Ikrar dalam hati

Reyhan mengaduk mie dalam cup yang sudah terlihat membengkak. Ia melihat makanan instan itu dengan tidak berselera sama sekali. Mencicipinya sedikit, lalu mendorong cup berisi mie yang masih penuh.

Ia menyesap kopinya yang ia biarkan dingin, netranya menatap jalanan yang lenggang. Hari sudah malam, jarum jam telah menunjukkan pukul 23.00 tapi ia sama sekali tak mengantuk. Kini ia berada di depan minimarket 24 jam yang terletak di seberang apartemen miliknya. Berniat menikmati kopi agar pikirannya lebih segar dan mengisi perut dengan mie instan. Tapi bayangan wajah Amora yang menangis membuat selera makannya semakin tenggelam.

Satu jam yang lalu, hampir saja ia mengotori tangannya. Hampir saja ia menjadi seorang pembunuh jika bayangan ibunya tak melintas di depannya.

“jangan lakukan hal yang merugikan diri sendiri. Biarkan Karma yang akan menjemputnya.” Kata-kata itu teringat jelas di benaknya. Bayangan masa lalu kelam membuatnya tersadar hingga ia segera melemparkan gunting yang ada dalam genggamannya. Ia baru saja terselamatkan dari bencana besar.

Terlihat di kejauhan wanita yang berjalan mendekat ke arah minimarket, langkahnya pelan bahkan terlihat enggan. Wajahnya masih samar, meski begitu tak butuh waktu lama bagi Reyhan untuk mengenalinya.

“Amora ....” bibirnya tanpa sadar mengucapkan nama wanita yang selalu ada di hatinya. Wanita itu terlihat kacau, dengan kaos berwarna hitam kebesaran dan celana jeans pendek sebatas paha. Terlihat seksi. Rambutnya di ikat Cepol asal-asalan, matanya terlihat bengkak dengan wajah sembab. Tapi tak sedikit pun menyurutkan kecantikan wanita yang berusia 27tahun itu.

“Apa yang ia lakukan malam-malam begini? Dia mau ke mana?” Reyhan bertanya-tanya sendiri.

Amora berjalan menuju tempatnya duduk. Wanita itu tak menoleh sedikit pun dan melewatinya begitu saja. Membuat sebuah lubang kecewa dalam hatinya.

“Ah, ia mungkin tak melihatku. Amora terlalu fokus dengan apa yang ia lakukan, atau ia masih benar-benar kacau dengan segala yang telah terjadi? Aku akan menunggunya di sini.”

Hingga beberapa menit kemudian, Amora keluar dengan membawa kantong belanja miliknya. Lagi lagi ia melewati Reyhan begitu saja.

“Amora ....” panggil Reyhan. Ia tak bisa mengabaikan wanita itu begitu saja.

Amora menoleh dan menghentikan langkahnya, seperkian detik selanjutnya ia tersenyum manis.

“Bang Rey,”

“Beli apa?” tanya Reyhan seraya menghampiri.

Amora melirik kantong plastik yang ia bawa, lalu menatap Reyhan dengan canggung.

“Keperluan wanita.” Jawabnya malu. Sedangkan Reyhan hanya mengangguk tanda mengerti.

“Mau kembali?”

“Iya, aku sudah selesai.”

“Sudah makan?”

Amora menggelengkan kepalanya membuat Reyhan menarik napas panjang. Pria itu segera menarik Amora menuju penjual nasi goreng yang tak jauh dari mereka.

“Kenapa membawaku kesini?”

“Mau beli kacang.”

Jawaban Reyhan membuat Amora bingung, pasalnya tidak ada penjual kacang di sini. Ia menolehkan kepalanya ke sana kemari, tapi tak ada penjual kacang yang terlihat.

“Bang nasi gorengnya seporsi. Jangan terlalu pedas.” Ucap Reyhan pada bapak-bapak yang menjual nasi goreng.

“Siap Bang.”

“Abang lapar?” tanya Amora polos.

“Tidak.” Jawabnya singkat.

“Lalu kenapa memesan nasi goreng?”

“Kamu yang lapar.”

“Tidak. Aku tidak lapar.” Sahut Amora dengan cepat. Ia menggelengkan kepala,

“Jangan bohong.”

“Aku tidak bohong. Aku harus segera kembali.” Amora beranjak akan pergi, tapi di cegah oleh Reyhan.

“Duduklah dan makanlah sebentar. Aku tahu kau sedang lapar.”

“Aku tidak lapar.”

Kruuukkk....

Terdengar suara dari perut Amora, membuatnya tersenyum malu. Ia memalingkan wajahnya karena ketahuan oleh Reyhan. Reyhan terkekeh, memandang Amora dengan gemas. Wajah wanita itu bersemu merah.

“Benar 'kan, kau lapar. Jangan mengelak lagi, duduk yang manis lalu makan. Setidaknya kau boleh kembali dan tidur setelah perutmu terisi.”

Amora menunduk malu, tapi tak bisa ia pungkiri sebenarnya perutnya memang lapar. Tak ada apa pun yang masuk dalam tubuhnya sejak tadi siang. Ia hanya menangisi Farhan seharian, menyesali apa yang telah terjadi. Bahkan ia menyalahkan diri sendiri, ia merasa dirinyalah yang menyebabkan Farhan berselingkuh.

“Duduklah! Nanti kakimu bisa pegal jika hanya berdiri.” Reyhan menarik lengan Amora agar duduk di kursi panjang yang di sediakan oleh penjual nasi goreng. Mereka duduk berdampingan, keduanya hanya terdiam untuk beberapa saat. Amora sibuk dengan pikirannya, memikirkan Farhan apakah pria itu sudah makan apa belum dan di mana dia sekarang.

Sedangkan Reyhan, sibuk menetralkan jantungnya yang tak mau diam sejak tadi. Hingga suara penjual nasi goreng memecahkan kesunyian di antara mereka.

“Cukup seporsi aja?”

“Cukup kok, terima kasih.”

“Biar lebih romantis ya?” ledek penjual nasi goreng dengan senyum jahil setelah meletakkan satu piring nasi goreng lengkap dengan kerupuk dan telur mata sapi. Reyhan dan Amora saling lirik, keduanya terlihat kikuk.

“Tidak usah malu, sudah biasa sepasang kekasih yang memesan satu porsi buat berdua. Biar lebih romantis katanya.” Penjual nasi goreng itu terkekeh, kemudian pamit untuk membuat pesanan lagi.

“Memangnya kita terlihat seperti sepasang kekasih ya?” kata Reyhan sembari tersenyum canggung. Ia menoleh pada Amora yang juga terlihat canggung.

“Bapak itu tidak tahu kalau aku istri orang.” Ucap Amora dengan pelan. Ia menyuapkan satu sendok nasi goreng dengan enggan ke dalam mulutnya.

Ya, benar. Kau memang masih istri Farhan, dan akankah nanti kau bisa menjadi istriku? Aku janji, tidak akan menyia-nyiakan wanita sebaik dirimu. Akan ku jadikan kau wanita satu-satunya dalam hidupku setelah ibu. Akan ku buat Farhan menyesal karna telah melukaimu. Aku janji.

Ikrarnya dalam hati.

“Apakah nasi gorengnya enak?”

Amora mengangguk, mulutnya penuh dengan nasi goreng. Awalnya ia memang malas untuk makan, tapi entah kenapa sekarang ia merasa sangat lapar.

“Pelan-pelan makannya, tidak akan ada yang mau merebutnya.” Celetuk Reyhan sembari tertawa pelan. Ia sangat gemas dengan Amora yang pipinya terlihat mengembung karena mulutnya yang penuh.

“Kau terlihat sangat lapar. Apa kau habis mencangkul sawah?”

Ledek Reyhan, membuat Amora tertawa dan tersedak.

“Uhukk ....”

Dengan cepat Reyhan meraih gelas yang berisi air minum dan menyodorkannya pada Amora. Ia membantu Amora untuk minum, wajahnya terlihat sangat cemas.

“Hati-hati, kan sudah ku bilang pelan-pelan.” Ujarnya dengan nada khawatir. Ia mengelap sudut bibir Amora yang terdapat sedikit minyak, lalu menyeka air mata yang tak sengaja keluar saat Amora tersedak. Ia melakukannya dengan tulus dan penuh rasa khawatir. Amora membeku, tak pernah ia merasakan perhatian dan perlakuan selembut ini dari Farhan.

Huh ... Sadarlah Amora. Kau masih istri sah orang lain.

Wanita itu menepuk kepalanya, mencoba menghilangkan pikiran yang tak seharusnya ada dalam kepalanya.

“Kepalamu sakit? Apa kau baik-baik saja?” tanya Reyhan dengan cemas.

“Ah ... Tidak. Bu- bukan. Eh, kepalaku tidak sakit.” Jawab Amora dengan gugup. Sial! Kenapa aku bisa gugup begini? Sepertinya ada yang salah dengan diriku! Gumamnya dalam hati.

“Apa kau yakin?”

Amora mengangguk, meyakinkan Reyhan agar pria itu tidak berpikiran yang lainnya.

“Habiskan, setelah itu kita kembali. Kau harus banyak beristirahat, jangan pikirkan lagi pria brengsek itu.” Ujar Reyhan. Ada sedikit emosi dalam nada bicaranya. Pikiran Amora kembali tertumbuk pada adegan tadi siang. Di mana suaminya sangat bergairah bergumul dengan sahabatnya sendiri. Ia memejamkan mata, meresapi rasa sakit yang kembali menjalar di seluruh hatinya. Menyisakan rasa sesak yang teramat sangat sakit. Memaksa bulir bening yang mati-matian ia tahan, kembali menuruni wajahnya yang mulus.

“Apa aku menyakitimu?”

“Ti- tidak.” Amora mengalihkan wajahnya ke arah lain. Mencoba menyembunyikan kesakitannya dari Reyhan.

“Maafkan aku.” Ucap Reyhan seraya tertunduk. Amora kembali menoleh pada Reyhan,

“Mengapa minta maaf? Abang tidak salah.”

Reyhan mengangkat kepalanya, menatap dalam manik coklat indah yang ada di hadapannya. Terlihat basah, dengan genangan air mata.

“Maaf karena aku, kau jadi sedih. Maaf karena aku membiarkanmu menikah dengannya. Maaf karena aku, kau tersiksa.”

“Jangan berkata seperti itu. Abang tidak salah apa-apa. Aku baik-baik aja, percayalah.” Amora membingkai wajahnya dengan senyum tipis, berusaha terlihat baik-baik saja. Justru hal itu semakin membuat Reyhan semakin merasa bersalah.

Aku mencintaimu. Aku tidak rela melihatmu terluka, aku tidak ingin kau tersiksa. Tersenyumlah, bukan senyum penuh dusta. Tapi tersenyumlah karena bahagia. Aku akan membuatmu bahagia suatu hari nanti, aku janji. Farhan kembali berikrar dalam hati, ya ... saat ini ia hanya bisa berjanji dalam hati.

Terpopuler

Comments

Sakura_Merah

Sakura_Merah

katakan cinta bang rey

2022-12-03

0

Hanum Anindya

Hanum Anindya

skenario kalian ada ditangan penulis tenang saja, kalian bakal baik baik saja kalau penulis berbaik hati pasti kalian bakal baik

2022-11-22

0

Dhina ♑

Dhina ♑

Ia menyesap kopinya yang ia biarkan
..................................jalanan yang lenggang

Thor 🙏🙏 itu ☝️☝️ seharusnya, lengang, bukan lenggang

2022-10-03

1

lihat semua
Episodes
1 Penghianatan yang berulang
2 Pergi ...!
3 Maafkan aku
4 Ikrar dalam hati
5 Amora
6 Tidak ada pilihan lain
7 Dasar bos mesum
8 pulanglah
9 Bos mesum VS karyawan gatel
10 Kembalilah
11 Muhalil
12 Aku tidak gila
13 Menangis lah!
14 Suami tidak berguna
15 Sepupu sialan
16 Nikahi Amora
17 Aku akan menikahi Amora
18 Kamu gila!
19 ciuman tak sengaja
20 Farhan milikku
21 Maafkan
22 Tawa Amora
23 Kapan kalian menikah?
24 Keputusan Hanif
25 Lupa niat wudhu
26 Desiran aneh
27 Arti kata terserah
28 Trauma gelap
29 Drama pagi hari
30 Karena cemburu
31 Sekretaris baru
32 Aku akan merebut kebahagiaanmu
33 Aku terpaksa menikahimu
34 insiden kecil
35 Evan
36 Dasar mesum
37 Tertidur di kamar mandi
38 Aku masih perjaka
39 Aku akan menghancurkan kamu
40 Aku bukan Amora
41 Di cafe
42 Istri bos
43 Dia istriku
44 Di ruangan Reyhan
45 Lepaskan keperjakaan kamu!
46 Reyhan dan Amora
47 Aku cemburu
48 Di jalan
49 Ciuman pertama Reyhan
50 Kamar Reyhan
51 Dugong Afrika
52 Kapan Resepsi?
53 Bibirmu candu
54 Di dapur
55 Asin
56 Sania ( Istri sementara)
57 Transfer sekarang!
58 File yang hilang
59 Di pecat
60 Siapa suami Amora?
61 Aku merindukanmu
62 Hati yang hancur
63 Apa Reyhan meninggal?
64 Takut kehilangan
65 Istri durhakim
66 Kamu hanya milikku!
67 Hamil
68 Mencari Reyhan
69 Penyesalan Amora
70 I Miss you
71 Aku milikmu
72 Seperti anak kecil
73 Pria iblis
74 Simbiosis mutualisme
75 Pelakor
76 Apa kau mencintainya?
77 Ceraikan Reyhan
78 Psikopat
79 Setangkai mawar
80 Dia istriku!
81 Aku akan membunuhmu
82 Dimana dia
83 Ruangan gelap
84 Punya istri
85 Aku merindukanmu
86 Anak kecebong
87 Panggil aku, SAYANG
88 Let's play, Baby
89 Sama-sama sampah
90 Kedatangan polisi
91 Kabur
92 Bisik-bisik tetangga
93 Di usir
94 Woman on top
95 Sama-sama mesum
96 Sepuluh ribu
97 Sok kaya
98 Ungkapan hati Sania
99 Di mana Amora
100 Hasutan Farhan
101 Pintu rahasia
102 Di gudang
103 Aku hanya mencintaimu
104 Akhir dari segalanya
105 Di rawat
106 Kang jahil
107 Ingin memakanmu
108 Rumah kontrakan
109 Mie instan
110 Pebinor
111 Salah paham
112 Bertemu Evan
113 Pelakor teriak pelakor
114 kacau
115 Keributan di pinggir Jalan
116 Amora dan Reyhan
117 Kedatangan mantan mertua
118 permohonan mantan mertua
119 Kemarahan Reyhan
120 Perdebatan kakak adik
121 Sikap Farhan
122 kondisi Farhan
123 Gagal maning
124 Sania
125 Bunuh diri
126 Baby boy
127 TAMAT
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Penghianatan yang berulang
2
Pergi ...!
3
Maafkan aku
4
Ikrar dalam hati
5
Amora
6
Tidak ada pilihan lain
7
Dasar bos mesum
8
pulanglah
9
Bos mesum VS karyawan gatel
10
Kembalilah
11
Muhalil
12
Aku tidak gila
13
Menangis lah!
14
Suami tidak berguna
15
Sepupu sialan
16
Nikahi Amora
17
Aku akan menikahi Amora
18
Kamu gila!
19
ciuman tak sengaja
20
Farhan milikku
21
Maafkan
22
Tawa Amora
23
Kapan kalian menikah?
24
Keputusan Hanif
25
Lupa niat wudhu
26
Desiran aneh
27
Arti kata terserah
28
Trauma gelap
29
Drama pagi hari
30
Karena cemburu
31
Sekretaris baru
32
Aku akan merebut kebahagiaanmu
33
Aku terpaksa menikahimu
34
insiden kecil
35
Evan
36
Dasar mesum
37
Tertidur di kamar mandi
38
Aku masih perjaka
39
Aku akan menghancurkan kamu
40
Aku bukan Amora
41
Di cafe
42
Istri bos
43
Dia istriku
44
Di ruangan Reyhan
45
Lepaskan keperjakaan kamu!
46
Reyhan dan Amora
47
Aku cemburu
48
Di jalan
49
Ciuman pertama Reyhan
50
Kamar Reyhan
51
Dugong Afrika
52
Kapan Resepsi?
53
Bibirmu candu
54
Di dapur
55
Asin
56
Sania ( Istri sementara)
57
Transfer sekarang!
58
File yang hilang
59
Di pecat
60
Siapa suami Amora?
61
Aku merindukanmu
62
Hati yang hancur
63
Apa Reyhan meninggal?
64
Takut kehilangan
65
Istri durhakim
66
Kamu hanya milikku!
67
Hamil
68
Mencari Reyhan
69
Penyesalan Amora
70
I Miss you
71
Aku milikmu
72
Seperti anak kecil
73
Pria iblis
74
Simbiosis mutualisme
75
Pelakor
76
Apa kau mencintainya?
77
Ceraikan Reyhan
78
Psikopat
79
Setangkai mawar
80
Dia istriku!
81
Aku akan membunuhmu
82
Dimana dia
83
Ruangan gelap
84
Punya istri
85
Aku merindukanmu
86
Anak kecebong
87
Panggil aku, SAYANG
88
Let's play, Baby
89
Sama-sama sampah
90
Kedatangan polisi
91
Kabur
92
Bisik-bisik tetangga
93
Di usir
94
Woman on top
95
Sama-sama mesum
96
Sepuluh ribu
97
Sok kaya
98
Ungkapan hati Sania
99
Di mana Amora
100
Hasutan Farhan
101
Pintu rahasia
102
Di gudang
103
Aku hanya mencintaimu
104
Akhir dari segalanya
105
Di rawat
106
Kang jahil
107
Ingin memakanmu
108
Rumah kontrakan
109
Mie instan
110
Pebinor
111
Salah paham
112
Bertemu Evan
113
Pelakor teriak pelakor
114
kacau
115
Keributan di pinggir Jalan
116
Amora dan Reyhan
117
Kedatangan mantan mertua
118
permohonan mantan mertua
119
Kemarahan Reyhan
120
Perdebatan kakak adik
121
Sikap Farhan
122
kondisi Farhan
123
Gagal maning
124
Sania
125
Bunuh diri
126
Baby boy
127
TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!