BEHIND THE QUEEN

BEHIND THE QUEEN

HIDUP PAHIT

"Eyuh, lihat bajunya kayak sampah, ih jijik." ujar salah seorang anak bernama Leon.

Anak anak lain ikut mengejek Shine di sana.

"Iya hahaha, hush.. hush.. jauh jauh dari kami!" ujar mereka mengusir Shine.

"Shine, kamu anak yang tidak punya bakat apapun. Bahkan kamu berbeda dari kami Shine! semua anak mempunyai kemampuan magic, bahkan ayahmu saja pergi karena malu kamu bukan anak cahaya bulan. Hahahaha." tawa seorang anak membully Shine.

"Jika aku punya, akan aku tunjukan padamu. Tapi tidak sekarang!" ucap Shine.

"Penipu, kamu pembohong Shine." melempar batu ke arahnya, sehingga Shine menangis.

Mendengar semua itu Shine hanya bisa terdiam dan menahannya. Jack yang merasa khawatir pada Shine temannya, sebab sering dijahili oleh anak lain pun mendatangi Shine.

Ternyata benar saat itu Shine sedang di ejek oleh anak lain. Jack pun menarik tangan Shine dan membawanya pergi.

"Shine, ayo!" ujarnya seraya memegang tangan Shine dan membawanya berlari.

Ketika mereka agak jauh Jack yang melihat Shine murung mencoba untuk menghiburnya.

"Heh dasar para anak manja yang bisanya cuman menghina orang," ujarnya.

"Omongan mereka tuh kayak sampah nggak usah ditanggepin," ujarnya lagi, sambil merangkul Shine.

"Yuk kita main!" ujarnya sambil membawa Shine bermain.

"Tapi mereka bilang benar Jack. Aku tidak memilikinya."

"Shine, bakat semua anak di zaman ini pasti ada. Aku yakin, masih tersembunyi dan akan terlihat saat waktunya tiba. Ayo Shine, jangan sedih lagi!"

Mereka pun bersenang senang bersama dan kesedihan Shine pun memudar. Setelah puas bermain mereka pun pulang.

Setibanya di rumah Shine telah disambut hangat oleh seorang wanita yang tersenyum padanya. Dialah sang ibu bernama, Mala Shinar.

Sebelum semua kemalangan menimpa Shine, dia adalah anak yang riang, meski banyak yang mencemooh, ia tetap bahagia karena masih banyak orang yang menyayanginya.

Sebuah kejadian, di mana seseorang yang jahat telah meracuni ibunya. Satu satunya wali Shine yang tersisa di dunia. Ayahnya menghilang entah kemana meninggalkan mereka berdua.

Shine tinggal dipinggiran kota malang, kehidupan di kota itu sangat makmur, namun tempat yang Shine tinggali adalah tempat terbuang, khusus untuk manusia yang dianggap beban.

Dunia tempat Shine tinggal adalah sebuah dunia yang dipenuhi dengan orang yang memiliki kemampuan super.

Oleh karena itu manusia yang tidak memilikinya akan dianggap sampah yang tidak berguna. Ia tinggal bersama dengan seorang ibu yang sangat mencintainya. Walaupun Shine terlahir sebagai manusia biasa yang tak memiliki kemampuan super.

Selalu diejek karena ia sangat miskin dan ayahnya telah pergi menelantarkan mereka berdua, bukan hanya itu saja saat Shine keluar rumah lontaran cibiran dari tetangga sekitar pun, tak lepas selalu terdengar oleh Shine, hanya Jack teman baiknya yang mengerti, namun Jack harus dipaksa pindah rumah tanpa pamit, ketika Shine membutuhkannya dan hal itulah membuat Shine tidak percaya pada siapapun.

"Shine, maafkan aku. Aku tidak bisa menemanimu!" ujar Jack berteriak, dengan menangis. Bocah sepuluh tahun itu, ingin menemani Shine tapi dihalangi oleh orang tuanya.

Semua itu tak masalah karena ibu tercinta masih ada di sisinya.

Tapi kini ibunya telah..., sebuah luka terdalam dalam hati Shine.

Pagi itu Shine berlari dengan sekuat tenaga tanpa menghiraukan apa apa yang ada disekelilingnya.

Bulu mata lentik yang dipenuhi tetesan air hujan dengan bola mata berwarna hazel yang indah, hidung mancung yang imut, warna bibir indah bagaikan mawar merah.

Tik, tik, tik!! Hujan turun semakin deras.

Tanpa memakai alas kaki, baju lusuh yang telah basah, sebotol obat dan sedikit makanan yang di bawahnya.

Huh.. Hah.. Huh.. Hah, keringat menyatu dengan tetesan air hujan.

Kaki kecil yang terlihat lebam, wajah yang kelelahan, ia gemetar bukan karena dingin namun rasa takut yang ada dalam hatinya.

Sorot matanya yang menatap tajam dengan kegigihan hati, bibirnya yang telah membeku, nafas yang terengah engah, dengan tangannya yang kecil terus menggenggam obat dan makanan itu, seakan hal itu sangatlah berharga baginya.

"Aku harus cepat."

Semua yang ada di dunia dibandingkan dengannya tidak ada yang setara. Harta, kekayaan, dan kejayaan tanpanya hanyalah hidup yang kosong.

Terus menerus menahan rasa sakit yang membuat dirinya sesak. Shine terus mengusap air mata yang keluar.

"Andai aku lebih besar kaki akan lebih kuat dan panjang, aku akan berlari dengan cepat sehingga akan cepat sampai dirumah" berbicara di dalam hati.

Aaaa, bruk!!

Shine tersandung batu dan jatuh, namun ia tetap memeluk dengan erat obat dan makanan di tangannya. Lutut dan tangan telah terluka, darah itu mengalir di tubuhnya karena aliran hujan. Sangat pedih. Namun ia tersenyum. Hingga Shine sampai di depan pintu rumah.

"Syukurlah Obat dan makanan ini baik baik saja," mata sembab yang berkaca kaca, tersenyum dengan lebar dengan hati yang pasrah, sambil menghadap langit, membiarkan hujan membasahi wajahnya.

"Ibu... Aku datang, syukurlah aku masih sempat," ujar Shine sembari memegang hatinya yang terasa sesak karena menahan tangis.

Bergegas ia mengelap tangan dengan kain, pergi ke dapur untuk mengambil air.

Kemudian berdiri dengan menatap sedih wajah ibunya. Segera ia memberikan obat yang telah didapatkan untuk ibunya.

"Ibu minumlah! sekarang aku akan bisa melihat wajah ibu lagi," tersenyum dengan mata yang berkaca kaca.

"Ibu apa kau tau aku sangat rindu ibu."

"Senyuman ibu yang manis."

"Masakan ibu yang enak."

"Belaian tangan dan suara ibu yang lembut, aku juga rindu saat ibu marah."

"Saat marah ibu akan mencubit pipiku" Shine berharap ibunya segera bangun.

Menitikkan air mata sambil memegang pipi ibunya dengan kedua tangannya.

Sambil Mengingat kenangan bersama ibunya. Merebahkan kepalan tangannya dengan pipi yang menyentuh kedua tangan ibunya.

Memejamkan mata melepas lelah sambil menunggu ibunya untuk kembali siuman. Menahan air mata, dengan tubuh dan hati yang lelah, semua beban ini terlalu berat untuknya.

"Hahh.. Ibu, ibu, ibu..."

"Jangan tinggalkan aku..." kedua tangannya mencoba meraih ibunya namun tak dapat menggapainya.

Shine panik, gelisah, pasrah, suasana dingin mencekam, harapan, rasa sakit semua rasa bercampur aduk.

Melihat ke sebelah ibunya ternyata masih di sampingnya.

"Ibu... Jangan ke mana mana, jangan tinggalkan Shine, tetap selalu bersama Shine ya!" ujarnya sembari memeluk tangan ibunya.

"Bagaimana aku akan hidup lagi jika ibu.." sambil mengusap air mata dengan tangan kecilnya.

Tiba tiba saat itu, keadaan ibunya bertambah parah, tidak tahu apa yang terjadi seakan energi kehidupan ibunya terhisap.

Sekejap rambutnya memutih, wajah memucat, kuku menjadi semakin membiru.

"Tidak.. tidak.. ibu.." meraba raba tubuh ibunya yang sekejap berubah.

Shine panik tidak tahu harus berbuat apa, gelisah, gemetar Shine bergegas pergi untuk meminta bantuan.

Tapi saat beberapa warga mendatangi, beberapa orang bicara jika ibunya sudah tiada. Hal itu yang membuat Shine semakin terpuruk dan menangis sekeras mungkin. Petir hujan deras, tak banyak yang menolong sehingga Shine berteriak seolah menantang guntur langit yang menyala.

"Kau tidak adil padaku! kenapa harus aku, aku tidak takut pada sinarmu. Tapi tolong kembalikan nyawa ibuku… !" teriak Shine.

Jleger!!

Tbc.

Terpopuler

Comments

ㅤㅤㅤㅤ😻Kᵝ⃟ᴸ⸙ᵍᵏ نَيْ ㊍㊍🍒⃞⃟🦅😻

ㅤㅤㅤㅤ😻Kᵝ⃟ᴸ⸙ᵍᵏ نَيْ ㊍㊍🍒⃞⃟🦅😻

misi 🙏🏻

2022-09-20

0

Lesta Motia

Lesta Motia

mulai pahit

2022-05-30

0

Ryoka2

Ryoka2

Mampir kak, suka bab pertama🥰😉

2022-05-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!