌼🌼🌼
Hayo tebak, siapa yang manggil Amora?
Jangan lupa like dan komentarnya ya. Percayalah, dukungan kalian selalu menjadi moodbooster buat author. Tengkyu zheyeng😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Ing
Reyhan
2023-01-04
0
Hanum Anindya
siapa ya jangan main teka teki sih kak🤭
jantung Reyhan berdesir di hadapan Amora🤭
2022-11-22
0
Dhina ♑
What 🤔🤔 eh siapa dia?? Siapa yang datang??
2022-10-03
0