Reyhan mengamati penampilan saudaranya dari ujung kepala sampai ujung kaki. Ingin rasanya ia tertawa, tapi rasa marahnya lebih besar daripada rasa lucu.
“Kenapa kesini?” akhirnya kalimat itu yang keluar dari mulutnya. Sembari memandang pria yang berdiri di hadapannya dengan kesal.
“Biasalah, mau pindahan sebentar.” Jawab Farhan acuh. Pria itu langsung masuk tanpa mengindahkan tatapan dingin dari sepupunya itu. Ia berjalan membawa kopernya, lalu merebahkan tubuh di atas sofa yang ada di ruang tamu.
“Kamu kapan sih mau berubah?”
Farhan melirik Reyhan dengan malas.
“Jangan ceramah! Kepalaku lagi pusing, jangan bikin makin pusing sama ceramah kamu. Kalau mau ceramah, di masjid sana!”
Reyhan mengepalkan tangannya, ia benar-benar telah lelah dengan kelakuan Farhan yang selalu memperlakukan Amora seenaknya. Farhan kerap berselingkuh dan Amora selalu memaafkan. Farhan akan menginap di rumah Reyhan beberapa Minggu, lalu rujuk kembali pada istrinya dengan mengucap janji palsu yang sialnya selalu di percaya oleh Amora. Hingga sekarang, sudah terhitung lima kali mereka bertengkar karena masalah yang sama. Dan Farhan sudah menjatuhkan talak sebanyak dua kali, entah kali ini pria itu akan kembali menjatuhkan talak atau tidak. Dan jika benar, maka ini akan menjadi talak ketiga.
“Apa sih yang membuat kamu selalu menyakiti Amora? Apa kamu tidak puas hanya dengan satu wanita saja? Amora itu istrimu, dia halal. Tapi kamu malah mencari yang haram.” Reyhan tak kuat untuk tidak mengoceh. Ia merebahkan tubuhnya yang lelah di sofa bersebelahan dengan Farhan.
“Sudah aku bilang, jangan ceramah. Ceramah di masjid sana!”
“Dasar keras kepala! Pergi sana! Aku tidak Sudi menampungmu! Kamu kira apartemenku tempat pengungsian? Aku malu sama Amora, punya saudara tukang selingkuh kayak kamu! Tahu gitu, dulu aku tidak akan mau mengenalkan kamu dengan Amora.” Reyhan berdiri, meninggalkan Farhan yang terpejam. Ia benar-benar kesal dengan kelakuan sepupunya itu.
Dulu, ia terpaksa mengenalkan Amora karena Farhan memaksa untuk mengenal wanita cantik itu agar menjadi kekasihnya. Padahal, Reyhan pun memiliki perasaan lebih dari sahabat pada Amora. Hingga ia tahu, ternyata Amora menyukai Farhan dan bukan dirinya. Akhirnya Reyhan mengalah, karena ia tak bisa memaksakan perasaan Amora.
Ia berharap, Farhan akan membahagiakan Amora. Tapi ternyata salah, dari semenjak pacaran hingga setelah menikah Farhan selalu berselingkuh dan berkali-kali menyakiti perasaan Amora. Dengan bodohnya Amora selalu memaafkan dan menerima Farhan kembali. Wanita itu terlalu mencintai Farhan hingga tak melihat bagaimana pria itu menyakitinya.
Reyhan menikmati guyuran air yang melewati tubuhnya. Memijit pelipisnya yang terasa pening, ia tak tahu lagi harus bagaimana untuk menangani sepupunya. Sungguh, ia tidak ingin melihat Amora terluka. Rasa yang sudah terlanjur hadir dan tumbuh dalam hatinya, tak pernah sedikit pun bisa ia enyahkan dari sana. Tak pernah terganti, meski hati terus merintih. Kini, haruskah ia bahagia karena Amora dan Farhan kembali bercerai? Akankah ada kesempatan baginya untuk merebut Amora yang jelas telah di sia-siakan oleh Farhan? Ah, ia merasa jahat jika harus berbahagia sedangkan Amora sedang hancur di sana.
Reyhan segera menyudahi ritual mandinya, pria itu mematikan shower dan mengambil bathrobe lalu mengenakannya. Menyugar sedikit rambut yang basah, lalu keluar untuk berganti pakaian. Ia melihat Farhan yang sudah berpindah ke atas ranjangnya yang empuk,pria itu sudah tertidur pulas. Reyhan berjalan ke arah Farhan yang sudah terbang ke alam mimpi. Memperhatikannya sebentar, dan mengepalkan tangan. Ingin sekali ia membuat wajah sepupunya itu babak belur. Bayangan wajah Amora yang menangis pilu melintas di benaknya.
Bagaimana wanita yang ia cintai itu bersimbah air mata, meraung kesakitan dengan luka yang menganga sangat besar di hatinya. Luka yang tak tampak, tapi luar biasa berdampak. Hingga mungkin akan menimbulkan trauma yang ‘kan bertapak dalam kehidupannya.
Bayangan sakitnya wanita itu, terus saja terngiang di benaknya. Tak mau hilang, bahkan semakin terlihat nyata adanya. Hatinya bagai di remas, jantungnya seakan di peras hingga wajah pria itu mengeras. Ia menggertakkan gigi dengan geram, di susul kepalan tangan yang semakin kencang. Pria yang selalu menyakiti wanita yang ia cintai ada di hadapannya, tertidur pulas seperti tak ada beban. Bahkan, di sela tidurnya di selipkan senyum.
Apakah ia bermimpi indah?
Tak adakah rasa bersalah dan penyesalan di benaknya? Sedangkan ada wanita yang sedang hancur di ruangan lain, masih di dalam gedung yang sama. Wanita itu hancur karena pria ini, pria yang tak punya hati dan rasa bersyukur. Pria yang tak pernah menghargai rasa cinta yang di berikan wanita itu. Harusnya Farhan menjaga Amora dengan baik, bukan malah terus-menerus menyakiti wanita itu.
Reyhan menatap lurus pada Farhan yang terbaring tak jauh darinya, ia mendekat. Berdiri di samping ranjang miliknya, mengamati wajah pria itu dengan kemarahan yang menyelimuti dirinya. Kepalan tangannya tak juga mengendur, bahkan semakin kencang. Di liriknya gunting yang ada di atas nakas, lalu kembali ia melirik pria yang tertidur pulas itu dengan luapan amarah yang terlihat jelas di matanya.
Di raihnya gunting berwarna hitam itu, ia arahkan ke dada sepupunya dengan tangan yang gemetar. Ia memejamkan mata, bayangan wajah Amora yang bersimbah air mata tak juga mau hilang.
“Maafkan aku ....” gumamnya parau.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
VLav
ahaha, kamu nanyak? kamu nanyak? haha
2022-11-08
0
Risfa
mangatt ka
2022-10-31
0
Hanum Anindya
kalau aku jadi Amora lebih baik kabur saja ninggalin Amora, nggak bakal bener laki laki kaya Farhan.
cape hati cape pikiran kalau dijalani juga.
2022-10-31
0