Suami Sementara
Ting ...!
Terdengar bunyi dari pintu lift yang terbuka, seorang wanita berjalan keluar menuju kamar apartemen yang telah di tempatinya selama tiga tahun ini bersama suaminya.
“Bang Rey,” wanita itu menyapa pria yang berdiri di depan pintu apartemennya. Terlihat pria yang bernama Rey menoleh dan tampak terkejut.
“Amora, kau sudah kembali?”
Amora mempercepat langkahnya, menemui sepupu suaminya sekaligus sahabat dirinya.
“Iya, aku sudah kembali. Kebetulan pekerjaan di kantor tidak terlalu banyak,” ujarnya seraya mengulas senyum ramah.
“Kenapa masih di luar? Bukankah Mas Farhan ada di dalam?” tanya Amora dengan heran. Kenapa suaminya tega membiarkan sepupunya berdiri lama di depan pintu apartemen.
“A-anu ... Sepertinya Farhan tidak ada di dalam. Tadinya aku mau pergi, tapi kamu keburu datang.” Jawab Reyhan dengan senyum yang di paksakan. Amora mengernyitkan dahinya heran, pasalnya sebelum pulang suaminya baru saja mengirimkan pesan bahwa dia masih berada di apartemen.
“Bang Rey tahu dari mana?”
“Ta-tadi ....” Inilah kelemahan Rey, ia tidak bisa menyembunyikan sesuatu. Ia akan terlihat gugup ketika berbohong.
“Abang tidak menyembunyikan sesuatu ‘kan?” Amora memicingkan sebelah matanya. Wanita itu melihat ada hal yang tidak beres dengan pria yang ada di hadapannya saat ini.
“Aku akan masuk.” Dengan cepat ia memasukkan kata sandi apartemen dan tak lama pintu itu terbuka. Baru beberapa langkah, ia menemukan sepatu wanita berwarna hitam. Hatinya bergejolak, rasa penasaran dan segala praduga memenuhi kepalanya. Ia seperti mengenal sepatu dengan hak runcing itu.
“Amora, lebih baik kita makan di restoran Jepang kesukaanmu.” Reyhan menarik lengan Amora untuk mencegah wanita itu masuk lebih dalam. Tapi Amora segera menepisnya, ia mengancam Reyhan dengan sorot matanya.
Reyhan menarik rambutnya frustrasi, ia tak ingin melihat wanita itu terluka untuk sekian kalinya.
Amora mempercepat langkahnya, semakin masuk ke dalam ia semakin mendengar suara lenguhan-lenguhan erotis dari dalam kamarnya yang sedikit terbuka. Seketika hatinya bergemuruh, hatinya berdenyut nyeri. Ia menghentikan langkahnya, menutup mata dan menarik napas dalam-dalam. Mengumpulkan kekuatan, sebelum melihat hal yang paling menyakitkan nantinya.
“Amora ....” Reyhan kembali mencoba mencegah wanita itu untuk masuk lebih dalam. Ia sangat tahu, sesuatu yang terjadi di dalam hanya akan menyakiti hati wanita itu. Amora tidak mempedulikan Reyhan, ia menarik napas dalam-dalam kemudian mendorong pintu kamar dengan tangan yang gemetar.
Pemandangan di depan matanya sangat menyakitkan. Terlihat seorang pria yang merupakan suaminya sedang bersama wanita lain tanpa busana! Pakaian sepasang anak manusia itu berserakan di lantai.
Wanita itu bergerak liar di atas suaminya, keduanya mendesah nikmat. Meresapi sentuhan dan gerakan dari wanita ****** yang kini tengah mengambil alih permainan dewasa itu. Bulir bening yang sejak tadi mengambang, kini luruh begitu saja. Ingin sekali ia mengamuk, atau bahkan membunuh keduanya. Amora meremas dadanya yang berdenyut, tubuhnya yang lemas luruh ke lantai yang dingin. Dengan sigap, Reyhan menopang tubuh lemah wanita itu.
“Amora!”
Dua manusia yang sedang beradegan panas itu terkejut bukan main. Terlebih lagi Farhan, suami Amora. Dengan cepat ia melepaskan penyatuan mereka yang belum tuntas. Mendorong sang wanita yang berada di atasnya dan menyambar celana boxer yang berserakan di lantai. Sedangkan wanita yang bersamanya meraih selimut untuk menutupi tubuh polosnya, ia sangat terkejut. Ia berdiri menjauhi ranjang, mengambil tempat di paling sudut kamar.
“Amora ....” Farhan menghampiri istrinya yang di dekap oleh Reyhan. Amora terlihat syok, tatapan matanya kosong. Air mata tak henti-hentinya berdesakan untuk keluar.
“Lepaskan!” ia menarik tubuh istrinya dari pria itu. Sungguh ia tak rela jika istrinya di sentuh oleh lelaki mana pun, meski sepupunya sekalipun. Sedangkan ia dengan suka rela menjajakan tubuhnya kepada wanita lain.
Reyhan melepaskan Amora dengan berat hati, ingin sekali rasanya ia memukul pria tidak tahu diri ini. Tapi mengingat kondisi Amora membuat ia mengurungkan niat.
Farhan membawa tubuh istrinya ke dalam gendongan, lalu merebahkan ke atas ranjang yang baru beberapa menit lalu ia gunakan untuk bercinta dengan wanita lain.
“Aku tak Sudi berada di ranjang bekas percintaan kamu, mas!” tiba-tiba Amora berteriak. Ia meronta dan ingin turun, ia berusaha melepaskan diri dari rengkuhan suaminya.
“Jangan sentuh aku! Aku jijik di sentuh oleh kamu, mas!” Amora berteriak histeris. Sungguh hatinya sangat terluka mendapati suaminya bercinta dengan wanita lain. Dan ini terjadi tak hanya sekali, Farhan kerap berselingkuh dengan wanita lain. Dan kali ini ia tak menyangka jika suaminya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri.
“Kalian semua tidak punya hati! Apa salahku sehingga kalian Setega ini, hah? Aku benci kalian berdua!” Amora kembali berteriak, kali ini ia berlari mengejar Sania sahabatnya. Ia hendak memukul wanita yang mengaku sebagai sahabatnya itu.
“Kamu bilang kamu sakit, tapi ternyata malah bermain dengan suamiku! Dasar wanita ular! Perempuan ******!” teriak Amora dengan penuh emosi. Sedangkan Sania hanya meringkuk mencoba menutupi tubuhnya dengan selimut. Ia terlihat sangat ketakutan melihat amukan sahabat sekaligus rekan kerjanya itu.
“Amora, cukup! Kita bisa bicarakan baik-baik!” Farhan mencoba melindungi Sania, ia berdiri di antara kedua wanita itu.
“Minggir kamu, mas! Aku akan memberikan pelajaran untuk perempuan ular itu!” teriak Amora dengan keras. Wanita itu ingin sekali menggapai pelakor yang bersembunyi di balik tubuh suaminya dengan ketakutan.
“Rey, bantu aku! Jangan diam saja!” Ujar Farhan.
Reyhan hanya duduk sofa yang ada luar kamar, ia hanya bisa menjadi penonton. Ia tak akan membantu sepupunya itu, biarkan saja. Karena ia sudah muak dengan Farhan yang sering berselingkuh di belakang Amora. Dan selama ini Amora hanya diam, dan menerima semuanya.
Tampaknya kali ini berbeda, Amora tak lagi bisa diam. Wanita itu sangat sakit hati pada pengkhianatan yang di lakukan oleh suaminya. Terlebih lagi kali ini Farhan berselingkuh dengan sahabat istrinya sendiri. Ia tak habis pikir oleh kelakuan sepupunya itu. Bahkan ia malu mengakui jika pria itu sepupunya.
“Minggir kamu, mas! Jangan lindungi selingkuhan kamu!” Amora kembali berteriak. Kini ia memukuli Farhan dengan amarah yang menggebu. Farhan hanya diam saja, ia hanya menerima setiap pukulan dan amarah istrinya.
“Aku benci kamu! Aku jijik sama kamu mas! Apa Kurangnya aku, mas? Apa?!” setelah lelah memukuli suaminya, kini Amora kembali luruh ke lantai yang dingin. Hatinya sangat sakit, hingga rasanya ia ingin muntah.
Diam-diam Sania beringsut menjauh dengan ketakutan yang masih menyelimuti dirinya, ia meraih pakaian yang tadi ia lepaskan kemudian memakainya. Ia segera keluar apartemen dengan penampilan yang acak-acakan. Ia tak ingin mendapat amukan dari Amora.
Farhan ikut duduk di hadapan sang istri, ia menarik tubuh Amora ke dalam pelukannya. Tapi dengan cepat Amora memukul kembali pria yang masih bertelanjang dada itu dengan keras.
“Jangan pernah sentuh aku lagi! Aku jijik! Kau dengar? AKU JIJIK!” teriaknya dengan keras. Matanya menyorotkan kebencian yang sangat dalam.
“Amora, sayang ... Maafkan aku. Aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Aku khilaf.”
Amora tersenyum miring, kemudian wanita itu tertawa terbahak hingga suaranya memenuhi kamar. Sedetik kemudian tawanya berhenti.
Ia memandang suaminya dengan penuh kebencian dan amarah.
“Khilaf katamu? Maaf? Janji?”
“Tidakkah kamu ingat kata-kata itu seringkali kau ucapkan setelah ketahuan berselingkuh?! Dan aku, dengan bodohnya selalu memaafkan pria gila sepertimu dan menerimamu kembali! Apakah ada wanita bodoh selain diriku di dunia ini? Ah... Rasanya tidak ada.” Amora tersenyum miris. Mengingat kebodohan yang ia lakukan. Tapi kali ini ia tidak akan menerima kembali pria ini.
“Aku berjanji, ini yang terakhir. Aku tidak akan mengulanginya lagi.” Farhan memelas, memasang wajah menyedihkan.
“Aku tidak akan pernah bisa menerimamu lagi.” Ucap Amora dingin. Ia tak lagi memandang suami yang ada di hadapannya. Ia membuang pandangannya ke tembok berwarna putih yang menjadi saksi bisu percintaan panas yang terjadi beberapa menit yang lalu.
“Apa maksudmu?”
“Aku ingin kita bercerai!”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Uthie
Awalan yg menarik 👍👍👍👍
2023-08-31
0
Alya Yuni
It bukan Kilaf tapi gtal lki gk ada hti bukan bru prtma dah brulang ulng blng kilaf
2023-04-22
0
KIA Qirana
HaHHHH!!! enak saja bilang lepaskan, sedangkan kau, suami macam apa, bergumul dengan perempuan lain
2022-12-05
0