Amora memandang suaminya dengan penuh kebencian, matanya menyiratkan luka yang mendalam. Tak ada lagi binar cinta di mata wanita berumur 27tahun itu. Tersisa luka, kebencian dan amarah.
“Aku ingin kita bercerai!” ujar Amora dengan lantang. Farhan tak terima, ia segera meraih bahu istrinya. Mengelus dengan lembut, tak ada lagi Reyhan di sana. Sepertinya Reyhan telah keluar, atau pulang.
“Aku tidak mau, bercerai. Jika sekali lagi aku menalak kamu, kita tidak akan bisa kembali sebelum masing-masing dari kita menikah dengan orang lain!” Pria itu menggelengkan kepalanya. Ia tidak akan sanggup membayangkan jika kali ini mereka harus benar-benar berpisah.
Selama tiga tahun pernikahan, terhitung sudah dua kali Farhan menceraikan istrinya secara agama. Ia telah menjatuhkan talak sebanyak dua kali, jika kali ini ia kembali berpisah maka habis sudah. Ia tidak akan bisa kembali dengan istrinya jika masing-masing dari mereka belum menikah dengan orang lain.
Amora tersenyum miring, ia menatap suaminya dengan penuh kebencian. Ia meraih tangan yang bertengger di bahunya itu, lalu menghempaskannya.
“Kau paham agama, tapi kenapa kau tidak paham jika selingkuh itu dosa! Kau paham tentang pernikahan dan talak, tapi kenapa kau tega berkhianat?! Di mana letak hatimu Farhan?!” ia tak lagi memanggil dengan sebutan mas. Ia muak, bahkan jijik dengan pria yang ada di hadapannya saat ini.
Ingin sekali ia meleburkan tubuh pria ini sampai ke tulang. Memusnahkannya hingga tak lagi berkeliaran di matanya.
“Aku khilaf, sayang ... Tolong maafkan aku,” kini Farhan sudah mencium kaki Amora dengan meraung. Ia tak ingin kehilangan istrinya, ia tak ingin kehilangan wanita sebaik Amora.
“Lepaskan!” Amora menepis tubuh Farhan dengan kasar, hingga pria itu jatuh terjerembab ke lantai. Amora berdiri, menuju lemari pakaian. Wanita itu mengeluarkan semua pakaian suaminya dengan kasar. Menarik sebuah koper yang ada di sudut kamar. Memasukkan semua pakaian Farhan ke dalamnya.
Farhan terbelalak, ia segera mengejar istrinya yang tak berhenti memasukkan semua pakaiannya ke dalam koper. Ia tak ingin di usir dan menjadi gembel.
“Sayang ... Apa yang kau lakukan?”
“Kau masih bertanya? Pergi kau dari sini! Pergi...!” teriak Amora dengan keras sembari mendorong koper yang berisi pakaian kepada Farhan. Napasnya menderu, dengan segala rasa sakit yang menggerogoti. Ia sudah sangat muak dengan suaminya.
“Jangan usir aku, sayang. Aku tidak mau pergi dari apartemen kita.” Ujarnya memelas. Ia tak ingin pergi dari apartemen mewah ini.
Amora tertawa geli, lalu memandang wajah suaminya dingin.
“Apartemen kita? Kau lupa? Aku membeli apartemen ini sebelum kita menikah! Ini semua hasil jerih payahku selama ini! Dan kau, seenaknya membawa perempuan-perempuan ****** itu kesini! Membawa mereka ke ranjang kita! Di mana otakmu?!” teriak Amora dengan sisa amarah yang ada. Ia tak habis pikir, mengapa ada pria yang tak tahu malu seperti Farhan.
Farhan menunduk, ia mengakui semua ini milik istrinya. Dan selama ini ia hanya pengangguran, kerjaannya hanya menghabiskan uang Amora untuk bersenang-senang dengan para wanita atau ke club’ malam. Dan sekarang, akankah ia menjadi gembel kembali? Ah, ia tidak mau! Ia akan kembali merayu Amora seperti sebelumnya. Ia yakin, rasa cinta Amora begitu besar padanya. Amora pasti akan memaafkannya dan menerimanya kembali. Untuk sekarang, ia akan pergi dulu ke apartemen sepupunya yang ada di lantai tiga.
“Maafkan aku. Baiklah, kita bercerai!” Ucap Farhan dengan raut wajah sedih. Jatuh sudah talak tiga di antara mereka. Pria itu menarik koper, berjalan keluar kamar. Sesekali ia melihat ke belakang, berharap istrinya akan berubah pikiran. Tapi istrinya bergeming, berdiri dengan menyilangkan tangannya di depan dada. Mencoba untuk terlihat tegar, meski sebenarnya ia tak tega mengusir pria yang ia cintai. Ia meremas dadanya, berharap bisa meredam rasa sakit yang kian menjadi. Akankah kali ini mereka benar-benar akan berpisah?
Tapi harus bagaimana lagi? Selama ini ia sudah cukup sabar menghadapi sikap buruk sang suami. Rela bekerja siang malam demi memenuhi kebutuhan hidup. Sedangkan suaminya di rumah hanya bersenang-senang tanpa mau mencari kerja. Berkali-kali di khianati, dan berkali-kali pula Amora memaafkan. Tapi kali ini, hatinya sudah lelah. Ia tak tahan lagi dengan perselingkuhan yang di lakukan suaminya bersama sahabatnya sendiri. Mereka benar-benar keterlaluan.
“Tunggu ...!”
Farhan dengan cepat berbalik ke belakang, wajahnya berubah sumringah. Ia sangat yakin, istrinya tidak akan tega mengusir dirinya.
Dengan sangat percaya diri, ia menghampiri sang istri. Meninggalkan koper demi berjalan cepat menuju Amora.
“Iya sayang, kamu tidak rela jika aku pergi? Kamu mau memaafkan aku dan kembali menerimaku lagi ‘kan?” ujarnya dengan kepercayaan diri yang tinggi. Amora menyeringai, ia tersenyum miring. Dengan cepat ia melemparkan sesuatu pada Farhan yang masih tersenyum lebar. Selebar jidatnya.
“Bawa sekalian baju kotormu! Aku tidak Sudi menyimpan barangmu walau hanya sehelai. Dan ini, bawa sekalian seprey kotor yang masih ada bekas sisa percintaan menjijikkan kalian! Dan kalau bisa, bawa sekalian ranjang bekas pakai kalian. Aku tidak Sudi tidur di atasnya! Lagi pula takakmu sudah jatuh, mas. Secara agama kita bukan suami istri lagi. Pergilah! ” Farhan terkejut, ia kira istrinya akan kembali menerimanya. Ternyata ia salah. Wajah pria itu kembali murung, sepertinya tak ada lagi harapan untuknya kembali pada sang istri. Ia terpekur menatap lantai. Hingga suara Amora membuatnya mengangkat kepala.
“Tunggu apalagi? Pergi dari sini!” teriak Amora. Rasanya stok kesabarannya sudah habis tak bersisa. Sia-sia selama ini ia mengabdi pada suami yang tak tahu diri seperti Farhan. Yang tak pernah bisa bersyukur memilikinya. Andai waktu bisa di ulang, ia mungkin tidak akan mau menikah dengan pria itu.
Farhan berjalan dengan lunglai, sembari memeluk pakaian kotor dan seprei bekas percintaannya bersama Sania. Ia tak menyangka istrinya akan sekejam ini padanya.
Pria itu berdiri di depan lift, dengan penampilan yang kacau luar biasa. Hanya memakai boxer, tanpa alas kaki dan bertelanjang dada. Di leher dan dadanya penuh dengan bekas kiss Mark yang di tinggalkan Sania. Menjijikkan.
Beberapa orang yang berpapasan dengannya melihat dari atas hingga bawah, tersenyum mengejek bahkan ada yang terang-terangan menertawakan dirinya.
“Kenapa lihat-lihat? Tidak pernah melihat orang ganteng?”
Dua remaja yang sedari tadi memperhatikannya, tertawa terbahak mendengar ucapan Farhan yang penuh percaya diri itu.
“Ganteng om, mirip tarzan.” Ujar salah satu remaja itu, keduanya tak bisa menahan tawa yang semakin meledak. Wajah Farhan memerah, antara menahan malu dan amarah.
“Kurang ajar kalian! Tidak punya sopan santun!”
“Makanya Om, pakai baju dengan benar! Jangan pakai boxer doang. Kayak suami yang ketahuan selingkuh aja, terus di usir sama istrinya.” Celetuk gadis remaja satunya. Keduanya pun kembali tertawa terbahak, lalu pergi setengah berlari menghindari Farhan yang terlihat sangat murka. Sesekali keduanya melihat ke arah belakang, untuk mengejek Farhan.
“Argghh... Sial. Ini semua gara-gara Sania!” Farhan menarik rambutnya dengan kasar. Ia ingin segera masuk lift dan pergi dari sana. Ia memencet lantai nomor 3 dengan tidak sabar. Kamar Reyhan menjadi tujuannya saat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Uthie
sukurin 😜
2023-08-31
0
Risnha Isnhaa
hello klw tidak mau kehilangan jangan berbuat dan megtasnmkan hilaf sampai 3 kli
2023-07-12
0
Ida
Amit-amit jabang bayi namanya lha kayak anakku tp kalo FARHAN ku baik full🤗😚
2023-06-25
0